Elf Air juga ikut pergi.
Gadis ini bilang ingin ikut, jika Lu Li tidak menentang, yang lain tentu tidak berkomentar. Bagi mereka ini hal yang normal.
Rombongan langsung menuju tebing yang membelakangi gunung. Tanah merah menyala di lereng gunung itu seolah melebur membentuk lubang besar, dari dalamnya terdengar gemuruh mengaum yang samar-samar.
Lu Li sebelumnya pernah ke sini untuk menyelesaikan misi cabang arwah Horde dengan mengalahkan bawahan Lasthrek.
Saat mencuri jimat Azshir, harus melewati gua ini menuju Menara Penyihir. Sebelum memiliki skill terbang dan mount, ini merupakan satu-satunya jalur menuju menara.
Mungkin karena terlalu percaya diri dengan kekuatannya, Azshir tidak memasang perangkap sihir di dalam gua.
Maka Lu Li dan kawanan masuk ke gua tanpa cedera, hanya perlu mengalahkan monster sepanjang jalan. Setelah membersihkan monster, mereka memasuki Lembah Ular Berkelok.
Tentu saja ada ular di Lembah Ular Berkelok!
Dulu saat Lu Li datang sendirian tidak terasa apa-apa. Tapi kini dengan banyak gadis dalam rombongan, melihat kumpulan makhluk ular yang melingkar-lingkar itu, ekspresi mereka langsung memucat.
Ular di sini berbeda dengan ular di tempat lain, di tempat lain ular merayap di tanah seekor-seekor.
Sedangkan di sini ular-ular itu berkelompok-kelompok melingkar, tanpa perlu melihat kita langsung tahu setiap kelompok terdiri persis lima ekor, membentuk regu kecil. Mereka bergerak-gerak di antara semak-semak, bukan hanya terlihat menjijikkan tapi juga sulit diantisipasi. Tak sengaja memancing dua atau bahkan tiga kelompok berarti lima belas monster galak akan menerjang.
Yang lebih membuat para cewek tidak tenang adalah aroma lembah ini. Perusahaan game benar-benar mensimulasikan bau amis yang aneh khas reptil berdarah dingin yang merayap.
Di kedalaman lembah menara penyihir, sangat sulit menyergap Azshir. Selama dia berada di menara penyihir, dia bisa tahu persis ada yang memasuki lembah, karena ular-ular berbisa ini adalah mata-matanya. Adapun kemampuan Lu Li masuk dengan mudah sebelumnya, itu sepenuhnya karena Azshir sedang tidak ada di rumah.
Lu Li memberi isyarat pada Sesame Paste Tangyuan untuk mulai bekerja, membuat gerbang pemanggilan dan mulai menarik orang datang.
Orang yang datang tidak perlu menunda, langsung bersihkan ular-ular berbisa yang memenuhi lembah. Antidot bisa diambil dari petugas tertentu. Sejak Sesame Paste Tangyuan memiliki murid, dia jarang membuat ramuan konvensional seperti ini.
Hanya resep-resep langka yang tidak dipelajari orang lain, barulah dia turun tangan.
Elf Air juga terlibat penuh dalam berburu monster. Saat gadis-gadis lain ketakutan, dia justru menjadi salah satu yang paling tenang, membuat pemain Pedang Penghakiman berdecak kagum.
Beberapa orang bertanya-tanya, gadis seperti ini, orang macam apa yang bisa menaklukkannya?
Tiba-tiba, ular berbisa di Lembah Ular Berlingkar mulai memberontak. Mereka tak lagi meringkuk tersembunyi di semak, tapi merayap keluar dan secara kolektif menyerang para pemain.
Lu Li mengangkat kepala, tepat melihat ujung jubah putih penyihir yang tertiup angin gunung di podium yang menjorok dari menara penyihir.
Azshir ternyata ada di rumah!
BOSS tidak keluar, kabar ini benar-benar campuran duka dan sukacita. Yang menyusahkan adalah banyaknya ular berbisa dan serangannya yang ganas di bawah kendali BOSS.
Sebenarnya, pertempuran melawan BOSS sudah dimulai.
Lu Li tentu tidak mungkin menggunakan jimat saat ini. Yang bisa dilakukannya hanyalah memerintahkan MT maju dan profesi penyembuh mengikuti. Untungnya saat menarik pemain, ia memprioritaskan penyembuh dan MT.
