Saham virtual telah menyelesaikan "Penyakit Hati" Lu Li yang tak terselesaikan selama ini, sekaligus memecahkan masalah dukungan finansial klub saat ini. Semua orang tidak mengeluh setelah mengeluarkan uang, malah semangat mereka justru semakin membara. Pertemuan penting pun berakhir sempurna, bisa dibilang semua pihak senang.
Namun berakhirnya pertandingan bukan berarti bisa bersantai. Lu Li sekadar memberi beberapa instruksi lalu mempersiapkan penutupan rapat, menyuruh semua masuk game untuk leveling.
"Bagaimana kabar Ramuan Tahan Api dari Liang Bing?" tanya Lu Li.
"Persiapannya hampir rampung. Cukup untuk satu kali ekspedisi Menara Batu Hitam," jawab Genhao San yang baru-baru ini fokus pada persiapan ini selain memantau pertandingan.
Meski pertandingan penting, aktivitas dungeon tak boleh diabaikan. Langkah Pedang Penghakiman hingga hari ini tak lepas dari berbagai Pembunuhan Pertama yang diraih Lu Li bersama tim. Tanpa itu, faktor peralatan saja sudah bisa membuat klub ini dihancurkan menjadi debu oleh klub seperti Ibu Kota Kejayaan.
"Mari semua bersiap untuk masuk dungeon dalam waktu dekat," ujar Lu Li.
Para pelaku lainnya tentu tidak keberatan. Setelah berpamitan dengan Lu Li dan kawan-kawan, mereka masing-masing kembali masuk ke game. Lu Li masih harus tinggal untuk melanjutkan rapat, terutama bernegosiasi tentang rencana pengembangan klub ke depan.
"Hal pertama yang harus dilakukan sekarang adalah membangun akademi pelatihan kita. Mari kita cari nama khusus untuk ini," kata Lu Li.
"Bukankah sudah disebut akademi pelatihan? Mengapa harus mencari nama lain?" Piao Ling bertanya.
"Sebagian besar lembaga pelatihan anggota baru klub menggunakan nama 'akademi pelatihan', sama sekali tidak memiliki ciri khas." Lu Li menghela napas lega: "Suatu hari nanti, aku harap akademi pelatihan Pedang Penghakiman bisa seperti akademi pemuda elit. Hanya dengan menyebut namanya saja, orang akan bersikap khidmat."
"Aku setuju. Harus ada nama yang berbeda dari yang lain," dukung Baba Kucing.
"Bagaimana kalau disebut Kelas Remaja?" Genhao San langsung mengibaskan tangannya sebelum yang lain sempat bicara: "Lupakan saja. Aduh, lebih baik tadi tidak buru-buru menyuruh mereka pulang."
Banyak orang sebenarnya tidak bodoh, tapi kesulitan dalam hal memberi nama. Contohnya Genhao San, nama yang terlintas begitu saja tanpa makna peringatan ini telah menemani selama bertahun-tahun. Atau Lu Li yang sama sekali tak tahu harus memakai nama game apa, akhirnya memutuskan menggunakan nama aslinya seperti di kehidupan sebelumnya.
"Bagaimana dengan Bintang Harapan?" tanya Baba Kucing.
"Nama bagus, tapi kurang cocok untuk akademi pelatihan kita. Harus langsung jelas fungsinya. Kamp pelatihan Ibu Kota Kejayaan cukup bagus, ada juga Akademi Rekrut Xuese Zhanqi, Pusat Pelatihan Khusus Surga Ketujuh. Tidak perlu terlalu mewah, yang penting mudah diingat." Lu Li menolak usulan itu.
"Akademi Dewa Game?" Baba Kucing mengajukan ide lain.
"Kedengarannya lumayan, tapi terlalu sombong. Kurang membumi." Lu Li masih ragu.
“Bagaimana kalau namanya Sekolah Tinggi Maut, terdengar keren.” Baba Kucing sepertinya ahli dalam memberi nama, terus-menerus mengusulkan ide. Genhao San diam seribu bahasa, Piao Ling ekspresinya lesu—jelas ini juga bukan bidang keahliannya. Orang ini memang punya kebiasaan tidak suka menggunakan otak.
“Bukan keren, tapi kekanak-kanakan.” Genhao San mengolok.
“Lebih baik namanya Desa Pemula saja. Desa Pemula Pedang Penghakiman, keluar dari sini langsung masuk dunia baru. Maknanya mendalam...”
“Daya pengenal sepertinya agak kurang.” Lu Li masih ragu.
