Yang terhampar di depan Lu Li dan kawan-kawan adalah struktur mirip desa berbenteng.
Temboknya terbuat dari batu, sangat berbeda dengan benteng kayu yang dibayangkan Lu Li. Perbedaan pengetahuan ini mungkin berasal dari masalah versi - versi awal mungkin memang seperti ini. Untung dia membeli delapan kereta, kalau tidak mustahil untuk menerobos masuk.
Di atas tembok berjejer pemanah Satyr, kemungkinan besar masih banyak lagi di dalam benteng.
Pastinya ada setidaknya satu BOSS di dalam benteng, kekuatannya tidak diketahui dan diperkirakan sulit dikalahkan. Satu-satunya hiburan adalah BOSS tidak mungkin melebihi level rata-rata pemain.
"Kenapa aku tidak melihat gerbang kota?" Biru Muda Laut Angin mengernyit bingung.
“Jelas tidak ada gerbang kota.” Lu Li mengamati, merasa pusing dengan struktur bangunan yang menyerupai tong besi ini yang melanggar konvensi arsitektur normal.
“Bagaimana cara menyerang tanpa gerbang kota?”
“Sederhana, gempur buka celah lalu serbu masuk.” Lu Li tetap santai.
Namun para pemanah itu jelas tak akan tinggal diam membiarkan Lu Li dan kawan-kawan mengarahkan kereta perang ke dekat tembok untuk menembaki. Sebelum melakukan pengepungan dan penembakan tembok, anggota Pedang Penghakiman harus mengeliminasi pemanah di atas tembok terlebih dahulu.
Angin hutan berdesir pelan, justru karena ada suara angin seperti inilah kedamaian sebelum perang besar terasa semakin kontras.
Lu Li mengeluarkan benda berbentuk patung kakak malaikat, meletakkannya perlahan di permukaan tanah.
Cahaya putih suci mulai memancar dari patung, awalnya hanya cahaya samar-samar, lalu semakin mengental seperti asap yang terus bergulung dan membeku, akhirnya membentuk patung raksasa yang mengkristal sempurna.
"Seorang malaikat terbentuk seperti ini, tapi dia tetap berupa patung."
Berada di antara yang maya dan nyata, mampu memanggil jiwa pemain yang mati dalam cakupan ke sini, dan mengembalikan jiwa-jiwa ini ke dunia material.
"Mulai bertempur." Lu Li mengeluarkan bendera dan menancapkannya di tanah.
Bendera Perang Wo Jin (Khusus): Pasang bendera perang Wo Jin yang memberikan +50% serangan dan 50% pertahanan untuk rekan tim dalam radius 100 yard. Berlaku 60 detik, serta memulihkan 5% HP maksimal setiap 2 detik untuk semua sekutu selama 30 detik. Waktu Tunggu 6 jam. Pasti di-drop saat maut.
"Maju!" Biru Muda Laut Angin mengambil perisai dan menerjang maju.
Beberapa profesi pertahanan lain juga tak ketinggalan. Mereka berbaris sambil mengalihkan perhatian pemanah di tembok benteng.
Ketika pemanah Satyr di atas tembok benteng mulai menyerang para profesi pertahanan dengan sia-sia, barulah sisa anggota Pedang Penghakiman yang berprofesi jarak jauh dengan cepat mendekati tembok. Profesi pertahanan yang berdiri di bawah hanya berfungsi sebagai pengalih perhatian, karena mereka tidak bisa mencapai pemanah-pemanah itu. Yang benar-benar berperan penting justru para karakter jarak jauh ini.
"Serang pemanah Nomor 1!" komando Lu Li.
Mustahil membiarkan karakter jarak jauh berimprovisasi bebas, sebab profesi pertahanan sama sekali tidak bisa mempertahankan aggro. Begitu diserang, para pemanah akan langsung mengalihkan target ke siapa pun yang menyerang mereka.
Namun dengan mengikuti instruksi Lu Li untuk memusatkan serangan pada satu target, hanya pemanah yang diserang itu saja yang akan alih aggro. Sedangkan yang lain tetap terus menyerang para profesi pertahanan.
Pemanah Nomor 1 kelabakan menghadapi serangan multi dadakan. Dengan amarah ia meraung dan mengubah target serangannya.
Satu panah langsung menguras lebih dari seribu HP seorang penyihir, itu hanya serangan biasa. Dalam pertempuran kota, pemanah yang meng-counter penyihir bukan sekadar omong kosong belaka.
Game "Fajar" sangat memperhatikan topografi. Misalnya, saat kita berada di bawah tembok benteng, menyerang target dari bawah ke atas, akurasi serangan akan berkurang—belum lagi meski berhasil mengenai, damage-nya juga akan berkurang. Berbeda dengan Satyr pemanah di atas tembok, posisi mereka yang lebih tinggi memberikan damage enhancement, seringkali menghasilkan CRIT.
Damage biasa seribu lebih, CRIT bisa mencapai dua hingga tiga ribu—hampir bisa membunuh instan.
"Healer fokus menyembuhkan, mulai target pemanah nomor dua." Lu Li memerintahkan untuk ganti target. Pemanah pertama sudah tumbang, dengan puluhan orang menyerang, hanya butuh dua putaran skill.
