Selanjutnya adalah keheningan yang berkepanjangan.
Ini adalah peralatan legenda pertama yang pernah dilihat semua orang, bahkan Lu Li si yang terlahir kembali pun pertama kali melihatnya.
Di luar ada rumor bahwa si Anu memiliki peralatan legenda, tapi itu semua hanya dugaan. Tak sedikit pula tuduhan palsu dari si licik terselubung. Bagaimanapun, setelah rumor tentang kepemilikan peralatan legenda oleh si Anu tersebar, langsung saja si Anu menjadi target pengejaran semua orang.
"Halah, Guang Guang, nanti mau makan apa?" Biru Muda Laut Angin bertanya setelah melamun sebentar.
Ucapannya sebelumnya tentang ingin merebut Moonlight hanyalah bercanda. Seberapa egois pun dia, tak mungkin seorang MT memprioritaskan kebutuhan senjata damage setinggi ini.
Situasi serupa juga dialami Piao Ling dan Can Meng.
Sebenarnya, dengan Efek 1 yang menambah level skill serangan angin puyuh, senjata ini sudah ditakdirkan hanya bisa menunjukkan daya hancur maksimal di tangan prajurit gila.
Penambahan level skill Serangan Angin Puyuh adalah efek tambahan terbaik untuk Prajurit Gila, hampir tak ada tandingannya. Meskipun efek Serangan Angin Puyuh ini tercantum di urutan pertama, sebenarnya dari tiga efek tambahan, inilah yang paling bernilai. Dua efek lainnya: yang kedua bisa dianggap memberi Prajurit Gila kemampuan charge kedua, sementara yang ketiga - selain Lu Li - belum ada yang bisa memahami maksud sebenarnya.
Apa yang bisa dilakukan Shahralam dalam sepuluh detik?
Tak seorang pun bisa menjawab, bukan karena tidak mengetahui jawabannya, melainkan karena jawaban itu sendiri selalu berubah-ubah.
Sangat mungkin ia akan membunuh - waktu sepuluh detik cukup untuk membantu Moonlight mengalahkan lawan tangguh. Mungkin juga ia akan menyembuhkan Moonlight hingga HP penuh. Bisa pula ia menghidupkan kembali rekan satu tim Moonlight, dengan syarat ada mayat di lokasi. Namun yang paling sering terjadi adalah ia akan memberikan status buff kepada Moonlight dan timnya.
Jenis buff yang diberikan pun sangat beragam, menurut statistik tidak lengkap, setidaknya ada dua puluh hingga tiga puluh variasi.
Karena itu, tak ada yang tahu apa yang akan dilakukan Shahralam!
Yang kurang hanyalah, efek pemanggilan Shahram tidak bisa dikendalikan pemain. Ini adalah efek pemicu, bukan pemanggilan aktif.
Untuk properti lainnya, Pedang Hitam tetaplah Pedang Hitam - sama sekali tak perlu diragukan.
Ada sedikit rasa iri, tapi tidak terlalu kuat. Sebenarnya Demon's Strike milik Lu Li juga tidak kalah bagus.
Demon's Strike (Legenda Sempurna): Damage 88-120, kelincahan +120, tenaga +100, CRIT +35%, Slot 3, Efek 1: Level Skill Serangan Mendadak +1, Kombo Point yang diperoleh +1, Efek 2: Setelah penyihir berhasil melakukan CRIT, mendapatkan efek peningkatan damage 50% selama sepuluh detik, Efek 3: Teleportasi Ilusi, memunculkan enam ilusi secara acak yang bertahan selama tiga detik, penyihir dapat memilih satu ilusi untuk ditukar dengan tubuh sejatinya, Waktu Tunggu 2 jam, Efek 4: Haus Darah, instan, mengonsumsi 20% kehidupan, meningkatkan intensitas serangan diri sebesar 50%, kecepatan serangan 50%, kecepatan gerak 50% selama 10 detik, Waktu Tunggu 2 jam. Setelah efek ini, akan merasakan kepuasan dan tidak dapat terpengaruh efek Haus Darah atau Distorsi Waktu selama sepuluh menit. Membutuhkan Level 60, Daya Tahan 320/320.
