Melihat nilai kerusakan ini, Lu Li justru menjadi tenang.
Jika biasanya, kehilangan 1.500 HP sekaligus mungkin akan membuatnya tumbang dalam beberapa serangan, tapi sekarang berbeda. Tubuhnya masih disinari Doa Dewi Bulan, total HP yang sebelumnya hanya 3-4 ribu langsung melonjak menjadi lebih dari 80 ribu. Kerusakan seperti ini bagai hujan rintik-rintik.
Sebenarnya, para penjaga troll ini benar-benar kuat.
Doa Dewi Bulan tidak hanya menambah HP, hampir semua aspek yang bisa dipikirkan pemain ditambahkan. Pertahanan juga aspek yang sangat krusial. Tanpa Doa Dewi Bulan ini, serangan tadi pasti menyedot setidaknya 3000 HP Lu Li. Pemain normal pasti langsung terbunuh seketika.
Hanya profesi MT yang bisa bertahan dengan Upaya Setengah Hati dari serangan monster jenis ini.
Penjaga Troll lainnya dicegat oleh Elf Air. Lu Li sendirian mungkin bisa bertahan melawan dua Penjaga Troll, tapi belum tentu bisa tahan aggro, karena dia tidak punya skill atau equipment yang meningkatkan kebencian.
"Bos, kamu mementingkan cinta daripada persahabatan nih." Fat Monkey tidak berani bicara di TKP, ini dikirim via chat pribadi ke Lu Li.
"Berantakan apaan? Kok aku dibilang mementingkan cinta?" Lu Li biasanya cukup berwibawa, tapi Fat Monkey tidak takut padanya. Hubungan mereka cukup baik, jadi keluhan seperti ini tidak dianggap aneh. Dia hanya penasaran di mana dia membuat anggota ini merasa diperlakukan tidak adil.
"Kenapa NPC memberi status tambahan ke Air MM tapi tidak ke aku? Status ini terlalu keren banget." Fat Monkey merasa tersinggung.
Dia ahli dalam serangan. Jika ada bonus status ini, pasti bakal "Tuhan menghalangi bunuh Tuhan, Buddha menghalangi bunuh Buddha".
Lu Li menyerang penjaga troll. Serangan biasa saja bisa memberikan kerusakan ribuan. Jika menggunakan skill dengan tingkat penyelesaian tinggi plus CRIT, kerusakan puluhan ribu pun bukan masalah. Dengan sedikit hoki, mungkin bisa mencapai kerusakan sepuluh ribu.
"Kita pasti main game yang berbeda! Ini server pribadi! Aku mau laporkan kamu!" Fat Monkey melihat kerusakan yang dulu jadi kebanggaan, kini malah menyedihkan. Dia hampir menangis terisak, belum pernah sebegitu bencinya pada bos serikat sendiri.
Yang lebih menyebalkan, bukan cuma bos yang punya, bahkan Air MM juga dapat.
“Jangan berlagak seperti wanita penggerutu, terlihat sangat merinding.” Lu Li berkata dengan jijik: “Alasan serangan setinggi ini karena pisau belati kita diolesi sesuatu, hanya pencuri yang bisa menggunakannya. Memangnya siapa yang menyuruhmu jadi penyihir.”
“Siapa yang menyuruhku bukan cewek.” Fat Monkey bergumam lirih, aura dendam memenuhi seluruh menara pengawas.
“Mundur, semua geser ke sudut dinding! Penyihir maju ke depan, tunggu perintahku untuk buka 'kulkas'.” Lu Li tak sempat membalas Fat Monkey. Melihat Penjaga Troll mulai membaca bilah, ia langsung memberi perintah baru.
Dua Penjaga Troll ternyata mulai berotasi bersamaan—tolong jangan tanya kenapa pengintai bisa pakai skill andalan prajurit gila seperti Whirlwind—saat berputar, area serangan meluas. Karakter jarak jauh pun belum tentu aman. Kebencian hampir di-reset ulang, Lu Li sama sekali tak bisa menarik aggro.
