Seharian penuh, progres dungeon masih mandek di titik ini.
Suasana hati Lu Li langsung memburuk. Menurut rencana awalnya, hari ini seharusnya mereka mengalahkan Sang Sembilan, lalu berlatih melawan BOSS akhir Sang Baut Besar, besok - hari terakhir minggu ini - baru mengejar gelar Pembunuhan Pertama.
Tapi kenyataan tak berkembang sesuai harapannya.
Seharian tanpa progres, pemain lain juga kebingungan total. Di bawah aura 'tekanan udara rendah' yang menyelimuti Lu Li, tak ada yang berani memulai pembicaraan.
Siapa pun bisa melihat bos sedang sangat tidak senang sekarang, jika sampai membuatnya marah, siapa yang tahu apakah tidak akan terkena tindakan licik balas dendam dan potong DKP.
Setelah proses kejadian bergaul selama ini, semua orang tahu bahwa Lu Li itu jahat, meskipun di depan tidak terlihat, di belakang mungkin bisa kena sial, gaya khas Scorpio - dendam.
Semua orang mengarahkan sorot mata ke Elf Air, menantikan aktingnya, bahkan si jahat tiga tingkat pun setidaknya harus menjaga muka Elf Air, kecuali dia ingin lajang seumur hidup. Biru Muda Laut Angin bahkan mulai menyeringai, dari gerakan bibirnya terlihat dia menyuruh Elf Air untuk menyelidiki situasi, sungguh luar biasa lelah seharian penuh tapi masih bisa menyeringai begitu ekspresif.
"Saat ini waktu bermain game sudah hampir habis." Elf Air berkata.
"Hmm." Lu Li tersadar: "Iya, waktu bermain game hampir berakhir, semua bersiap-siap untuk log out, besok ingat login tepat waktu. Yang ada urusan harap lapor dulu ke aku."
“Besok hari terakhir, sepertinya kita tidak akan bisa menaklukkannya.” Biru Muda Laut Angin melihat hari ini Lu Li terlihat mudah diajak bicara, langsung menyambangi.
“Haha, kalau tidak selesai apakah berarti tidak perlu bertarung lagi? Benci sekali ya ikut raid? DKP-mu terlalu banyak ya? Mau kubuang sedikit biar tidak malas di dungeon? Kalau hari ini kalian tidak sering melakukan kesalahan, BOSS ini sudah lama takluk. Kubalik bertanya, apakah kita tidak mampu menahan BOSS, tidak bisa heal darah, atau tidak sanggup menjaga sihir? Hmm?”
Bangsat!
Gaya bicaranya benar-benar dibongkar total.
Biru Muda Laut Angin langsung ingin menangis. Kenapa tadi bicara dengan Elf Air masih baik-baik, baru berkomentar satu kalimat langsung ditusuk-tusuk di hati. Perbedaan jangan terlalu mencolok lah, dasar Lu Ba Pi tukang kulit, lebih mementingkan cewek daripada teman!
“Kalau memang nggak terima...” Piao Ling menepuk bahu Biru Muda Laut Angin: “Menurutku kamu bisa pertimbangkan beli tiket ke Thailand.”
“Thailand? Buat apa ke Thailand?” Biru Muda Laut Angin bingung, kenapa tiba-tiba disuruh ke luar negeri. Negara kecil itu ada apa sih? Selain kari, mana-mana banci... Banci? Piao Ling jangan kabur, ayo kita duel di luar.
Lu Li meluapkan sedikit emosi, lalu mengajak Hai Feng makan bersama.
“Kamu benar-benar nggak marah ya.” Hai Feng meletakkan nampan di seberang, lalu duduk makan bersama Lu Li.
Mereka tidak pergi ke restoran mewah maupun tempat romantis. Tempat ini sebenarnya kantin Serikat Pedang Penghakiman. Yang membedakannya dengan kantin kampus hanyalah bahan makanannya lebih bagus, keahlian suhunya lebih baik, masakan ditumis per porsi kecil ketimbang direbus sekaligus dalam tong besar.
Dalam lingkungan yang sederhana, tak bisa menutupi wajah tampan Si Kaya yang lebih unggul satu tingkat.
Hari ini ia mengenakan gaun biru danau, di posisi tepiannya terukir sedikit bunga sederhana, tanpa hiasan lain, terlihat sangat elegan.
Elf Air sepertinya sangat menyukai gaya berbusana seperti ini, selain setelan profesional, hampir semua pakaiannya bertema serupa.
Pinggangnya ramping, seolah bisa digenggam oleh satu lingkaran tangan, namun bukan hasil korset ketat. Desain rok yang pas sama sekali tidak memperpendek garis lengkung bagian bawah tubuhnya, justru karena betis yang jenjang dan lekuk pinggang-panggul yang jelas, semakin menonjolkan panjang kedua kakinya.
Seperti kata sifat Xiao Ba Jiang: "Dari dada ke bawah semuanya kaki."
