Di tahun-tahun permulaan, Azshir masih menjadi penyihir baik hati dan jujur. Teori sihir yang dipelajarinya masih dalam wilayah kendalinya. Namun seiring bertambahnya usia yang sangat lanjut sementara penelitiannya terus menemui jalan buntu, hatinya penuh penderitaan.
Sihir Tabu yang sesungguhnya membuka gerbang baginya.
Kemerosotan jarang bisa dibalikkan, sekali dimulai hanya akan semakin terperosok. Dalam sepuluh tahun, Azshir menyelesaikan transisi dari penyihir tingkat dasar ke penyatria tingkat menengah, dengan harga yang harus dibayar adalah menciptakan ribuan arwah penasaran.
Ketika Lasthrek muncul di hadapannya dengan mengikuti aura dosa, menghadapi godaan kekuatan yang lebih dahsyat daripada penyihir tingkat tinggi Dalaran, dia tanpa ragu memilih kesetiaan.
Sejak saat itu, Azshir benar-benar Mati.
Dia tidak akan mengenang langit biru di atas atap putih Dalaran, juga tidak mengingat bunga liar yang bermekaran di jalan setapak padang liar. Bahkan wajah guru dan peringatannya perlahan menghilang di langit malam yang suram di Tanah Kutukan.
Yang menggantikannya adalah seorang Penyihir Gelap yang jauh lebih gila.
Dia mengenakan jubah putih, namun menyelimuti Tanah Kutukan dengan kegelapan baru. Nama Mage Agung Olista bahkan membuat para ogre minggir.
Kini, sekelompok petualang nekat memasuki menara penyihirnya.
Olista merasakan amarah yang belum pernah terjadi sebelumnya - harga dirinya terluka, karena pencuri yang memimpin itu memegang jimat Iblis yang dianggapnya sebagai harta berharga.
Itu adalah tanda buka gudang dari tuannya, Lasthrek sang Iblis Penguasa Ketakutan yang agung.
Lu Li bersama empat tim elit guild bergerak cepat di dalam menara penyihir. Tanpa gangguan hantu, mereka tidak mengalami korban jiwa dan tak perlu berhenti untuk memberikan bantuan rekan.
Saat puncak menara hampir tercapai, tiba-tiba semua orang merasa pusing dan dunia seolah berputar.
Setelah stabil, baru menyadari bahwa mereka sudah tidak berada di dalam menara penyihir lagi. Ini adalah ruang suram dengan garis-garis hitam pekat menyebar di udara, angin yang berhembus membawa serta bau busuk yang menyengat.
Ini dimensi rahasia!
Sebuah dimensi rahasia yang belum ditemukan atau sudah terbengkalai. Setelah diperkuat dengan sihir dan ditentukan lokasinya, bisa disambungkan dengan menara penyihir. Para penyihir pemilik menara di "Fajar" umumnya melakukan ini, perbedaannya hanya terletak pada ukuran dimensi rahasianya.
Dari sudut pandang monster atau BOSS, hanya BOSS liar, yang berwujud manusia, dan berkecerdasan yang memiliki dimensi rahasia.
Keuntungan seperti ini sebenarnya tidak banyak, paling banter hanya tidak akan diganggu orang.
Lu Li sebelumnya sudah menebak Azshir memiliki ruang seperti ini, jadi tidak khawatir akan diganggu pemain lain. Bahkan jika semua serikat bersatu pun tidak bisa mengintervensi pertarungan mereka melawan BOSS.
Kerugiannya juga ada, yaitu jumlah personil yang bisa masuk terbatas, dan setelah pertempuran dimulai tidak akan mendapat bantuan lanjutan.
"Bos, cepat lihat!"
Teriakan seseorang mengagetkan Lu Li. Mengikuti arah yang ditunjuk pemain itu, Lu Li menyaksikan pemandangan yang sama sekali tak terbayangkan sebelumnya. Bahkan dengan sifatnya yang biasanya kaku, saat ini dia hampir menyemprotkan racun tawa.
Belasan pemain non-Pedang Penghakiman menatap bingung Lu Li dan kawan-kawan, hampir-hampir gemetar ketakutan.
Azshir menggunakan sihir untuk memindahkan semua orang di Menara Penyihir ke dimensi rahasianya. Tidak hanya empat kelompok 100 orang Pedang Penghakiman, ternyata Jinse Wushang dan anak buahnya yang ikut masuk menara juga terseret masuk.
Azshir terlihat polos. Setan tahu apakah kalian satu kelompok? Yang jelas, semua adalah musuhnya.