Lu Li melihat waktu lalu memerintahkan supaya kereta perang ditarik ke posisi.
Tidak mungkin menunggu semua pemanah dibersihkan dulu baru kereta perang bisa santai menembaki tembok benteng. Itu benar-benar membuang-buang waktu. Di saat-saat kritis, bahkan harus mengambil risiko kehilangan beberapa kereta perang demi merebut waktu.
Awalnya pemanah hanya asyik menyerang profesi pertahanan yang rela jadi sasaran. Tapi begitu kereta perang mulai menembaki tembok benteng, mereka langsung terprovokasi.
"Prajurit, angkat perisai!" Lu Li sudah lama mengganti penarik kereta dengan Ksatria Suci. Prajurit yang dibebaskan, baik pejuang bertahan maupun prajurit gila, semuanya dilengkapi perisai besar ber-Armor tinggi. Efek properti tidak penting, yang utama Armor-nya tinggi.
Karena kebutuhan medan perang, perisai ber-Armor tinggi mulai laris di pasar.
Sebagian besar panah pemanah jatuh di perisai, tapi ada juga yang mengenai kereta perang. Soalnya Lu Li tidak bisa membawa terlalu banyak prajurit masuk ke sini.
Kereta perang termasuk dalam alat teknik, pengisiannya menggunakan amunisi padat. Barang seperti ini tidak sehebat untuk menyerang monster, tapi dalam menghancurkan bangunan sama sekali tidak diragukan. Setiap serangan membuat tembok bentung berhamburan batu, di atasnya segera muncul celah-celah yang berlubang-lubang.
Untuk saat ini, ini sepenuhnya saling melukai.
Lu Li memanggil Piao Ling, memintanya menggantikan posisinya untuk mengomandoi. Di sini memang tidak banyak yang perlu dikomandoi.
Sedangkan dia sebagai pencuri dengan ofensif tinggi, alam tidak rela hanya berdiri di sini melihat.
Transformasi Burung Gagak!
Burung gagak merah darah mengepakkan sayap, berputar-putar semakin tinggi terbang, yang mengikutinya ada Xiao Ba Jiang. Dalam situasi ada yang menuntun jalan, setidaknya tidak perlu khawatir gadis kecil ini akan tersesat.
Pemanah di atas tembok benteng telah dibersihkan sebagian besar, namun tidak semua pemanah ini diam di tempat. Jadi tidak ada situasi dimana separuh tembok kosong dari pemanah. Mereka tersebar membuka formasi, menyerang kereta perang dari berbagai sudut pandang. Sedangkan para profesi pertahanan yang tidak bisa mengejek mereka, sudah sepenuhnya diabaikan.
Situasi saat ini adalah kereta perang yang menarik monster, sementara karakter jarak jauh melakukan serangan.
"Nanti ikut aku turun. Saat belum benar-benar darurat, tidak butuh menyembuhkanku." Lu Li mengepakkan sayap melakukan serangan tukik ke bawah. Beberapa kupu-kupu di sampingnya terhempas beberapa kali oleh aliran udara dari kepakan sayap. Teknik terbang Xiao Lu yang sulit navigasi tetap seperti biasa buruknya.
Satyr tidak menghiraukannya.
Di Hutan Nightsong hidup berbagai jenis burung. Burung gagak adalah yang paling tidak mencolok. Tapi mereka melupakan satu hal: Gagak normal hanya akan berputar-putar di atas medan pertempuran, menunggu hingga pertempuran berakhir sebelum turun. Sedangkan yang satu ini melanggar hukum alam.
Burung gagak menghilang saat kakinya menyentuh tanah.
"Pencuri!"
Seorang Satyr yang melihat kejadian ini langsung ingin memberi peringatan. Profesi Satyr memang rumit, namun mayoritas adalah pemanah dan pencuri, sehingga sangat sensitif terhadap ciri khas perilaku pencuri jenis ini.
Sayangnya, teriakannya tertahan saat Lu Li mendekatinya seperti angin dan menggunakan skill gembok.
Ini agak berisiko - jika pemanah yang tersisa di tembok berbalik menyerangnya, mungkin dia tidak bisa bertahan beberapa detik.
Tapi dibandingkan antara Lu Li dan kereta perang yang masih menyerang tembok, pemanah memilih melanjutkan serangan ke target lama mereka. Satyr yang diserang Lu Li itu hanya bisa bertahan mati-matian.
Berhasil mengalihkan perhatian satu Satyr, tapi Lu Li tidak puas. Dia berhenti sebentar, lalu memberikan serangan Blind ke Satyr di sebelahnya.
Ginjal Pukulan!
Setelah memukul pingsan target terkini, Lu Li tidak melanjutkan serangan malah menerjang lawan berikutnya.
Pukulan Pahat!
Dia tidak pernah berpikir untuk membunuh satu pun satyr, karena itu terlalu membuang-buang waktu. Saat ini dia bagai tongkat pengaduk tinja, tujuannya hanya untuk mengacaukan serangan para satyr di atas tembok benteng.
