"Serang terpusat March Rain sebelum Lu Li tiba!" teriak Xiao Mo.
Ini adalah strategi Ibu Kota Kejayaan, tidak bisa dikatakan salah. Dia juga melihat Lu Li muncul di kejauhan, namun jarak menuju arena pertempuran masih cukup jauh. Dengan perkiraan tradisional, setidaknya butuh belasan detik untuk mencapai TKP.
Bukan tidak mungkin untuk menyelesaikan Hujan Maret dalam belasan detik ini.
Lagipula, bahkan jika tidak bisa diselesaikan dalam belasan detik, selama Hujan Maret bisa dilumpuhkan, apa yang bisa dilakukan Lu Li sekalipun datang? Seorang pencuri hanya bisa menyaksikan Hujan Maret dibunuh paksa.
Maka, beberapa anggota Ibu Kota Kejayaan tidak terlalu memperhatikan kedatangan Lu Li yang akan segera tiba.
Moonlight yang mengetahui tujuan kepergian Lu Li, secara tak sengaja mengawasi situasi. Karena itulah dia menyadari sesuatu yang luput dari perhatian anggota Ibu Kota Kejayaan - gerombolan yeti yang berduyun-duyun datang itu!
Ada yang bilang, asal usul menentukan gaya bertindak seseorang.
Sama seperti seorang miliarder yang berasal dari latar belakang sangat rendah, saat kecil sering kelaparan dan kerap ngiler melihat martabak daun bawang di lapak pedagang. Meski sudah sukses, dia mungkin masih sering teringat martabak itu, bahkan kadang menyuruh orang membelinya untuk dicicipi.
Lu Li adalah seorang preman yang berjuang di garis batas survival. Asal usulnya menentukan gaya bertindaknya yang di mata orang bermoral dianggap sebagai menggunakan segala cara.
Contohnya dia secara alami akan memancing sekawanan monster salju datang, sama sekali tidak mempertimbangkan apakah taktik Meminjam Pisau untuk Membunuh ini akan mengecewakan para pemuda bersemangat. Dalam hati para pemuda berdarah panas, sang bos seharusnya langsung menyerang frontal Xiao Mo, mengalahkannya secara jantan sampai berlutut menyanyikan lagu penaklukan.
Hujan Maret mengerahkan segala taktik, kali ini benar-benar tanpa keraguan sama sekali.
Moonlight juga memberikan "Intervene" pada timing yang tepat, membantunya menanggung sebagian kerusakan. Moonlight dan krunya tidak sengaja menyerang siapa pun—jika ada anggota tim yang menjadi target serangan terpusat, biasanya kita harus menyerang anggota lemah lawan. Jika tidak memungkinkan, lakukan "Tukar Biji". Moonlight langsung melancarkan serangan angin puyuh. Tujuannya bukan untuk membunuh, melainkan mengacaukan irama serangan lawan, membuat anggota Ibu Kota Kejayaan tidak bisa fokus menyasar Hujan Maret.
Operasi yang dilakukan anggota lain pun kurang lebih sama.
Karena perintah Lu Li hanya dua: pertama, menjaga Hujan Maret; kedua, menahan orang-orang ini.
Dua perintah ini tidak bertentangan. Menjaga Hujan Maret sama artinya dengan menahan anggota Ibu Kota Kejayaan—karena jika mereka berhasil membunuh Hujan Maret, biasanya mereka akan mundur terlebih dahulu, apalagi dalam situasi dikepung pasukan besar.
Yang pertama menemukan yeti adalah Xishan Bai.
"ID game-nya adalah Xishan Bai, penampilannya memang putih bersih. Wajahnya merupakan interpretasi sempurna dari istilah 'wajah putih'. Namun saat ini, wajah itu tiba-tiba menjadi lebih pucat dalam sekejap."
"Mundur, cepat mundur!"
"Mundur? Kenapa harus mundur?" Xiao Mo tak mengerti sementara darah March Rain hampir habis, mengapa Xishan Bai yang biasanya tepercaya tiba-tiba mengajukan usul mundur.
