Punggungnya didorong keras, Fat Monkey menyaksikan raganya menghilang cepat dalam cahaya putih.
Hanya selangkah lagi!
Air matanya hampir menetes, sayangnya dia sudah bertarung terlalu lama. Sebagian besar taktiknya telah digunakan, tak mampu menahan Yun Tianye yang mengamuk putus asa melihat Mu Qiu.
Mu Qiu tidak terlalu kecewa, gagal menyelamatkan rekan satu tim sudah bisa diprediksi, jarak antara kedua pihak masih jauh.
Dia bahkan sedikit mengambil jalan memutar sebelum bergabung dengan tim, karena sama sekali tidak perlu berhadapan langsung dengan seorang Mage yang masih dalam status letusan besar. Amarah tidak akan menyelesaikan masalah. Sebagai atlet esports senior dengan pengalaman dua tiga tahun, dia lebih paham tentang strategi "bersembunyi sementara" dibanding siapa pun.
Yun Tianye bisa dibilang menciptakan keajaiban, dia berhasil menyamakan kembali jumlah personil kedua pihak.
Namun, sisa anggota Pedang Penghakiman adalah Luo Ying Hui Yi, Moonlight, dan Mu Qiu. Sedangkan Legiun Angin Kencang memiliki Ning, Yun Tianye, Liu Feng. Dalam hal damage, Pedang Penghakiman sekarat pun takkan bisa menyaingi kombinasi taktik tempur kavaleri mereka. Tapi tak ada lagi yang memprediksi kemenangan Legiun Angin Kencang.
"Legiun Angin Kencang benar-benar kalah telak dalam guild kali ini." Jiu Feng hampir merasa kasihan pada mereka.
"Jika tidak ada insiden tak terduga, hasil akhir seharusnya 6-3. Pedang Penghakiman memiliki Mu Qiu sebagai healer, nanti skill haus darah Luo Ying Hui Yi akan cooldown. Sedangkan Legiun Angin Kencang hanya memiliki damage tapi akan terkuras perlahan." Sihai Youlong juga bingung antara ingin tertawa dan menangis, situasi yang tampak seimbang ini sebenarnya memiliki kesenjangan yang jauh.
"Satu-satunya kesempatan adalah mengepung dan membunuh Luo Ying Hui Yi, tapi apakah mungkin?" Jiu Feng mengajukan pertanyaan.
Bahkan Jiu Feng bisa melihatnya, ketiga anggota Legiun Angin Kencang bukanlah orang bodoh. Mereka tentu tahu harus mengalahkan Luo Ying Hui Yi, kalau tidak Moonlight akan menjadi mengerikan di bawah efek haus darah.
HP mereka semakin berkurang sedikit demi sedikit, sementara Pedang Penghakiman memiliki healer. Kunci untuk membunuh Luo Ying Hui Yi adalah harus menahan healing dari Mu Qiu dan membunuhnya secara paksa. Mampukah mereka?
Tidak bisa pun harus dilakukan!
Pertandingan ini berlangsung penuh pasang surut dramatis, para penonton puas menyaksikan sajian menarik, sama sekali tak merasakan kepahitan Legiun Angin Kencang. Bahkan sebagian orang justru memberi tepuk tangan untuk Legiun Angin Kencang, menganggap mereka yang awalnya kalah jumlah bisa menyamakan kedudukan layak dipuji. Setiap anggota mereka bagai sumber motivasi, banyak yang berharap mereka terus menciptakan kecemerlangan...
Mu Qiu dengan tenang memulihkan darah Luo Ying Hui Yi, lalu mengarahkan senjatanya untuk menebas Liu Feng.
Atas peringatan komentator, semua menyadari Mu Qiu sama sekali tidak menggunakan skill apapun, hanya melakukan tebasan biasa - seorang Ksatria Suci yang fokus pada Intelejensia, ofensifnya sangat memalukan. Bahkan sulit menyebabkan kerusakan dua digit saat menyerang Liu Feng.
Luo Ying Hui Yi juga tidak berbalik menghadapi pertarungan, hanya terus berlari sambil mengelilingi Moonlight.
Dia ada yang menyembuhkan, terus berlari tanpa henti, untuk sementara ingin mengalahkannya benar-benar tidak mudah. Seiring waktu, Legiun Angin Kencang akhirnya menyadari Liu Feng dalam bahaya. HP-nya dipukul Moonlight dan Mu Qiu hingga di bawah setengah - tanpa ada yang menyembuhkan, mencapai setengah HP bukanlah hal sulit.
Yun Tianye sulit dibunuh. Dia punya dua kulkas, ditambah skill membangunkan Mage bisa memulihkan HP dan MP. Justru Liu Feng yang merupakan Ksatria spesialisasi aneh malah menjadi target empuk.
Luo Ying Hui Yi tiba-tiba berhenti saat berlari, sebuah Totem Lidah Api dipanggil dan ditancapkan ke tanah. Lidah api langsung menyambar Ning dan Yun Tianye yang mengejarnya. Sebenarnya totem ini hanya terlihat keren, efek kerusakan dan perlambatan sesungguhnya sangat minimal.
Namun, ekspresi Yun Tianye dan Ning langsung berubah saat melihat Totem Lidah Api.
