Bahkan tanpa ada yang mengganggu, Lu Li membawa empat tim elit guild Pedang Penghakiman belum tentu bisa mengalahkan Baingriff, sudah pasti dia adalah BOSS level enam puluh bergelar pahlawan. Sekalipun bukan pahlawan, pasti lebih kuat dari BOSS besar normal di area liar.
Alasan Lu Li bisa membunuh tiga BOSS level 60 di Tanah Kutukan adalah karena ada jimat yang mengurangi kekuatan mereka.
Meskipun level rata-rata tim elit Pedang Penghakiman sudah sekitar level 57, melawan Baingriff tetap termasuk tingkatan ibarat telur menabrak batu. Ini membuat Lu Li mulai meragukan kelayakan tugas.
"Kamu tahu siapa komandan pasukan sekutu kali ini?" tanya Garona.
"Tidak tahu," Lu Li menggelengkan kepala.
“Shandris Bulan Bulu, bagi kalian night elf, dia mungkin hanya gadis di bawah umur. Tapi Tyrande sangat mementingkannya, bahkan merekrut banyak mentor untuk melatihnya secara khusus.” Garona berkata.
“Haa.” Lu Li hampir menyemprotkan racun. Baru saja merasa Baelog tak terkalahkan, ternyata komandan Alliance juga seorang pejuang tangguh.
Meski banyak yang curiga Shandris Bulan Bulu adalah putri Tyrande dan Malfurion, sebenarnya dia yatim piatu. Di masa kecilnya, dia mengembara sendirian di hutan sampai hampir ditelan serigala berekor besar, lalu diselamatkan secara kebetulan oleh Tyrande Whisperwind.
Gadis kecil itu pertama kali menyaksikan kekuatan dahsyat (membunuh serigala biasa kok dianggap sakti?), lalu menempel pada Tyrande Whisperwind seperti permen karet lengket.
Tak bisa dihindari, Tyrande Whisperwind terpaksa membawanya bergabung dengan Sisterhood of Elune. Tak ada yang menyangka gadis kecil ini akan menjadi Komandan Pasukan Sentinel night elf - salah satu legiun terkuat di benua Azeroth, sekaligus makhluk di puncak rantai makanan.
Menurut latar waktu dalam game, saat ini dia seharusnya masih dalam tahap pembelajaran. Lalu apakah memimpin pertempuran kali ini merupakan bagian dari magang?
"Apakah dia akan bertindak?" Lu Li masih menyimpan kecurigaan.
Sebenarnya Perang Hillsbrad kali ini dirancang Sistem khusus untuk hiburan pemain. Meski pasukan NPC juga ikut bertempur, mereka tidak akan sengaja merebut sorotan pemain.
"Aku pernah mengajarinya selama beberapa waktu. Jangan lihatku dengan pandangan seperti itu, Shandris bukanlah pencuri. Dia hanya perlu memahami cara bertarung para pencuri. Jadi dia sudah setuju membantu utusanku. Nanti pergilah ke Benteng Bulan Bulu untuk menemuinya, dia biasanya berlatih di sana." Garona berkata dengan penuh keyakinan.
"Baik, Mentor. Aku akan berusaha maksimal menyelesaikan tugas ini." Lu Li menjawab dengan serius.
"Kedua pisau belatimu sudah cukup bagus, jadi aku tak akan memberimu senjata. Ini ada racun kebencian, oleskan ke pisau belatimu. Ini akan membantumu di momen kritis." Garona mengeluarkan sebuah tas berisi barang-barang.
Lu Li hampir memuntahkan darah. Betapa bodohnya dirinya! Seharusnya dia mengganti senjata di tasnya dengan pisau belati usang saat bertemu mentor.
Anak yang menangis akan mendapat susu. Karena senjatanya terlalu bagus, barang yang seharusnya diberikan malah dihemat.
“Terima kasih, Mentor.” Meski begitu, Lu Li tetap menahan rasa sakit yang membakar di dadanya sambil menerima racun tersebut. Kemudian Garona menghilang tanpa suara sama seperti saat kedatangannya. Lu Li mempertanyakan dalam hati apakah NPC ini memiliki mantra teleportasi.
Racun Balas Dendam: Setelah mengalami proses pengendapan waktu, racun ini semakin mengerikan. Durasi 6 jam, batasan profesi pencuri, jumlah penggunaan 2/2, menghitung mundur 29 menit 58 detik.
Setengah jam lagi Pertempuran Perbukitan Hillsbrad akan dimulai. Artinya Lu Li harus menggunakannya sejak awal pertempuran. Untungnya durasinya 6 jam sehingga tidak perlu terlalu memikirkan timing penggunaannya. Namun masih ada masalah dengan parameter 2/2 ini.
Jika bukan karena syarat harus digunakan dalam tiga puluh menit untuk mengaktifkannya, Lu Li bisa menyimpan racun ini untuk digunakan nanti.
