"Aku... aku..." Hujan Maret agak gugup, terutama saat kakaknya Hua Di Li Qing tidak ada di sisinya, terbata-bata sebentar baru bisa menjelaskan pengalamannya dengan jelas.
Headhunter melalui perwakilan pihak sponsor mengundangnya makan untuk membahas sesuatu. Meski ditolak, mengingat sifat asli Hujan Maret yang cenderung tidak bisa menolak secara tegas, kesan yang tertinggal adalah masih ada ruang negosiasi. Alhasil pertemuan demi pertemuan tetap terjadi beberapa kali, yang secara natural menimbulkan kesan seolah ia telah melakukan kontak dengan pihak headhunter.
"Bagaimana denganmu?" Lu Li bertanya pada Moonlight.
"Pertemuan teman lama, beberapa di antaranya menjadi headhunter." Moonlight terlihat enggan menjelaskan lebih lanjut.
Memang terasa mengerikan ketika di masa sensitif ini mantan rekan seperjuangan yang kini jadi headhunter mendatangi rumah. Tapi mustahil menolak pertemuan dengan teman lama apalagi saat obrolan mereka penuh nostalgia masa keemasan dulu.
"Sepertinya mereka ingin merekrutmu." Lu Li mengangguk.
"Oh." Moonlight hanya menjawab singkat. Tak ada gestur memukul dada sambil bersumpah takkan pergi seperti yang dibayangkan semua orang. Justru sikapnya ini membuat Lu Li tak merasa khawatir.
Moonlight sangat penting bagi Pedang Penghakiman, dia termasuk pemain bintang top dengan profesi prajurit yang menempati tiga besar di klasemen.
Lu Li, Moonlight, dan Hujan Maret membentuk segitiga besi Pedang Penghakiman tanpa kehadiran penyihir kuat. Meski anggota lain kadang menunjukkan performa mengesankan, sebagian besar berperan sebagai pendukung trio ini.
Bisa dibilang tanpa basa-basi: selama Lu Li, Moonlight, dan Hujan Maret masih bersama, Pedang Penghakiman bisa membentuk pasukan yang siap tempur kapan saja.
Sebagai yang terlahir kembali, Lu Li yang belum muncul sekarang memiliki kenangan akan atlet esports yang akan bangkit nanti. Meski beberapa sulit dirangkul karena berbagai alasan, dan sebagian lain memiliki masalah perilaku tapi masih bisa dipakai sementara, yang paling bernilai adalah atlet-atlet unggul yang bangkit dari Lapisan Terbawah.
"Sebenarnya, aku tidak terlalu ingin jadi atlet esports lagi." Luo Ying Hui Yi mengeluarkan kalimat itu dengan susah payah.
“Bukannya kamu sangat berusaha ingin menjadi seorang pemain bintang?” Kali ini bukan hanya para atlet esports yang terkejut, bahkan Baba Kucing pun tidak bisa duduk diam. Keraguan dalam suaranya jelas menyembunyikan amarah.
Gadis ini belakangan terus mengikuti latihannya. Meski bukan tipe pemain berbakat, yang paling memuaskan Baba Kucing adalah kegigihan Luo Ying Hui Yi.
Tidak pernah memilih profesi Mage yang paling cepat naik level, tapi di beberapa game sebelumnya selalu bisa mengalahkan para dewa game dan menjadi peringkat pertama daftar level. Luo Ying Hui Yi memang cewek dengan kegigihan yang luar biasa.
“Aku merasa sepertinya tidak terlalu menyukai ini.” Luo Ying Hui Yi murung: “Aku berdiri di arena pertandingan yang dimenangkan, tapi tidak merasakan kebahagiaan kemenangan. Setiap hari harus membuka daftar level puluhan kali, tapi sekeras apa pun usahaku, tidak bisa kembali ke peringkat depan lagi.”
Harus terlibat dalam panduan dungeon, harus mengikuti pertandingan, harus menerima berbagai pelatihan kompetisi dari Baba Kucing, waktu leveling yang bisa dikuasai Luo Ying Hui Yi tentu tidak cukup untuk membawanya ke posisi puncak daftar level.
Sekarang dia level 57, berada di peringkat 40-an daftar level, jaraknya terlalu jauh dari peringkat pertama.
"Hah... Akan kucoba jadwalkan lebih banyak waktu untukmu ber-leveling." Lu Li berkeringat dingin, ini satu-satunya cara menenangkan cewek yang hanya ingin jadi nomor satu di daftar level.
Apakah ini cara berpikir orang normal?
Ada cewek yang suka berdandan cantik untuk menarik perhatian banyak orang, ada cewek yang suka menghasilkan uang karena dengan uang bisa berdandan lebih cantik untuk menarik lebih banyak perhatian... Hah, baiklah, tujuannya sama saja.
