Bertarung sampai seperti ini, Lu Li sendiri merasa malu.
Sungguh mengganggu orang!
Tapi ini adalah arena pertarungan, tidak mengizinkan semua orang duduk mengobrol sambil makan kuaci.
Mengerahkan sepenuhnya adalah bentuk penghormatan tertinggi. Lu Li telah membantu Elf Air menganalisis masalahnya, selanjutnya tergantung apakah dia bisa melewati rintangan dalam hatinya. Bahkan jika gagal pun tak apa.
"Jika benar-benar tidak sanggup melakukannya, ambillah jalan lain." Lu Li bersikap fleksibel - tentu dengan mempertimbangkan objeknya. Selain adik perempuannya, hari ini adalah pengecualian. Bila menghadapi orang biasa, mau dengar silakan, tidak mau silakan pergi! Kakak tidak punya waktu untuk debat kusir.
"Masih ada jalan lain?" Elf Air yang hampir selesai membangun mentalnya, mendadak merasa seluruh persiapannya runtuh.
Namun, dia seolah merasakan sesuatu yang asing.
Dia tidak tahu istilah ini disebut '', yang berarti ada seseorang yang rela mengabaikan prinsip dan rasional, mengutamakanmu dalam segala hal. Apa pun yang kamu inginkan, selama itu keinginanmu, dia pasti akan menemukan cara untuk mewujudkannya.
Pada saat ini, Tim Boer sudah terselesaikan.
Setelah keluar dari arena pertarungan, Lu Li mulai menjelaskan kepada Elf Air teori baru yang dirumuskannya berdasarkan Thread teori yang pernah dia lihat di kehidupan sebelumnya.
Teori ini sangat penting, merupakan pencapaian terbesar Lu Li sejak terlahir kembali.
Jika suatu hari nanti Air MM pergi meninggalkannya dengan membawa satu set teori ini, mungkin Lu Li akan menggigit ujung selimut sambil menangis semalaman, di dasar hati akan terus-menerus melontarkan tuduhan pada seseorang yang dianggap tidak berperasaan, tidak punya hati, dan cari gara-gara.
Namun sekarang Lu Li bersedia membagi ini dengan Elf Air.
Begitulah karakternya, sekali memutuskan sesuatu maka pantang mundur. Konsekuensi apa pun tidak penting, Lu Li percaya dirinya pasti akan menyempurnakan sesuatu yang lebih baik. Dia bukan sedang berjalan, tapi berlari kencang, tak ada yang bisa mengejarnya.
Dan ini juga merupakan cambuk bagi dirinya sendiri, jika tidak ingin suatu hari ditekan oleh seorang wanita, sebaiknya berusaha lebih giat.
"Katakanlah, jurus apa sebenarnya? Aku tidak ingin menyerang soket mata, terlalu jijik." Water Fairy mendesak dengan nada manja yang tak disadarinya sendiri, Lu Li merasa tulang-tulangnya mendadak lemas tanpa alasan.
Sayangnya, notifikasi sistem yang mengganggu datang.
Mereka masuk ke peta arena pertarungan baru, tak peduli seberapa lemah lawannya, dengan sifat asli mereka akan menghadapinya dengan serius.
"Aku akan demonstrasikan beberapa kali, perhatikan perbedaan antara Pukulan Pakuku dengan milikmu sebelumnya." Lu Li menambahkan: "Kali ini aku tidak menancap ke soket mata, hanya ke titik tengah dahi."
Beberapa pertarungan berikutnya, entah karena hoki atau meningkatnya probabilitas bertemu jagoan seiring naiknya peringkat, mereka kembali menemukan lawan yang layak.
Kali ini adalah Cincin Darah di Gunung Pisau.
Blade's Edge Mountains adalah kerajaan ogre. Ogres menganut filosofi "pemenang jadi raja", setiap tahun mengadakan kompetisi perebutan takhta di arena Cincin Darah. Pemenang akan menjadi raja selama satu tahun hingga dikalahkan di pertandingan berikutnya. Namun setelah ogre semakin menyadari kebenaran mutlak Gruul, arena Blade's Edge pun terbengkalai. Goblin dengan penciuman tajam bisnis tentu tak melewatkan kesempatan emas ini, membelinya dengan harga mahal sebagai lokasi pertunjukan gladiator.
Nama tim lawan adalah "Saudara Júhuā", dengan ID yang sangat menjijikkan.
Satu bernama Júhuā Yījǐn, satunya lagi Jiáduàn Ài Hèn Qíng Chóu. Jika kedua anggota ini sudah saling kenal sebelum masuk game mungkin masih bisa dimaklumi, tapi jika baru bertemu belakangan, hanya bisa disebut "takdir monyet".
Di dalam game sering muncul karakter-karakter aneh seperti ini. Perusahaan game juga tidak tega merampas kesenangan para pemain dalam memberi nama, paling-palimg hanya memblokir kata-kata yang terkait politik, warna kuning, atau frasa vulgar. Jika kedua ID ini dipisahkan, belum tentu terkesan jahat. Namun ketika muncul bersama, efek jijiknya justru semakin menjadi-jadi.