“Aduh, ini nggak boleh, itu nggak boleh! Besok kita adakan sayembara nama di serikat. Puluhan ribu anggota pasti ada yang bisa nemuin nama pelatihan yang cocok. Dulu nama unit tentara bayaran dan nama serikat juga nggak serumit ini kalian memikirkannya.” Baba Kucing bergumam, “Untung waktu memberi nama serikat dulu nggak sembarangan. Unit Tentara Bayaran Xinxin... Hmph! Paling benci sama orang yang adik-complex.”
Nama akademi pelatihan untuk sementara ditangguhkan.
Namun rencana yang harus dilakukan tidak akan tertunda hanya karena nama belum ditetapkan. Langkah pertama adalah menginvestasikan uang, dana sebesar dua juta akan membuat akademi pelatihan cepat terbentuk dan beroperasi.
Bukan sekadar mengumpulkan sekelompok remaja penuh semangat untuk memulai pelatihan. Pertama-tama, kualitas personel harus benar-benar unggul, sehingga proses seleksi memerlukan standar yang jelas. Setelah standar ditetapkan, perekrutan bakat game akan dilakukan di seluruh Tiongkok. Umumnya usia kandidat berkisar antara dua belas hingga delapan belas tahun.
Mereka harus meninggalkan kampung halaman dan datang ke Kota Jiangnan.
Maka Pedang Penghakiman harus bertanggung jawab atas kebutuhan dasar mereka - sandang, pangan, dan tempat tinggal. Seragam yang seragam akan meningkatkan gengsi tanpa mengurangi martabat. Tim elit Pedang Penghakiman terkenal dengan kualitas makanannya, para rekrutan baru bisa ikut makan bersama, sekaligus merasakan atmosfer kebersamaan yang khas.
Yang paling krusial adalah masalah pendidikan.
Tidak ada orangtua yang rela menggantungkan masa depan anak mereka pada impian samar menjadi atlet esports atau pemain profesional.
Saat ini tidak ada pandangan yang mengandung prasangka terhadap pemain game, namun bermain game juga tidak bisa melewati hal-hal seperti piano, melukis, kaligrafi, atau berenang. Orangtua paling-paling hanya menganggap masuk akademi pelatihan sebagai cara agar anak punya satu keahlian khusus.
Yang terpenting tetap harus menerima pendidikan lengkap.
Jadi Pedang Penghakiman perlu menghubungi lembaga pendidikan sekitar. Ini bisa diselesaikan dengan sedikit usaha, apalagi setelah memenangkan gelar juara yang membuat Kota Jiangnan bangga di bidang esports. Prestasi di tingkat remaja telah meningkatkan reputasi kota. Masalah kecil seperti ini mungkin bisa ditangani langsung oleh Sekretaris Kakak.
Untuk tempat tinggal, mereka tidak boleh dicampur dengan anggota tim elit guild. Anak-anak yang masih labil mentalnya tetap perlu diarahkan dengan benar.
Genhao San dengan antusias menyatakan akan menyewakan apartemen di sekitarnya untuk menampung anak-anak ini.
Biaya terbesar sebenarnya ada di pelatih. Baba Kucing sendirian pasti tidak bisa menangani puluhan hingga ratusan peserta akademi. Bahkan di awal saat jumlah peserta masih sedikit pun tidak memungkinkan, karena dia tidak mungkin ahli di semua bidang.
Harus merekrut satu sampai dua ahli untuk mengajarkan teori kepada anak-anak, ini merupakan dasar dari kamp pelatihan.
"Aku punya satu kandidat, pernah berinteraksi sebelumnya, tapi orang ini sudah cukup tua, tidak tahu apakah kamu keberatan." Baba Kucing tiba-tiba teringat seseorang.
"Maksud usia besar itu bagaimana, aspek lainnya?" Lu Li bertanya.
"Hah." Baba Kucing agak canggung: "Sebenarnya dia temanku, saat di akademi pelatihan dia yang paling tua, saat itu sudah lulus dan bekerja beberapa tahun, menjadi guru olahraga..."
Beberapa orang lain terdengar bingung, orang macam apa ini?
Akademi pelatihan ternyata pernah merekrut murid sesenior ini?
Mungkin lulus dan bekerja beberapa tahun di lingkaran profesi sekarang tidak terlalu tua, tapi itu bukan lingkaran profesi, itu kamp pelatihan klub, minimal tiga tahun, ada yang berlatih sampai tujuh delapan tahun, setelah lulus dan bekerja beberapa tahun diperkirakan sudah mendekati 30 tahun.
"Lalu bagaimana nilai kompetisinya sebagai atlet esports?" Lu Li bertanya.
“Ahem, saat ujian kelulusannya dia langsung tersingkir, tidak berhasil menjadi atlet esports.” Baba Kucing semakin canggung.
