"Tunggu dulu." Lu Li memberikan efek Blind pada prajurit gila, membuatnya pontang-panting seperti lalat tanpa kepala.
Pendeta cewek Benbo'erba berdiri dengan ekspresi bodoh memegang tongkat sihirnya. Dia bingung harus berbuat apa sekarang, karena partner-nya - prajurit gila bernama Babo'erben sama sekali tidak kehilangan darah. Lawan hanya menyerang sekali, tapi bar darahnya hampir tetap tegak tanpa bergerak.
Yang lebih mengherankan, tidak ada yang datang melawan dirinya sebagai pendeta.
Ada yang mau mengurusku? Aku ini pendeta, penyembuh. Kalian tidak perlu fokus serangan ke aku, tapi setidaknya kontrol lah diriku. Sungguh menyebalkan, membosankan, aku sampai ingin dipukul orang.
Dan kalian berdua itu, ngapain mengelilingi Babo'erben-ku? Kenapa senyum kalian terlihat begitu mesum?
Jangan tanya bagaimana aku tahu kalian tersenyum. Ekspresi jorok kalian itu tetap terlihat jelas meski pakai penutup wajah. Jangan kira pendeta lemah, kelinci terpojok pun bisa menggigit!
Lepaskan Babo'erben-ku!
“Kamu barusan menancap di bagian mana?” Lu Li mengingat kembali gerakan Elf Air, dengan cepat menemukan masalahnya. Kenyataannya, ini merupakan penyebab utama sebagian besar pemain thief gagal melakukan Pukulan Pahat dengan Tingkat Penyelesaian Tinggi.
“Ya di dahi.” Elf Air bingung mengapa Lu Li bertanya seperti ini.
“Aku terkadang juga menancap di dahi, tapi ada masalah lain. Pertama, pertahanan dahi lebih tinggi dibandingkan rongga mata. Tingkat penyelesaian skill Pukulan Pahat dipengaruhi tingkat penetrasi zirah. Jujur saja, kalau tusukanmu tidak cukup dalam, musuh tidak akan kehilangan persepsi.” Entah mengapa, Lu Li merasa ada ilusi sedang mengembangkan dirinya.
Istilah "mengembangkan" ini baru saja dihubungi belakangan, memberikan pengaruh tertentu pada worldview-nya.
“Artinya tusukanku barusan kurang dalam.” Elf Air merasa ada prinsip dalam penjelasan ini. Sambil merenung, dia tetap mengendalikan pejuang yang malang itu yang sudah di ambang retakan parau.
"Selain itu, posisi dahi mudah mempengaruhi lintasan skill. Efek yang bisa dicapai oleh skill terkait dengan lintasannya. Sudut adalah titik, sedangkan lintasan merupakan garis yang terbentuk dari serangkaian sudut. Perusahaan game menambahkan tengkorak kepala dalam desain, sehingga terkadang saat menggunakan Pukulan Pahat akan terasa tangan tergelincir, terutama pada target yang bergerak lebih jelas. Gerakannya yang tidak terkontrol mempengaruhi akurasi sudutmu..."
"Benar, persis seperti itu! Saat pisau belati menyentuh dahinya, gerakannya tiba-tiba menjadi lebih ekstrim seolah ingin menghindar, lalu tanganku tergelincir." Mata Elf Air berkilauan, ia merasa penjelasan Lu Li sangat tepat dan memberikan pencerahan.
"Aku biasanya hanya menyerang dahi saat menggunakan Pukulan Pahat pada target diam, atau ketika benar-benar yakin." Lu Li berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan tempo lambat: "Untuk target bergerak, terutama plate armor dengan pertahanan tinggi, kebiasaanku adalah menyerang... rongga mata!"
Dengan ucapan terakhir itu, Lu Li muncul secara mengerikan di hadapan prajurit gila yang baru saja mendapatkan kebebasan.
Sistem: Skill Pukulan Pahat selesai 93%, target dilumpuhkan selama 1.3 detik.
Sebenarnya, setelah dua versi berikutnya, penjelasan skill Pukulan Pahat akan berubah menjadi - Pukul mata target musuh, lumpuhkan selama 1 detik. Harus diaktifkan saat target menghadapimu. Kerusakan apapun akan langsung membangunkan target.
Penjelasan skill terkini hanyalah serangan frontal ke aksesori kepala target. Tentang posisi serangan, setiap orang punya alur masing-masing. Meski ada yang menyerang mata, jumlahnya masih sedikit, terutama pencuri wanita. Jarang pencuri wanita menyerang mata musuh karena versi saat ini memiliki efek tambahan ledakan bola mata sekejap saat Pukulan Pahat mengenai mata.
Campuran putih dan hitam yang muncrat sekaligus itu membuat orang normal merasa jijik.