Karena termasuk senjata satu tangan yang bisa membawa dua pisau belati, damage dan atribut secara keseluruhan tidak kalah, bahkan CRIT-nya lebih tinggi lima persen.
Efek tambahan juga memiliki keunggulan masing-masing, hanya saja Demon's Strike menambah level skill, yang sedikit lebih rendah dibandingkan serangan angin puyuh.
Peralatan tingkat sempurna sebanding dengan tingkatan di atasnya. Legenda Sempurna sebenarnya bisa dianggap setara legenda, hanya prestisenya mungkin kalah. Jika Kamu mengirim cewek sebuah peralatan Legenda Sempurna vs mengirim peralatan legenda, efeknya pasti berbeda mutlak.
Lu Li membagikan Pedang Hitam ke Moonlight, menghapus semua poinnya hingga menguap tak berbekas, bahkan masih harus berutang ribuan poin ke serikat.
Moonlight merasa sangat canggung, bukan hanya masalah poin. Dia juga tidak mampu membayar angpao besar Can Meng karena terlalu miskin. Koin emas yang didapat maniak PK ini dari dungeon hanya cukup untuk memperbaiki peralatan, belum lagi dia punya sekelompok teman miskin yang perlu dibantu.
Can Meng tentu tidak mungkin memaksanya membayar, pada dasarnya membiarkannya lolos.
Setelah itu tidak ada hal penting lagi. Beberapa tugas di dungeon dibersihkan asal, lalu pergi ke Marsekal Maxwell untuk menyerahkan tugas.
Sebagai komandan tertinggi Alliance yang memimpin operasi militer di wilayah ini, tindakannya pasti tidak akan terlihat memalukan.
Lu Li dan kawan-kawan keluar dari dungeon menuju lokasi Puncak Api di Dataran Kobaran Api. Sebelumnya Xiao Ba Jiang telah membagikan tugas ke semua anggota, sehingga seluruh peserta pertempuran bisa menyerahkan misi.
Namun sebelum sampai di lokasi, mereka sudah mendengar suara pertempuran sengit.
Lu Li memerintahkan semua orang untuk bersiaga dan bersembunyi, lalu bertransformasi menjadi burung gagak darah terbang ke langit. Dari matanya yang memancarkan kilau merah samar, seluruh kondisi Dataran Kobaran Api terlihat jelas.
Ini adalah tanah berbatu dan gersang di mana Elemen Api telah menghanguskan pegunungan hijau dan rerumputan yang dulu ada.
Sebuah pasukan besar berwarna hitam-hijau sedang melakukan serbuan. Hitam adalah warna baju zirah mereka, sedangkan hijau adalah warna kulit mereka.
Di wajah hijau giok mereka, rahang bawah yang turun ke bawah sangat mencolok, gigi taring terlihat di luar mulut, hidung pesek sesekali berkedut seperti anjing, mata kecil haus darah itu hanya dipenuhi kebencian merah. Di bawah sinar matahari yang hampir mati di Dataran Kobaran Api, senjata dengan pegangan kayu hitam dan baju zirah mewah mereka memancarkan cahaya aneh.
Pasukan besar bangsa orc Batu Hitam!
Lu Li tidak akan meremehkan pasukan ini hanya karena baru saja membantai bangsa orc Batu Hitam di dungeon.
Monster di dungeon dan yang ada di area liar itu berbeda, sederhananya semua barang di dungeon itu palsu — penjelasan ini mungkin tidak sepenuhnya benar, intinya monster di area liar jauh lebih kuat, dan ketika unit-unit kuat ini berkumpul, mereka menjadi pasukan.
Pasukan lebih sulit dilawan, siapapun yang terjebak dalam formasi tempur prajurit pasti akan mati tanpa ampun.
