Serangan tendangan!
Pengendali Sihir yang diserang Lu Li bahkan tidak sempat menyelesaikan kutukannya. Bayangan penyesalan melintas di wajahnya - mungkin menyesal tidak berani melawan balik, atau khawatir equipment mana yang akan terjatuh nanti.
Setelah membunuh orang terakhir, Lu Li memimpin timnya menerjang semak-semak di samping.
Dia harus segera memulihkan HP-nya. Kekuatan musuh baru yang datang masih misterius, pertarungan berdarah mungkin akan terjadi lagi.
Dia terus mendengarkan laporan semua orang di ruang obrolan, jadi tahu seluruh Lembah Abu-abu sudah dipenuhi mata berapi-api seperti pejuang, hanya pekerjaan di area Gunung Batu Cakar yang masih berlanjut. Alasan utamanya tak lain karena mereka sangat segan pada perusahaan investasi risiko. Harga diri Pangeran Goblin tak boleh dilanggar, sementara para pemain belum siap untuk berperang melawan kekuatan NPC.
Beberapa orang segera muncul dalam pandangannya.
Pemimpin kelompok itu ternyata tidak menyembunyikan identitasnya sama sekali. Wajahnya sepenuhnya terlihat di hadapan Lu Li, membuatnya agak kaget dan marah karena ternyata dia mengenali orang ini.
Orang ini mengenakan set armor kulit warna oranye untuk bepergian, dengan sepatu bot tinggi bertali. Jika tidak salah tebak, ini pasti beberapa komponen set T1. Saat ini, kekuatan yang mampu memperoleh komponen set T1 dan membuatnya mutlak tidak banyak. Ini semakin memastikan identitas sang tamu——Torrent.
Ras Torrent adalah troll. Sebenarnya sulit menebak siapa dia dari wajah, tapi bahkan setelah memilih ras troll, penampilannya tetap terlihat agak tampan.
" sekeren ini, plus pakai T1," jelas membuat Lu Li yakin tidak salah lihat. Bagaimanapun dia sudah beberapa kali bertanding melawan orang ini. Dia benar-benar tidak paham, kenapa orang ini berada di sini. Jangan-jahan Legiun Angin Kencang-nya mau frontal lawan Pedang Penghakiman.
"Keluar, keluar duel solo!" Dua taring besar di mulut troll membuat Torrent terdengar cadel saat bicara.
Dia membawa dua orang di sisinya - satu prajurit, satu Ksatria Suci. Tapi Lu Li tidak bisa memastikan apakah ada pencuri dalam penyamaran di sekitar mereka. Karena itu dia masih menyimpan keraguan terhadap ajakan duel solo Torrent.
"Aku yang akan memancing mereka. Kalian tunggu dulu dan siap-siap teleportasi." Bisik Lu Li pada beberapa orang di sampingnya.
Tidak bisa disangkal, lawan yang datang ini kekuatannya tinggi. Bukan takut, tapi Lu Li khawatir masih ada atlet esports lain di sekitarnya. Jika dua atlet bergerak bersama, mustahil baginya membunuh Torrent. Bahkan mungkin justru dirinya yang harus kabur.
Lembah Abu-abu sekarang sudah kacau seperti bubur.
Lu Li diam-diam pindah arah, kemudian benar-benar muncul ke depan.
"Haha, aku tahu pasti kamu." Torrent tertawa riang, di tangannya memegang busur panjang hijau yang semula dipegangnya, tiba-tiba diletakkan di punggungnya setelah melihat Lu Li, jelas tidak berniat langsung menyerang.
"Mau apa?" Lu Li berkata perlahan.
"Cuma main-main. Partner-partnermu mana? Aku masih agak tidak percaya kamu benar-benar mengangkut beban berat di Lembah Abu-abu ini." Torrent melirik ke sekeliling, hanya melihat angin sepoi-sepoi menggerakkan dedaunan, beberapa gerobak pengangkut batu berantakan di tengah jalan, tapi orangnya semua menghilang.
Selain itu, ada beberapa mayat yang belum dihapus sistem.
"Sudah pulang." Kata Lu Li.
Torrent tanpa konfirmasi: "Sangat disayangkan, sekarang kamu sendirian harus melawan kami bertiga..."
“Empat orang...” Lu Li tiba-tiba berbalik, tusukan pisau belati menghantam keras sesuatu. Sosok seorang pencuri terungkap, belati Lu Li tepat menusuk wajahnya, menghasilkan Pukulan Pahat dengan tingkat penyelesaian tinggi.