Untungnya semua patuh. Perintah Lu Li dieksekusi dengan sempurna.
Dua troll penjaga segera kehabisan trik, seluruh pertempuran hanya berlangsung empat menit. Kerusakan yang disebabkan oleh Lu Li dan Elf Air sungguh luar biasa tinggi.
Can Meng maju untuk meraba barang - di tempat seperti ini, bahkan jika Lu Li tidak membawa siapa pun, dia harus membawa Pemburu kecil. Sungguh ingin mengubah Pemburu kecil menjadi gantungan yang bisa dipakai di badan, cukup dikeluarkan saat perlu meraba peralatan. Beberapa penggemar novel di serikat yang berdiskusi tentang cheat emas lintas dunia sepakat bahwa membawa Can Meng adalah yang paling tepercaya, mengulang monster dan mengambil perlengkapan pasti barang legendaris.
Dua peralatan Emas Gelap, dua material langka, plus satu buku skill pencuri.
Perlengkapan dibagikan, material juga dibagi. Buku skill pencuri sudah dimiliki Lu Li, dia menyimpannya dulu untuk nanti dibagi-bagikan dengan Elf Air setelah pertempuran berakhir.
Pasukan yang dikerahkan kedua pihak kali ini jumlahnya hampir sama, peralatan pada dasarnya dibagi merata antara kedua belah pihak. Bahkan jika ada sedikit ketidakmerataan, kami yakin tidak akan ada yang protes. Seperti kata Fat Monkey, "Yang penting tetap berada di lingkaran internal."
Lantai dua juga serupa, selain dua penjaga troll, ada tambahan satu Peti harta.
Atau lebih tepatnya kotak persediaan. Setelah membunuh troll, Lu Li membukanya dan mendapatkan banyak kain serta persediaan makanan. Selain itu ada satu senjata tiang panjang legenda yang berhasil dibagi ke salah satu pemburu di pihak Elf Air.
Lantai tiga dijaga bukan oleh troll, melainkan kombinasi pemburu troll dan prajurit bangsa orc. Konfigurasi ini sedikit meningkatkan kesulitan.
Tidak menjadi masalah bagi dua BUG bernama Lu Li dan Elf Air. Durasi pertempuran pun tetap sama.
Menara pengawas memiliki empat lapisan. Setelah mencapai puncak, akan ada Herald yang merupakan makhluk tingkat tinggi. Jika NPC sebelumnya hampir mustahil mengeluarkan item legenda, maka Herald ini hampir pasti menghasilkan satu.
Tiga lapisan pertama enam monster, Herald di atas dengan dua pengikut ditambah satu Yufengzhe yang tidak aktif menyerang.
Ini agak canggung. Kemampuan Lu Li dan kawan-kawan hanya cukup untuk menahan dua monster. Tiga monster sedikit melelahkan, soalnya healer tidak mungkin terus-terusan tidak menyembuhkan Lu Li. Begitu healer mulai menyembuhkan, monster yang tidak diserang Lu Li tapi sedang menyerang Lu Li akan langsung memburu healer.
Sekarang dipikir-pikir, seharusnya Doa Dewi Bulan diberikan ke Biru Muda Laut Angin. Lagi pula dia punya racun, damage-nya tidak masalah.
Sayangnya tidak ada wilayah yang menjual obat penyesalan. Jelas Lu Li juga bukan Tuhan yang tidak akan pernah melakukan kesalahan.
"Penjajah datang! Aku harus memberitahu Yang Mulia Baigleif! Pasukan, lindungi aku!" Herald itu melihat Lu Li dan kawan-kawan——200 orang menyerbu serentak, hampir tidak ada tempat kosong di menara pengawas. Untungnya untuk memudahkan pemain berperang, menara ini bukan tipe yang benar-benar hanya muat beberapa orang.
Dua pengikut mengaum keras, mengeluarkan dua kapak besar dari belakang layar.
Ternyata mereka adalah prajurit gila dengan serangan yang mumpuni!
