Empat orang memang jauh lebih cepat, setidaknya memangkas waktu tiga kali lipat dibanding pertarungan sebelumnya. Di pertarungan berikutnya, sulit menemui jagoan sejati mengingat banyaknya pemain di game. Arathi bukanlah medan pertempuran sesungguhnya di alam semesta, hanya pemain Area Hua Xia yang bertarung bersama.
Lu Li bersama Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou grinding lebih dari satu hari. Tidak hanya total penghargaannya mencapai peringkat pertama, tapi juga melampaui peringkat kedua dengan margin signifikan.
Tepat pada malam hari adalah waktu batas Daftar Kejayaan, di chart mingguan pertama Arathi, Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Tidak hanya memperoleh seekor kuda perang api, rekam jejak pertempurannya juga tercatat dalam Kronologi Permainan.
Kuda perang api mirip dengan mount ras biasa kelas penyihir gelap, hanya warnanya lebih merah segar, melambangkan maut dan pertempuran.
Kecepatan Gerak sebenarnya sama. Saat ini hampir semua mount memiliki peningkatan Kecepatan Gerak sebesar 30%, seperti transformasi burung gagak Lu Li yang meningkatkan Kecepatan Gerak hingga 100 persen sangat langka. Selain itu, transformasi burung gagak didefinisikan sebagai metode terbang yang dilarang digunakan di medan pertempuran.
Pada hari Senin saat masuk kembali ke game, pengundian babak semifinal akhirnya diumumkan.
Pedang Penghakiman pertarungan pertama di kandang sendiri melawan Legiun Angin Kencang!
Paviliun Hujan Ringan pertarungan pertama di kandang sendiri menyambut Ibu Kota Kejayaan!
Hasil seperti ini tidak mengejutkan, mengingat hanya ada empat tim. Bagaimanapun kombinasinya hanya akan menghasilkan beberapa skenario. Hanya beberapa orang yang suka melihat orang lain susah yang mengungkapkan kekecewaan karena tidak bisa menyaksikan pertarungan langsung antara Paviliun Hujan Ringan dan Pedang Penghakiman.
Entah melawan Legiun Angin Kencang, Ibu Kota Kejayaan, atau bahkan Paviliun Hujan Ringan - semua skenario ini pernah terlintas dalam pikiran Lu Li.
Bahkan jika benar-benar harus berhadapan dengan Paviliun Hujan Ringan kali ini, Lu Li tidak akan mundur. Ini bukan soal dia tidak romantis dan ditakdirkan lajang seumur hidup, melainkan karena Pedang Penghakiman benar-benar membutuhkan kemenangan besar untuk menstabilkan diri.
Pedang Penghakiman tidak punya uang. Lu Li tidak ingin dikendalikan oleh pihak lain.
Pembentukan Pedang Penghakiman terlalu terburu-buru, kemunculannya terlalu cepat. Hampir semua klub besar merasa terancam. Beruntung Elf Air bukan tipe yang licik, sementara Paviliun Hujan Ringan sendiri berada dalam posisi terisolasi tanpa bantuan dan dicurigai banyak klub. Karena itulah mereka menjadi sekutu.
Tapi ini tidak mengubah kekurangan serius pondasi yang tidak kokoh dari Pedang Penghakiman.
Cukup satu gejolak internal besar, situasi gemilang Pedang Penghakiman yang terlihat tak terbatas mungkin akan langsung tercerai-berai.
Bayangkan jika Lu Li tumbang - tumbang di dunia nyata, mampukah klub ini terus bertahan? Para petinggi Pedang Penghakiman saat ini mungkin tak ada yang bisa mengendalikan situasi. Hasil terbaik adalah bertahan setengah mati menunggu sosok yang benar-benar bisa memikul tanggung jawab, sementara kemungkinan terbesar adalah Pedang Penghakiman hanya muncul sekejap lalu anggota-anggota membagi warisan dan berpisah ke berbagai arah.
Tanpa Lu Li, maka tak ada Pedang Penghakiman!
Seandainya ini terjadi pada Ibu Kota Kejayaan, tanpa Xiao Mo, Xishan Bai setidaknya bisa menstabilkan situasi. Blood Dagger dan kawan-kawan tetap bisa menjadi pemimpin semangat klub, di arena tetap bisa meraih kemenangan. Hampir semua klub besar yang telah mapan di kalangan game memiliki karakteristik seperti ini.
Bagaimanapun, kecemerlangan tak terhitung di arena dan dasar sejarah yang kokoh telah membentuk rasa memiliki dan misi yang mendalam pada anggota Ibu Kota Kejayaan. Sekalipun diganti pemimpin, mereka tetaplah Pedang Penghakiman.
Sejarah game juga telah berulang kali membuktikan prinsip ini kepada Lu Li: Jika ingin generasi Pedang Penghakiman terus berlanjut, dia harus menang!
Selagi manusia masih hidup, harus ada peninggalan yang ditinggalkan.
