Segera, delapan kelompok yang berhasil memperoleh kualifikasi penyerbuan melalui proses penawaran tertutup diumumkan.
Ibu Kota Kejayaan, Bangsawan Saudara, Surga Ketujuh, Penjaga Biru Murni, Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir, Langit Bebas - selain delapan klub terkenal ini, ada dua organisasi tak terkenal lainnya.
Harga tertinggi adalah 55.000 koin emas dari bangsawan saudara, terendah 23.000 koin emas dari Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir. Rata-ratanya ternyata mencapai 35.000 koin emas. Harga terendah ini jauh melebihi perkiraan Lu Li yang hanya 10.000 koin emas, bahkan rata-ratanya pun melampaui ekspektasinya. Awalnya dia mengira 15.000 koin emas saja sudah bagus.
Saat ini rasio harga emas adalah 42. Sepuluh ribu koin emas setara dengan 420.000 realitas. Bahkan penawaran terendah Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir setara dengan mengeluarkan 1 juta realitas untuk membeli kualifikasi penyerbuan.
Situasi ini sudah cukup gila di mata Lu Li, terutama penawaran 55.000 koin emas dari bangsawan saudara. Dari mana mereka mendapatkan kepercayaan diri untuk merebut benteng Pedang Penghakiman? Atau mungkin klub yang sudah jatuh dari 10 besar ini hanya ingin mendanai Pedang Penghakiman.
Jika Pedang Penghakiman berhasil mempertahankan benteng, Lu Li akan mendapatkan 28.000 koin emas.
Membangun benteng untuk menarik rival terberat menyerang, ini juga salah satu cara benteng menghasilkan uang dengan premis bisa mempertahankannya. Jika direbut lawan, kerugian akan jauh lebih besar dari sekadar uang ini - investasi sebelumnya benar-benar hangus.
Delapan kelompok yang memperoleh kualifikasi pengepungan kota langsung memulai perang pengepungan kota.
Mereka semua menyerang benteng yang dijaga monster sistem, konsisten dengan strategi awal Pedang Penghakiman. Yang tercepat merebut benteng menang. Tujuh sisanya jika berhasil merebut benteng bisa mendapatkan kembali sejumlah uang setelah dipotong biaya pengepungan yang dibayarkan ke Pedang Penghakiman. Jika gagal mengalahkan benteng yang dijaga monster, hampir tidak ada uang tersisa di tangan mereka.
Jadi dalam arti ini, menawar perlu hati-hati. Tanpa kekuatan sebaiknya jangan ikut campur sembarangan.
"Serangan mereka ke benteng tidak ada hubungannya dengan Pedang Penghakiman. Perang pengepungan ini ibarat dungeon. Pagi hari Lu Li dan kawan-kawan tidak ada kegiatan, sementara sore harus menghadapi pemenang dari delapan kelompok. Dia membawa pasukan masuk ke dungeon Hati Magma, dengan tegas tidak membuang-buang sedetik pun untuk meningkatkan kemampuan semua orang."
Pemain yang berpartisipasi dalam pertahanan benteng namun belum mencapai level enam puluh diizinkan masuk dungeon untuk membasmi monster kecil dan berlatih level.
CD baru berarti semuanya direset. Sembilan BOSS yang dikalahkan minggu lalu sia-sia. Dengan CD baru, kita harus mulai dari BOSS pertama lagi, tidak peduli sebelumnya sudah sampai BOSS ke berapa.
Karena banyak pergantian anggota ditambah konsentrasi tim yang terganggu oleh urusan benteng, mereka beberapa kali dihabisi oleh Dewa Pintu.
"Kalian punya banyak DKP ya? Mau kubuktikan kalian bisa kehabisan DKP sebelum melihat BOSS?" Situasi pasukan baru membaik setelah Lu Li mengancam akan memotong poin jika masih membuat kesalahan tingkat rendah.
“Ah, Lu Li, dari delapan tim ini, mana yang paling berpeluang bertarung dengan kita?” tanya Fat Monkey.
Karena dia seorang Mage Api, minggu lalu dia tidak diizinkan masuk dungeon. Kali ini, untuk membawanya mencapai level enam puluh, Lu Li membuat pengecualian dengan mengizinkannya masuk. Lagipula dia adalah atlet esports klub, dan juga bagian dari pasukan inti dalam pertahanan benteng sore nanti.
Pengalaman Fat Monkey hampir cukup, hari ini pasti bisa naik ke level enam puluh.
“Tim mana pun，masalah utamanya tergantung apakah mereka mau keluarkan uang,” jawab Lu Li setelah berpikir sejenak. Jawaban ini membuat semua orang terkejut, sebab sebelumnya tak ada yang menyangka Pedang Penghakiman bisa dikalahkan oleh lawan.
“Apakah karena kereta perang?” Piao Ling hampir langsung menebak dengan tepat.
“Benar,” Lu Li mengangguk.
Barulah semua orang tersadar. Beberapa di antara mereka pernah terlibat dalam perang pengepungan kota sebelumnya, atau setidaknya mendengar ceritanya. Sekarang saat mengingat kembali, waktu yang mereka buang-buang di sekitar tembok benteng memang terasa berlebihan. Andai saja jumlah kereta perang waktu itu digandakan…
“Jika memang seperti ini, maka keinginan kita untuk merebut tanah di Blackshore tentu akan menjadi masalah.” Piao Ling mengerutkan kening.