"Lihat!"
Xishan Bai tak punya waktu dan kebutuhan untuk menjelaskan. Mengikuti arah jari yang ditunjukkannya, Xiao Mo melihat gerombolan monster salju yang menyumbat di belakang Lu Li—paling sedikit belasan ekor. Inilah alasan keterlambatan kedatangan Lu Li dibanding perkiraan Moonlight. Dia harus memancing monster, jika lari terlalu cepat monster tak akan terkumpul.
"Sial!" Xiao Mo tak tahan melontarkan umpatan, kemudian berteriak memerintahkan anak buahnya untuk mundur.
Saat ini, mana mungkin bisa pergi begitu saja? Moonlight, Fat Monkey, dan yang lain langsung mengerahkan skill kontrol mereka. Bahkan Hujan Maret berhenti menyembuhkan diri sendiri, berusaha keras mengendalikan pemain Ibu Kota Kejayaan, terutama tiga orang yang membawa status monster salju.
Sejak Lu Li memancing monster hingga dekat, para monster salju sudah mulai menunjukkan kegaduhan.
Dengan cepat mereka menemukan tiga petualang dengan Aura Berdarah di bawah kaki. Secara alami mereka meninggalkan Lu Li, mengabaikan Moonlight dan yang lain yang tetap berdiri tanpa bersembunyi. Hanya tiga lingkaran cahaya itu yang tersisa di pandangan mereka, simbol dari tiga anggota klan mereka yang diburu.
Tiga anggota Ibu Kota Kejayaan yang membawa status monster salju adalah Xiao Mo, Blood Dagger, dan Kong Xing Xiuluo.
Status Yeti Salju Xiao Mo adalah meningkatkan Kerusakan Kritikal dan mengurangi waktu bilah baca mantra es sebesar dua puluh persen. Status ini bisa disebut sebagai status tingkat dewa untuk penyihir, terutama Ice Mage. Xiao Mo sendiri tidak menyangka status ini langsung muncul saat membunuh Yeti Salju pertama. Saat itu, dia bahkan merasa pertandingan ini sudah mencapai akhir cerita.
Status Yeti Salju Blood Dagger menambah kecepatan. Dengan tegas dia mengaku sekarang bisa berlari lebih cepat dari pencuri mana pun.
Tapi apa gunanya kecepatannya? Dia bahkan tidak bisa mencegah Lu Li lebih dulu. Andai dia bergerak lebih cepat untuk mencegah, mungkin bisa memancing Yeti Salju pergi dengan status Yeti di tubuhnya sebelum monster itu menemukan para pelaku lainnya.
Kesalahannya adalah terlalu fokus menyerang Hujan Maret, sehingga kehilangan kewaspadaan seorang pencuri.
Status Kong Xing Xiuluo meningkatkan kerusakan. Status ini membuat kerusakan dasarnya melonjak setidaknya sepertiga. Sayangnya, ini tetap tidak bisa membantunya mengalahkan Yeti Salju secara instan, maupun kabur dengan cepat.
Lu Li secara pribadi maju untuk mencegat Xiao Mo.
Pertarungan paling dinantikan antara dua rival ini tidak terjadi di pertarungan arena, melainkan bertemu di peta pertandingan tim.
Tidak ada adegan saling berhadapan ala jagoan sebelumnya, Lu Li langsung menerjang Xiao Mo tanpa ragu dengan taktik memaksa total. Bahkan dia tidak meminta duel 1vs1, karena ditemani Moonlight yang siap berkoordinasi.
Tim lainnya bertugas mencegah Kong Xing Xiuluo, sementara Blood Dagger dan dua anggota tanpa status yeti diabaikan total. Namun mereka mustahil kabur karena akan mengorbankan Xiao Mo dan Kong Xing Xiuluo - bertahan bertiga pun sia-sia.
Inilah efek yang diinginkan!
Lu Li lega, sebelumnya sempat khawatir lawan benar-benar kabur.
