"Lihatlah, transaksi bagus tidak kau ambil, sekarang harganya sudah melonjak, lima puluh emas per biji." Prajurit itu menyeringai dingin, sepertinya tidak menganggap Lu Li punya latar belakang - orang berlatarbelakang mana mungkin datang sendiri ke sini untuk mengumpulkan material, cukup mengacungkan jari anak buah langsung mengantarkan.
"Hei, kalian dari unit tentara bayaran apa?" Lu Li merasa pusing, ini mungkin efek samping dari sikapnya yang terlalu rendah hati.
Tapi sebagai seorang pencuri, secara profesi memang ditakdirkan untuk bersikap rendah hati. Sebagai yang terlahir kembali, hanya dengan diam-diam bisa mendapat keuntungan besar. Sifat aslinya sendiri tidak perlu dipertanyakan lagi - di tumpukan sampah kawasan kumuh, yang paling banyak ditemukan adalah mayat, yang mati paling cepat biasanya mereka yang suka cari popularitas.
"Unit Tentara Bayaran Beruang Kutub!" Prajurit itu menjawab penuh kesombongan.
“Tidak pernah dengar.” Lu Li jujur. Bukan hanya di kehidupan ini, bahkan di kehidupan sebelumnya pun ia tak pernah mendengar tentang Beruang Kutub ini. Entah karena unit tentara bayaran mereka terlalu kecil, atau telah berselisih dengan pihak yang salah sehingga hancur lebur sebelum Lu Li masuk ke game.
“Ayo, berani solo!” Prajurit itu sombong. Melihat peralatan Lu Li tidak mencolok dan berprofesi pencuri, ia yakin akan menang mudah.
“Bagus, lagipula cuma beberapa langkah.” Lu Li menyimpan stan-nya dan keluar dari markas.
Area berjualan berada di ambang markas. Beberapa langkah saja sudah memasuki area non-aman dimana pemain bisa PK bebas layaknya di wilayah liar. Penjaga yang hanya berjarak beberapa langkah takkan mempedulikan, kecuali terjadi pertempuran besar-besaran yang mengancam keamanan markas.
Lu Li masuk ke dalam penyamaran dengan cara yang terlalu biasa, menghilang di hadapan prajurit. Sang prajurit berpura-pura melakukan pergerakan strategis ke berbagai arah, seolah ingin mengandalkan kemampuan persepsi superiornya untuk menemukan pencuri.
Bagi orang biasa, mungkin ada keinginan untuk bermain-main. Tapi Lu Li yang sedang terburu-buru menyelesaikan tugas ini, mana sempat melakukan hal-hal tak berguna.
Satu set skill mengalir deras seperti air bah. Dua kali prajurit mencoba lepas kendali tapi selalu diredam, akhirnya hanya bisa menjadi prajurit yang mati dengan penuh kekesalan di tangan pencuri.
Dalam hati Lu Li berpikir: "Setelah tahu aku bukan lawan mudah, seharusnya masalah ini terselesaikan."
"Bagus! Sungguh luar biasa! Lihat saja nanti! Siapa pun yang berani menjual Kristal Azshara padanya, berarti melawan ribuan saudara kami di unit tentara bayaran Beruang Kutub. Bukan cuma tak bisa menambang kristal, aku jamin bahkan keluar rumah pun akan sulit!" Jelas prajurit ini bukan berwatak baik. Baru saja kembali dari titik regenerasi, langsung melontarkan ancaman.
Zaman sekarang kok banyak banget orang bodoh, meski game dan realitas beda, jangan sok merasa bisa Wu Fa Wu Tian lah.
Lu Li melanjutkan berjualan, sambil menghubungi Genhao San.
Beberapa menit kemudian, pemimpin unit tentara bayaran Beruang Kutub muncul di hadapan Lu Li, sementara prajurit itu masih mengancam pemain soliter yang hidup dari mengkristal.
"Diam!" Pemimpin tim itu berlari sambil ingin merobek mulut prajuritnya.
Biasanya tahu dia cerewet, tapi siapa sangka bisa bikin bencana sebesar ini. Saat itu pemimpin sedang bantu klien Si Kaya grinding EXP - unit mereka yang beranggota ribuan memang menerima semua job, Pekerjaan Leveling paling umum.
Bos kaya itu duduk santai di bawah pohon, ditemani pendeta cewek cantik yang tertawa riang.
Inilah kesenjangan antar manusia. Meski sama-sama tersusun dari zat seperti protein, sejak lahir sudah dibagi dalam tiga hingga sembilan tingkatan. Pasti saat memilih reinkarnasi, iseng memilih dungeon dengan kesulitan "mimpi buruk".
Untungnya era keemasan "Fajar" membuat para gamer kutu buku seperti kami mengumpulkan kekayaan yang membuat para karyawan kantoran tertegun seperti patung.