Para pelaku lainnya semakin tak tahu harus berkomentar, ini seperti mempermainkan semua orang. Asal-usul dari kamp pelatihan yang sudah cukup aneh itu, ternyata bahkan belum sempat debut di panggung. Bagaimana mungkin orang seperti ini dijadikan Guru untuk mengajar murid? Bukankah ini akan menyesatkan murid? Investasi uang sebanyak itu jelas bukan main-main.
“Kurasa kamu tidak akan merekomendasikannya tanpa alasan. Lebih baik kita bahas tentang orang ini.” Lu Li merasa Baba Kucing bukan tipe yang sembarangan, lalu memilih untuk mendengarkan penjelasannya.
“Dia masuk kamp pelatihan atas persetujuan khusus Kapten Chihu dari klub Ibu Kota Kejayaan saat itu. Tanpa itu, mustahil orang berusia 25-6 tahun bisa masuk kamp pelatihan. Kapten Chihu menganggapnya jenius dalam hal teori. Sayangnya kemudian sang kapten mengalami masalah, klub berganti kepemimpinan. Seperti pepatah 'penguasa baru punya kroni baru', dia pun dijauhi. Setelah beberapa waktu di kamp pelatihan, dia bergabung dengan klub kecil, berencana menggunakan teori hasil penelitiannya untuk membawa klub menuju sukses...”
“Lalu apakah dia berhasil?”
“Tentu tidak. Kalau benar-benar sukses, buat apa aku membantunya cari pekerjaan.”
“Kalau dihitung, jika dia berlatih seangkatan denganmu di kamp pelatihan saat berusia 25-6 tahun, astaga! Berarti sekarang usianya sudah 40-50 tahun? Di usia segitu masih harus cari kerja...”
“Bukan juga mencari pekerjaan, dia sekarang masih seorang guru olahraga, hanya saja tak bisa melupakan penelitiannya di bidang game, ingin aku membantunya mencari pekerjaan di akademi pelatihan.” Sebenarnya Baba Kucing juga tidak yakin, mengingat usia sahabatnya yang sudah sangat lanjut.
Lagipula perkembangan teori dalam game terlalu cepat, menuntut pembaruan sesuai zaman, bukan berarti penelitian tiga puluh atau lima puluh tahun pasti akan keren abis.
“Meski posisi untuk temanmu tersedia, tapi akademi pelatihan adalah fondasi utama kita, aku tidak bisa menjanjikan apapun.” Lu Li berpikir sejenak sebelum berkata: “Bawa dia kemari, kita bicara bersama. Bagaimanapun perekrutan peserta membutuhkan proses, tidak perlu terburu-buru.”
“Untuk pelatihan praktik pertarungan, aku punya kandidat tepercaya, mantan atlet esports apakah bisa?” Baba Kucing juga tidak kecewa.
"Tentu saja boleh, tapi harus kualitas premium, dan juga harus bisa mengajar murid. Hah, lebih baik jangan terlalu tua, aku khawatir mereka tidak bisa mengikuti irama zaman sekarang. Kalau bisa main 'Fajar' itu lebih bagus lagi." Lu Li mengajukan permintaannya.
"Aku tahu seorang mantan atlet esports, pernah jadi pelatih di beberapa akademi. Xingchen Yinhuui dan Jubu Tanhan adalah hasil didikannya." Genhao San tak mau ketinggalan, mencari ahli teori memang sulit karena sulit dinilai, yang pandai bicara bisa jadi penipu. Tapi siapa yang pernah jadi atlet, pernah melatih atlet ternama, hal seperti ini mudah diverifikasi.
Xingchen Yinhuui dan Jubu Tanhan meski tidak selevel Xiao Mo si "Moonlight" yang paling top, tapi mereka juga termasuk pemain bintang.
“Setelah benar-benar masuk ke lingkaran, mungkin merasa pemain lomba tidak berharga, namun bagaimanapun, tidak ada yang menganggap pemain bintang tidak bernilai. Sebuah klub dengan satu pemain bintang sudah bisa disebut klub ternama, seperti Twilight of the Gods yang punya pemain bintang Sangat Takut Seperti Kayu, mereka tetap klub kelas satu meski peringkatnya rendah.”
“Jika bisa memiliki dua pemain bintang, itu benar-benar stabil, tidak perlu khawatir klub menjadi biasa saja jika pemain bintang pindah guild.”
“Penjaga Biru Murni sangat dihormati karena memiliki tiga pemain bintang: Sihir Merintih, Xingchen Yinhuui, dan Jubu Tanhan. Mereka juga klub super yang sangat mampu bersaing dengan tim juara di liga profesional.”
