Dari beberapa pemain, dua diantaranya murni pemain kehidupan. Mereka berdua tidak perlu khawatir diserang, namun keempat lainnya adalah pejuang bertipe biasa.
Mereka sama sekali tidak panik.
Hari ini bisa menggali beban berat bersama Lu Li sudah membuat mereka gembira luar biasa. Pengalaman ini bisa dipamerkan nanti: "Kami pernah menggali batu bareng Bos Lu Li!"
Dan bos sekarang sedang melindungi mereka!
Pengalaman seperti ini apakah mungkin terjadi di klub lain?
Hal yang mustahil, di satu sisi bos klub lain tidak mungkin turun menggali batu bersama anak buah, apalagi dengan regu yang dipilih secara sembarangan. Di sisi lain, sekalipun bos turun menggali, pasti dikawal banyak pengawal. Kalau sampai terbunuh oleh musuh, itu benar-benar memalukan.
Lu Li tidak berpikir panjang. Ia hanya merasakan ada yang menyelinap dalam radius persepsinya.
Entah apakah ini orang-orang provokator yang digambarkan Yu Si Liulangren, sebagai pencuri top, Lu Li memiliki harga diri. Ia tak mengizinkan penyusup berkeliaran di sekitarnya.
Karena itu ia menyamar, berencana membalas dengan setimpal.
Tak lama ia menemukan target: seorang kurcaci pencuri yang bersembunyi di semak-semak. Postur kecilnya memungkinkannya memanfaatkan topografi untuk penyamaran yang lebih baik.
Penyamaran dalam "Fajar" terbagi menjadi penyamaran skill dan penyamaran fisik.
Penyamaran skill, sesuai namanya, adalah penggunaan skill penyamaran untuk mencapai tujuan penyembunyian. Ini adalah hal yang sering dilakukan sebagian besar pemain. Sedangkan penyamaran fisik bertujuan meningkatkan penyamaran melalui perilaku.
Contoh paling umum seperti bersembunyi di balik pohon, di balik batu, atau di tengah kerumunan, intinya menggunakan tindakan untuk menipu indera target.
Kurcaci pencuri ini bersembunyi di semak-semak dengan prinsip yang sama. Dengan bersembunyi di semak lebat hutan seperti ini, bahkan jika tidak menggunakan skill penyamaran sekalipun, mungkin hanya sedikit orang yang bisa menemukannya.
Namun yang dihadapinya adalah Lu Li, seorang yang berada di puncak profesi pencuri. Mengatakan dia "mengajari kakek memanjat" saja sudah merupakan pujian.
Dia juga melihat Lu Li masuk ke mode penyamaran, tapi tidak mengasosiasikan bahwa Lu Li ingin menyerangnya. Lagipula jarak antara mereka berdua sangat jauh, mungkin tujuannya adalah menyelesaikan dua beruang monster di dekat situ.
Lu Li memeriksa sekeliling dan menemukan hanya ada satu pencuri ini.
Jangan-jangan ini jagoan yang bisa melawan satu regu sendirian?
Sambil pikirannya berputar, dia sudah menerjang ke depan. Mau jagoan atau bukan, kapan Lu Li pernah takut pada siapapun? Pisau belatinya dengan mudah menancap di belakang kepala kurcaci pencuri - penyergapan berhasil.
Hasil ini membuat orang tak tahu harus tertawa atau menangis. Pisau sudah sampai di badan belum sadar juga, mana mungkin ini jagoan.
Namun Lu Li tidak meremehkan meski kemampuan pencuri ini rendah. Karena dia tidak berniat satu lawan lima, berarti dia cuma mata-mata. Diperkirakan sebentar lagi pasukan akan datang setelah menerima informasinya.
Pencuri biasa seperti ini sama sekali tidak bisa membuat ulah di hadapan Lu Li yang hampir mencapai level enam puluh.
Mengambil satu peralatan yang dijatuhkan pencuri - ternyata Sarung Tangan Emas Gelap yang bagus - Lu Li langsung melemparkannya ke seorang pemain di regu: "Jual ini lalu bagi uangnya. Sebentar lagi pasti ada yang datang, dorong gerobak kita cepat-cepat pergi."
Lu Li berubah menjadi burung gagak, terbang tinggi di angkasa.
Mata-mata terbunuh, mereka juga membocorkan target sendiri. Musuh akan segera datang. Sebenarnya Lu Li bisa menyuruh semua kembali ke kota, membuat musuh yang datang kehilangan sasaran. Sementara dirinya bebas pergi atau tinggal sesuka hati. Tapi itu terlalu pengecut, kabar ini akan membuat orang mengira Lu Li takut masalah.
Karena itu, Lu Li memutuskan untuk bermain-main dengan para anggota tak tahu diri ini.
Sekarang di dalam game adalah siang hari. Hutan Nightsong meski agak suram, visibilitas masih cukup baik. Hanya vegetasi yang terlalu lebat, dari sudut pandang atas yang bisa dilihatnya tidak banyak.
Tapi Lu Li berdasarkan pengalamannya yang luas, mudah menemukan gerakan-gerakan di hutan. Mengetahui dari arah mana orang datang, apakah berjalan perlahan atau bergerak cepat. Jika bergerak cepat, kemungkinan besar memang menargetkan mereka.