Andai itu terjadi, belasan yeti akan membunuh Xiao Mo dan Kong Xing Xiuluo. Setelah target utama tumbang, monster akan beralih ke anggota Pedang Penghakiman. Jika trio yang kabur tadi melakukan serangan balik mendadak, Ibu Kota Kejayaan mungkin masih punya peluang.
Hal-hal yang bisa dipikirkan Lu Li, sebenarnya juga seharusnya bisa terpikir oleh Xiao Mo.
Sayangnya sekarang kepalanya kacau balau, sudah tidak bisa berpikir normal. Peta yang awalnya dia anggap menguntungkan ternyata tidak memberinya keunggulan, sementara belasan yeti yang dipancing Lu Li justru menjerumuskan mereka ke jurang kekalahan.
Lalu, mengapa pertempuran guild kali ini bisa kalah?
Kong Xing Xiuluo terkepung beberapa yeti setelah dikendalikan Moonlight, lalu tewas begitu saja.
Yeti-yeti itu setelah membunuh Kong Xing Xiuluo langsung menyerang Xiao Mo dan Xishan Bai yang menarik perhatian karena menyembuhkan Kong Xing Xiuluo. Adapun Blood Dagger, dia berusaha memancing yeti-yeti itu pergi, namun meski sempat tertarik, yeti-yeti itu sama sekali tidak menghiraukan provokasinya selama pemain berstatus yeti di TKP belum dimusnahkan tuntas.
Kalah, kalah telak!
Keterampilan Xiao Mo masih mumpuni, terutama setelah mendapatkan status Snow Golem, dengan mudah mengurangi banyak HP Lu Li. Sayangnya, monster salju semakin mendekatinya...
Xiao Mo juga tumbang, Xishan Bai ikut tumbang, Blood Dagger kabur menghindar, sementara Shadow Taring berhasil dijatuhkan oleh kolaborasi Mao Mao Ai Chi Rou dan Fat Monkey.
Kini Ibu Kota Kejayaan hanya menyisakan Blood Dagger dan atlet esports baru yang masuk dari bangku cadangan.
Blood Dagger merasa masih ada kesempatan. Pedang Penghakiman pasti kesulitan melawan belasan Snow Golem ini. Bersama hunter cadangan mereka Angin Juga Melayang, mungkin bisa memanfaatkan kekacauan untuk mengumpulkan beberapa kill. Dia tidak berharap menang dalam pertandingan tim dengan kesenjangan kekuatan yang sudah tak terperi ini, hanya ingin memperkecil selisih skor.
Cukup dengan mempersempit jarak skor, Ibu Kota Kejayaan bisa membalikkan situasi dalam pertandingan kandang lawan berikutnya.
“Bunuh yang HP-nya paling sedikit.” Setelah lawan terselesaikan, Lu Li memerintahkan tim untuk mulai membunuh Yeti Salju. Meski jumlahnya banyak sulit dibasmi, membunuh paksa satu ekor masih memungkinkan mengingat ini bukan BOSS.
Begitu Yeti Salju ini terbunuh, sebuah status terpancar.
Ternyata status peningkatan kecepatan pemulihan sihir! Di arena pertandingan, status ini tergolong bagus. Pemulihan sihir cepat berarti takkan kekurangan MP, tanpa kekurangan MP bisa leluasa melepas skill - terutama untuk profesi penyembuh, status Yeti Salju ini termasuk yang terbaik.
Lu Li tidak memberikan status tersebut kepada Hujan Maret.
Di fase pertandingan seperti ini, Hujan Maret sudah tidak memiliki tekanan penyembuhan. Status ini sengaja dikeluarkan untuk mengalihkan perhatian kawanan Yeti Salju, dengan kandidat pengumpul monster paling tepat tentu saja Lu Li yang berprofesi sebagai pencuri.
Belasan Yeti Salju ini tak bisa dikalahkan asal-asalan. Bukan karena tidak bisa dikalahkan, tapi semakin banyak dibunuh semakin bertambah jumlahnya - mereka akan memanggil rekan-rekan untuk bertempur bersama.
