Deklarasi paling legendaris di kalangan game tahun ini pun tercipta.
Berasal dari Elf Air peringkat pertama Daftar Kecantikan - Tidak, edisi terbaru Daftar Kecantikan telah menempatkannya di posisi pertama.
Sebelumnya, Elf Air selalu bersikap rendah hati, gemar mengenakan peralatan dengan cadar dan topeng. Orang-orang hanya tahu dia cantik, tapi sangat sedikit yang benar-benar pernah melihat wajahnya. Hanya dengan beberapa foto candid atau Pesan yang ditinggalkan, ternyata bisa membuatnya masuk Daftar Kecantikan dengan peringkat yang selalu tinggi.
Belakangan ini, Elf Air justru bertolak belakang dengan sikap rendah hatinya sebelumnya, bahkan sempat memotret sampul untuk sebuah majalah 'fashionable'.
Meskipun keanggunan legendarisnya menyita banyak perhatian, hal ini tidak mengurangi tingkat kesulitan pertandingan Paviliun Hujan Ringan yang harus menghadapi raksasa Ibu Kota Kejayaan yang telah mendominasi kalangan game selama bertahun-tahun.
Namun dalam hal atmosfer dukungan di TKP, Paviliun Hujan Ringan sama sekali tidak kalah meski bertarung di kandang lawan. Bahkan bisa dikatakan benar-benar meredam Ibu Kota Kejayaan yang bertanding di kandang sendiri. Banyak penggemar Paviliun Hujan Ringan yang datang dari berbagai penjuru negeri ke Ibu Kota untuk menghadiri acara langka ini.
Sebenarnya, bisa menghadapi Ibu Kota Kejayaan secara frontal, Paviliun Hujan Ringan sudah tidak rugi di musim ini.
Insiden paling menyita perhatian hari itu adalah konflik antar penggemar yang dipicu oleh pembelotan Kuki Kentang Goreng di tengah pertempuran. Konon ada penggemar Ibu Kota Kejayaan yang bersikap dengan gembira, tentu saja penggemar Paviliun Hujan Ringan tidak mungkin diam. Ditambah kabar beredar bahwa perekrutan paksa ini merupakan hasil menggerakkan tangan dan kaki oleh Ibu Kota Kejayaan, sehingga terjadi letusan konflik fisik dalam cakupan kecil yang kemudian melibatkan semakin banyak peserta.
Untungnya lokasi kejadian di Ibu Kota yang memiliki kekuatan penjagaan lebih ketat dibanding bandara lain, sehingga situasi segera bisa dikendalikan.
Menurut pelacakan media, tujuh penggemar dengan luka ringan dan satu korban dengan cedera agak seriah - yaitu si 'itu' dengan dengan gembira - dikirim ke Rumah Sakit, namun tidak ada bahaya jiwa.
Sejujurnya, Lu Li tidak percaya bahwa Ibu Kota Kejayaan melakukan menggerakkan tangan dan kaki.
Mereka sama sekali tidak takut dengan Paviliun Hujan Ringan, buat apa repot-repot merekrut atlet esports kelas dua, malah sembunyi-sembunyi sampai tidak berani mengungkapkan rumah barunya.
Mungkin bahkan Ibu Kota Kejayaan pun menjadi korban, dalang di balik layar sengaja membuat kedua pihak Paviliun Hujan Ringan dan Ibu Kota Kejayaan tidak bersenang-senang. Kini efeknya benar-benar bagus, penggemar kedua kubu sudah mulai saling menyerang.
Karena terjadi hal seperti ini, tentu saja arena pertandingan tidak mungkin harmonis.
Pertandingan kali ini dijadwalkan di Stadion Nasional, yang biasa disebut Sarang Burung, sebuah arena kuno yang dibangun 200 tahun silam. Selama bertahun-tahun menjadi tempat penyelenggaraan pertandingan besar dan konser, namun baru pertama kali digunakan untuk pertandingan game.
Beberapa barang yang dulu tidak diprioritaskan, seiring perubahan situasi ekonomi, akhirnya akan tampil ke depan suatu hari nanti.
Pada pertandingan terakhir antara Paviliun Hujan Ringan dan Ibu Kota Kejayaan, mereka hanya kalah selisih satu poin di pertarungan arena. Sebenarnya sudah sangat bagus, hanya belum diketahui hasil seperti apa yang akan terjadi kali ini.
Karena sistem pertandingan, menempatkan pemain andalan di urutan terakhir sebagai cadangan murni merupakan ulahnya sendiri.
Tapi menempatkan pemain andalan langsung di posisi pertama juga terlihat terlalu radikal, irama pertempuran sulit dikendalikan, dan sepertinya tidak perlu dilakukan.
Di arena pertandingan profesional, pertarungan 1 vs 3 sangat langka. Performa menonjol yang umum dalam pertarungan arena biasanya hanya mengalahkan sekitar dua lawan.