Dengan totem lidah api yang membelikan waktu, Luo Ying Hui Yi berhenti dan mengaktifkan skill Haus Darah yang cooldown-nya sudah siap. Kemudian dia menggunakan efek tambahan kilatan cahaya yang belum pernah dipakai sebelumnya, menerjang Liu Feng yang HP-nya sudah menipis.
Liu Feng tumbang!
Saat efek Haus Darah berakhir, meski Yun Tianye dan Ning masih bertahan, HP mereka sudah tidak lagi dalam kondisi penuh.
Melihat trio Pedang Penghakiman yang HP-nya masih segar, bahkan orang paling gigih pun hanya bisa menggelengkan kepala dengan senyum pahit. Mereka bertarung sampai akhir, mempertahankan harga diri terakhir Legiun Angin Kencang, namun sama sekali tidak bisa mempengaruhi hasil pertandingan.
"Apakah keputusan membunuh Lu Li duluan adalah kesalahan? Jika mereka mengganti target, apakah ada kesempatan menang?" tanya Jiu Feng sesaat sebelum pertandingan berakhir.
"Hal yang belum terjadi hanya sebatas kemungkinan. Membunuh Lu Li sendiri sudah merupakan strategi tak terduga. Hanya saja target strategi perang mereka gagal diselesaikan dengan lancar." Sihai Youlong tersenyum, tak menjawab langsung pertanyaan Jiu Feng.
"Apakah Legiun Angin Kencang masih memiliki harapan?" tanya Jiu Feng.
"Sepertinya sudah tidak ada." Sihai Youlong menyaksikan atlet terakhir Legiun Angin Kencang, Yun Tianye, dikeluarkan dari arena, lalu mengumumkan hasil akhir pertandingan: "Pertarungan arena sebelumnya 5-3, sekarang 6-3. Skor akhir 11:6."
Selisih lima poin penuh ini membuat Legiun Angin Kencang mustahil melakukan kalah comeback meski menunjukkan performa terbaik sekalipun.
Pernyataan "belum kalah" hanyalah kemungkinan secara teori. Untuk menang, Legiun Angin Kencang harus unggul lebih dari lima poin di pertandingan berikutnya. Arena pertarungan tidak membedakan medan, andai skor berikutnya tetap 5-3, bahkan jika mereka berhasil memusnahkan seluruhnya enam anggota Pedang Penghakiman tanpa kehilangan satu pun anggota tim di pertandingan grup, itu tetap tidak cukup.
Suara rintihan di mana-mana memenuhi area penonton. Sikap heroik Legiun Angin Kencang yang berani membunuh Lu Li dalam pertarungan sebelumnya sudah menguap tak berbekas.
Windwhisper yang sudah lebih awal dieliminasi justru tidak merasa genting sama sekali, pada momen ini malah tenang—bagaimanapun hasilnya sudah pasti, apapun hasilnya akan memberikan ketenangan tersendiri. Perjalanan Legiun Angin Kencang di Liga Musim Pertama berakhir di sini.
Sebenarnya, hasil seperti ini bukanlah hal yang sulit diterima. Sejak mereka menginjakkan kaki di pesawat khusus menuju Kota Jiangnan, dalam hati sudah tidak ada keyakinan akan kemenangan mutlak.
Masalah apakah seharusnya Lu Li menjadi target prioritas eliminasi juga bukan hal penting lagi. Jika diberi kesempatan memilih kembali, Windwhisper mungkin tetap akan melakukan pilihan yang sama—menyisakan seorang pencuri dengan taktik tak terduga dan kemampuan menciptakan keajaiban di arena pertandingan adalah risiko ketidakpastian yang terlalu besar.
Lagipula, Windwhisper menggunakan Lu Li sebagai umpan untuk memancing kebencian semua orang.
Fondasi yang sejak awal sudah sangat rapuh ini, bisa bertahan sampai tahap ini saja sudah melampaui ekspektasinya.
Dia bisa menerima, tapi belum tentu yang lain, terutama seseorang seperti Ning. Meski sudah bersiap mental dan memperkirakan akhir seperti ini, namun karena pertandingan belum benar-benar berakhir, selalu ada secercah harapan akan keajaiban di hatinya. Hingga saat ini, barulah hatinya benar-benar mati.
Dulu dia pernah sejajar dengan Moonlight, memperebutkan gelar Dewa Perang tak kunjung ada pemenangnya.
Kembali berdiri di panggung pertandingan, tentu harus terus berjuang. Tapi melihat situasi sekarang, setidaknya di liga musim ini, dia sedikit kalah dibanding Moonlight.
Sampai saat ini, keempat tim semifinal liga musim ini sudah saling berhadapan. Ibu Kota Kejayaan dan Paviliun Hujan Ringan tidak terpaut jauh, tapi Pedang Penghakiman langsung mengeliminasi lawannya dalam satu pertandingan. Secara visual, tiga tim masih bersaing merebut juara, tapi semua tahu akhirnya akan jadi duel antara Pedang Penghakiman dan Ibu Kota Kejayaan.
Soal Paviliun Hujan Ringan, di kandang sendiri saja mereka tidak bisa dominasi, apalagi di pertandingan tandang berikutnya.