Jinse Wushang hampir memuntahkan darah. Baru saja masuk menara, dia langsung dihadang hantu penasaran yang sulit ditaklukkan. Dengan membawa pasukan terkuat, dia berusaha merebut wilayah untuk dijadikan pijakan sebelum memanggil pasukan cadangan.
Tak disangka dalam sekejap mata, mereka semua sudah berpindah ke tempat angker ini.
Yang lebih mengerikan adalah, di hadapan mereka berdiri lebih dari 400 elit Pedang Penghakiman. Mereka merasa seperti domba kecil yang masuk ke kawanan serigala. Yang lebih menakutkan lagi, mereka bahkan tidak punya tempat untuk melarikan diri - seluruh ruang ini sangat sempit.
"Hehe, lama tidak berjumpa." Fat Monkey melambaikan tangan, segerombolan orang langsung mengepung mereka.
"Ternyata para jagoan Pedang Penghakiman, ini semua salah paham." Sebagai ketua guild, Jinse Wushang tak bisa lagi bersikap keras. Sebenarnya karakter inilah dia. Bandingkan dengan Shanghua Pinyu dari Xuese Zhanqi, meski terlihat seperti cendekiawan, lebih baik mati daripada mengucapkan kata-kata seperti ini.
"Jangan pengecut begitu. Bagaimana kalau kita duel solo? Jika kamu menang, bawa anak buahmu pergi. Kalah? Berbaring saja di sini, Kakak." Fat Monkey tersenyum licik.
Wajah Jinse Wushang menghitam. Levelnya hanya 55, itu pun karena dibantu anak buahnya.
"Menyuruhnya PK dengan atlet esports level 58, itu sama seperti menyuruh telur ayam melawan batu. Meski dia berhasil menang karena hoki, siapa yang bisa menjamin lawan akan menepati janji?"
"Sungguh disayangkan, ketua kalian terlalu pengecut. Maaf ya." Fat Monkey melambaikan tangan, segerombolan skill langsung menenggelamkan belasan orang ini. Meski ada yang melawan, perlawanan mereka jelas tidak akan menciptakan riak berarti.
Lu Li dari awal sampai akhir tidak berkata apa-apa. Dia bukan Santo, melepaskan Jinse Wushang sekarang tidak akan menambah parameter rasa suka NPC.
Fakta yang jelas terlihat, kelompok ini memang sengaja mencari masalah dengan Pedang Penghakiman. Membalas kejahatan dengan keadilan, mengalahkannya seperti ini tidak hanya membuat mereka kehilangan EXP, tapi juga bisa dapat peralatan hasil rampasan.
"Aduh, bos! Ternyata ada peralatan legenda!" teriak Fat Monkey histeris.
Baru saja Lu Li berpikir akan mendapatkan perolehan peralatan, fakta langsung membuktikan pemikirannya. Hanya saja tidak menyangka mereka ternyata kehilangan peralatan legenda.
Kapan Bangsawan Jiangnan bisa sebegitu kaya raya? Asal mengirim belasan orang saja bisa menjatuhkan peralatan legenda. Kalau benar punya kekuatan seperti itu, mana mungkin mereka bahkan tidak masuk 16 besar di liga musim ini.
"Gila, kelompok ini! Tidak ada yang di bawah Emas Gelap, plus ada material langka!" Fat Monkey melapor setelah menyelesaikan pemeriksaannya.
"Berapa banyak peralatan?" Lu Li harus mengakui kehebatannya. Meski anak-anak ini mati dalam satu gelombang serangan, barang yang dijatuhkan justru lebih hebat dari BOSS biasa. Bahkan BOSS Liar pun hanya menjatuhkan emas.
"Tujuh peralatan. Satu sarung tangan baju zirah legenda, enam Emas Gelap, semuanya terlihat bagus. Ditambah dua material langka."
Lu Li memeriksa peralatan-peralatan ini. Sifatnya memang sangat bagus, semuanya sudah dipasang batu dan diperkuat dua tiga kali. Dari sini terlihat kelompok ini setidaknya pasti anggota inti elit.
Peralatan dibagikan dengan cukup mudah, baju zirah adalah peralatan penyembuhan yang diberikan kepada Shaman penyembuh dengan poin tertinggi.
Enam item lainnya juga dibagikan dengan cara yang sama, material langka dimasukkan ke Gudang serikat, sedangkan barang-barang lain yang tidak penting dijual oleh beberapa orang yang baru saja menyerang untuk dibelanjakan minuman.
