Jika Ibu Kota Kejayaan tidak memahami peta ini, bahkan dengan kehadiran Xiao Mo sekalipun, harapan kemenangan mereka tetap tipis. Bagaimanapun, baik "Fajar" maupun liga profesional sama-sama mengejar keadilan dalam cakupan yang memungkinkan, tidak mungkin mengizinkan pengaruh satu orang menjadi sebesar itu.
Tentu saja, jika Ibu Kota Kejayaan benar-benar menguasai peta ini, maka masing-masing harus tunjukkan kemampuan sendiri.
Lu Li mengamati dengan cermat respons beberapa atlet esports Ibu Kota Kejayaan setelah memasuki arena, berusaha membaca ekspresi wajah mereka untuk menemukan tanda-tanda. Bagaimanapun, ekspresi orang biasa paling mudah mencerminkan kondisi hati - pasti tidak akan bermuka masam jika terbiasa berlatih di peta tersebut, dan sulit berseri-seri jika menghadapi peta yang asing.
Sayangnya, para anggota ini seolah-olah bahkan ekspresi wajah mereka sudah dilatih, tidak seorang pun menunjukkan reaksi.
Lu Li segera memutuskan untuk melatih ketahanan mental semua anggota dengan baik nanti, kita juga tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda kelemahan, bahkan di peta yang paling tidak menguntungkan sekalipun harus berpura-pura sudah sering bermain di sana.
Pertempuran terjadi di perbatasan dua tembok yang runtuh, Paviliun Hujan Ringan berhasil menyergap Ibu Kota Kejayaan.
Sayangnya Ibu Kota Kejayaan yang sudah melewati fase panik awal merespons dengan cepat, tidak hanya berhasil menstabilkan formasi tapi juga melakukan serangan balik penuh tenaga, sehingga hasil akhirnya kedua pihak tidak mengalami kerugian personel dan mundur secara terpisah.
Dari pertempuran kali ini terlihat jelas Ibu Kota Kejayaan memang belum terlalu familiar dengan peta ini, kalau tidak tentu mereka tidak akan bertarung dengan gaya tradisional seperti itu.
Di sisi lain, ini juga menunjukkan kualitas personel Ibu Kota Kejayaan yang luar biasa. Ada yang pernah memberitahu Lu Li bahwa sistem pelatihan mereka adalah yang terkuat di seluruh lingkaran, sekarang dia tidak bisa tidak percaya.
Lu Li berpikir dengan pertukaran posisi, seandainya yang diserang adalah Pedang Penghakiman, kemungkinan besar Fat Monkey lah yang akan dikalahkannya.
Di peta seperti ini, penyihir maju duluan itu cari mati. Tapi kemudian dia sadar tindakannya juga salah - dirinya sama radikalnya. Di peta seperti ini mungkin dia akan keras kepala memilih maju mengintai jalan, sementara Blood Dagger tetap bersama pasukan besar. Saat pasukan Paviliun Hujan Ringan fokus serang Xishan Bai, di momen genting, serangan tendangan Blood Dagger berhasil menyela skill ultimate Qingcheng Yun.
Jika Lu Li yang maju mengintai, saat dia kembali memberi bantuan mungkin sudah terlambat.
Pertemuan kedua terjadi di area yang juga ideal untuk penyergapan. Kali ini Ksatria Suci Paviliun Hujan Ringan menyerang dari belakang, mengendalikan Pastor Xishan Bai lalu fokus menyerang hingga penyihir gelap Kong Xing Xiuluo terkuras HP-nya.
Kondisi Kong Xing Xiuluo hari ini biasa saja, hoki juga kurang bagus. Di pertandingan arena, dia tersingkir di putaran pertama. Di pertandingan tim menjadi orang pertama yang tersingkir.
Paviliun Hujan Ringan tidak mundur seperti sebelumnya, melainkan terus melanjutkan serangan tanpa henti. Mereka memanfaatkan kesempatan sebelum anggota cadangan Ibu Kota Kejayaan bergabung untuk mengeliminasi satu lawan lagi, sehingga menciptakan keunggulan jumlah dalam pertandingan tim.
Meski Ksatria Suci Paviliun Hujan Ringan yang menerobos juga tewas, tetap terjadi kesenjangan jumlah personil.
Pertarungan selanjutnya memiliki momen-momen gemilang masing-masing, namun dengan skor akhir 6:4 untuk Paviliun Hujan Ringan ditambah hasil sebelumnya 5:6, pertandingan kandang mereka sementara memimpin 11:10.
Ini sudah merupakan nilai yang sangat bagus.
Pertandingan berikutnya akan menampilkan Pedang Penghakiman melawan Legiun Angin Kencang di Kota Jiangnan, dijadwalkan besok.
Waktu yang tersisa tentu tidak boleh hanya berdiam diri menunggu.
Leveling sudah tidak bermakna lagi, setidaknya untuk persiapan empat besar dan final. Kemungkinan panitia tidak memperkirakan begitu banyak tim yang berpartisipasi, sehingga sistem pertandingan musim ini jelas-jelas terlalu kompleks dan berlarut-larut.
