Setelah pembagian peralatan, semua orang beristirahat sejenak mengingat mereka sudah bertarung selama beberapa jam.
Bahkan komandan yang paling tidak sabar sekalipun, seharusnya mengerti prinsip "tergesa-gesa justru tak sampai". Bermain game juga merupakan pekerjaan yang menguras stamina fisik dan tenaga otak secara bersamaan. Meskipun "Fajar" sejak awal sudah membatasi waktu online game, tetap sudah terjadi beberapa kasus kematian mendadak di dalam game.
Sebenarnya belum tentu karena terlalu lelah bermain game hingga menyebabkan kematian mendadak. Sama seperti kasus kematian mendadak saat menulis atau berlari, pasti ada faktor penyebab lain yang terlibat.
Di dunia realitas, setiap saat selalu ada orang yang meninggal. Dengan jumlah pemain yang begitu banyak, pasti ada yang meninggal di dalam game.
Apakah benar karena bermain game atau bukan, itu masih belum jelas. Mungkin game menjadi dalang sebenarnya, mungkin hanya membantu. Semua hal memiliki batasannya, segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik.
Setelah beristirahat cukup lama, Lu Li baru memimpin tim untuk menuju lokasi BOSS berikutnya.
"Tolong bantu aku cari seekor naga bernama Orby, aku dapat tugas dari luar." Xiao Ba Jiang menarik-narik jubah Lu Li sambil mengajukan permintaan.
“Kamu cari sendiri saja, monster di area ini sudah habis.” kata Lu Li.
“Tidak bisa, hal seperti mencari barang sangat tidak kuasai, dan aku takut tersesat.” Xiao Ba Jiang membelalakkan matanya, benar-benar tak menyangka Lu Li ternyata menolak permintaannya.
“Kelemahan sulit menemukan arah bisa diperbaiki perlahan. Kamu harus punya sedikit keyakinan pada diri sendiri. Area ini cuma punya dua-tiga jalan, kalau tidak ketemu kembalilah melalui jalan yang sama, mana mungkin sampai tersesat?”
Lihatlah Lu Xin, tak pernah sekalipun tersesat. Saat masih kecil, ada satu kali dia hampir diculik pedagang anak. Lu Li seperti orang gila mencari ke mana-mana, hasilnya gadis ini malah kabur kembali sendiri saat penculik lengah. Bukan cuma itu, yang lebih membuat orang memandang dengan pandangan baru adalah dia bahkan bisa mengajak Lu Li kembali menemukan para penculik itu.
Beberapa hari kemudian, tendon kaki para pedagang anak yang sedang beraksi itu dipotong.
"Waktu itu masih muda dan kurang pengalaman, kemudian berpikir mungkin perbuatanku memang keterlaluan. Lagipula para penculik itu mungkin punya orang tua dan keluarga. Tapi Lu Li sama sekali tidak pernah menyesal."
"Kalau menurutku, Ba Jiang memang benar-benar bisa tersesat. Aku akan temani dia pergi. Jangan bilang hanya ada beberapa persimpangan jalan, bahkan cuma dua cabang jalan pun dia bisa tersesat. Aku belum pernah melihat orang yang suka tersesat seperti ini." Luo Ying Hui Yi menggandeng Ba Jiang pergi mencari Orby. Lu Li memimpin para pelaku lainnya membersihkan monster kecil.
Mungkin karena orang baik dapat balasan baik, atau mungkin karena kemampuan legendaris Xiao Ba Jiang dalam misi. Ketika Luo Ying Hui Yi kembali, dia mengaku mendapatkan tugas yang tampaknya sangat sulit.
Jika ingatan Lu Li tidak salah, rangkaian tugas ini jika diselesaikan hingga akhir, hadiahnya seharusnya adalah peralatan legenda eksklusif untuk kelas Shamans. Apapun peralatannya, kata "eksklusif" berarti nilainya menyusut drastis, tapi juga berarti sifat dasarnya jauh lebih baik.
Setelah membersihkan beberapa gelombang monster kecil, berbalik dan naik tangga di sebelah kiri, di dalam terdapat beberapa set prajurit bangsa orc.
Dihabisi!
Perasaan dihabisi oleh monster kecil sangat tidak menyenangkan, bisa menimbulkan frustasi, tapi meski frustasi tidak bisa berbuat apa-apa. Tim kami sebenarnya tidak melakukan kesalahan. Prajurit orc ini tidak bisa diprovokasi dengan menggoda, berlarian kacau sambil menerjang pemain ke segala arah, sehingga tak terhindarkan menarik perhatian monster lain. Monster yang terlalu banyak mudah menyebabkan kekalahan.
Kembali ke lokasi semula, akhirnya Biru Muda Laut Angin dengan malu menarik monster keluar untuk ditaklukkan.