Tapi ingin jadi nomor satu di daftar level itu maksudnya apa sih?
“Dan lagi, pertandingan terlalu menghabiskan energi. Setelah turun dari game aku langsung tertidur sampai keesokan harinya, bahkan novel BL-ku tidak bisa update.” Luo Ying Hui Yi menambahkan alasan lagi.
Sebagian besar yang hadir tampak bingung, hanya Mao Mao Ai Chi Rou yang memandangnya dengan terkejut: "Kakak Hui Yi, kamu ternyata penulis BL?"
“Hah, i...iya.” Tanpa sengaja malah mengungkapkan genre novelnya.
“Wah, kamu nulis tentang apa? Aku suka banget baca BL! Di platform apa kamu nulis...” Rantai pertanyaan yang membuat hadirin semakin bingung, jelas mereka tidak berada di saluran yang sama.
“Ternyata Hui Yi adalah seorang penulis. Bertahanlah dulu, musim depan akan kami kurangi jadwal pertandinganmu.” Bagi Lu Li yang dalam kondisi semi buta huruf, penulis artikel adalah orang yang sangat hebat, bahkan tidak kalah dengan status Luo Ying Hui Yi sebagai atlet esports saat ini - dia tidak mengerti apa itu sastra jaringan maupun makna sebenarnya dari BL.
“Jangan lihat aku, aku tidak menghubungi siapa pun.” Mu Qiu melihat pandangan semua orang mengarah ke sini, langsung menunjukkan sikap.
Dia bisa dibilang bergabung di tengah jalan, dan tidak seperti Mao Mao Ai Chi Rou dan Fat Monkey yang merupakan anggota baru hasil temuan langsung Lu Li. Sehari-harinya dia bertindak sangat hati-hati, hampir tidak pernah berinteraksi dengan dunia luar. Saat ada aktivitas di serikat, dia selalu aktif berpartisipasi dengan tekun, reputasinya cukup bagus.
“Ternyata... semua ini kesalahpahaman...” Genhao San menghela napas lega panjang.
Sebuah krisis besar berhasil dilewati dengan mudah. Peristiwa perekrutan pemain mungkin tidak begitu fatal bagi klub lain, tapi Pedang Penghakiman baru didirikan beberapa bulan. Jika dua orang direkrut, bahkan tim lengkap pun tidak bisa dibentuk.
Asalkan bisa bertahan melewati musim transfer ini, kedepannya dengan melatih beberapa atlet esports lagi, perlahan-lahan posisi akan semakin kokoh.
“Mau makan atau tidak? Aku sudah mencium aromanya, pasti maestro sudah mempersiapkan semuanya.” Fat Monkey mengangkat lengan bajunya berteriak: “Hari ini bos yang mentraktir, itu pun dari keahlian koki besar. Semua jangan sungkan, tidak pulang sebelum mabuk, tidak pulang sebelum mabuk ya!”
“Diet...” Mao Mao Ai Chi Rou memukul semangatnya.
“Kenyang dulu baru ada tenaga buat diet.” Membiarkan Fat Monkey melihat orang lain makan sekarang, ini lebih menyiksa daripada membunuhnya.
Lu Li menyuruh orang menghidangkan makanan. Setelah badai yang menegangkan tadi, perutnya juga lapar. Kebetulan bisa mencicipi keahlian koki ternama - pemilik Paviliun Emas adalah pemain kehidupan Pedang Penghakiman yang meminjamkan koki andalannya secara gratis untuk serikat.
Tentu saja, Lu Li tidak melupakan adik perempuannya.
Beberapa koki khusus membuat hidangan terpisah. Lu Li menyuruh orang mengirimkannya untuk dinikmati Lu Xin, Can Meng, Xiao Ba Jiang, dan beberapa gadis kecil lainnya.
“Can Meng dan Xiao Ba Jiang sudah pindah sekolah ke Kota Jiangnan. Lu Li bahkan secara khusus memanggil guru privat untuk mereka berdua. Dia sampai memukul dada dan memastikan di depan orangtua kedua gadis itu bahwa dia akan mengawasi kedua cewek SMA ini belajar dengan giat.”
“Makan malam ini berlangsung sangat gembira. Meski para atlet esports Pedang Penghakiman memiliki sifat asli yang berbeda-beda, hubungan mereka sangat harmonis.”
“Setelah makan, Fat Monkey mengusulkan untuk karaoke. Beberapa yang lain tentu harus memberinya muka.”
“Tapi Lu Li tidak ikut. Dari sananya dia sama sekali tidak bisa menyanyi, sumbang sampai adik kandungnya sendiri akan menertawakannya. Akhirnya dia memilih tinggal bersama Baba Kucing, sambil minum dan membahas persoalan.”