Lu Li pernah melakukan 1 vs 3 bahkan lebih dulu, tapi saat itu lawannya pemain biasa dengan kesenjangan kemampuan besar. Sekarang di babak semifinal, semua yang turun ke medan gaya pasti punya kemampuan, mustahil ada yang bisa mengalahkan semua lawan sekaligus.
Yang dimaksud "sekitar dua" bisa berarti: setelah mengalahkan satu lawan, membuat lawan kedua separuh mati tapi diri sendiri limbung lebih dulu.
Atau situasi lain: berhasil mengalahkan lawan kedua, tapi saat menghadapi lawan ketiga sudah kehabisan efek skill dan HP, sehingga tidak bisa memberikan kerusakan efektif lagi.
Meski begitu, mampu mengalahkan sekitar dua lawan di atas ring tetap merupakan prestasi langka yang sulit dicapai.
Posisi pertama di awal pertandingan biasanya hanya diberikan pada dua tipe orang: yang pertama adalah pemain berpengalaman yang meski tak bisa meraih kemenangan awal, setidaknya mampu menguras HP lawan; yang kedua adalah anggota baru yang difokuskan dilatih – arena latihan takkan pernah melahirkan dewa game, hanya di medan pertandingan sesungguhnya, terutama dalam kompetisi penting, barulah bisa mengasah jagoan kelas kakap.
Ibu Kota Kejayaan mengirimkan seorang remaja berbakat bernama Mo Dao Xiao Hun yang baru diluncurkan dari kamp pelatihan mereka tahun ini.
Lawannya adalah Elf Air!
Remaja penyihir berprofesi Mage ini baru berusia 16-17 tahun. Kali ini merupakan debut resminya sebagai atlet esports di arena pertandingan, namun tak disangka pertunjukan perdana langsung berhadapan dengan Elf Air.
Jika kelak Mo Dao Xiao Hun bisa menjadi sosok sekelas Xiao Mo, media pasti akan menuliskan debut epiknya dengan tinta emas dalam sejarah.
Syaratnya adalah dia bisa bertahan dari tekanan yang berasal dari Elf Air, tidak kehilangan konsentrasi karena tekanan dari jagoan, tidak jatuh mental selamanya. Dalam ingatan Lu Li, remaja atlet esports ini tidak bertemu Elf Air pada hari ini - alam semesta para yang terlahir kembali telah menyimpang dari orbit aslinya - seharusnya dia menampakkan bakatnya dalam turnamen kecil beberapa bulan kemudian, berhasil mengalahkan atlet Purple Moon Cave "Tuan Muda Licik", sehingga menegakkan statusnya di lingkungan atlet esports.
Tentu saja, dia bisa dianggap sebagai produk semi-jadi.
Di mata publik, debutnya sukses, cepat mendapatkan penggemar dan status sendiri, bisa berpartisipasi secara bertahap dalam turnamen besar, sepenuhnya mengikuti irama pemenang hidup.
Tapi siapa yang tahu, dia adalah penerus yang dilatih Xiao Mo? Xiao Mo yang hampir 30 tahun itu menghabiskan beberapa tahun melatih Mo Dao Xiao Hun secara langsung, namun setelah memasuki arena pertandingan, kinerjanya tidak mencapai harapannya, hanya bisa disebut sebagai atlet yang cukup bagus.
Seorang penyihir, seorang pencuri.
Seorang anggota baru, seorang pemain bintang yang terkenal di lingkaran esports.
Sebenarnya Elf Air telah menunjukkan kemajuan pesat dalam setengah tahun terakhir, hanya saja popularitasnya sejak awal sudah sangat absurd. Sebagai wanita cantik yang mengandalkan wajah, wajar jika sedikit yang memperhatikan peningkatan kekuatannya.
Melihat siaran langsung pertarungan arena, Lu Li teringat kembali saat pertama kali bertemu Elf Air.
Saat itu dia sedang menjual peralatan, Elf Air yang kaya raya menghamburkan uang, lalu meminta Lu Li bertarung dengannya. Hasilnya tentu saja Lu Li yang menang.
Kini melihat taktik operasi Elf Air, sama sekali berbeda tingkatan dengan dulu. Si Kaya ini telah melampaui tahap mengandalkan peralatan mahal untuk menghancurkan lawan.
Mo Dao Xiao Hun benar-benar dipermalukan di bawah tangan Elf Air. Saat tumbang, HP Elf Air bahkan masih 80%. Yang lebih absurd, Elf Air sama sekali tidak menggunakan metode khusus - seolah sedang membunuh pemula yang baru masuk game dengan kejam.
Lu Li menggelengkan kepala sambil tertawa ringan, rasa balas dendam wanita ini benar-benar kuat.
Siapa pun yang merekrut anggota timnya, dia tetap melampiaskan amarahnya pada Ibu Kota Kejayaan, kalau tidak, dia tidak akan menghabiskan usaha sebesar ini untuk ngebully newbie.