Ditambah lagi dengan batasan profesi pencuri, hal yang harus segera dilakukan Lu Li sekarang bukanlah menghubungi Shandris Bulan Bulu - itu bisa dilakukan kapan saja - melainkan memanfaatkan racun ini secara maksimal.
Namun, Lu Li sepertinya juga tidak terlalu serius mempertimbangkannya.
Saat siluet Elf Air muncul dalam pandangan, senyum yang bahkan tidak disadari olehnya sendiri sudah menghias wajah Lu Li.
"Perang akan segera mulai, untuk apa kamu memanggilku ke sini?" tanya Elf Air.
"Nanti bantu aku satu hal," kata Lu Li.
"Apa?"
"Bantu aku mengalahkan Komandan Horde," Lu Li menatap ekspresi Elf Air dengan penuh harapan.
Elf Air benar-benar terkejut, matanya yang sudah besar terbuka lebar dengan kontras hitam-putih yang jelas, bulu mata panjangnya seperti kipas kecil. Dengan nada tak percaya dia berkata: "Kamu gila ingin peralatan legendaris ya? Berani-beraninya mengincar komandan lawan! Kita semua mengunci target pada NPC biasa saja."
Sesuai gaya khas game ini, level NPC dalam aktivitas seperti ini tidak akan jauh lebih tinggi.
Saat ini level pemain tertinggi adalah 59 level, dibulatkan menjadi 60 level. Maka NPC yang dikerahkan, yang biasa adalah level 60, yang lebih kuat maksimal 65 level - yaitu para komandan kedua belah pihak.
Tapi satu level saja bisa membuat perubahan luar biasa. Ketika pemain umumnya level 56-57, BOSS level 65 bisa sekali serangan menyapu seisi ruangan. Sama sekali tidak mungkin di-tackle. Makanya sebagian besar klub seperti Paviliun Hujan Ringan memilih membunuh NPC biasa.
NPC yang disebut "biasa" ini sebenarnya termasuk kategori BOSS, hanya kekuatannya biasa. Di atasnya ada perwira kecil, baru terakhir komandan.
Jika Lu Li minta bantuannya untuk menyerang perwira kecil, dengan aliansi dua klub besar, bukan tidak mungkin.
Tapi komandan...
"Kapan pernah aku melakukan hal yang tidak tepercaya?" tanya Lu Li.
"Bagus, ada rencana apa?" Elf Air berpikir sejenak, memang benar Lu Li selalu tepercaya. Berbagai hal yang tampak mustahil, di tangannya selalu terjadi keajaiban. Apalagi Elf Air sendiri pernah menyaksikan proses Lu Li mengalahkan BOSS level enam puluh.
Reaksi langsung pertamanya adalah dugaan bahwa Lu Li kembali memiliki benda seperti jimat Iblis itu.
"Nanti ikuti arahan saya saja. Kumpulkan beberapa tim elit guild dalam status siaga, cukup yang terbaik. Sisanya serahkan ke Piao Ling untuk memimpin partisipasi dalam pertempuran kubu." Lu Li memperhitungkan, jumlah personel berlebih justru tidak efektif. Dalam pertempuran skala seperti ini, kerumunan malah berpotensi menambah korban jiwa.
"Tidak masalah. Menyerahkan ke Piao Ling juga membuat hati lebih tenang." Ujar Elf Air.
Pimpinan Piao Ling tidak terlalu fokus pada detail, lebih menyukai skala besar. Dalam dungeon mungkin mudah terjadi masalah, tapi memiliki keunikan dalam komando pasukan besar. Setiap orang yang pernah bekerja sama dengannya akan terkesima. Banyak anggota Elite Air yang ingin direkrut Pedang Penghakiman, Piao Ling juga termasuk salah satunya.
"Kamu dan aku harus menemui seseorang selagi masih ada waktu." Lu Li melihat jam, tersisa kurang dari setengah jam. Saat ini Shandris Bulan Bulu seharusnya sedang mempersiapkan diri di Perbukitan Hillsbrad.
Di benua ini, banyak area dimana kota Alliance dan Horde saling berdekatan. Contohnya Astranar dan Splintertree di Lembah Abu-abu, Refuge Pointe dan Fallhammer di Dataran Tinggi Arathi, Theramore dan Brackenwall di Dustwallow Marsh, serta banyak wilayah lainnya.
Beberapa pemain menikmati menyerang markas kubu musuh untuk mencari kesenangan. Ini tidak ada hubungannya dengan Kebaikan dan Kejahatan, setiap jantan pasti punya mimpi perang berdarah - mungkin cewek juga, ini sama sekali tidak bisa dijelaskan dengan konstruksi biologis.
Para pemain ini akan menjelajahi kota-kota dengan pertahanan lemah dalam game. Banyak pemain yang dilindungi kota-kota ini baru memasuki area netral. Begitu pertempuran meletus, lebih banyak pemain berkerumun ke sini. Kedua kubu terus mengerahkan pasukan di medan gaya untuk menjaga keseimbangan.
Pemain menyukai kekacauan, Konflik, dan sensasi haus darah ini. Bahkan maut tak bisa menghentikan langkah kaki mereka.