“Kak Kucing benar-benar tidak baik hati. Sesama keluarga masih main licik. Sekarang bahkan Kucing saja marah padamu.” Genhao San mengisi gelas Baba Kucing sampai penuh. “Minum di dunia nyata dan dalam game tentu berbeda, jadi meski gelasnya penuh sebenarnya tidak banyak.”
Baba Kucing mengangkat gelas dan menghabiskannya sekali teguk, lalu menghela napas: "Bukankah semua ini demi kebaikannya?"
"Mengerti, mengerti." Genhao San juga tidak berniat mempersulit, hanya mengeluh sedikit. Bagaimanapun, momen canggung Baba Kucing hanya sementara, sedangkan dia dan Lu Li hampir membuat rambut mereka memutih karena khawatir - sebelum makan malam tadi, mereka hampir mengira semua atlet serikat akan kabur dari rumah.
"Profesi atlet esports pada akhirnya tidak berkelanjutan. Lihatlah mereka yang masih bertarung di usia 30 tahun sudah menjadi seperti apa, apalagi yang masih bergantung pada pertandingan di usia 35 tahun - semua hanya jadi lelucon kosong." Baba Kucing merebut botol minuman, menuangkan sendiri segelas penuh, lalu menenggaknya lagi.
Perkataannya memang tidak berlebihan. Banyak atlet berusia 30 tahun, tapi hampir semua yang mereka berikan kepada penonton hanyalah kekecewaan yang semakin menjadi-jadi.
Mo Wangfeng dijuluki sebagai veteran, tapi usia sebenarnya tidak terlalu tua, sekarang baru sekitar 20-an tahun. Sedangkan veteran sesungguhnya berusia 35 tahun, kesempatan turun ke medan pertempuran semakin langka, nasib mereka umumnya hanya menjadi lawan latihan. Dulu gemilang tak tertandingi, sekarang harus melayani sekelompok junior yang berlatih, kepahitan di hati bisa dibayangkan.
"Tidak semua mengalami nasib buruk, kamu sekarang cukup sukses." Piao Ling dengan malas menyentuhkan gelasnya dengan gelas Baba Kucing.
"Ini pun belum bisa disebut sukses, hanya mengais rezeki ke sana kemari. Kalau dulu tidak membangun beberapa industri, mungkin nasibku juga akan habis termakan zaman. Aku tidak ingin putriku di masa depan menjalani jalan seperti ini." Toleransi alkohol Baba Kucing biasa-biasa saja, saat ini sudah mulai mabuk.
"Selain Pedang Penghakiman, ke mana lagi kamu bisa membawanya?" Piao Ling menohok tepat di titik lemah dengan pandangan tajam.
“Ya, benar, tidak ada tempat lain.” Baba Kucing pun pasrah menerima takdir. Meski memiliki jaringan sosial luas di lingkaran ini dan bisa menempatkan putrinya di berbagai klub besar, klub-klub tersebut belum tentu lebih baik dari Pedang Penghakiman.
Bagaimanapun juga, Pedang Penghakiman sedang berada dalam fase perkembangan tercepat.
"Tidak akan membuat lubang plot untuk semua orang." Piao Ling menepuk bahu Baba Kucing dengan perasaan berat.
Di hadapan Lu Li dan kawan-kawan, sebenarnya masih ada krisis musim transfer yang mengintai. Meski untuk sementara terselesaikan secara sempurna, krisis ini ibarat sel kanker yang hampir tidak mungkin dihilangkan.
Musim transfer membuat Pedang Penghakiman sementara kembali tenang, namun klub-klub lain justru semakin bergolak.
Awalnya hanya aktivitas skala kecil. Setelah para headhunter mengaduk-aduk air, atlet esports kelas tiga bahkan yang tidak masuk peringkat mulai melonjak kesana-kemari. Klub-klub besar bagaikan ibu rumah tangga yang memilih sayuran di pasar, memilah-milah dan melempar kandidat yang mereka anggap layak dengan harga murah ke dalam keranjang belanja.
Atlet esports kelas dua pertama yang direkrut secara mengejutkan ternyata adalah Kuki dari Paviliun Hujan Ringan.
Kuki berasal dari kamp pelatihan Ibu Kota Kejayaan, telah bertugas selama enam tahun dengan melayani Ibu Kota Kejayaan, Ikatan Persaudaraan, Fajar Bersayap, dan Paviliun Hujan Ringan - di mana Paviliun Hujan Ringan adalah klub tempatnya paling lama mengabdi. Tak disangka dia justru membelot di momen genting ketika Paviliun Hujan Ringan akan mengikuti pertandingan.
