Kali ini masih gagal, ketika HP Lucifron baru turun separuh, beberapa orang sudah benar-benar kehabisan sihir.
Semua metode pemulihan sihir telah habis terpakai. Bagi para profesi sihir ini, kehabisan sihir bagai harimau kehilangan gigi, bahkan mungkin lebih memilukan - harimau tanpa gigi masih bisa menggunakan cakar, masa mengharapkan para penyihir memukul musuh dengan tongkat sihir?
"Masalahnya tetap pada pembatalan kutukan, Duan Lu kau tadi terlalu lambat." Lu Li berusaha menenangkan kondisi hatinya.
"Maaf, ini kesalahanku." Duan Lu berkata pelan. Ekspresinya tetap datar, mungkin karena kondisi fisiknya yang kurang baik, dia sangat ahli mengendalikan emosi. Sebenarnya bukan gerakannya yang lambat, alasan dia dikritik terbuka oleh Lu Li adalah karena dia berulang kali membersihkan kutukan pada target yang sudah dibersihkan oleh Xingxing Nannan.
Hal ini menjadi pekerjaan sia-sia yang membuang-buang waktu.
"Ini kesalahan Nannan, dia membersihkan orang yang bukan tanggung jawabnya." Elf Air juga bukan tipe yang memihak.
"Baiklah, lain kali aku tidak akan sembarangan melepas skill lagi." Xingxing Nannan menjulurkan lidah. Baru saja dia membersihkan target Duan Lu, sehingga Duan Lu terpaksa membatalkan skill dan beralih ke target yang tersisa - yang seharusnya menjadi tanggung jawab Xingxing Nannan.
"Ikuti kelompok yang sudah kubagi dan patuhi penempatan posisi yang diatur untuk memudahkan pembersihan kutukan. Benar-benar akan ada pemotongan poin lain kali." kata Lu Li.
"Tiga penyihir, pasti ada saat mereka melakukan kesalahan, entah satu, dua, atau bersama-sama melakukan kesalahan. Bahkan jika para penyihir bagus, profesi lain yang bermasalah tetap bisa membuat seluruh tim terkena imbas."
"Tim berisi 40 orang justru memiliki toleransi kesalahan yang tak lebih tinggi dibanding tim 15 atau 10 orang, sementara probabilitas melakukan kesalahan malah berlipat ganda."
"Satu demi satu kekalahan tim terjadi, setengah hari sudah dihabiskan untuk hal ini."
"Yang kesembilan, ini sudah kali kesembilan kita dihabisi." Ekspresi Lu Li tetap datar: "Aku harus berterima kasih kalian sudah memberiku berbagai cara melakukan kesalahan yang membuatku tercengang. Tapi setelah pamer kemampuan, bukankah seharusnya kita habisi BOSS lalu pulang makan!"
"Aku sarankan meningkatkan kekuatan output di fase awal." Piao Ling menyela.
"Coba jelaskan pandanganmu."
"Masalah penyihir melepas kutukan sekarang sudah tidak besar, untuk sementara lupakan berapa kali mereka menyebabkan team dihabisi. Kita tidak bisa menggantungkan semua harapan strategi pada mereka. Menurutku, jika ancaman pesona fire elemental lebih besar, kerugian 3-5 orang di tahap lanjut tidak bisa dikompensasi bahkan dengan letusan kreativitas. Lebih baik langsung meledak sejak awal."
"Kedengarannya bagus. Kali ini kita akan fokus meledakkan dan membunuh fire elemental dulu." Lu Li mengangguk setuju.
Konsep komandan game atau sebutan sederhana 'pemimpin tim' sudah terlalu umum. Zaman sekarang, cukup bisa memimpin orang menyelesaikan dungeon sesuai guide bertahap saja sudah bisa menyebut diri komandan qualified. Padahal komandan sejati minimal harus paham fleksibilitas taktis.
Setelah mulai tarik monster, Wei Lan Hai Feng kali ini tidak menarik BOSS.
Lucifron diserahkan kepada Youxing Tianxia. Piao Ling tetap bertanggung jawab atas orang yang terpesona. Kali ini Biru Muda Laut Angin bertugas menarik dua roh api. Teknik, skill, dan peralatannya sedikit lebih unggul dari Youxing Tianxia, memungkinkannya membangun kebencian roh api dengan cepat dan stabil. Dengan begitu anggota lain bisa leluasa melakukan serangan maksimal.
Orang pertama yang terpesona adalah Huzi Zhazha.