Maka Lu Li dengan rencana matang membangun Legiun Night Watchers-nya. Beberapa waktu kemudian saat sistem benteng diaktifkan, para pemain akan saling memperebutkan benteng. Saat itu tiba, Legiun Night Watchers Lu Li pasti akan merefresh worldview lawan.
Bangsa orc Batu Hitam itu meneriakan pedang mengarah ke depan. Target mereka adalah sebuah bukit kecil yang terlihat seperti lipatan tanah di sekeliling dataran bergelombang ini.
Satu-satunya keuntungan adalah dua sisi lereng curam yang sulit dipanjat, apalagi untuk maju ke medan tempur. Sisi ketiga adalah aliran lava, mustahil bangsa orc menyerang dari arah ini. Ancaman mereka ke pasukan garnisun hanya datang dari satu sisi.
Di puncak bukit berkibar bendera Alliance berwarna biru. Tanpa kastil atau benteng, pertahanan dibangun dari tumpukan Batu Raksasa. Seorang perwira Alliance berdiri di atas batu itu memimpin pertempuran. Panah-panah yang melesat ke arahnya dipukulnya dengan pedang.
Orang-orang ini telah melewati setidaknya beberapa kali pertempuran sengit berturut-turut.
Hanya sedikit yang tidak dibalut perban berantakan, baju zirah kotor dan helm pecah mereka dipenuhi lumuran darah. Senjata mereka telah berubah menjadi bergerigi seperti gergaji, dipenuhi merah tua beku yang beterbangan.
Lu Li agak kebingungan total, ini maksudnya apa?
Tugas, atau sekelingnya? Dataran Kobaran Api ini sudah dia datangi lebih dari sepuluh kali, dan wilayah ini pun pernah diinjaknya, tapi tak sekalipun memperhatikan pertempuran di sini.
Pasukan bangsa orc Batu Hitam mencapai hampir seribu, sementara prajurit manusia hanya tersisa tiga hingga empat ratus orang yang masih bisa bertarung. Hampir semua terluka, untung peralatan mereka cukup bagus. Mereka membuka hujan panah bertubi-tubi dari lereng gunung kecil.
Barisan terdepan pasukan bangsa orc tumbang akibat panah, seketika diinjak-injak hingga tewas oleh yang datang dari belakang. Segera setelah itu, rentetan tembakan berikutnya dimulai, kembali sejumlah prajurit orc tumbang, sekali lagi ditelan oleh legiun raksasa di belakang mereka.
Namun jumlah personil prajurit manusia akhirnya terlalu sedikit. Beberapa kali mereka hampir diterobos oleh bangsa orc Batu Hitam.
Pasukan bangsa orc Batu Hitam terus-menerus mengubah formasi, bergerak dan mundur dengan strategi terencana. Jelas ada seorang Komandan yang kompeten. Dari visi Lu Li, penetrasi pertahanan kelompok ini oleh bangsa orc hanyalah soal waktu.
Lu Li pertama-tama memobilisasi sejumlah personil dari serikat, baru kemudian memanggil rekan satu timnya: "Guang Guang, bawa orang ke sini. Ada transaksi menguntungkan."
Orang-orang dari Pedang Penghakiman memang butuh waktu untuk tiba, Lu Li khawatir prajurit manusia ini tidak akan bisa bertahan sampai saat itu. Meski jumlah mereka hanya 15 orang, tapi masing-masing adalah petarung tangguh. Dengan formasi pertahanan rapat yang dilengkapi tank dan healer, baik kemampuan bertarung maupun daya tahan mereka cukup untuk bertahan sementara.
Moonlight segera memimpin tim menyusuri rute yang telah direncanakan Lu Li, dalam waktu singkat sudah mendekati medan pertempuran ini.
"Aduh, jumlah mereka banyak banget!" Berbeda dengan Moonlight dan Fat Monkey yang sudah siap tempur, Biru Muda Laut Angin bukanlah maniak PK. Wajar saja dia agak gentar menghadapi pasukan bangsa orc sebanyak ini.
