Setelah mengambil tugas, Lu Li langsung memimpin tim mengejar pasukan NPC.
Pasukan NPC ini bukan bagian dari pasukan inti Alliance dalam perang kali ini. Pasukan utama yang sesungguhnya dipimpin Shandris menjaga Southshore Town.
Dengan skala sekitar 100 orang, subjek utamanya adalah night elf, sisanya sebagian besar manusia, juga ada beberapa kurcaci, gnome, Draenei, dan ras-ras Alliance lainnya. Meski terlihat memiliki aura megah, sebenarnya mereka tidak akan aktif menyerang pemain. Jika bertemu kelompok besar pemain Horde, selama pemain Horde tidak menyerang mereka, mereka akan terus bergerak maju dengan sikap percaya diri.
Tentu saja, ada juga yang nekat ingin mencoba mengusik harimau tidur.
Bagaimanapun, sekumpulan besar NPC Alliance ini, di mata pemain Horde yang sedang "gila", adalah tumpukan peralatan legendaris dan koin emas.
Hasilnya bisa ditebak. Setelah satu putaran tembakan menyebar, yang tersisa hanyalah puing-puing berantakan. Dua kelompok 100 orang yang dibawa Lu Li asyik mengumpulkan peralatan. Seorang anggota beruntung bahkan menemukan peralatan legenda level 55. Barang yang diperoleh dalam aktivitas seperti ini menjadi milik pribadi. Hasil seperti ini membuat si pemain tersebut senang sampai lupa arah.
Sebenarnya, kelompok Lu Li yang mengikuti NPC seperti ini hanya mendapat sedikit hasil, karena hanya sedikit pemain yang kehilangan akal sehat untuk mengganggu regu besar NPC.
Selain itu, regu NPC ini juga sering bertanggung jawab membersihkan pos pengawas dan titik regenerasi Horde. Wilayah-wilayah seperti ini dijaga ketat oleh NPC Horde dengan perlawanan sengit, membuat pemain mudah tewas. Bahkan jika berhasil direbut, tim akan terkuras habis-habisan.
Lu Li memperhitungkan bahwa setidaknya dibutuhkan hampir dua jam sebelum regu kecil ini bisa bergerak ke belakang garis pertahanan Horde.
Dengan kondisi seperti ini, mengikuti mereka menjadi tidak efisien.
Setelah mempertimbangkan, Lu Li memutuskan untuk sementara berpisah jalan dengan NPC. Pisau belati dia dan Elf Air telah diolesi racun balas dendam - menunggu dua jam akan membuang-buang efeknya. Selain itu, keduanya memiliki doa Dewi Bulan yang membuat sulit dibunuh.
Night elf bernama Kue Panggang yang memimpin regu tidak banyak berkomentar.
Sesuai perintah Shandris, mereka akan bekerja sama dengan petualang ini untuk membunuh komandan musuh setelah menyelesaikan tugas mereka. Selain itu, tidak ada hubungan hak dan kewajiban lainnya.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang, Bos? Kalian sekarang sangat hebat, bagaimana kalau kita mencoba membunuh Xiao Mo?" Fat Monkey menggosok-gosokkan tangan dengan wajah penuh kegembiraan.
"Kamu terlalu banyak berkhayal. Apa untungnya membunuh Xiao Mo? Mari cari markas kecil untuk kita serang sendiri." Lu Li mendaki jalan setapak di gunung kecil hingga mencapai puncak. Dari sini bisa melihat wilayah yang jauh, beberapa area memancarkan kilatan skill yang memukau, sementara area lain masih terlihat lemas.
Menyerang markas bersama NPC, sebagian besar kontribusi datang dari NPC. Poin Penghargaan yang dibagikan ke pemain sangat sedikit.
Di sebuah barak militer yang berada dalam cakupan pandangan mereka, ribuan hingga puluhan ribu petualang seperti air pasang menggempur pertahanan pasukan yang diorganisir. Skill ultimate sistem grup dilepaskan dari tangan Pengendali Sihir yang dijaga prajurit, setiap kali menghapus banyak kehidupan.
Namun jumlah pasukan bangsa orc juga menyusut. Meski bisa melakukan Pembunuhan Sekejap pada pemain, layaknya semut yang banyak bisa membunuh gajah, HP mereka akhirnya terlalu tipis.
Pemain Horde yang jumlahnya lebih banyak lagi membantu NPC satu kubu dalam pertahanan. Mereka bertempur bagaikan pejuang sejati yang pantang mundur, sayangnya barak ini telah masuk jauh ke belahan Alliance dengan bantuan terbatas, jelas takkan bertahan lama.
"Wah, darah berdesir panas! Pasti Kakak Guang sedang mabuk kepayang." Kegagalan menemani Moonlight membuat Fat Monkey sangat frustasi.