Dengan MT bertahan di depan, pemain bisa memberikan damage dengan aman. Adanya penyembuh memungkinkan MT menahan gempuran monster kecil ular berbisa yang bergelombang ini. Kerusakan dari profesi sihir mencapai puncaknya di lingkungan ini, mengingat monster yang berjejal sangat rapat di tanah bagai sasaran yang berhimpitan.
Pemain yang terlibat dalam perencanaan strategi ditarik masuk ke lembah ular berbisa dalam waktu yang sangat singkat.
Mereka baru menyadari saat ini bahwa tujuan sebenarnya serikat adalah melawan BOSS ketiga. Ini adalah BOSS Liar level enam puluh ketiga hari ini. Kekhawatiran terbesar anggota serikat lain akhirnya terjadi.
Begitu empat lima ratus orang mengetahuinya, rahasia ini pun tak lagi menjadi rahasia.
Pemain dari serikat lain segera mengetahui langkah Pedang Penghakiman. Mereka mulai panik, tak ada yang rela melihat Pedang Penghakiman bangkit dengan pose seperti ini. Tak hanya pasukan Ibu Kota Kejayaan, bahkan...
Ambil contoh Xuese Zhanqi. Mereka paling berharap Ibu Kota Kejayaan bernasib sial.
Tapi mereka sama sekali tak ingin Pedang Penghakiman menggulingkan Ibu Kota Kejayaan dengan mudah. Jika Ibu Kota Kejayaan bisa dibabat habis semudah itu, lalu apa arti klub-klub yang telah lama ditindas mereka selama ini?
Bukan kelangkaan yang ditakuti, tapi ketidakadilan. Kami tak mampu, hal yang tak bisa kami capai, atas dasar apa kamu Pedang Penghakiman berani?
Kalian bahkan hampir tak berusaha keras!
Lu Li sudah mengantisipasi momen ini. Alih-alih meminta penyihir api ikut dalam damage, dia menempatkan mereka di mulut gua. Begitu ada yang masuk, serangan pertama yang mereka terima adalah pembaptisan sihir grup api.
Mustahil bagi pencuri mana pun untuk menyusup ke dalam gua tanpa terdeteksi, mengingat sihir api tersebut terus-menerus membakar.
Beberapa profesi lain juga terlibat dalam pertahanan, terutama pemain PVP dari Tim Empat. Dengan topografi gua yang "satu orang jaga, sepuluh ribu tak bisa lewati", bahkan serangan 100.000-80.000 orang pun seharusnya bisa ditahan.
Elf Air melirik persiapan Lu Li dengan pandangan samping, mulai berduka untuk guild-guild yang belum menyerah itu.
Dia semakin merasa performa Lu Li sehari-hari tak segamblang yang terlihat. Bukan hanya licik, tapi benar-benar jahat. BOSS ketiga ini, meski diklaim untuk membuat peralatan, lebih mirip hadiah spesial yang dipersiapkannya untuk guild-guild pencari masalah.
Yang pertama mengikuti koordinat dan masuk adalah guild di bawah naungan Bangsawan Jiangnan.
Mereka diberi tugas penting untuk mengintai—sebenarnya hanya sebagai umpan meriam, kelompok ini berjalan sekitar dua menit di dalam gua yang suram dan panas membara, lalu menemukan cahaya di area tikungan tajam.
Awalnya mengira sudah sampai ujung, siapa sangka begitu belok langsung disambut bola api yang jatuh dari langit.
Bukan satu bola, tapi banyak! Si umpan meriam ini bahkan tidak sempat berteriak langsung tewas. Yang kabur berikutnya pun bernasib sama. Setelah beberapa orang tumbang, barulah mereka menyadari situasi tidak beres—masa iya sampai segitunya? Kalau belum sadar juga, pantas saja mereka dianggap tidak layak jadi umpan meriam.
Dua orang dengan pertahanan lebih baik dipaksa maju. Mereka dijanjikan subsidi koin emas, dengan kompensasi jika ada kerusakan peralatan.
Dua anggota tim bunuh diri ini akhirnya melihat apa yang ada di sisi berlawanan tikungan.
Setelah regenerasi, mereka yang baru saja terhindar dari bahaya menceritakan apa yang dilihat dengan gemetar——satu lusin Mage Api, benar-benar satu lusin Mage Api berbaris melepaskan sihir serangan grup elemen api.
Selain itu tampaknya ada dua pemburu, tidak hanya menarik busur dan melepaskan panah, tapi juga bergantian memberikan Sinar Penerangan di persimpangan jalan, pantas saja pencuri yang dikirim sebelumnya tewas begitu cepat.
Umpan meriam itu bingung, apa makna melakukan bunuh diri gegabah seperti ini?