"Nggak bisa dihindari, prajurit manusia yang tersisa sudah sedikit dan semuanya terluka," ujar Lu Li dengan nada pasrah.
Seandainya ada waktu untuk memanggil ribuan pasukan, tentu bangsa orc Batu Hitam ini bisa ditaklukkan dengan mudah. Tapi untuk menyelamatkan prajurit manusia sekarang, hanya ada satu pilihan: bertarung habis-habisan.
Tentang hasil yang akan didapat setelah misi penyelamatan ini, meski Lu Li punya sedikit harapan, tapi dalam hatinya dia tidak memaksakan ekspektasi berlebihan.
Bermain game memang seperti ini, tidak mungkin benar-benar bersikap acuh tak acuh. Bermain seperti itu akan membuatmu melewatkan banyak peluang. Mereka yang sukses di dalam game adalah orang-orang yang tidak takut menghadapi masalah. Mereka mungkin sering tewas, tapi hasil yang didapat juga lebih banyak.
"Semua sudah siap belum?" Setelah cukup mendekat, Lu Li bertanya diam-diam.
Para pelaku lainnya mulai bersemangat. Mereka akan segera melakukan penerobosan formasi. Lima belas orang menghadapi legiun bangsa orc Batu Hitam yang hampir seribu jumlahnya.
Setelah mendapat jawaban penentuan, Lu Li tidak langsung memimpin serangan. Ia menunggu sampai pasukan bangsa orc kembali menyerbu lereng bukit kecil. Dari tempat tersembunyi, ia tiba-tiba melompat bangkit dan memimpin serangan ke arah komandan bangsa orc yang sedang menunggangi serigala tunggangan raksasa.
Sang komandan orc sedang berteriak-teriak memimpin pertempuran ketika tiba-tiba pisau belati Lu Li menancap di otaknya. Seketika itu juga kebingungan total menyergapnya.
Ia menggelengkan kepala yang sakit sambil mengeluarkan raungan dahsyat yang mengguncang langit.
Pasukan bangsa orc Batu Hitam yang sedang maju ke medan tempur serentak menghentikan langkah kaki. Mereka menoleh melihat komandan mereka. Saat Lu Li dan kawan-kawan mengira mereka akan kembali memberi bantuan ke komandan, para orc itu justru melanjutkan gerakan maju.
"Bunuh!" Perisai besar Biru Muda Laut Angin menghalangi di depan Lu Li. Sebagai MT, meski enggan bertarung, dia tak akan membiarkan rekan pencurinya sendirian menghadapi monster.
Komandan bangsa orc sebenarnya tidak benar-benar terisolasi. Dia memiliki enam penjaga.
Biru Muda Laut Angin dan Piao Ling berada di barisan depan menahan monster. Pejuang jarak dekat membantu di kedua sisi, penyerang jarak jauh bertanggung jawab atas serangan, sementara profesi penyembuh dilindungi di posisi tengah. Kehadiran mereka memberi sedikit kelegaan bagi Lu Li dan kawan-kawan yang langsung mendapat pukulan keras sejak awal pertempuran.
"Perhatikan pengganti nyawa, jangan pelit menggunakan keringanan damage. Tim kita segera datang." Hanya sebentar lega, kenyataannya Lu Li segera menyadari dia meremehkan lawan.
Ini adalah Dataran Kobaran Api, peta standar level enam puluh dengan distribusi monster mulai dari level lima puluh hingga enam puluh. Ada juga beberapa area dengan monster level lebih rendah. Dalam kondisi normal, tidak akan muncul monster yang melebihi level enam puluh.
Namun, fakta ini membongkar pemahamannya.
Monster-monster ini semua level enam puluh dua, dan yang lebih menyebalkan adalah sang Komandan yang mencapai level enam puluh lima dengan template BOSS yang jelas.
Untungnya makhluk ini adalah Shamans bangsa orc.
