“Kalian terlambat, terlambat bukanlah kebiasaan baik.” Kapten Penjaga berkata dengan dingin.
“Maaf, kami mendapat terlalu banyak serangan dari petualang Horde. Untuk membersihkan enam belas markas, kami membuang-buang terlalu banyak waktu sehingga gagal mencapai titik pertemuan sesuai janji. Sungguh menyesal.” Lu Li menunjukkan ekspresi penuh penyesalan seolah rela mati untuk menebus kesalahan.
“Apa? Enam belas markas!” Kapten Penjaga terkejut, bola matanya hampir melotot keluar.
Meski 200 orang Lu Li terlihat megah, sebenarnya di mata NPC sepenuhnya payah. Dua atau tiga orang dari mereka bisa membersihkan kelompok ini menguap tak berbekas. Tak disangka kelompok payah ini ternyata berhasil membersihkan enam belas markas.
Padahal tim 100 orang yang kuat ini sendiri hanya berhasil menghancurkan beberapa markas saja.
Kapten Penjaga yang transparan ini tidak tahu, markas yang mereka hancurkan itu benar-benar dihancurkan dengan susah payah. Selain menghadapi lawan yang tangguh, juga ada gelombang demi gelombang pemain Horde yang membantu. Waktu pertempuran setiap kali pasti berlangsung lama.
Yang disebut belasan markas milik Lu Li dan kawanan ini, ada yang merupakan menara pengawas dengan Herald yang bisa kabur, ada yang barak militer tanpa perwira yang menjaga, bahkan ada panti jompo yang hanya menyisakan pasien sakit dengan darah tersisa.
Singkatnya, Lu Li dan timnya memilih buah persik paling lunak untuk diremas, sedangkan Kapten Penjaga dan timnya mengunyah tulang keras.
Lu Li yang tak tahu malu ini dengan lapang dada menerima pandangan penuh hormat dari Kapten Penjaga, lalu tanpa malu-malu mengajukan permintaan agar sang Kapten membawanya mencari masalah dengan Baygriff.
"Nanti akan melancarkan serangan total, pasukan kita akan berusaha sebisanya menciptakan kesempatan, tapi kesempatan hanya ada sekali, dan waktu yang tersisa tidak banyak. Jika memungkinkan, kalian harus mencari teman untuk membantu mempertahankan dari para petualang. Meski kekuatan mereka biasa, jumlah mereka benar-benar terlalu sedikit," kata Kapten Penjaga.
Tampaknya, pertarungan antar kubu yang berlangsung selama enam jam ini akan memasuki fase akhir.
Lu Li dan Elf Air saling memandang, lalu mulai mengerahkan pasukan untuk persiapan pertempuran pamungkas. Pedang Penghakiman, Kota Wushuang, Paviliun Hujan Ringan - tiga aliansi ini menyatukan total pemain mencapai skala seratus ribu. Saat bergerak, mereka bagai kunang-kunang di kegelapan malam, bersinar terang sehingga mustahil untuk diabaikan.
Mendengar kabar ini, Xiao Mo langsung menegangkan bagian pantatnya dan segera menempatkan banyak personel di sekelilingnya.
"Fajar" bukan game di mana high-end player tidak akan mati. Membuka dungeon sehari mati puluhan bahkan ratusan kali adalah hal biasa, di area liar juga sering ikut mati. Di panggung kecil, Lu Li dan Xiao Mo sudah mati dengan berbagai pose, tapi dihadapi satu orang secara frontal, Siapa pun pasti merasa tidak nyaman.
Tapi kemudian dia berpikir, "Sialan, kenapa Aku harus takut mereka?"
Bahkan jika pemain Alliance berkumpul bersama, Horde tidak ada prinsip untuk takut. Dari statistik jumlah kubu saat ini, kubu Horde selalu memiliki keunggulan dengan jumlah total sedikit lebih tinggi.
Maka pemain Horde yang dikendalikan Ibu Kota Kejayaan pun mulai bergerak.
Distribusi kekuatan di sisi Alliance lebih rumit. Tiga serikat Lu Li hanya bagian kecil, namun serikat-serikat lain yang melihat Ibu Kota Kejayaan bergerak, alamiah juga tidak bisa terus diam bodoh. Akhirnya mereka pun ikut bergerak.
Dalam waktu singkat, medan pertempuran di Bukit Hillsbrad ini mengalami transformasi dramatis. Pasukan dengan cepat diatur menjadi formasi konfrontasi dua faksi.
Pemain soliter biasa yang enggan tinggal diam pun ikut nimbrung, sehingga suasana pertempuran pamungkas langsung tercipta.