Huzi Zhazha adalah pemburu di Pedang Penghakiman dengan damage yang sangat kuat. Keahlian utamanya adalah pergerakan, pernah beberapa kali solo BOSS dan menuntaskan misi dengan meng-kite BOSS sampai mati.
Namun seberapa tinggi pun damage-nya, Lu Li harus memerintahkan untuk membunuhnya.
Yang kedua terpesona ternyata Hua Di Li Qing. Ini agak tragis karena Ice Mage sangat vital di pertempuran Lucifron. Setelah Hua Di Li Qing terbunuh, Lu Li langsung menyuruh Xiao Ba Jiang melakukan battle resurrection padanya.
Saat ini, seluruh roh api telah berhasil dimusnahkan.
Hasil serangan maksimal tim 40 orang memang sangat dahsyat, namun harga yang harus dibayar pun tak kecil. Selain efek Bloodlust yang aktif, semua anggota juga menggunakan taktik damage terkuat mereka. Setidaknya dalam pertempuran selanjutnya, taktik meledakkan damage yang tersisa sudah sangat terbatas.
Lu Li langsung menghidupkan kembali Huzi Zhazha.
Tambahan satu damage dealer kuat bisa mengurangi durasi pertempuran, sekaligus berpotensi mengurangi satu kali kutukan yang dilepas Lucifron.
"Ba Jiang, berhenti menyembuhkan. Pantau anggota Tim Dua, jika ada yang terkena Curse bantu netralkan. Kalau tidak, bantu Ye Se menyembuhkan MT. Ye Se, kalau kena Curse, hentikan heal sampai efeknya hilang. Penyihir dan Druid, prioritaskan membatalkan Curse pada healer!"
Sampai saat ini performa tim sangat solid. Dengan penyesuaian strategi terus-menerus dari Lu Li, kemenangan atau kekalahan tergantung pada momen krusial ini.
Meski belum sampai waktu game berakhir, namun semangat semua orang setelah bertarung begitu lama sudah kelelahan. Setelah dihabisi dan melanjutkan lagi, belum tentu bisa mencapai situasi seperti momen ini.
Mereka melihat ekspresi berat Lu Li, tahu Komandan kali ini benar-benar serius.
Mereka semua bersemangat. Sampai tahap ini, tidak ada yang tidak berharap cepat-cepat menguras BOSS ini agar lepas dari penderitaan.
"Maret, perhatikan sihirmu. Kurangi kekuatan dinamis penyembuhan. Yang lain perhatikan pengganti nyawa diri sendiri." Lu Li harus memastikan Pastor Great Drive memiliki cukup MP untuk memberikan Great Drive. Begitu Hujan Maret kehabisan MP, maka tidak ada kemungkinan menguras BOSS kali ini.
"Aku punya efek tambahan yang mungkin bisa membantu." Elf Air menyentuh lencananya.
Cahaya hijau pun menyelimuti Hujan Maret. MP-nya mulai pulih secara kasat mata, sampai mendekati separuh baru berhenti.
“Kok kamu juga bisa mengaktifkan?” Xiao Ba Jiang sebelumnya sudah memberikan aktivasi ke Hujan Maret, Lu Li tidak menyangka Elf Air juga punya kemampuan serupa.
“Efeknya tidak sebanding versi asli Druid. Selama ini aku merasa efek tambahan ini hampir tidak berguna, dan cuma bisa dipakai sekali sehari. Sebelumnya tidak berani pakai, sekarang karena lihat ada harapan menang, semoga tidak sia-sia.” Penjelasan panjang dari Elf Air ini tentu agar orang di Area Keputusan tidak menganggap dia menyimpan rahasia.
“Luar biasa.” Lu Li tidak pelit pujian: “Semua anggota tim keluarkan kemampuan cadangan kalian. Kalau kali ini gagal, kita harus bertarung lagi besok.”
Ternyata, para anggota yang biasanya terlihat polos ini hampir semua punya trik tersembunyi. Hal ini membuat Lu Li lega sekaligus bikin geleng-geleng kepala. Rupanya dia harus belajar dari para pemimpin tim lain.
Di luar sana, bahkan tim acak pun pemimpinnya berusaha memahami kemampuan masing-masing anggota.
Ini membantu dalam menyusun strategi perang.
Lu Li tidak pernah memiliki tradisi seperti ini, mengingat tim tetapnya awalnya hanya sepuluh orang. Mereka bersama-sama bertarung di dungeon hingga mencapai titik ini, dan hampir semua peralatan yang dipakai anggota lain sudah ia ketahui luar dalam.
Sekarang skala pasukan diperluas, bahkan ditambah tiga anggota dari Paviliun Hujan Ringan. Aturan baru harus segera ditetapkan.