Shamans adalah pemimpin semangat klan dan Horde. Mereka berkomunikasi dengan jiwa-jiwa, memiliki kemampuan meramal masa depan, serta membimbing rakyat mereka melewati masa kegelapan. Dalam pertempuran, peran utama mereka lebih kepada menyemangati pasukan, meningkatkan ofensif prajurit, atau mempengaruhi pikiran prajurit untuk mengamuk. Jika prajurit belum mati, mereka juga bisa mendapatkan penyembuhan di sini.
Shamans yang dihadapi Lu Li dan timnya termasuk dalam tipe pendukung.
Tentu saja, Lu Li ingin membunuhnya juga tidak mungkin, apalagi dia masih memiliki enam anak buah yang ganas seperti serigala dan harimau di bawah dukungannya. Jika tidak ada insiden tak terduga, kehancuran total grup mereka hanya soal waktu.
Ini karena Imam Shamans sama sekali tidak mempedulikan mereka.
Dia masih memimpin legiun bangsa orc Batu Hitam untuk menerobos pertahanan markas manusia. Hanya saja Lu Li dan kawan-kawan sedikit banyak mengalihkan perhatiannya, sehingga serangan kali ini masih belum berhasil merebut markas manusia secara langsung.
"Sialan, apa yang ingin dia lakukan?"
Adegan yang membuat semua orang terdiam muncul: Komandan manusia di lereng gunung ternyata membawa pasukannya menyambut serangan legiun bangsa orc dengan melakukan serangan balik menuruni bukit.
Masalah besar. Apa lagi yang bisa dikatakan Lu Li? Sebenarnya dia cukup memahami pikiran komandan manusia ini. Memang benar komandan itu melihat bala bantuan, tapi hanya belasan orang yang tidak cukup untuk membebaskan mereka. Karena itu dia memanfaatkan kesempatan saat komandan bangsa orc sedang sibuk melawan Lu Li dan kawan-kawan untuk melakukan serangan penetrasi.
"Tapi Kakak, kita punya bala bantuan. Baru saja dia memberi kabar ke Baba Kucing untuk menyiapkan puluhan kelompok 100 orang yang sedang melakukan teleportasi ke sini."
Rencana awal Lu Li sebenarnya punya peluang sukses. Cukup dengan mengganggu komandan bangsa orc agar tak bisa fokus memimpin pertempuran, maka pasukan manusia bisa mendapatkan sedikit ruang bertahan hidup.
Begitu pasukan besarnya tiba, minimal kita bisa memukul mundur bangsa orc Batu Hitam ini, bukan sekadar mengalahkan mereka.
Sekarang malah prajurit manusia nekat menyerbu turun, mencoba membuka kepungan. Mereka tidak melihat topografi - tiga sisi pertahanan yang awalnya menguntungkan justru menjadi penghambat gerak mundur.
Cukup dengan pasukan orc yang menutup serangan frontal, seperti batu gilingan yang pelan-pelan menguras habis sumber daya mereka.
"Kalian sudah sampai mana? Tak perlu pertahankan formasi! Pacu kecepatan maksimal! Yang punya mount serbu duluan!" teriak Lu Li di saluran komando kepada Yu Si Liulangren yang memimpin tim elit guild.
“Kalau begitu Ksatria kita yang duluan sampai, paling lama lima menit.” Yu Si Liulangren menjawab tanpa ragu.
Ksatria Suci memiliki mount profesi dan Aura Tentara Salib yang meningkatkan kecepatan mount 20%, secara alami lebih cepat sedikit dibanding pemain biasa. Begitu Ksatria Suci membentuk formasi berkelompok, Aura Tentara Salib mereka akan upgrade menjadi Aura Tentara Salib Besar dengan peningkatan kecepatan gerak mencapai lima puluh persen.
Begitu perintah Yu Si Liulangren keluar, dari formasi ribuan orang langsung memisahkan empat hingga lima ratus Ksatria Suci yang semuanya menunggang kuda.