Tunggu, apa yang Herald katakan tadi, melindungi dia...
"Serang, serang Yufengzhe itu!" teriak Lu Li keras. Meski menyerang Yufengzhe berarti harus bertarung dengan empat monster, hasil akhirnya sudah tidak ingin dia pikirkan lagi.
Setelah mengatakan "lindungi aku", Herald langsung meningkatkan kecepatan menuju Yufengzhe. Dengan gemetar di kendali, dia mengendalikan Yufengzhe yang sedang dilanda kemarahan akibat serangan untuk langsung melambung tinggi. Skill para pemain dihujamkan tanpa ampun ke Yufengzhe dan Herald, sayangnya selain sedikit kerusakan tak berarti, tidak bisa mempengaruhi pelarian mereka.
Ternyata... kabur!
Lu Li sangat frustrasi, napasnya tersekat di tenggorokan hingga hampir tidak bisa bernapas. Tapi apa yang bisa dilakukannya? Sebuah BOSS ingin kabur, apalagi yang bisa terbang, mustahil dihadang oleh orang-orangnya. Mereka hanya bisa menahan diri dan melanjutkan berburu monster.
Dua pengikut Herald tidak bisa ikut kabur, secara alami menjadi sasaran amuk para pemain.
Salah satunya hanya menggunakan peralatan Emas Gelap asal-asalan, sementara yang lain memberikan peralatan legenda.
Peralatan legenda untuk prajurit, Lu Li melihat sebentar lalu menyerahkannya ke Elf Air.
Sifatnya cukup bagus untuk pemain biasa, tapi sama sekali tidak mungkin digunakan Moonlight. Jadi Lu Li langsung memberikan equipment ini ke Elf Air. Nanti jika ada hadiah yang bisa digunakan atlet esports Pedang Penghakiman, dia bisa mengambilnya dengan penuh keyakinan.
Sistem: Anda menghancurkan Menara Pengawas Leica, mendapatkan hadiah pengalaman, hadiah Poin Penghargaan, dan hadiah reputasi.
"Bunuh atau usir semua NPC Horde di dalam menara pengawas, itu sama saja dengan menduduki menara. Selanjutnya NPC Alliance akan datang mengambil alih, dan kalian akan mendapatkan pengalaman, reputasi, serta Poin Penghargaan."
Dibandingkan bertarung di area liar, keuntungan menyerang markas adalah bisa dapat reputasi dan pengalaman yang sangat banyak. Tapi Poin Penghargaan biasa saja, soalnya 200-an orang harus berbagi sedikit poin ini, jadi per orang dapatnya terbatas.
Total waktu pertempuran di pos pengawas ini hanya 10-20 menit, tapi hasil yang diperoleh sangat besar.
Bagi pemain biasa, meski tidak pernah wipe sekalipun, setidaknya butuh setengah jam lebih untuk menyelesaikannya. Tapi sekarang berbeda - di sini ada Lu Li dan Elf Air. Baik damage maupun pertahanan mereka seperti bug! 200 orang yang mereka bawa kali ini semuanya adalah pasukan elite dengan damage amuk.
"Kali ini kita tidak akan pilih menara pengawas lagi." Setelah sekali tertipu, Lu Li tentu tak ingin nasib yang sama terulang.
Setelah mengamati, dia memutuskan untuk menyerang barak kosong.
Di sini muncul pertanyaan: barak kosong tidak berarti barak yang terbengkalai, sebenarnya masih ada pasukan di dalamnya meski jumlahnya sangat sedikit. Apakah benar-benar kosong atau tidak, dari luar sama sekali tidak terlihat. Jadi harus ada yang masuk untuk melakukan penginderaan.
Di hadapan prajurit level enam puluh, semua teknik penyamaran hanyalah lelucon kosong.
Untungnya status Lu Li dan Elf Air setelah menerima doa Dewi Bulan sangat luar biasa. Setelah memilih dua target, mereka berdua menyelinap masuk dengan sikap percaya diri, berputar satu lingkaran tanpa ada prajurit yang menyadari.