Orang-orang ini datang dengan cepat, jelas sebelumnya berada tidak jauh dari sini, jumlahnya sekitar dua regu.
"Persiapan pertempuran, mereka punya dua regu. Aku sendiri tidak bisa melawan, butuh bantuan kalian." Lu Li sangat lapang dada. Jika dia sendirian menjelajah area liar, memburu pemain-pemain ini akan sangat sederhana - cukup mengasah perlahan dengan memancing, bertarung dengan kesabaran dan kecerdasan.
Tapi sekarang dia tidak ingin membuang-buang terlalu banyak waktu pada sembarangan orang.
Keempat pemain bertipe pejuang yang dia bawa hari ini meski terlihat biasa, tapi mereka yang bisa masuk Pedang Penghakiman pasti melebihi rata-rata pemain biasa sekalipun.
Jangan lupa Pedang Penghakiman juga serikat klub, hambatan perekrutan tidak jauh beda dengan serikat besar kawakan.
Dua level 55, satu level 57, dan satu lagi level 58.
Level 58 termasuk cukup tinggi, seorang pemburu. Dua level 55 adalah penyihir, sementara level 57 adalah Ksatria Suci. Karena dikumpulkan secara dadakan, tidak ada healer, dan Ksatria Suci tersebut juga bukan profesi pertahanan.
"Bos, silakan berikan perintah." Pemain pemburu level 58 berkata dengan tegas.
Tak perlu takut, paling-paling mati. Apalagi bos sendiri ada di sini. Lima lawan sepuluh orang, sama sekali bukan masalah.
"Ksatria Suci, kamu yang maju dulu biar mereka menyerangmu. Pemburu, bunuh Druid mereka. Dua penyihir bantu, habisi secepatnya." Lu Li sendiri tentu juga akan menyerang Druid tersebut. Druid ini jelas-jelas healer, jika dibiarkan hidup, pertarungan akan lebih sulit karena tim mereka tidak membawa healer.
Pemimpin kedua regu ini adalah prajurit gila bernama Feiyang Liudao, yang cukup terkenal di kalangan tertentu sebagai maniak PK.
Reputasi terkenal ini belum tentu baik, karena dia membunuh tanpa memilih target. Kadang langsung menghunus pedang hanya karena perbedaan pendapat, bahkan terkadang sama sekali tidak membutuhkan alasan—membantai siapa pun yang ditemui adalah hal yang sering terjadi.
Menjadi PK maniak bukanlah hal yang bisa dilakukan sembarang orang. Biaya peralatan dan ramuan saja sudah memakan uang yang sangat besar.
Untuk mengatasi kondisi miskinnya, Feiyang Liudao baru-baru ini mendirikan sebuah unit tentara bayaran yang khusus menerima pekerjaan berbau pertumpahan darah.
Dengan cara ini, dia tidak hanya mendapat uang tapi juga memuaskan hasrat PK-nya.
Pesanan hari ini adalah orderan besar yang menghitung pembayaran berdasarkan jumlah kill. Hal ini sangat menarik bagi Feiyang Liudao, apalagi pihak klien tidak mensyaratkan target penting—bahkan pemain kehidupan level terendah pun boleh dibunuh.
Dia sudah membunuh beberapa target bersama kru-nya, dan perhitungan sementara menunjukkan jumlah koin emas yang masuk cukup fantastis.
Namun, dia tidak menyangka insiden terjadi secepat ini. Pencuri yang dikirim untuk mencari target ternyata terbunuh, bahkan mata-mata itu tidak sempat melihat jelas siapa lawannya.
Biasanya, target yang mampu melumpuhkan mata-mata tanpa perlawanan seperti ini tidak akan diganggu sembarangan oleh. Bagaimanapun, membunuh pemain Pedang Penghakiman di Lembah Abu-abu tetap diberi harga sama, entah level berapapun. Kenapa tidak memilih pihak yang lebih lemah sebagai sasaran?
Masalah utamanya adalah peralatan mata-mata itu terkuras - dan yang hilang adalah peralatan terbaik yang dimilikinya.
Peralatan Emas Gelap! Sebagian besar anggota unit tentara bayaran mereka bahkan tidak punya beberapa. Yang satu ini baru saja diberikan sebagai hadiah karena mata-mata itu berjasa besar berulang kali.
Mungkin dengan membunuh pencuri itu, peralatan Emas Gelap akan dihasilkan kembali!
Pencuri itu sangat kuat, bagaimana jika malah menghasilkan peralatan lebih bagus? sudah bernegosiasi dalam transaksi itu - semua hasil selama proses pembunuhan akan menjadi miliknya.
"Apakah mengganggu Pedang Penghakiman itu sebanding atau tidak, Feiyang Liudao menertawakannya."
"Aksi di Lembah Abu-abu hari ini tidak hanya dilakukan kelompok mereka, bisa dibilang ada di mana-mana. Meski Pedang Penghakiman sangat kuat, tapi hukum tidak bisa menghukum massa. Mungkinkah mereka menuntut pertanggungjawaban satu per satu?"