Orang biasa mungkin merasa Elf Air dengan mudah membunuh Xiao Mo, tapi para atlet esports yang berpengalaman bisa merasakan betapa besar konsentrasi yang dibutuhkan untuk membunuh seorang calon atlet esports seperti ini. Artinya, meski Elf Air tidak menggunakan taktik hebat, dari aspek teknis dia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya.
Dalam kondisi normal, seorang pemain senior tidak akan terlalu kejam saat bertemu anggota baru.
Bagaimanapun, setiap tim memiliki beberapa anggota baru yang naik panggung setiap tahunnya, dan mereka berharap pemain senior yang mereka temui tidak terlalu kejam. Pertandingan pertama sangat penting bagi anggota baru. Jika tekanan terlalu besar, meski tidak sampai membuat mereka hancur—kalau sampai hancur berarti sang atlet tidak memenuhi standar—tapi kemungkinan melemah drastis untuk sementara waktu cukup tinggi.
Lawan berikutnya Elf Air—Xiao Mo—naik ke panggung.
Masih dengan ekspresi datar tanpa kebahagiaan maupun kemarahan, semua orang tidak bisa melihat apakah Xiao Mo sedang marah. Namun dari tindakannya, memang terlihat ada sedikit api kemarahan. Selain taktik cadangan terakhir, bisa dibilang dia sudah mengerahkan sepenuhnya. Lu Li bahkan dengan tanggap menemukan beberapa teknik bertarung yang belum pernah dia gunakan sebelumnya.
Justru wajar kalau marah!
Muridnya sendiri dipermalukan dengan kejam tanpa diberi muka, sudah sewajarnya sang mentor merebut kembali medan gaya.
Lu Li tidak marah meskipun Xiao Mo membuat Elf Air kehilangan arah. Sebaliknya, ia menyipitkan mata mengamati cara bertarung Xiao Mo saat ini, sambil menganalisis efek serangan yang diterima Elf Air untuk mempelajari taktik yang digunakan.
Perlengkapan Elf Air sendiri sudah bagus, ditambah dia mendapat banyak bagian langka dari Lu Li. Bahkan set armornya pun sudah diberikan.
Jadi, meskipun skill Xiao Mo lebih tinggi satu tingkat dibanding Elf Air, dan peralatannya mungkin juga lebih baik, tapi keinginan untuk mempermalukan Elf Air seperti cara Elf Air menghancurkan Mo Dao Xiao Hun sama mustahilnya dengan mencoba meminum lautan.
Xiao Mo akhirnya menang, sementara Elf Air mengalami kekalahan.
Kemudian Paviliun Hujan Ringan mengirim Qingcheng Yun yang berhasil mengalahkan Xiao Mo. Xiao Mo yang baru saja mengalahkan Elf Air dalam kondisi hampir penuh mustahil bisa membunuh dua pemain bintang Paviliun Hujan Ringan sendirian, sama absurdnya dengan Lu Li yang membunuh Blood Dagger dan Xiao Mo secara beruntun.
Blood Dagger naik ke panggung dan mengalahkan Qingcheng Yun, tapi kemudian dikalahkan oleh petarung Paviliun Hujan Ringan yang kembali naik ke arena.
Hasil akhirnya yang mengejutkan, Paviliun Hujan Ringan unggul satu poin.
Kamera menyorot close-up Mo Dao Xiao Hun, anggota baru Ibu Kota Kejayaan ini hampir menangis. Di matanya, kekalahan klubnya dalam pertarungan arena yang seharusnya sudah hampir pasti menang terjadi karena kesalahannya.
Penonton dan komentator bersemangat membuat hipotesis, apakah Paviliun Hujan Ringan benar-benar mungkin mengalahkan Ibu Kota Kejayaan, lalu memperebutkan gelar juara liga level ini dengan Pedang Penghakiman.
Mendengar suara bersemangat orang-orang di sekelilingnya, Lu Li menggelengkan kepala di area penonton. Dia lebih memahami tingkat peralatan atlet esports Paviliun Hujan Ringan daripada siapapun, serta taktik/metode yang mungkin mereka timbun. Dapat disimpulkan bahwa beberapa atlet esports Paviliun Hujan Ringan yang naik panggung telah dikerahkan sepenuhnya.
Namun Ibu Kota Kejayaan tetap membuatnya tak bisa menembus kedalamannya. Ini menjelaskan bahwa Ibu Kota Kejayaan masih menyimpan kekuatan.
Hanya saja, di pertandingan kandang sendiri Paviliun Hujan Ringan sebelumnya, Paviliun Hujan Ringan menang dengan unggul satu poin. Sekarang di pertandingan ini Paviliun Hujan Ringan kembali unggul satu poin. Ini berarti Ibu Kota Kejayaan harus setidaknya unggul dua poin di pertandingan tim, baru mungkin ada pertandingan tambahan karena seri. Hanya dengan unggul tiga poin, mereka bisa mengalahkan Paviliun Hujan Ringan secara tuntas.
