Wei Yun Dan Yue memandang tajam, hatinya mendadak berat.
Ia melayangkan sorot mata memohon pada Lu Li, mulai meragukan apakah tembok benteng serikat mereka sanggup menahan pukulan amunisi baru. Bagaimanapun, Ibu Kota Kejayaan hanya menyisakan belasan kendaraan namun tetap percaya diri, tentu amunisi baru ini menambah banyak alat tawar mereka.
Kenyataannya, Perang Penyerbuan saat ini jauh dari kata seimbang.
Seharusnya dikatakan terlalu menguntungkan pihak bertahan, memperkuat menara panah, membatasi jumlah kereta perang, dan pihak penyerang menggunakan mode 40+40. Ditambah lagi pihak bertahan memiliki tembok benteng sebagai pendukung, kecuali ada taktik/metode yang cukup khusus, sulit untuk menaklukkan benteng.
Senjata pamungkas Xiao Mo selain kemampuan personil yang lebih kuat daripada Pedang Penghakiman, mungkin adalah amunisi-amunisi ini.
Lu Li di kehidupan sebelumnya tidak memiliki kontak sama sekali dengan pertempuran kota, juga tidak terlalu tertarik - dia tidak tahu dirinya akan terlahir kembali, apalagi layak terlibat dalam perebutan benteng.
Banyak hal hanya kabar burung, dia hanya tahu ada amunisi khusus yang eksis, tapi efek apa yang ditimbulkan oleh merah gelap ini tidak dia ketahui. Tapi kebingungannya tidak lama, ketika amunisi pertama menghantam tembok dan meledak, semua jawaban terungkap - selain daya hancur yang lebih besar dari amunisi biasa, juga menciptakan efek terbakar di titik jatuhnya.
Beban berat pun bisa terbakar!
Pembakaran memberikan dampak besar pada Daya Tahan tembok benteng. Jika tidak ada insiden tak terduga, tembok ini akan terkikis membentuk celah lebar dalam beberapa menit.
"Santai, mereka hanya menyisakan belasan kereta perang." Lu Li menghibur Wei Yun Dan Yue yang mulai kehilangan ketenangan. Seorang Komandan Unggul harus memiliki kemampuan tetap tenang meskipun gunung runtuh di depan mata. Menghadapi masalah, panik bukanlah pilihan - yang diperlukan adalah mencari solusi.
Dari sisi ini, Wei Yun Dan Yue mungkin memang bakat alami, namun masih terkesan kaku dalam penerapannya.
"Baik, bos." Wei Yun Dan Yue menarik napas dalam lalu berteriak keras: "Jangan diam di satu titik! Kereta perang mundur sedikit, pertahankan jangkauan serangan maksimal! Fokuskan hantaman pada kereta perang musuh! Tim 1-12 bersiap memutar jalan untuk menyerang mendadak kereta mereka!"
Anggota ini, taktik melawannya selalu mengabaikan kerugian.
Lu Li pun tidak memiliki strategi lebih baik. Ia juga tidak memprotes keputusan seperti ini.
Sebenarnya, rencana awal Ibu Kota Kejayaan bukan seperti ini. Mereka seharusnya mempertahankan lebih banyak kereta perang, dibagi menjadi tiga rute untuk menghantam tembok dengan amunisi jenis ini. Tingkat kesulitan pertahanan Pedang Penghakiman akan jauh lebih ekstrim.
Sekarang karena hubungan emosional Wei Yun Dan Yue, mereka hanya bisa memusatkan serangan di satu rute.
Maka Wei Yun Dan Yue mendapat kesempatan untuk menyusupkan pasukan keluar kota, lalu mengembangkan pertempuran sengit di bawah tembok tengah.
Enam puluh orang menyerang delapan puluh orang. Situasinya bisa dibayangkan.
Tapi Pedang Penghakiman terpaksa melakukan ini. Mereka tidak bisa membiarkan amunisi khusus ini menghancurkan tembok mereka. Begitu kehilangan perlindungan tembok, delapan puluh orang Pedang Penghakiman sama sekali bukan tandingan delapan puluh orang Ibu Kota Kejayaan, meskipun empat puluh di antara mereka dipilih secara acak dari lebih dua ratus orang.
"Hadapi mereka!" Xiao Mo tersenyum dingin.
Strategi serangan mendadak Pedang Penghakiman sudah dia antisipasi. Ini persis seperti bertarung di dungeon: ketika sekelompok monster datang, aktifkan letusan dan serang saja.
Pada momen ini tidak ada konspirasi licik, hanya benturan kekuatan sebenarnya antara dua klub top.