Torrent akhirnya tidak bisa ceria lagi.
“Kali ini kau mewakili siapa? Ibu Kota Kejayaan atau Legiun Angin Kencang? Atau keduanya?” Lu Li tidak terburu-buru menyerang. Pencuri yang telah terlihat itu tidak terlalu mengancam baginya.
“Untuk saat ini, aku hanya mewakili diriku sendiri.” Torrent menggelengkan kepala: “Setidaknya aku tidak menerima perintah terkait operasi ini.”
Lu Li agak diam-diam merenung. Dia tidak sepenuhnya percaya pada perkataan Torrent, tapi setidaknya sikap melawan seperti ini menunjukkan bahwa dua klub besar Ibu Kota Kejayaan dan Legiun Angin Kencang tidak ikut bertempur secara terbuka dari depan.
"Bagaimana, mau bertarung? Jika kamu menang, aku akan mengirim pergi beberapa orang di belakang layar kita." Torrent jelas sudah tahu pergerakan rekan-rekan Lu Li ini, lagipula mereka juga memiliki seorang pencuri - yaitu yang baru saja dipukul pahat oleh Lu Li, sekarang meski efek pahat sudah kadaluwarsa, masih terlihat kebingungan total.
"Satu-guru-satu-murid?" Lu Li mengejek.
Torrent pernah mengalahkannya di arena, tapi saat itu adalah pertarungan duel berturut-turut, yang dia kalahkan hanyalah versi dirinya yang belum lengkap.
"Hah, untuk seseorang dengan status seperti Anda, sistem satu-guru-satu-murid agak berlebihan ya." Torrent merenung sejenak, mulai merasa bersalah, sebenarnya dia bukan tipe orang yang darahnya mendidih panas dan benar-benar ingin menguji Lu Li. Tujuannya sederhana: menahan Lu Li sambil menunggu para pelaku lainnya datang untuk mengepung dan membunuhnya.
"Haha, apa kalian ingin menyerang secara beramai-ramai? Kapan Legiun Angin Kencang bisa merosot sampai ke level seperti ini." Lu Li mengayunkan Demon's Strike di tangannya: "Kau tidak berani menantangku secara frontal, maka seumur hidupmu akan tenggelam dalam ketakutan padaku. Kau tidak punya kesempatan menjadi atlet esports hebat, karena bahkan untuk tantangan satu-guru-satu-murid pun kau masih ragu-ragu..."
Sungguh sindiran yang begitu tajam, kedengkian yang begitu mengerikan!
Beberapa rekan Torrent terlihat membeku, masalah ini tampaknya telah naik ke tingkat yang bisa mempengaruhi masa depan Torrent sebagai atlet esports.
Tak pernah ada atlet esports berbakat yang hanya mementingkan hal di hadapannya. Salah satu kualitas wajib atlet esports adalah percaya diri, terutama bagi atlet esports baru seperti Torrent. Ucapan Lu Li seperti kutukan yang menancap dalam-dalam di hatinya.
Benar, bahkan metode paling adil seperti satu-guru-satu-murid saja tidak berani bertindak, untuk apa bicara tentang mencapai puncak?
"Bagus, kalau begitu kita duel satu lawan satu. Tenang saja, ketiga orang yang kubawa ini tidak akan ikut campur." Torrent menggunakan kecerdikan liciknya - ketiga orangnya memang tidak akan bertindak, tapi bukan berarti anggota lain yang datang nanti juga tidak akan bergerak.
Mengepung dan membunuh Lu Li adalah hal yang memberi rasa pencapaian sekaligus keuntungan melimpah.
"Kalian pergi dulu." Lu Li mengirim chat pribadi kepada anggota timnya.
"Bos, kami tidak mau kabur. Paling-paling mati, lagipula kami yakin padamu." Para anggota lainnya jelas menolak jadi desertir, apalagi meninggalkan pemimpin semangat mereka sendirian.
"Percuma keyakinan! Jelas-jelas mereka punya kartu as. Tak lama lagi area ini bakal dipenuhi orang." Lu Li yang tumbuh di lingkungan kumuh tanpa batas moral ini langsung melihat celah dalam akting kaku Torrent. Bertahan hidup di kawasan kumuh memang membutuhkan taktik yang jauh lebih licik.