Elf Air baru-baru ini muncul di wilayah kekuasaan Pedang Penghakiman. Mengingat tinggal di sekitar, pelatih akademi mereka sesekali ia datangi. Kadang meminjam peralatan untuk berlatih, kadang memberikan saran berguna untuk pengembangan akademi pelatihan.
Secara logika, kehadiran figur level dewi di dunia pecinta anime seharusnya membuat banyak orang terkagum-kagum.
Tapi karena reputasi "pasangan anjing" yang sudah terkenal, tak ada yang berani aktif mengajak kenalan.
Pecinta anime memang makhluk seperti ini. Mungkin dalam rencananya sudah hidup puluhan tahun bersama sang dewi dan punya anak, namun realitas mengerikan berkata: ia bahkan belum mendapatkan nomor ponsel sang dewi, sang dewi pun tak tahu namanya.
Di nampan Lu Li bertumpuk berbagai makanan, kontras mencolok dengan kesederhanaan milik Elf Air.
Dia mendengar pertanyaan Elf Air, langsung memuntahkan sepotong tulang dari mulutnya - kontras yang mencolok dengan penampilan elegan Elf Air, tapi dia sama sekali tidak peduli: "Bagaimana mungkin tidak kesal, awalnya pikir CD ini bisa dapat Pembunuhan Pertama, ah, sepertinya level dan peralatan kita masih kurang."
Jika ingatannya dari kehidupan sebelumnya tidak salah, Hati Magma di masa lalu ditaklukkan oleh sekelompok pemain level enam puluh.
Artinya tindakannya masih terlalu dini, strategi yang dia ketahui dari kelahiran kembali ini belum cukup membuat tim bisa mengalahkan musuh untuk meraih Pembunuhan Pertama, setidaknya dengan sekumpulan pemain level 59 tidak mungkin.
Jarak antara level 59 dan 60 memang cukup signifikan.
Peralatan yang mereka dapatkan sekarang hampir semuanya untuk level 60, tidak mungkin semuanya dipasangi Beban Berat, Pedang Penghakiman tidak punya kemampuan finansial sebanyak itu. Jadi meski banyak dapat peralatan dari dungeon, secara keseluruhan tidak ada peningkatan berarti.
"Besok mungkin bisa mengalahkan si Tua Sembilan, CD berikutnya pasti bisa dapat Pembunuhan Pertama." Elf Air mencoba menenangkan.
"Nah, besok setelah mengalahkan si tua sembilan, kita akan mengulang level. Usahakan ada beberapa yang mencapai level enam puluh. Aku sendiri besok juga seharusnya sudah level enam puluh." XP Lu Li sebenarnya tinggal sedikit lagi. Besok setelah membersihkan monster kecil dan mengalahkan BOSS, pasti akan naik ke level 60. Begitu dia level 60, setidaknya lebih dari separuh anggota pasukan juga akan mencapai level 60.
CD berikutnya pada dasarnya pemain level 60 akan memakai peralatan level 60 untuk bertarung di dungeon.
Peningkatan kekuatan bukan cuma sedikit. Jika masih belum bisa mengambil Hati Magma - kalau sampai seperti itu masih gagal, Lu Li justru akan pasrah. Tapi dia percaya diri, kalau Pedang Penghakiman saja tidak bisa, guild lain jangan harap.
"Besok bentuk beberapa tim tambahan. Biarkan mereka mencoba memanfaatkan CD minggu ini. Cuma bisa mengalahkan satu BOSS pun sudah bagus," kata Elf Air.
Semakin banyak peralatan yang didapat berarti tambahan tenaga. Minggu depan fokus utama tetap di benteng.
"Paviliun Hujan Ringan ingin menguasai Barat Jauh bukanlah hal yang mudah, pasti banyak klub yang bersaing dengan mereka. Sayangnya baik Pedang Penghakiman maupun Kota Wushuang tidak bisa banyak membantu, paling hanya meminjamkan peralatan itupun jumlahnya terbatas, karena pertempuran terjadi secara bersamaan. Kecuali Pedang Penghakiman menghentikan pertempuran mereka sendiri."
"Masalah transfer pemain sebenarnya mungkin saja, hanya saja harus menunggu satu minggu setelah transfer selesai baru bisa ikut bertarung. Solusi ini seperti air jauh yang tak bisa memadamkan haus."
"Untuk panduan, Piao Ling seharusnya sudah merapikannya. Suruh pihak Kota Wushuang juga membentuk guild dan masuk dungeon." Lu Li tidak terlalu mementingkan panduan. Rahasia Hati Magma pada akhirnya akan diketahui semua orang, tapi yang benar-benar menentukan keberhasilan menaklukkan dungeon bukanlah sekadar panduan. Lu Li sendiri sudah tahu panduannya, tapi tetap saja terjebak tak bisa mengalahkan BOSS.