Namun Xiao Mo tetap menyadari ia meremehkan kewibawaan Lu Li. Si miskin yang selalu memilih rute aman hingga terkesan pelit ini, ternyata menunjukkan sisi tegas luar biasa. Pemain Pedang Penghakiman yang menyerbu itu mengabaikan serangan balik dari Ibu Kota Kejayaan, mereka mengaktifkan berbagai skill kebal dan keringanan damage hanya untuk fokus menghancurkan kereta perang.
"Bos, dapat enam peralatan, kehilangan tiga kereta perang." Seorang anggota melaporkan statistik pertempuran.
"Lain kali jaga kereta perang, jangan hanya fokus membunuh." Xiao Mo mengerutkan bibir, tak puas dengan hasil ini. Di tempat lain, menukar satu kereta perang senilai seribu koin emas dengan satu peralatan legenda tentu bukan transaksi rugi.
Tapi ini perang pengepungan kota, sepuluh peralatan pun takkan ia tukar dengan tiga kereta perang.
“Lanjutkan persiapan untuk guncangan berikutnya, kerugian peralatan...” Wei Yun Dan Yue menatap Lu Li. Meski dia juga seorang komandan, banyak kewenangan yang tidak dimilikinya. Kompensasi untuk peralatan yang hilang harus diputuskan oleh Lu Li sebagai kepala serikat.
“Serikat pasti akan memberikan kompensasi kepada semua. San Ge yang akan mengatur nanti,” kata Lu Li.
Sekarang bukan saatnya berhemat. Jika benar-benar bilang "Siapa yang kehilangan peralatan dialah yang bernasib sial", estimasi ulang semua orang langsung tidak akan memberikan bantuan langsung. Ini menyangkut kepentingan paling mendasar para pemain game. Hal-hal ilusi seperti penghargaan kolektif tidak bisa mengubah fondasi utama ini.
“Bagus, tetap bidik kereta perang. Kita tidak perlu menghancurkan semua kereta perang, asalkan tidak membiarkan ini membentuk formasi kelompok,” ujar Wei Yun Dan Yue.
“Di sini ada enam bomb, hanya enam ini, seharusnya bisa menghancurkan dua kereta perang.” Lu Li mengeluarkan bomb yang dikumpulkannya selama ini, Starwood benar-benar sulit dikumpulkan. Meskipun sudah mengerahkan semua upaya pengumpulan, bahkan Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang juga terlibat, tetap hanya bisa membuat sedikit bomb ini.
Membuat satu bomb membutuhkan satu batang Starwood, material lainnya relatif lebih mudah dikumpulkan.
Jika Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang menyediakan dua batang Starwood, mereka bisa menukarnya dengan satu bomb. Pedang Penghakiman akan mendapat selisih harga satu bomb. Dengan kemampuan Lu Li saat ini, membuat bomb hampir tidak mungkin gagal, bisa dianggap sebagai transaksi stabil dan tak pernah rugi.
"Barang bagus." Wei Yun Dan Yue berseri-seri, matanya berpendar memandang Lu Li: "Bos, masih ada senjata pamungkas lainnya?"
Jika ada barang serupa, asal jumlahnya banyak, Perang Penyerbuan ini tak akan ada suspense lagi.
“Tidak ada.” Lu Li hampir ingin memuntahkan darah, apakah dirinya terlihat seperti kucing bodoh Doraemon macam itu? Jika benar punya kemampuan sehebat itu, Pedang Penghakiman bukan cuma bisa bertahan tanpa tekanan, bahkan akan menaklukkan benteng-benteng guild lain.
"Tidak apa, ini sudah cukup. Hanya saja kerugian dalam pertempuran kota kali ini akan agak besar." Wei Yun Dan Yue juga menyadari kekurangan dalam gaya komandonya.
"Memang tidak bisa dihindari. Lakukan yang terbaik. Kali ini kau yang memimpin di atas benteng, aku akan membawa pasukan menyergap dari bawah." Lu Li menatap Xiao Mo yang berdiri tak jauh dari kaki tembok, baru saja anggota ini sendirian membunuh beberapa pemain Pedang Penghakiman.
Xiao Mo sepertinya menyadari tatapan Lu Li, tubuhnya tersentak kaget. Jangan-jangan orang ini ingin melakukan percobaan pembunuhan lagi padanya.
Pertarungan satu lawan satu yang normal, Xiao Mo si penyihir ini tentu tidak takut pada Lu Li si pencuri macam itu. Tapi dia juga tahu Lu Li ini suka main curang, sering membawa barang-barang aneh. Setan tahu apakah dia punya taktik untuk membunuh dirinya dalam sekejap. Kalau sekali percobaan pembunuhan berhasil bisa dibilang kecerobohan, tapi kalau sampai dua kali dikalahkan orang ini di hadapan banyak orang, dirinya bakal jadi batu pijakan si anggota ini.
"Nanti kalau Lu Li turun, habisi dia secepatnya!" kata Xiao Mo dengan garang.