Tak ada yang ingat kapan perang pertama terjadi, di desa atau kota mana. Sejak itu, api peperangan telah "membakar" Benua Azeroth. Forum resmi bahkan membuka area khusus yang dipenuhi update pertempuran dari berbagai wilayah. Para maniak perang dengan mata merah menyala terus menunggu.
Tapi mengapa harus menempatkan PVP besar-besaran ini di Bukit Hillsbrad, antara Southshore Town dan Tarren Mill?
Di versi awal game "Fajar", desain karakter pemain Horde sangat jelek sehingga Alliance mendominasi secara mutlak dalam jumlah pemain. Sebagian besar pemain masih berkumpul bersama, belum tersebar ke seluruh penjuru dunia untuk memulai petualangan. Sementara satu-satunya titik awal Horde di Eastern Kingdoms adalah Hutan Tirisfal dekat Bukit Hillsbrad, membuat area ini menjadi tempat pertama pemain Alliance bertemu musuh sejati.
Bukit Hillsbrad juga berdekatan dengan lokasi aktivitas utama karakter level 50 dan tingkat maksimum dari kedua kubu - Tanah Wabah Barat dan Timur Tanah Wabah.
Wilayah ini menjadi titik persediaan utama untuk karakter tingkat tinggi yang mengerjakan tugas dan mengulang dungeon. Dengan bergabungnya beberapa karakter level tinggi, dinamika pertempuran akan terus meningkat. Biasanya dimulai dari pertempuran tak terduga antar karakter level rendah, kemudian pemain memanggil bala bantuan melalui serikat atau saluran dunia, hingga akhirnya perang besar yang tak terkendali terbentuk.
Dari sudut pandang strategi militer, jarak antar dua kota yang dekat memungkinkan mayat kabur lebih cepat.
Kedua kota tidak memiliki fasilitas pertahanan kuat atau NPC yang bisa menghentikan eskalasi konflik. Selain itu, topografi yang bergelombang membuat pertempuran semakin menarik. Faktor-faktor ideal ini terkumpul, akhirnya melahirkan Pertempuran Hillsbrad yang epik.
Pihak resmi yang membuka perang PK massal ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut.
Lu Li berpikir jahat, mungkin ini kesalahan penyeimbangan level pemain. Dalam pertempuran seperti ini, pemain level menengah-ke-atas justru menjadi pasukan inti. Frekuensi tewas mereka yang tinggi membuat pengalaman terkuras banyak, sehingga pemain baru lebih mungkin menyusul.
Sistem: Pertempuran Perbukitan Hillsbrad akan segera dimulai. Pemain yang ikut bertempur harap menuju area tersebut untuk persiapan.
Sistem: Peta Perbukitan Hillsbrad telah di-upgrade. Setiap peserta akan mendapatkan: +5 poin kejayaan per eliminasi langsung, +2 poin untuk bantuan eliminasi. Eliminasi pemilik pangkat militer tinggi memberi bonus 10+ poin. Penyelesaian tugas NPC memberi hadiah poin kejayaan ekstra.
Di dalam "Fajar", membunuh pemain kubu musuh di area liar akan memberikan penghargaan berdasarkan level kedua pihak. Jika membunuh pemain dengan level lima lebih rendah, hampir tidak ada nilai penghargaan - kecuali jika segerombolan pemain mengepung dan membunuhmu.
Selain itu, ada perbedaan antara membunuh dan bantuan eliminasi. Sesuai namanya, ini membedakan antara membunuh sendirian dengan mengepung dan membunuh.
Hadiah yang diumumkan sistem ini sebenarnya cukup melimpah. Membunuh satu pemain langsung memberi lima poin, bahkan dengan strategi "mencari ikan dalam air keruh" pun tidak akan pulang tangan hampa.
Mengenai peningkatan peta, ini mungkin merupakan pengaturan sementara dari kelompok komputer cerdas untuk kegiatan ini. Bukit Hillsbrad asli tentu tidak bisa menampung begitu banyak pemain dalam perang besar, jadi sistem sementara memperbesar peta berkali-kali lipat.
Selain itu, banyak pos pengawas dan markas yang ditempatkan di peta. Tempat-tempat ini juga akan menjadi titik pemicu perang besar.
Lu Li dan Elf Air dengan cepat menemukan Shandris Bulan Bulu yang sedang memberikan tugas kepada para Sentinel. Gadis night elf ini duduk dengan penuh wibawa di atas sebuah menara pengawas, dikelilingi oleh sekelompok Sentinel yang cemas melindunginya di tengah-tengah mereka.
Inilah calon Jenderal Besar masa depan bangsa night elf!
"Surat ini dari siapa?" Tanya Shandris Bulan Bulu sambil memegang surat rekomendasi yang Lu Li dapatkan dari Garona.
"Dari mentor saya. Beliau menyuruh saya menemui Anda," jawab Lu Li dengan tenang.
Jika dipikir-pikir, bukankah Shandris Bulan Bulu ini bisa disebut sebagai kakak atau adik seperguruannya?