“Kamu tidak mungkin masih ingin mengandalkan beberapa kereta perang itu saja untuk menaklukkan Blackshore.” Lu Li menggelengkan kepala dan menghela napas: “Sebelumnya karena tidak ada kompetisi, makanya aku hanya pakai beberapa kereta itu. Saat menyerang Blackshore hari Rabu, kita minimal harus menyusun sebarisan penuh kereta perang di tembok benteng.”
Satu kereta perang lima puluh koin emas, sekilas tampak bagus. Tapi begitu harus membuat satu barisan, nominal pengeluarannya benar-benar memusingkan.
Jika ingin mencapai kemajuan lebih jauh, mungkin perlu mempertimbangkan beberapa kereta perang di belakang sebagai persiapan. Begitu kereta depan hancur dihujamkan, harus langsung diganti baru untuk diisi ulang.
Harus diakui, benteng adalah mainan orang kaya.
Karena sudah pernah menaklukkan dungeon ini minggu lalu, mereka cepat sampai di hadapan BOSS. Pengalaman Fat Monkey masih kurang sedikit, jadi Lu Li menahannya di tim. Meski ada pergantian beberapa anggota, mayoritas anggota masih sama dengan minggu lalu. Menambah satu penyihir akan mempermudah pembatalan kutukan, sisanya tidak masalah.
Bos pertama mengalami wipe dua kali, baru berhasil dibunuh pada percobaan ketiga.
Ada dua pemain level 59 yang naik level di sini, salah satunya adalah Fat Monkey.
Kali ini masih menggunakan kesulitan mimpi buruk, tapi drop rate-nya bukan lagi drop rate first kill. Hanya ada satu peralatan legenda yang jatuh, namun skill Tembakan Penenang dapat lagi satu buku. Karena kedua pemburu di tim sudah memilikinya, buku ini diserahkan ke anggota serikat lain.
Hari ini ada tujuh delapan guild Pedang Penghakiman yang memasuki Hati Magma. Tembakan Penenang sebanyak apapun tidak akan pernah cukup.
Tiga anggota Paviliun Hujan Ringan akan ikut melawan Ragnaros nanti, jadi mereka tidak bisa masuk dungeon ini secara terpisah. Sejak awal mereka sudah ikut masuk, Lu Li tidak mengusulkan untuk memberikan skill book kepada Elf Air. Emosi adalah emosi, beberapa hal prinsip seperti ini tidak akan diubah oleh Lu Li.
Bos kedua juga tidak bertahan lama, tim hanya gagal sekali saat membunuhnya, sukses pada percobaan kedua.
Lu Li sangat puas dengan percepatan ini. Mengetahui taktik tidak berarti bisa menyelesaikan dungeon tanpa gagal sama sekali. Bahkan ketika semua sudah mencapai level 60 dengan peralatan langka, di dungeon tingkat Hati Magma seperti ini, tim masih sering dihabisi.
Bos kedua tetap hanya menjatuhkan satu legenda, merupakan komponen set armor untuk penyihir.
Lu Li memutuskan untuk membagikannya ke Fat Monkey. Dia berada di tim untuk mengambil peralatan, prinsip prioritas atlet esports selalu berlaku. Tentu saja, Lu Li tetap melakukan pemotongan poin, dan melakukannya tanpa segan-segan.
Sistem DKP Pedang Penghakiman sebagian berasal dari aktivitas dungeon atau pertarungan BOSS di area liar, sebagian lagi dikonversi dari poin guild. Jadi meski Fat Monkey bukan pemilik poin tertinggi, dia masih mampu membayar potongan 150 poin untuk peralatan ini.
Frekuensi munculnya skill point dalam guide kali ini juga berkurang drastis, hanya satu orang yang mendapat hadiah skill point dari dua BOSS.
Rencana awal hanya menyerang dua BOSS pertama lalu mempersiapkan diri untuk melawan benteng di sore hari, tapi karena progres dungeon hari ini sangat lancar, Lu Li langsung memutuskan untuk menantang BOSS ketiga.
BOSS ketiga menjatuhkan dua legenda, si jago mengubah keadaan dengan tangan merahnya.
Set armor itu komponen untuk Ksatria Suci yang diberikan ke Malam, sementara legenda lainnya adalah Bracer Kokoh.
Bracer Stabil sebenarnya barang yang cukup sampah, dinilai oleh beberapa pemain sebagai salah satu dari tiga sampah terbesar di Hati Magma. Lu Li tidak mau, Elf Air juga menolak. Akhirnya ternyata gagal dilelang. Ini juga karena Lu Li kali ini membawa terlalu sedikit pencuri di dungeon. Akhirnya terpaksa digantung di guild. Toh ini peralatan legenda, pemain biasa yang menginginkannya tetap banyak.
Setelah mengalahkan tiga BOSS, hari masih siang. Tapi Lu Li memutuskan untuk berhenti di sini. Pemain level enam puluh dipersilakan bersantai sejenak dan mempersiapkan pertahanan benteng.