Sebagian besar dari mereka telah bergabung dengan Legiun Night Watchers, masing-masing terlatih dengan sangat baik.
Di sisi Lu Li, mereka hanya bisa berdoa agar prajurit manusia bisa bertahan lebih lama. Jika tidak, ribuan pasukannya datang hanya untuk mengumpulkan mayat sekutu, itu terlalu berlebihan.
“Lebih baik kita serbu masuk untuk berkumpul dengan mereka, lalu mundur kembali ke bukit kecil di atas.” Tiba-tiba Piao Ling mengusulkan.
Bagus! Lu Li tersadar. Daripada hanya menatap di luar, lebih baik langsung kabur masuk dan bergabung dengan pasukan Alliance. Dengan begitu mereka bisa mundur ke lereng bukit. Soal apakah mundur ke atas akan membuat mereka "rugi dua kali lipat" dan terjebak bersama belasan orang ini, itu urusan lain.
Setelah berdiskusi sebentar, mereka mengambil Tindakan Tegas menyatukan diri dengan Komandan bangsa orc, lalu bergerak menuju posisi prajurit manusia.
Di sini terlihat jelas kesenjangan antara pemain dengan monster/NPC. Profesi Lu Li dan kawan-kawan lebih rumit, skill mereka juga jauh lebih beragam.
Misalnya March Rain yang mendekat sedikit, langsung mengaktifkan skill [Jeritan Jiwa].
Wajah cantiknya tiba-tiba berubah mengerikan. Gelombang suara yang tak terdengar oleh telinga manusia menyebar. Setiap bangsa orc Batu Hitam yang terkena langsung berlarian seperti kehilangan arah.
Lu Li dan kawan-kawan mendadak bisa bergerak maju sejauh jarak yang cukup jauh.
Orang-orang lainnya juga tidak kalah, Bintang Es Baru dari penyihir, jebakan es dari pemburu, ketakutan massal dari penyyihir gelap, bahkan pejuang bisa menggunakan menginjak-injak untuk memperlambat pasukan pengejar. Mereka jarang membersihkan jalan depan dengan pertempuran karena itu sama sekali tidak realistis, mengingat elit level 62 mana pun tidak bisa dibunuh dalam waktu singkat.
Imam Shamans bangsa orc mengawasi dengan dingin saat dua kelompok semakin mendekat.
Sebenarnya, dia tidak sengaja mengepung, atau lebih tepatnya tidak keberatan dengan berkumpulnya Lu Li dan kawan-kawan dengan prajurit manusia - ini menguntungkan strategi komandonya, memudahkannya mengkonsolidasikan pasukan untuk mengalahkan sekaligus.
Kini giliran Komandan manusia yang kebingungan total.
Mereka benar-benar tidak mengerti mengapa Lu Li dan kawan-kawan nekat masuk ke dalam perangkap sendiri. Bukankah mereka datang untuk membantu?
Akhirnya kedua kelompok menyatu, dan Lu Li berhasil mendekati Komandan manusia.
“Yang Mulia, saya adalah night elf dari Darnassus. Sekarang harap Anda mundur ke posisi topografi yang menguntungkan. Kemungkinan pasukan untuk menerobos sangat kecil, bahkan jika berhasil kemungkinan akan mengalami kerugian besar.” Lu Li berkata.
“Sebenarnya masih ada sedikit harapan.” Komandan manusia menjawab dengan nada mengandung kekecewaan.
Penundaan oleh Lu Li ini membuat mereka kehilangan kesempatan untuk menerobos. Namun dia tidak meluapkan emosi, melainkan segera memerintahkan mundur. Jika lebih lambat sedikit, pasukan bangsa orc akan memutus jalan mundur mereka dan secara bertahap akan menelan mereka.
Setelah meninggalkan belasan jenazah, Lu Li dan pasukan manusia ini kembali ke lereng bukit.