Saudara Júhuā langsung melonjak begitu muncul.
Salah satu dari mereka adalah Ahli Nekromansi, satunya lagi Druid Minotaur. Keduanya merupakan kombinasi ras dan profesi yang suka melonjak, tapi formasi seperti ini cukup unggul di mode 2v2, terutama di arena Cincin Darah.
Peta arena ini terdiri dari beberapa bagian utama: tanjakan kecil, jembatan, pilar, dan parit.
Setelah meninggalkan area tunggu, pemain akan melihat sebuah tanjakan kecil di sebelah kiri dinding. Tanjakan ini akan membawa kalian ke pusat jembatan - salah satu posisi strategis terpenting di Cincin Darah.
Jembatan membelah Cincin Darah menjadi dua: satu pihak adalah kalian sedangkan pihak berlawanan adalah musuh. Di atas jembatan kita bisa memandangi seluruh arena pertarungan secara lengkap, sekaligus menjadi satu-satunya jalan menuju pilar.
Di kedua sisi jembatan terdapat pilar. Dengan bidikan tepat, kita bisa melompat ke atas pilar dengan mudah. Jika kamu profesi jarak jauh, pertimbangkan untuk melompat ke salah satu pilar. Selain menjauh dari musuh, posisi di pilar juga optimal untuk membidik target.
Saat meninggalkan Area Tunggu, jika bergerak ke kanan akan melihat parit di Cincin Darah. Pemain biasanya langsung menyerbu jembatan saat pertarungan dimulai. Untuk menghindari kontak pertama dengan musuh, strategi menyelinap ke parit atau bawah jembatan sangat cocok.
Lu Li dan Elf Air langsung menyamar melalui jalur bawah, sementara Saudara Júhuā melonjak seperti katak kecil ke atas jembatan, berencana menguasai pilar di kedua sisi.
Sihir mengganas, es menutupi jembatan. Dua karakter jarak jauh mengira telah mendapatkan topografi menguntungkan. Begitu lawan muncul, mereka bisa mengendalikan situasi dan menyiksa perlahan. Setidaknya sang Mage "merasa tidak nyaman di bagian pantat"-nya tanpa berpikir untuk menyelesaikan pertempuran cepat-cepat. Dia menyadari dengan waras keunggulan pihaknya: sebagai karakter jarak jauh, berdiri di pilar memberi pandangan luas sekaligus mempertahankan diri.
Lagipula mereka punya kemampuan menyembuhkan. Semakin lama pertempuran berlarut, semakin menguntungkan bagi mereka.
Tapi...
"KENAPA langsung pakai Blind?!" teriak Mage yang tiba-tiba kehilangan penglihatan. Berjalan tanpa arah seperti lalat tak berkepala, akhirnya dia terjatuh dari pilar. Dua Pencuri sudah menunggu di bawah.
"Cintamu-kebencianku, cepat turun selamatkan aku!" teriak Mage sekuat tenaga.
Mereka tidak menggunakan saluran pribadi, jadi Lu Li dan Elf Air bisa mendengar jelas. Dari atas terdengar suara terputus-putus: "Bangsat! Susah payah gua naik ke pilar ini..."
Lu Li melangkah menyamping ke depan penyihir, pisau belati langsung menuju bagian pantat yang mengencang.
"Saat kita menggunakan Pukulan Pahat, dalam hati secara alami menjadikan lawan sebagai target. Apakah target ini bergerak atau diam sama sekali tidak kita pedulikan, sebagian besar pencuri hanya melakukan hal yang seharusnya mereka lakukan..."
Sambil menggunakan skill, dia juga terus berkomentar. Agar Elf Air bisa melihat dengan jelas, gerakannya sengaja tidak dibuat terlalu cepat.
Sayangnya bagian pantat penyihir yang mengencang tetap gagal dihindari. Kali ini Lu Li berhasil memukul dengan skill tingkat penyelesaian 94%, lebih hebat daripada yang digunakan pada Ba Bo'er Ben sebelumnya.
"Mengapa bisa seperti ini?" Elf Air merasa dirinya menjadi kekanak-kanakan.
Sebagai pribadi yang sangat kompetitif, seharusnya dia lebih memilih mempelajari sendiri daripada bertanya pada orang lain. Dalam pendidikan elit yang diterimanya, ini termasuk perilaku pihak yang lebih lemah - petarung kuat harus bisa menyelesaikan masalah sendiri.
"Karena saat aku melakukan tugasku dengan baik, aku juga fokus pada apa yang dilakukan target. Dia menghindar, dari kiri ke kanan, dan tubuhnya condong ke belakang. Besarnya penghindarannya akan mempengaruhi titik aplikasi gaya pisau belati pada tubuhnya. Coba kamu praktekkan." Lu Li sedikit menggeser posisinya.
"Cinta benci permusuhan, dasar sialan! Lompat turun sekarang! Mereka sedang menyiksaku, bergantian!" Kali ini benar-benar bagian pantatnya mengencang.