“Satu orang melatih dua pemain bintang, itu sungguh luar biasa.”
“Xing Xiaofeng, orang ini semuanya pasti kenal.” Setelah membuat semua penasaran, Genhao San akhirnya menyebutkan nama tersebut.
Lu Li tersadar, Baba Kucing sebenarnya sudah menebak orang ini sejak Genhao San menyebutkan Xingchen Yinhuui dan Jubu Tanhan. Xing Xiaofeng mungkin tidak bisa menyaingi Pelatih Tingkat Dewa seperti Suhu Huang, tapi dia termasuk pelatih top di bidangnya.
"Kakak San, bagaimana kamu kenal orang ini?"
"Guild Bintang Bulan pernah menawarinya harga mahal, saat itu dia langsung menolakku. Tapi setelah itu aku tetap menjalin hubungan dengannya, bisa dibilang kami teman yang cukup akrab." Genhao San menjelaskan.
"Kalau begitu, urusan ini serahkan saja pada Kakak San." Lu Li tidak dekat dengan Xing Xiaofeng. Ia juga tidak tahu cara berinteraksi dengan orang yang berasal dari akademi pelatihan, apalagi tidak ahli dalam mengajar murid. Jadi yang terbaik adalah menyerahkan pada orang yang tepat.
"Dibanding Xing Xiaofeng, rekomendasi aku sebenarnya nggak kalah bagus. Lagian masih ada bonus cantiknya lho." Baba Kucing nggak terima.
“Cantik? Seberapa cantik sih?” Piao Ling yang hampir tertiba-tiba segar bugar: “Coba ceritain, siapa tau aku kenal. Dengar ya, Paman Kucing, nggak semua cewek bisa disebut cantik. Contohnya si Kucingmu itu, paling-paling cuma imut banget aja...”
“Aku nggak mau bahas topik ginian sama pria culun.” Baba Kucing memutar kepala dengan kasar: “Pernah dengar soal Butterfly Dance?”
Tiga orang lainnya mengangguk serempak. Mereka memang pernah mendengar nama itu. Bahkan Piao Ling pun tak bisa menyangkal kecantikannya – lagipula dia masuk dalam Daftar Kecantikan. Nama Butterfly Dance memang umum di kalangan gamer, tapi jika disebut dalam konteks tertentu, pasti merujuk pada Midnight Ghost's Butterfly Dance.
"Midnight Ghost" merujuk pada Midnight Ghost, pemain profesional profesi pencuri dari Kerajaan Abadi.
"Die Wu tentu saja adalah penyihir wanita cantik dari Kerajaan Abadi di masa lalu. Karena disebut 'pernah', berarti sekarang dia sudah tidak berada di Kerajaan Abadi lagi. Setidaknya dalam dua tahun terakhir tidak ada kabar dia bergabung dengan klub mana pun. Mungkin sekarang dia berniat beralih profesi menjadi pelatih?"
"Terkekeh, Paman Kucing, apakah istrimu tahu kalau kamu begitu akrab dengan Die Wu?" kata Piao Ling dengan nada menusuk.
Baba Kucing merapatkan kepala: "Jangan ngomong sembarangan! Aku cuma pernah menjadi pelatihnya beberapa hari. Baru-baru ini tak sengaja bertemu, tahu dia sudah tidak ingin main game lagi dan sedang mencari pekerjaan."
"Katanya wataknya baik, tapi tidak tahu bagaimana kalau mengajar murid?" Genhao San jelas sedang berbasa-basi. Siapa yang tidak ingin bekerja bersama wanita cantik? Apalagi yang masuk Daftar Kecantikan. Die Wu jelas termasuk tipe istri yang baik yang bisa mengurus rumah tangga dan memasak di dapur...
"Kalau ada waktu luang, suruh dia datang untuk berbicara juga." Lu Li berkata dengan santai.
Jika ketiga orang ini bisa dipastikan, ditambah dengan Baba Kucing, akademi pelatihan akan memiliki empat pelatih. Memang masih jauh dibanding kamp pelatihan, tapi jika dibandingkan akademi lain yang hanya punya satu dua pelatih untuk puluhan murid, Akademi Pelatihan Pedang Penghakiman yang baru didirikan ini sudah memiliki skala yang memalukan akademi sejenis.
Asal arah besar sudah ditentukan, persiapan teknis tidak perlu melibatkan Lu Li.
Jadi setelah mengatur penjadwalan, dia langsung masuk game. Belakangan ini sering mengurus Serikat Pekerja dan bertanding, levelnya hampir terlempar dari peringkat 100 besar kalau bukan karena peningkatan signifikan dari Perang Hillsbrad.