Dengan keunggulan topografi dan perlindungan Batu Raksasa, meski ancaman belum sepenuhnya hilang, akhirnya mereka bisa bernapas lega sejenak.
“Lu Li, aku bisa menyembuhkan mereka!” seru Hujan Maret gembira, tapi segera menambahkan: “Tapi efeknya sangat kecil, jauh lebih lemah dibanding saat menyembuhkan anggota kita sendiri.”
“Bisa menyembuhkan saja sudah bagus, Ba Jiang, Ketenangan segera diaktifkan.” Lu Li berkata.
Di bawah perlindungan ketat rekan satu tim, Xiao Ba Jiang mulai memandu sihir penyembuhan kelompok terkuatnya - Ketenangan, atau lebih tepatnya Ketenangan yang Diperkuat, sebuah teknik yang bahkan setelah beberapa waktu lamanya hanya sedikit yang mampu kuasai.
Penyembuhan yang diberikan memang tidak signifikan, bar darah para prajurit hanya bergetar sebentar, ibarat hanya setetes air di tengah lautan api.
Namun yang mengejutkan Lu Li, skill penyembuhan tidak hanya berfungsi menambah darah. Seperti Ketenangan yang Diperkuat milik Xiao Ba Jiang, efek nyatanya justru langsung terlihat pada luka menganga para prajurit.
Para prajurit terpaku merasakan gerimis halus yang turun dari langit, bahkan kondisi mental mereka pun membaik secara signifikan.
Dengan semangat yang melambung, pasukan manusia kembali mengkonsolidasikan pertahanan yang nyaris runtuh. Barulah setelah situasi stabil, Komandan manusia menemui Lu Li untuk mempertanyakan kesalahan.
Hanya sekadar mempertanyakan kesalahan saja, jika bukan karena Lu Li dan kawan-kawan adalah sekutu, ditambah profesi penyembuh seperti Xiao Ba Jiang yang benar-benar membantu mereka, mungkin saja pedang sudah langsung menghujam ke kepala Lu Li.
"Mengapa kalian nekat menerobos masuk!"
"Yang Mulia, saya sama sekali tidak meragukan keberanian dan kebijaksanaan Anda," kata Lu Li tanpa langsung menjawab, "Tapi setelah Anda menerobos keluar seperti ini, berapa orang yang tersisa di sisi Anda?"
Aura Komandan manusia langsung melemah: "Berapapun yang bisa bertahan hidup, tetap lebih baik daripada mati semua di sini."
"Anda pasti mengira jumlah kami sedikit, tidak cukup untuk menyelamatkan kalian, makanya memilih strategi penerobosan." Senyum pahit mengembang di wajah Lu Li: "Sesungguhnya partisipasi kami dalam pertempuran ini hanya untuk memperlambat keruntuhan kalian. Yang benar-benar menentukan situasi pertempuran ini adalah bala bantuan yang akan segera tiba."
"Apakah Anda sudah mengirim kabar ke Marsekal Maxwell?" Komandan manusia itu berseru penuh kejutan.
“Hah, saya sekarang mengirim orang untuk memberi kabar.” Lu Li agak canggung, ternyata lupa hal ini, dengan khidmat dia berkata: "Temanku akan segera tiba di sini, saat itu kalian akan aman."
“Temanmu?” Ekspresi Komandan Manusia menghitam, saat ini dia sepertinya ingin membunuh.
“Tenang saja, mereka semua adalah petualang yang tak takut maut.” Lu Li buru-buru menjelaskan: “Ribuan orang sedang dalam perjalanan, lihat, di sana pasukan pelopor, kalian selamat!”
Mengikuti arah tangan Lu Li, Komandan Manusia menyaksikan sekelompok pasukan kuda di posisi cakrawala.
Mereka mengenakan baju besi, memancarkan "Fajar" berkilauan di bawah sinar matahari suram Dataran Kobaran Api. Komandan Manusia seketika memutuskan untuk memeluk orang yang sedetik sebelumnya masih ingin dibabatnya sampai mati.