Lu Li dan Elf Air sama-sama tidak menyangka perkembangan situasi bisa selancar ini. Pertarungan di sana mungkin takkan segera menentukan pemenang, namun seluruh Alliance di belakang mereka sedang berjuang untuk kesempatannya. Meski semua tahu dia menyergap Komandan target, takkan ada yang menyangka ini misi tugas.
Mereka hanya akan mengira Lu Li benar-benar jantan sejati, yang selalu menyerang entitas terkuat Horde tanpa ampun.
Waktu itu Xiao Mo, kini Xiao Mo sudah tak cukup berarti lagi. Hancurkan komandan mereka, lemparkan harga diri mereka ke parit kotor!
Di sisi Baine Bloodhoof awalnya terdapat banyak pasukan dari Legiun Baja Armored, namun seiring Dominasi berkembang, pihak Alliance terus mengerahkan kekuatan Sentinel, manusia, dan lainnya. Ia pun terpaksa mengirim regu-regu penjaga untuk menghadapinya, hingga akhirnya hanya tersisa sekitar seratus orang saja.
Selama Shandris tidak membawa pasukan besar menyerang, setidaknya ratusan orang ini sudah lebih dari cukup untuk menahan para petualang.
Pada saat seperti ini, jika tidak memanfaatkan situasi ini, maka itu bukanlah Lu Li. Dengan sangat ia meminta Kapten Penjaga untuk memimpin pasukan menyerang formasi tempur Baine Bloodhoof.
Sebenarnya Kapten Penjaga merasa masih bisa menunggu lebih lama, situasi pertempuran belum mencapai momen kritis. Bisa jadi pihak Horde sedang genting, dan Baine Bloodhoof akan terus mengirim pasukan tambahan. Nanti ketika jumlah pasukannya semakin berkurang, akan lebih mudah. Sebagai komandan sementara kecil, prinsipnya adalah memperluas kemenangan dalam pertempuran sebisa mungkin sambil mengurangi kerugian pasukan kita.
“Pernah lihat Komandan yang membawahi pasukan di bawah 100 orang?” Lu Li bertanya.
Kapten Penjaga terdiam, tak menemukan contoh untuk membantah. Jangankan Komandan level seperti Baregrum, bahkan dirinya sendiri masih memimpin regu 100 orang.
“Jika situasi pertempuran genting, hanya ada dua skenario.” Lu Li menjelaskan dengan khidmat: “Pertama, Baregrum mengerahkan sisa pasukan ke medan tempur. Menyerangnya di tengah ribuan prajurit memang mudah, tapi membunuhnya adalah cerita lain.”
Ucapan ini memang benar. Lingkungan yang rumit dan prajurit Horde serta pemain di TKP pasti tak akan diam melihat orang membunuh bos mereka.
Kapten Penjaga mengangguk: “Lalu, skenario kedua apa?”
“Mengontraksikan pasukan untuk bertahan secara terpusat. Jika itu terjadi, harapan kita untuk menggoda mereka pun pupus.” Visi Lu Li jauh melampaui NPC kecil Sistem ini, apalagi dalam hal komando ia memang punya keunikan tersendiri.
Kapten Penjaga hanya sekadar ingin menang dengan jumlah yang lebih banyak, namun mengabaikan beberapa aspek kemanusiaan.
"Tampaknya... seperti itu, lalu bagaimana kita harus menyerang sekarang?" Kapten Penjaga dengan mudah dipengaruhi, ditambah lagi Lu Li adalah orang yang ditekankan Komandan Shandris Bulan Bulu perlu dikoordinasi, dengan wajar dia menyerahkan kendali tim.
"Sekarang, tontonlah pertunjukan dulu." Lu Li memandang ke arah kemah pasukan Horde.
Persis setelah ucapannya bergema, segerombolan pencuri muncul dalam penglihatan mereka dan menerjang kemah pasukan Horde.
Kemah pasukan yang sudah seperti tali busur yang sudah ditegangkan itu langsung riuh rendah, pasukan bangsa orc berhamburan menghadapi para pencuri, sementara sebagian lain mengejar para pencuri yang kabur...
"Saatnya, ikuti aku!" Lu Li tidak hanya menyuruh NPC menerobos formasi bunuh diri. Dia sendiri memimpin dengan menunggang kuda, mengandalkan HP tebal dan statistik luar biasa, ditambah dukungan regu penyembuh di belakangnya yang membuatnya tak perlu khawatir akan keselamatannya.
"Ikuti aku" dan "Beri padaku perintah" adalah dua konsep yang sama sekali berbeda.
Bahkan Kapten Penjaga dengan level kecerdasan terbatas pun tersulut semangatnya. Dengan cepat dia mempercepat langkah, menyusul Lu Li yang sedang menerjang tenda Horde yang kacau-balau.