Sebuah organisasi kesehatan game tertentu juga mengajukan keluhan terhadap beberapa efek dalam "Fajar", termasuk Pukulan Pahat. Meski masih jauh dari representasi realistis, efek ini tetap menimbulkan pengaruh tertentu sehingga akhirnya dihapuskan di versi berikutnya.
Elf Air sendiri tetaplah seorang gadis yang tumbuh dalam perlindungan ketat.
Secara tidak sadar dia menghindari area mata saat menggunakan Pukulan Pahat. Menyaksikan Lu Li dengan mudah mencapai efektivitas skill di atas 90%, hatinya mulai gelisah ingin mencoba.
Bukan perempuan lemah!
"Skill cooldown hampir selesai? Ayo coba. Eh, Kakak, kenapa diam saja?" Kalimat terakhir Lu Li menggunakan saluran arena yang bisa didengar semua peserta.
"Kalian ini ngapain sih?" Prajurit Gila itu tetap diam dengan tangan terkulai, efek kontrol sebelumnya telah menghilang.
Pastor juga mendekat, dia sudah sangat bosan. Dua pencuri ini benar-benar orang gila, kadang menggunakan skill kontrol yang damage-nya sangat rendah, kadang berbisik-bisik di sana.
"Sedang mempelajari skill, kenapa kamu berhenti bertarung?" Lu Li terlihat kecewa.
"Nggak bisa menang. Awalnya kupikir diriku sudah cukup hebat. Ini istriku, dia terkesima dengan penampilanku di game yang bisa dipakai buat ngegebetin cewek. Tapi di sini kami benar-benar terdesak." Warrior mengeluh dengan wajah tersinggung.
"Terkesima apaan? Jangan ngomong sembarangan. Kalian juga pasangan kekasih kan? Daripada nge-date di tempat pemandangan indah, malah main di arena pertarungan. Aduh." Pastor berkata.
"Hah..." Lu Li membuka mulut lalu mengalihkan topik: "Mau lanjut bertarung atau tidak? Menurutku teknikmu bagus, Warrior. Tolong bantu saja, paling-paling cuma membuang-buang waktu sepuluh menit kalian."
“Jangan keterlaluan, kalau suamiku yang menusuk bola matamu, lihat pacarmu menyayangi atau tidak!” Pastor tak mau kalah: “Tunggu, kenapa kamu mengalihkan topik? Apa kalian bukan pasangan? Tapi kenapa tidak berani menjelaskan? Apa perselingkuhan? Salah satunya adalah pihak ketiga? Siapa yang selingkuh? Pernahkah kalian berpikir memakaikan helm hijau pada orang yang mencintaimu adalah tindakan memalukan? Bisa jadi salah satu atau bahkan berdua sudah punya anak. Tahukah betapa besar dampak ini pada tumbuh kembang anak...”
Lu Li dan Elf Air sama-sama berkeringat dingin, nyaris berlutut di hadapan sang kakak ini.
Imajinasi ini terlalu berlebihan. Jika dibiarkan terus, mungkin dia dan Elf Air bisa langsung mati saja.
Dengan gerakan tegas, Lu Li melepas topengnya. Wajahnya yang meski tidak terlalu tampan tapi sangat enak dipandang terbuka. Liga Musim Pertama Fajar baru saja berakhir, dan para pemain PVP di arena pertarungan pastinya masih ingat wajah juara pertama.
Bisa memaksa Lu Li menampakkan kebenaran mutlak, sang kakak ini benar-benar seorang manusia berbakat.
"Kamu adalah..." Mata Pastor kakak ini membulat lebar: "Kamu Lu Li, Ya ampun, benar-benar kamu..."
Lu Li dengan menjaga harga diri mengangguk.
Lalu terdengar teriakan lanjutannya: "Kamu ternyata menggoda perempuan bersuami, bagaimana bisa mengkhianati Hujan Maret, mengkhianati Elf Air, mengkhianati Xiao Ba Jiang, mengkhianati Can Meng, mengkhianati Luo Ying Hui Yi... Mao Mao Ai Chi Rou..."
"Istri, berhentilah. Tidakkah kau lihat matanya sudah mengeluarkan asap? Jika terus begini, estimasi kita takkan bisa keluar dari Stormwind." Prajurit gila segera menutup mulut istrinya, dengan tindakan tegas sebelum kesalahan besar terjadi: "Ayo lanjutkan, tapi jangan mempermainkanku lagi. Kalian harus mengeluarkan gaya penuh, atau aku tak mau menemani bermain."
Elf Air di sampingnya tersenyum tanpa bicara, alisnya yang ramping melengkung. Meski tertutup cadar, Lu Li bisa membayangkan senyumannya.
