Memandang laboratorium yang kosong melompong, Lu Li menyadari dengan frustrasi tidak menemukan kotak penyimpanan. Lantas di manakah Olistar menyembunyikan jimat itu?
Jangan-jangan hari ini dia membawa kotak saat keluar?
Terhadap NPC yang tidak sesuai logika seperti ini, Lu Li sangat membenci. Sayangnya kebencian tak berarti apa-apa, petunjuk tugas pun tidak menyertakan data relevan.
Lu Li hanya bisa membuat dua hipotesis: entah dibawa pergi oleh Olistar, atau disembunyikan di tempat yang sangat tersembunyi.
Yang pertama hanya bisa diatasi dengan memanggil satu tim untuk membunuh paksa, sedangkan yang kedua menunjukkan laboratorium ini memiliki keanehan, sangat mungkin tidak sesederhana yang terlihat di permukaan. Ilusi optik? Atau ada bilik rahasia?
Setelah serangkaian eksperimen, Lu Li akhirnya menemukan jejak halus pada dinding yang terbuat dari kayu ek.
Seolah ada yang sering membelai area itu, lama-kelamaan warna dan kehalusannya menjadi berbeda dari sekitarnya. Dengan hati-hati Lu Li menempelkan tangannya, menekan perlahan, lalu menyaksikan tanah di pusat laboratorium terbelah dua, secara perlahan mengangkat sebuah meja kerja.
Barang berharga Sang Mage Agung?
Mata Lu Li berbinar melihat meja kerja itu, tapi dia tidak langsung merebut. Dia melempar dua peralatan sampah dulu untuk uji coba, baru setelah memastikan tidak ada bahaya, dia mendekat pelan-pelan.
Beberapa penyihir eksentrik sangat berhati-hati, bahkan area tidur mereka sendiri dipenuhi formasi sihir dan jebakan.
Meja kerja dipenuhi berbagai botol dan wadah, beberapa hanya berupa material mentah, ada yang masih semi-jadi, hanya beberapa botol saja yang merupakan ramuan jadi.
Kemudian, Lu Li menemukan bahwa material dan barang semi-jadi ini sama sekali tidak bisa diambil, artinya kita hanya bisa melihatnya untuk pemuas mata, sedangkan beberapa botol ramuan jadi bisa diambil dengan bebas.
Ramuan Ogres - ternyata bisa mengubah ogre menjadi manusia dalam waktu tertentu. Lu Li benar-benar tidak mengerti fungsi benda ini, sepertinya ras ogre adalah pilihan yang mustahil bagi pemain.
Ramuan Berjalan di Air, yang satu ini agak berguna tapi harus dipertimbangkan untuk situasi khusus.
Ramuan Raksasa: Jika postur tubuhmu kecil seperti kurcaci atau manusia kerdil, tapi malah memilih profesi pertahanan seperti prajurit bertameng - khawatir tidak ada yang menyembuhkan? Jangan takut! Dengan meminum Ramuan Raksasa, bahkan ras terkecil pun bisa berubah mewah dan megah dalam sekejap.
Ramuan Anti-Sihir, dalam waktu tertentu meningkatkan resistensi sihir tertentu, ini bisa dianggap sebagai barang yang agak berguna.
Selain itu, ada juga sebotol ramuan yang sangat mini, di atasnya tidak tertulis banyak hal, hanya menggunakan satu kalimat untuk menjelaskan: Setelah menggunakannya, kamu akan dipenuhi daya tarik di hadapan lawan jenis.
Efek konkretnya bahkan belum pernah didengar oleh Lu Li, tapi terlihat sangat keren abis, Lu Li dengan khidmat menyimpannya.
Ada juga beberapa botol ramuan lainnya, semuanya bukan benda yang umum di pasaran, tampaknya Mage Agung Olsta ini mengambil jalur alkimia, Lu Li mengambil semua yang bisa diambil, lagipula tas sebelumnya baru saja dibersihkan, masih ada cukup ruang.
Setelah merampas sekian lama, Lu Li tidak lupa urusan utama, dia menemukan sebuah kotak bergembok di bawah meja kerja.
Lu Li membukanya dengan penuh harapan, langsung kehilangan watak, dasar kotak sebesar ini ternyata cuma berisi satu jimat saja?
Setelah mendapatkan jimat, Lu Li langsung kabur, berubah menjadi burung gagak dan terbang keluar melalui jendela.
Di TV, para penjahat selalu suka menggesek-gesek, memaksa menunggu sampai ditutupin pintu. Kalau nggak salah tebak, saat Lu Li membuka mekanisme itu mungkin sudah memprovokasi Mage Agung Olistar. Tentang seberapa kuat kekuatan Mage Agung ini, Lu Li sama sekali tidak mau mencoba.
Tiga jimat berhasil didapatkan, Lu Li kembali ke posisi jiwa pahlawan suku Tribut.