Saat sedang melepaskan skill ke sekelompok monster, alat komunikasi pemimpin tim berdering. Awalnya dikira klien, ternyata orang yang sama sekali tak terduga — Genhao San, Ketua Pedang Penghakiman.
Penguasa sebenarnya di serikat besar super yang tidak pernah menerima injeksi modal ini adalah Lu Li. Setiap katanya bagai sembilan ding yang mutlak. Meski sebagian menganggap Genhao San cuma tukang bersih-bersih, tapi setidaknya ia membersihkan untuk Pedang Penghakiman. Unit tentara bayaran kecil seperti kami tak punya modal untuk bekerja sama dengan mereka.
"Suruh seluruh anggota unitmu keluar dari Azshara." Genhao San bahkan tak menambahkan teman, langsung mengirim pesan.
Meski nada bicaranya datar tanpa kesan otoriter atau tekanan, pemimpin unit tentara bayaran Beruang Kutub ini hampir sesak napas. Secara tidak sadar ia tahu pasti ada anggota timnya yang berselisih dengan orang yang tak seharusnya dilawan.
Kalau tidak, buat apa Pedang Penghakiman mengeluarkan ultimatum seperti ini.
Ada beberapa bisnis di Azshara, tapi yang berpotensi menimbulkan konflik kemungkinan besar adalah Kristal Azshara. Sang pemimpin tim langsung meninggalkan klien dan bergegas ke lokasi tanpa menunda sedetik pun.
Jika masalah tidak segera diklarifikasi, konsekuensinya takkan hanya sebatas pengusiran dari Azshara. Pemimpin yang telah menyaksikan banyak contoh mengerikan ini tahu betul: bertahun-tahun membangun jaringan bisa hancur seketika hanya karena sepatah kata dari orang penting, hingga akhirnya terpojok tanpa jalan keluar.
Begitu tiba, telinganya langsung disambut ucapan sembrono prajurit itu. Kegelapan menyergap pandangannya, membuatnya nyaris terjatuh.
Tertampar hardikan keras pemimpin tim yang menyuruhnya diam, sang prajurit pun kebingungan total. Meski demikian, ia segera menutup mulutnya patuh. Ekspresi sang pemimpin jelas-jelas menunjukkan kemarahan yang tak terbendung.
Pemimpin tim menarik prajurit dan bergumam beberapa kata, segera memahami apa yang terjadi. Dengan sedikit kewibawaan, ia menarik prajurit itu untuk menemui Lu Li dan meminta maaf.
Meski penonton tidak tahu detailnya, mereka paham bahwa terjadi insiden tak terduga.
Mengikuti karakter asli prajurit ini, jika memanggil anggota tim pasti akan menyerang beramai-ramai. Tapi kali ini hanya satu orang yang datang, dan sepertinya pemimpin tim mereka sendiri yang datang langsung.
Begitu Lu Li melihat pemimpin unit tentara bayaran Beruang Kutub, ia langsung tahu persoalan ini sudah dibereskan.
Hatinya campur aduk. Jika ini dirinya di kehidupan sebelumnya, mungkin akan mencoba hoki berebut menggali kristal dengan risiko di-PK orang, atau langsung menyerah tugas. Pemain soliter boleh main asal-asalan, tapi untuk benar-benar menonjol sungguh sulit.
“Yang Mulia...” Pemimpin tim mendekat dengan wajah masam: "Anak buahku tidak mengenal sosok penting seperti Anda, harap berikan kelonggaran. Kami akan menyerahkan 20 kristal Azshara ini tanpa meminta satu koin emas pun."
"Maaf, aku tidak mengerti maksudmu. Aku sedang berjualan untuk mengumpulkan kristal di sini, jangan ganggu aku." Lu Li memalingkan wajah.
"Saudaraku memang bersalah. Bagaimana jika kami tambah kompensasi? Di kemudian hari jika ada yang dibutuhkan, unit tentara bayaran Polar Bear siap melakukan apa pun." Melihat Lu Li tetap tidak bergeming, suara pemimpin tim mulai tersedu-sedu: "Setiap keluarga punya masalahnya sendiri, setiap profesi ada tantangannya. Memang kadang unit kami agak keterlaluan, tapi kami masih tahu batasan..."
"Kalian punya kesulitan, tapi apakah mereka tidak? Aku pasang harga 25 koin emas, tapi karena satu ancaman yang dilontarkannya, ternyata tak ada satu pun yang berani menjual barang padaku. Ini yang kalian sebut kesulitan?" Lu Li menyunggingkan senyum dingin.
Mengendalikan produksi, memanipulasi fluktuasi harga, kelompok ini sudah menganggap game ini sebagai rumah kita sendiri ya.
"Lagi pula, bukannya kamu datang untuk minta maaf? Pandangan orang di sebelahmu ini tidak terlihat seperti mau minta maaf, kulihat dia terus dalam pose siap membabatku."