Di tahun-tahun sebelumnya, mustahil sampai menjelang Tahun Baru Imlek belum juga menentukan gelar juara.
Pedang Penghakiman harus menyusun strategi perang terlebih dahulu. Pertemuan semacam ini hampir diadakan setiap hari belakangan ini, sekaligus sebagai bentuk pelatihan psikologis bagi para atlet esports.
Hari ini semua orang menonton pertandingan Ibu Kota Kejayaan melawan Paviliun Hujan Ringan. Setelah kembali, masing-masing punya pemikiran tersendiri. Berkumpul bersama untuk berdiskusi, siapa tahu dari sekelompok orang biasa ini muncul seorang Zhuge Liang.
"Menurutku meskipun Ibu Kota Kejayaan menahan diri, pasti tidak banyak. Bagaimana jika di pertandingan berikutnya mereka masih seperti ini? Bakalan seru nih." Fat Monkey berkata dengan gembira yang sarkastik.
Ibu Kota Kejayaan tak pernah berselisih dengannya, hanya menghalangi perjalanannya mencapai "kehidupan yang agung".
"Keunggulan di kandang sendiri satu poin, tak terlalu berarti." Moonlight tenang, namun matanya berbinar penuh semangat. Beberapa hari ini dia terus gemetar, jelas bukan karena kedinginan.
Setelah bertahun-tahun, kembali mengincar gelar juara, para pemain lama punya banyak perasaan haru terpendam.
“Kita fokus bermain maksimal saja.” Hujan Maret melihat semua orang menatapnya, akhirnya mengucapkan kalimat yang hampir sama sekali tidak bermakna. Gadis ini santun dan pendiam, sangat cocok untuk dinikahi dan menjalani hidup bersama.
“Menurutku pertandingan hari ini agak mengejutkan.” Piao Ling merenung sejenak lalu berkata: “Ibu Kota Kejayaan pasti sengaja menyembunyikan kemampuan. Mereka meremehkan Paviliun Hujan Ringan, tepatnya meremehkan semua serikat selain mereka sendiri. Tapi tidak mungkin sengaja kalah di babak semifinal, ini sama sekali tidak menguntungkan bagi mereka.”
“Maksudmu mereka under-estimate lawan.” Baba Kucing jelas lebih sefrekuensi dengan Piao Ling.
“Under-estimate hanya salah satu faktor. Kekuatan Paviliun Hujan Ringan memang meningkat pesat.” Lu Li menyambung pembicaraan. Semua orang paham sumber peningkatan ini: Pedang Penghakiman meminjamkan sebagian peralatan, Kota Wushuang juga mengalirkan sumber daya, ditambah dasar magis Paviliun Hujan Ringan yang memang bagus. Singkatnya, Ibu Kota Kejayaan memang meremehkan lawan.
“Kalau begitu, apakah pertandingan selanjutnya mereka akan mengerahkan sepenuhnya?” Mao Mao Ai Chi Rou bertanya.
“Tidak akan.” Baba Kucing menggelengkan kepala: “Tapi dalam situasi saat ini, mereka harus mengeluarkan kekuatan melebihi anggaran awal untuk memutar balik kerugian satu poin yang sudah kalah.”
“Ini menguntungkan kita, bisa melihat lebih banyak.” Lu Li mengangguk setuju.
“Ah, semua ini jangan dibahas dulu. Intinya kalian menganggap Paviliun Hujan Ringan tidak bisa mengalahkan Ibu Kota Kejayaan.” Fat Monkey berseru kesal: “Lebih baik kita pertimbangkan cara melawan Legiun Angin Kencang. Jangan sampai jadi bahan lelucon kosong seperti Ibu Kota Kejayaan hari ini.”
“San Ge, bagaimana kabar dari Paviliun Hujan Ringan?” Lu Li bertanya pada Genhao San.
“Mereka cuma berharap kita meningkatkan dukungan sumber daya. Balasan dari Luo Xing: Kalau mau tanya langsung Water Fairy, tanya sendiri saja.” Genhao San menjawab kesal.
“Penambahan yang wajar sebenarnya bisa dilakukan. Bagaimanapun semuanya akan terlihat di final, efek kejutan tidak sebagus yang kita bayangkan.” Lu Li menarik kerah bajunya dengan canggung. Kenapa dia merasa pandangan semua orang terasa aneh?
“Haha, aku cuma penasaran. Bagaimana jika kita bertemu Paviliun Hujan Ringan di final, Bos? Apa rencanamu?” Fat Monkey menyeringai.
“Kemungkinan hal seperti itu terjadi sangat kecil.” Lu Li mengerutkan kening.
“Bagaimana JIKA terjadi?” Fat Monkey terus mendesak.
“Tentu saja kita akan kerahkan seluruh kekuatan!” jawab Lu Li tanpa ragu.
“Ah, kurasa tidak mungkin. Orang ini terkutuk untuk hidup sendiri selamanya.” Baba Kucing menggelengkan kepala, ekspresinya seperti melihat besi yang tak bisa ditempa menjadi baja.