"Kita tidak perlu bertarung melawan pemain, keuntungannya tidak besar bagi kita." Lu Li menggelengkan kepala, mengabaikan ekspresi bersemangat Fat Monkey. Mungkin bagi pemain biasa poin kejayaan sangat berharga, tapi semua orang di sini tidak akan menganggap poin kejayaan sebagai sesuatu penting.
Di peta yang telah diperbaiki Sistem ini, tersebar markas-markas yang berjejal sangat rapat.
Ada yang berupa barak militer, gudang logistik, lapangan latihan, menara pengawas, titik regenerasi - singkatnya selama ingin mencari masalah, pasti ada tempat yang bisa dituju.
Setelah menganalisis, Lu Li dengan cepat memilih sebuah menara pengawas.
Pertama, jumlah orang di menara pengawas tidak banyak. Tepatnya di momen pertempuran sengit seperti ini, mustahil menempatkan pasukan berkuda besar di sana - regu sepuluh orang sudah maksimal.
Kedua, personel di menara pengawas tersebar, tidak seperti barak militer yang memusatkan banyak pasukan. Selain itu terdapat Pengendali Sihir di sana. Dua ratus orang yang dibawanya jelas tidak cukup untuk menghadapi sistem Pengendali Sihir yang bisa melakukan finishing blow. Hanya struktur arsitektur berlapis seperti menara pengawas yang dibangun untuk pengamatan musuh, strategi berburu monster satu per satu bisa diterapkan.
Terakhir tentu masalah MT.
Lu Li kali ini tidak membawa MT sama sekali. Alasan utamanya, membawa pun percuma. Diperkirakan bahkan dengan skill keringanan damage aktif, Biru Muda Laut Angin takkan tahan menghadapi serangan mutlak Bai Ge Lei Fu. Untuk menahan monster, dia dan Elf Air sudah cukup. Setelah mendapat status Doa Dewi Bulan, baik pertahanan maupun serangan mereka setara dengan BOSS biasa.
Tapi pada akhirnya mereka bukan MT. Mekanisme kebencian memang dipengaruhi damage, tapi tidak mutlak.
Jika monster terlalu banyak, Elf Air dan Lu Li tidak akan bisa menahan. Begitu monster-monster ini menerobos ke tengah-tengah karakter jarak jauh, Lu Li dan Elf Air tidak akan bisa menyelamatkan karena mereka tidak memiliki skill mengejek untuk mengambil alih kebencian.
Monster di menara pengawas jumlahnya sedikit, maksimal dua monster per lapisan, bisa ditahan dengan stabil.
Menara pengawas bernama Laika yang dipilih Lu Li terletak di posisi timur yang agak terpencil, memiliki ketinggian elevasi yang cukup tinggi sehingga bisa memandang ke wilayah yang jauh. Horde terutama menggunakan menara ini untuk menyediakan laporan intelijen strategis ke belakang garis. Di puncak menara terdapat seekor Yufengzhe. Saat ada laporan penting, agen intelijen akan menungganginya untuk terbang kembali.
"Ingat, fokuskan serangan terpusat pada monster yang sedang Aku dan Elf Air serang. Penyembuh usahakan jangan menyembuhkan saat banyak monster." Sebelum masuk, Lu Li mengingatkan sekali lagi.
Doa Dewi Bulan masih terlalu sedikit. Jika 200 orang di sini semua diberi Doa Dewi Bulan - sebenarnya ini mustahil. Kalau 200 lebih orang punya Doa Dewi Bulan, Lu Li pasti bisa menyerbu seluruh Perbukitan Hillsbrad. Sayangnya Shandris sudah menguras tenaga untuk memberikan Doa Dewi Bulan padanya dan Elf Air.
Bahkan Tyrande pun mungkin tidak sanggup memberikannya ke 200 lebih orang.
Lu Li langsung menerobos masuk. Sebelum sempat mengamati sekeliling, dua bilah pedang sudah menyambar datang. Di dunia nyata, serangan ini pasti akan membelah manusia jadi dua.
Aduh, ternyata menyergap diam-diam!
Dia tak sempat melihat siapa di belakangnya. Dengan refleks, tubuhnya menerjang ke depan, berguling lalu melompat bangkit menghadap frontal ke para penyerang.
Dua Penjaga Troll bermuka tertutup ini, dilihat dari profesinya, termasuk jenis pengintai yang khusus bertugas mengamati pergerakan musuh, menyusup mencari informasi. Tugas mereka saat ini seharusnya mempertahankan pos pengawas.
Setelah Lu Li kabur, mereka langsung melakukan pengejaran dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Tak bisa dihindari lagi, Fajar toh bukan game yang bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan penghindaran. Sebuah pedang pendek penjaga troll menusuk bahu Lu Li, menguras HP-nya lebih dari 1.400.