Pemburu Iblis Loramus sudah menunggu di sana. Dia terlihat berbalut setelan baru yang lebih mentereng dari sebelumnya saat Lu Li melihatnya. Dua pisau perang di tangannya memancarkan kilatan hijau, membuat seluruh penampilannya terlihat segar, seolah siap memulai perjalanan Ksatria baru.
Setelah bertukar basa-basi sebentar dan mendengar penjelasan Lu Li tentang proses tugas, mereka memutuskan untuk bertindak cepat.
Tiga jimat bukan tidak memiliki fungsi sama sekali, setidaknya bisa melindungi Lu Li, Terokk, dan Loramus sampai ke puncak gunung dengan selamat.
Ini adalah puncak tertinggi di Tanah Kutukan, sama sekali tidak ada tumbuhan, hampir tidak ada jalur pendakian. Untungnya Pemburu Iblis bisa terbang jarak pendek, arwah bisa melayang, sementara Lu Li bisa terbang. Kalau tidak, benar-benar tidak tahu bagaimana cara naik ke atas.
Di versi berikutnya akan ditambahkan simbol teleportasi di kaki gunung yang bisa langsung mengantar ke atas, sehingga pemain biasa baru memiliki kesempatan untuk naik.
"Kumpulkan semua jimat, lalu aku akan menyuntikkan energi Iblis. Latharion akan bangun dari Twisting Nether, merespons jalur pemanggilan dan turun ke sini. Saat itu terjadi, semua harus patuh padaku." Loramus khusus mengingatkan pisau belati baru Lu Li hanya boleh digunakan setelah mendapat perintah darinya.
Terokk hanyalah arwah yang sepenuhnya menjadi penonton pasif.
Lu Li merasa dirinya juga hampir sama, melihat gaya tendangan terakhir Lathorlek yang jelas bukan level pemula rendah seperti dirinya bisa lawan, hanya berharap tidak terhabisi dalam satu serangan saja.
Sepertinya tahu kekhawatiran Lu Li, Loramus memberikan efek perisai padanya.
Dengan begitu hati menjadi lebih nyaman, barulah Lu Li punya mood untuk menyaksikan seluruh proses pemanggilan iblis.
Prosesnya lambat, baik ruang maupun iblis tampak menderita, terus-menerus terbelah lalu menyatu kembali, berlangsung sekitar sepuluh menit sebelum Lathorlek benar-benar berdiri di hadapan Lu Li.
"Siapa berani memanggilku!" Suara Lathorlek bergemuruh memenuhi ruang.
"Datanglah untuk mati, Lathorlek! Hari ini akan menjadi kiamatmu." Loramus menggenggam erat pisau kembarnya, mata dipenuhi keinginan membunuh.
"Bagaimana kamu..." Nama asli seorang iblis tidak boleh asal diketahui orang. Jika seseorang mengetahui nama asli iblis, orang itu akan mendominasi dalam hal tenaga saat melawan iblis tersebut.
Ketika seorang iblis memilih untuk setia kepada tuannya, dasar utamanya adalah membocorkan namanya. Banyak Raja Iblis menjadi loyal total dan bisa diperintah oleh Sargeras dengan cara ini.
Tentu saja, ini berlaku jika kesenjangan kekuatan tidak terlalu besar.
Sedangkan Loramus adalah seorang Pemburu Iblis yang setara kekuatannya dengan Razzelak. Begitu bertemu, Razzelak langsung tahu hari ini ada masalah - lawannya tahu nama aslinya, menunjukkan telah lama merencanakan ini.
Pertarungan dua BOSS sangat sengit. Secara umum, pihak yang namanya diketahui berada dalam posisi inferior mutlak.
Akhirnya dia mulai memanggil anak buah.
Sebagai seorang Pangeran Teror, pemanggilan adalah salah satu taktik yang paling sering digunakan oleh Lathorik. Monster kecil yang dipanggilnya selain ganas, juga memiliki karakteristik mampu menyedot Sihir. Namun di sini sepertinya tidak ada sihir yang bisa diserapnya.
Selain itu, Lathorik juga bisa memberikan efek terbang pada orang. Lu Li segera menyesuaikan postur berdiri dengan hati-hati, menggeser posisi ke sisi yang bersandar pada tebing.
Sebenarnya damage yang dihasilkan Lu Li relatif sangat kecil. Dari awal hingga akhir, Lathorik sama sekali tidak mempedulikannya.
Yang benar-benar menyebabkan ancaman bagi Lathorik adalah Loramus. Pemburu Iblis ini memberikannya perasaan yang sangat aneh: Meski jelas-jelas seorang elf, namun raganya dipenuhi energi kegelapan yang sangat murni. Energi semacam ini belum pernah Lathorik lihat pada pemburu iblis manapun.