Perasaan ini sungguh luar biasa.
Sejujurnya, jika memilih untuk melakukan percobaan pembunuhan terhadap Xiao Mo saat ini, benar-benar tidak ada masalah tingkat kesulitan.
Sayangnya, setelah dipikirkan, Lu Li akhirnya menyerah pada gagasan menggoda ini.
Pedang Penghakiman dan Lu Li, siapa pun tidak perlu lagi menggunakan cara membunuh figur terkenal untuk membangun momentum. Apalagi minggu depan Pedang Penghakiman akan bertanding melawan Ibu Kota Kejayaan. Jika Lu Li memanfaatkan BUG seperti ini untuk membunuh Xiao Mo sekarang, terlepas dari hasil pertarungan, pasti akan ada yang membuat komentar miring.
Bahkan jika Xiao Mo terbunuh, dia hanya akan kehilangan sedikit nilai pengalaman. Paling-paling satu peralatan acak yang akan terjatuh.
Dengan dukungan klub sebesar Ibu Kota Kejayaan, kerugian tingkat ini tidak akan memengaruhi kekuatan Xiao Mo. Sebaliknya, opini publik justru akan beralih ke pihak lawan.
Lebih baik manfaatkan kesempatan ini untuk menaklukkan beberapa markas dan mengumpulkan pengalaman. Sebagai pemain yang menyebabkan kerusakan terbanyak, Lu Li dan Elf Air mendapatkan nilai pengalaman yang begitu melimpah sampai sulit dibayangkan. Lu Li merasa hari ini naik ke level lima puluh sembilan sama sekali tidak membuatnya tertekan.
Saat melakukan penginderaan di barak militer ini, Lu Li hampir mengeluarkan keringat dingin.
Barak militer ini terlihat sepi, namun sebenarnya semua orang berkumpul di sebuah tenda untuk minum-minum. Ada juga barak khusus korban luka yang juga dipenuhi orang. Begitu Lu Li masuk bersama pasukannya, mereka bisa menghadapi puluhan prajurit level BOSS yang mengepung, termasuk seorang perwira.
Untungnya Lu Li melakukan penginderaan dengan teliti, sehingga tidak melewatkan petunjuk sekecil apapun.
Barak korban luka semacam ini sebenarnya termasuk jebakan. Jika pemain mengira barak ini kosong lalu memutuskan untuk maju, sudah pasti mereka akan bernasib sial.
Barak yang diperiksa Elf Air justru tidak bermasalah. Konon seluruh kompleks barak kosong, hanya ada delapan penjaga yang berpatroli secara terpisah di sekitar markas. Jika mereka masih mematuhi hukum cakupan kebencian yang ditetapkan sistem, menaklukkan tempat ini semudah membalikkan telapak tangan.
Setelah memiliki target, tentu tidak akan menunda lagi. Waktu sangat berharga.
Barak yang diindera oleh Elf Air ini seharusnya merupakan milik ras mayat hidup, atau bisa juga disebut "yang Terlupakan", ras mayat hidup berkesadaran diri dan cerdas yang dipimpin oleh Ratu Banshee Sylvanas.
Markas Horde di ujung lain Bukit Hillsbrad, Tarren Mill, diduduki oleh yang Terlupakan di bawah komando Ratu Sylvanas, di mana mereka mendirikan benteng militer. Dalam perang kubu kali ini, pasukan NPC pihak Horde selain bangsa orc adalah mayat hidup, baru kemudian disusul troll.
Beberapa mayat hidup di markas ini terlihat serupa, posisi mereka sangat tersebar, hanya lokasi pergerakannya yang relatif acak.
Setelah menganalisis, Lu Li menemukan kemungkinan adanya prajurit lain yang kebetulan berpatroli ke area ini dan ikut bertempur selama pertarungan. Karena itu dia mengabaikan opsi menarik dua monster sekaligus, dan memutuskan untuk menyelesaikan para prajurit ini satu per satu.