Kabur dari monster juga bukan solusi, yang berkaki cepat mungkin bisa lolos, tapi yang berkaki pendek pasti kesulitan.
Maka Lu Li langsung menyerap status yeti ini, menarik semua monster sekaligus seperti kereta api, sehingga keempat anggota Pedang Penghakiman yang tersisa tak perlu khawatir dua anggota Ibu Kota Kejayaan yang masih hidup bisa membuat ulah.
Blood Dagger yang sedang mengintai dari kejauhan langsung terpana, naskah ini sama sekali berbeda dengan yang dia bayangkan.
Dua lawan empat mustahil menang, dengan adanya profesi penyembuh, dia dan Feng Yi Piaomiao bisa mati lelah tanpa bisa membunuh satu pun.
Kalau begitu, hanya ini satu-satunya jalan.
Blood Dagger secepat kilang menghadang di depan Lu Li, langsung mencoba mengendalikannya. Lagipula Lu Li juga membawa status yeti, para yeti tak mungkin meninggalkannya untuk menyerang Blood Dagger.
Tapi bagaimana mungkin Lu Li tidak waspada terhadap hal ini, ia langsung membalas serangan. Kedua pencuri itu berusaha saling membunuh, sama-sama tidak kabur atau menyamar, hanya berfokus melumpuhkan lawan agar bisa mati akibat serangan kelompok monster salju.
Monster salju mulai mengejar, kedua orang ini menjadi target mereka.
Hasil akhirnya sungguh memilukan, baik Lu Li maupun Blood Dagger menjadi arwah takluk di bawah kaki monster salju. Kerumunan monster yang menginjak-injak tak mungkin bisa ditahan lama, apalagi ada "teman seperjalanan" yang meski sekarat tetap berusaha menarikmu sebagai bantalan.
Pada titik ini pertandingan praktis berakhir. Dari enam anggota grup Glory Capital, hanya tersisa pemburu Feng Yi Piao Miao. Sementara Judgment Sword masih memiliki lima anggota kuat: Moonlight, March Rain, Mu Qiu, Fat Monkey, dan Kucing Pencinta Daging. Pertarungan yang tak seimbang ini berakhir dengan Feng Yi Piao Miao akhirnya dikeluarkan dari arena setelah perlawanan sengit.
Pertarungan arena 5-4, Ibu Kota Kejayaan unggul.
Harus diakui, dari segi kualitas personel Ibu Kota Kejayaan memang punya aset besar. Suhu Huang berkata "pertarungan terakhir berarti benar-benar terakhir", lalu mengganti tim dengan Feng Yi Piao Miao. Nyatanya, masih banyak figur kompeten di Ibu Kota Kejayaan yang nyaris menyamai level pemain bintang.
Bahkan beberapa pemain bintang sebenarnya kalah dari mereka, mengingat lingkar profesi harus mempertimbangkan klub lain - tak mungkin memberi terlalu banyak slot pemain bintang ke satu klub.
Sistem ujian pemain Ibu Kota Kejayaan jauh lebih ketat dibanding klub lain.
Yang mengejutkan adalah hasil pertandingan tim: 6-1 yang mengerikan. Padahal ini pertandingan tim di kandang sendiri! Liga sudah bertahun-tahun tidak menghadapi masalah seperti ini. Di babak akhir pertandingan, dua Komentator Senior sama sekali bisu.
Di area penonton, sebagian diam seramukadim, sebagian lain ribut tak karuan. Intinya tak ada yang benar-benar bisa menerima hasil ini.
Bahkan para penggemar Pedang Penghakiman tidak merasa hasil seperti ini normal.
Bahkan beberapa orang mulai mempertanyakan kelayakan peta semacam ini, pengaturan monster salju yang tidak sesuai dianggap menyebabkan hasil pertandingan ini. Sebenarnya Ibu Kota Kejayaan tidak melakukan kesalahan apapun, sementara pihak pemenang Pedang Penghakiman juga tidak menunjukkan taktik yang mencengangkan.