Legiun Angin Kencang sangat kuat. Tak ada klub yang berani klaim bisa 100 persen mengalahkan mereka. Konon saat bertanding persahabatan dengan Ibu Kota Kejayaan, hasilnya pun situasi menang-kalah yang seimbang.
Karena itu Lu Li tidak sampai sembrono menganggap remeh lawan.
Setelah masuk game, hari ini dia memilih tidak ke medan pertempuran. Tujuan Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou hanyalah mengambil mount. Setelah mendapatkannya, dia tetap lebih suka bertarung solo di medan pertempuran. Katanya, sejak awal pertandingan sudah tahu akan menang itu sangat membosankan.
Lu Li sendirian meninggalkan "kota", menuju Tanah Kutukan yang terpencil.
Di sana tidak ada pintu teleportasi langsung. Titik terdekatnya adalah Stonard. Stonard adalah kota pertama bangsa orc di Azeroth, dan saat ini juga markas terbesar Horde Baru di wilayah selatan Eastern Kingdoms. Jika Stonard hancur, Horde akan kehilangan pengaruh di selatan Eastern Kingdoms bahkan di sekitar Gerbang Kegelapan. Tempat ini telah membangun jaringan selama bertahun-tahun sebagai jalur persediaan penting ke Daratan Terlarang, dengan sifat yang mirip dengan Benteng Penjagaan.
Sebenarnya di Asosiasi Penyihir ada NPC yang bisa membuka pintu teleportasi Stonard jangka pendek dengan harga mahal, meminta dua puluh koin emas.
Kenyataannya, orang biasa tidak akan menghabiskan dua puluh koin emas untuk datang ke tempat angker ini.
Ini sebenarnya sudah dianggap bagus. Dua puluh koin emas ini nantinya bahkan tidak akan ada tempat untuk membayarnya. Jika bukan karena saat ini Alliance dan Horde sedang mempersiapkan diri untuk melawan pasukan mayat hidup, dengan hanya konflik lokal yang sedang berlangsung, Horde sama sekali tidak mungkin mengizinkan Alliance membangun formasi teleportasi di luar kota penting ini.
Adapun pemain Horde di masa depan akan mempelajari pintu teleportasi Stonard melalui tugas, cukup minta teman penyihir membuka portal "syuuk" langsung teleportasi ke sini.
Keluar dari pintu teleportasi yang terhuyung-huyung, Lu Li segera menjauh darinya.
Di luar pintu teleportasi, setiap jarak tertentu berdiri dua prajurit berat bangsa orc berjajar dengan kapak raksasa di tangan mereka mengawasi tajam, jika yang penakut mungkin langsung berlutut.
Lu Li tidak segitu penakut, tapi juga cukup terkejut.
Saat dia masuk ke game, pintu teleportasi ini sudah hilang, Alliance hanya membuka portal Theramore, hanya pemain Horde yang bisa langsung ke Stonard.
"Cepat pergi dari sini, Elf, kau tidak diterima di sini." Seorang prajurit bangsa orc dengan pola merah menyala di zirahnya berbicara dengan suara berat dan parau, hampir menyuruh Lu Li pergi dengan hina.
Lu Li saat ini harus berlagak pengecut. Para prajurit level enam puluh ini sangat tangguh. Bahkan antek biasa pun belum tentu bisa dia kalahkan. Si kepala regu ini mungkin adalah BOSS, membunuhnya seperti memotong sayur. Apalagi ini masih di wilayah kekuasaan mereka.
"Aku berniat menyelidiki apakah ada jejak Wabah di Tanah Kutukan. Bolehkah aku menyewa seekor Windrider milik kalian untuk transportasi?" tanya Lu Li.
"Hahaha, Windrider? Elf, lebih baik kamu matikan saja niatmu itu! Windrider tidak mungkin membiarkan makhluk seperti night elf mendekat. Kalian hanya cocok melompat di dahan pohon!" Kepala regu itu seolah mendengar lelucon kosong, lalu tertawa terbahak-bahak bersama anak buahnya.
Lu Li tidak marah. Tidak perlu marah kepada NPC. Setidaknya dia bukan tipe orang gila yang langsung membunuh keluarga hanya karena diprovokasi. Tapi jika suatu saat ada kesempatan, dia tidak keberatan mengajak tim untuk berkunjung ke benteng penting ini.
Yufengzhe termasuk mount terbang yang sangat kuat, lebih mirip dengan naga berkaki dua. Makhluk ini memiliki sepasang cakar sayap - sayap besar dengan cakar di ujungnya, ditambah dua kaki belakang yang kekar dan penuh tenaga. Saat terbang, mereka bisa langsung melesat ke langit dengan sekali hentakan kaki dari tanah.
Kecepatan terbangnya mencapai 280%. Jika memiliki Yufengzhe, perjalanan ke Tanah Kutukan akan jauh lebih mudah. Tapi karena sekarang tidak bisa meminjam, Lu Li terpaksa terbang sendiri.