Lu Li dari awal sampai akhir tidak berkata apa-apa. Beberapa hal lebih persuasif dibuktikan dengan realitas daripada nasihat bertele-tele. Setidaknya dalam waktu dekat Biru Muda Laut Angin akan mengingat pelajaran ini, tidak lagi sembarangan saat menarik monster.
Menarik ke tikungan untuk dibabat, menarik ke sudut ruangan untuk dibabat, menarik keluar ruangan untuk dibabat - ini semua adalah cara umum membersihkan monster. Kesamaan semua metode ini adalah membuang-buang waktu dan energi, keuntungannya adalah tidak mudah dihabisi seperti tadi.
Setelah bersih, muncul saluran sempit yang memanjang.
Di sebelah kiri saluran adalah dungeon Sarang Sayap Hitam yang sekarang masih belum bisa ditaklukkan, sementara arah kanan adalah jalan untuk melanjutkan perjalanan.
Sarang Sayap Hitam adalah markas Nefarian - putra sulung Deathwing dan kakak dari Onyxia sang Naga Hitam. Dungeon ini membutuhkan 40 orang sekaligus yang terlibat dalam perencanaan strategi. Beberapa dungeon level 60 pun sudah tidak bisa dipenuhi dengan 15 anggota tim, inilah alasan Lu Li terus mengganti personel pembuka lahan baru demi menyaring rekan tim yang kuat dan sesuai.
Saat dia baru mulai bermain game, anggota tim harus dicari sendiri.
Tidak perlu yang terbaik, cukup yang sesuai. Bahkan yang kemampuan operasionalnya payah sekalipun, asal berguna tetap dibutuhkan. Seperti Can Meng Xiao Ba Jiang, dia harus melatih kedua pemula ini sedikit demi sedikit hingga menjadi jagoan kecil yang sekarang sudah berbentuk.
Sekarang situasinya sudah sangat berbeda. Kapanpun Lu Li mau, dia bisa memanggil sejumlah besar personel yang siap diperintahnya.
Kanan lagi ada tangga—Menara Batu Hitam sebagai menara, topografinya tentu tidak bisa datar. Banyak area berliku seperti ini. Xiao Ba Jiang yang sulit menemukan arah ini kalau tersesat di sini bisa mengembara tiga bulan tanpa bisa keluar.
Turun dari tangga kanan ada aula. Di sini... normalnya pasti akan dihabisi sekali, karena monster kecil di sini adalah yang terkuat selain BOSS dungeon ini.
Pasukan normal yang mati 7-8 kali di sini juga bukan hal aneh.
Tapi Pedang Penghakiman kali ini jadi pengecualian. Biru Muda Laut Angin kali ini benar-benar takut. Dia bersembunyi di luar aula, mengintip seperti pencuri. Saat melihat satu pasukan monster berpatroli ke posisi pintu aula—di aula ini tidak ada monster yang diam, semua monster sedang bergerak—diam-diam dia memanah salah satu bangsa orc.
Bangsa orc itu langsung bentak marah.
Bersama dengannya marah, beberapa rekan mereka juga ikut marah, tujuh delapan monster dengan semangat berkobar keluar dari aula.
"Penyihir, ubah monster jadi domba." Lu Li cukup puas dengan sikap hati-hati Biru Muda Laut Angin, tapi dia tahu kewaspadaan ini masih belum cukup. Jika masih menganggap monster kecil ini sekadar monster biasa, tiga dua kali wipe masih sangat mungkin. Beberapa komandan saat menekankan bahaya di sini bahkan langsung memperingatkan rekan tim: "Ini ibarat tujuh delapan BOSS!"
Lu Li tidak ingin membuat kehebohan yang berlebihan. Dia memilih menggunakan caranya sendiri untuk mencari solusi atas krisis ini.
Fat Monkey dan Perpisahan di Bunga yang mendengar perkataan Lu Li langsung mengambil tindakan tegas: memilih satu monster untuk diubah jadi domba. Prajurit bangsa orc yang sebelumnya garang itu seketika berubah menjadi domba kecil yang imut.
Dari delapan monster, dua telah berubah jadi domba. Tinggal enam yang tersisa.
Piao Ling melihat Lu Li bersikap begitu serius, ikut menarik satu monster. Seberapapun hebatnya monster kecil ini, jangan-jangan bisa menghabisi dirinya sebagai tank sekunder? Di tim pembuka lahan baru Pedang Penghakiman, posisinya memang tank sekunder. Padahal dengan peralatan dan skill yang dimiliki, di sebagian besar serikat klub luar sana, dia sebenarnya layak jadi main tank.
Tinggal lima ekor. Lu Li maju menyergap dan mengendalikan satu.
Empat monster tersisa toh bukan boss sungguhan. Mereka tidak kebal terhadap kontrol seperti boss, juga tidak punya pertahanan dan HP setara boss. Sehebat apapun taktik mereka, selama bisa dikendalikan dan HP-nya terkuras habis, akhirnya hanya akan menjadi pengalaman dan peralatan.
