Sensasi berada di ketinggian ini sangat ajaib, membuat Lu Li kehilangan fokus sejenak.
"Lu Li kamu di mana? Kenapa aku tidak lihat orang di sekeliling?" Elf Air bingung, bukannya janji lompat bersama?
"Hah... Tak sengaja terbawa angin, sepertiku tidak ada kesempatan kembali." Lu Li berkata dengan malu.
"Hahaha, Bangsat ini ternyata bahkan terjun payung saja tidak bisa!"
"Sial, orang bodoh begini mana pantas menyandingi Sang Dewi."
"Ngeselin, udah dikasih titik penanda di peta, terbang lurus aja susah apa?"
"Cepetan lihat orbit terbangnya, kalau tidak ada insiden tak terduga estimasi ulang bakal mendarat di 'kota' M ya."
"'Kota' M kan salah satu titik sumber daya terbesar, satu, dua, tiga, empat, lima... Waduh, setidaknya ada Tim Tiga. Bakal jadi tragedi nih. Yuk kita menyaksikan adegan dia dibunuh secara kejam. Air MM mendarat di rumah kecil di area liar, mau cari kendaraan pun sudah terlambat menyelamatkannya."
Ekspresi penonton di Siaran Langsung bisa dibayangkan, intinya semua merendahkan Lu Li.
Air MM juga bingung, tapi teknisi dirinya sendiri memang biasa saja. Frekuensi tersingkir di awal permainan juga banyak. Lagi pula ini permainan pertama Lu Li, ada masalah termasuk kondisi normal.
Terjun payung terbuka secara paksaan, perlahan turun menuju 'kota' pulau tak berpenghuni.
Lu Li menyapu pandangan sekeliling, melihat enam tas parasut di sekitar. Di kejauhan juga terlihat, setiap tas parasut merepresentasikan seorang musuh yang mendarat. Dari peta, jarak antara Elf Air dan dirinya cukup jauh, setidaknya tidak realistis untuk kabur ke sana dalam waktu dekat.
Banyak penonton di Siaran Langsung menunggu adegan dirinya dibunuh secara kejam, sehingga sudut pandang mereka semua terkunci padanya.
Mereka seolah memiliki harapan - jika performa Lu Li terlalu buruk, mungkin Elf Air akan meninggalkannya.
Setelah mendarat, Lu Li langsung berlari menuju sebuah rumah.
Elf Air pernah bilang, meski tinju bisa membunuh orang, tapi cukup sulit. Begitu lawan sudah memegang senjata di tangannya, kamu sudah pasti mati.
Dorong pintu dan sapukan pandangan: barang-barang tidak jelas bertebaran, ada komponen senjata, juga pakaian, tapi tak ada senjata. Lu Li langsung melompat ke bilik sebelah, buka pintu - tetap tak ditemukan senjata. Kamar mandi, dapur...
Dengan cepat, naik ke lantai atas!
Di area pintu tangga, di tanah langsung terlihat sebuah senjata api disertai dua kotak peluru. Lu Li tidak mengenal jenis senjata ini, tapi saat ini dia tak punya waktu untuk mempelajarinya. Dengan gesit dia memasang peluru lalu menyelinap masuk ke sebuah ruangan.
"Gerakannya lincah sekali, tidak seperti pemain baru."
"Apa kalian tidak menyadari? Setiap pintu kamar yang dia buka selalu ditutup kembali."
"Benar juga. Dasar licik, ini strategi berpura-pura lemah lalu menyergap!"
"Mungkin tak ada yang sadar rumah ini sudah dijarah. Dia bersembunyi di toilet, berjongkok di kloset, menunggu korban membuka pintu lalu menyemprotkan semburan peluru."
"Pasti! Meski S686 termasuk senjata paling lemah, tapi kebal dalam pertarungan jarak dekat. Siapa pun yang kena semburan peluru pasti langsung tumbang. Kayaknya ada yang akan babak belur..."
"Dengar! Suara langkah kaki!"
Di dalam game ini, berjalan kaki akan mengeluarkan suara langkah kaki, terutama di lantai kayu ruangan. Saat ada yang bergerak, akan terdengar suara brak-brak. Penonton akan berbagi sudut pandang dan lingkungan Lu Li. Mereka bisa mendengar langkah kaki, dan Lu Li jelas-jelas juga mendengarnya. Dia mengangkat senapannya dan mengarahkannya dengan mantap ke pintu.
Langkah kaki semakin mendekat, masuk ke pintu, sepertinya menemukan sesuatu, lalu pergi membuka pintu lain.
Langkah kaki awalnya di sebelah kiri, lalu berpindah ke kanan, perlahan-lahan akhirnya sampai di depan kamar mandi.
Banyak sekali jurus menjebak pemain dalam game ini, tapi yang seperti Lu Li yang membuka lalu menutup kembali setiap pintu rumah yang sudah dia obrak-abrik sungguh tidak banyak. Soalnya setelah mendarat, yang pertama dicari semua orang pasti senjata dan peralatan, baru setelah itu membunuh. Kalau tidak punya senjata atau peralatan, ketemu musuh pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Lu Li benar-benar tidak paham apa-apa. Dia bahkan tidak tahu senapan apa yang sedang dipegangnya.
Dia hanya merasa, dengan menutup pintu seperti ini, orang lain tidak akan tahu dia ada di sini, sehingga dia bisa menyergap saat lawan lengah...
Benar, sebagai seorang pencuri, dia sudah terbiasa ingin menyembunyikan diri terlebih dahulu, baru mencari kesempatan untuk menyerang.
Pemain ini benar-benar tidak menyangka bahwa ruangan dengan semua pintu tertutup rapat ini ternyata ada penyergapan - bukti terbesarnya adalah ada kotak P3K di ruang tamu. Kotak P3K adalah barang untuk menyembuhkan dalam game ini, siapapun yang menemukannya pasti akan langsung memasukkannya ke tas.
Saat membuka pintu kamar mandi, pemain ini langsung mendengar suara gemuruh, lalu layarnya langsung gelap.
Tumbang!
Lu Li mendengar peringatan sistem bahwa dia berhasil menjatuhkan [Nama Pemain] dengan S686.
Tapi dia melihat [Nama Pemain] masih merangkak di lantai, lalu menembak sekali lagi ke arahnya.
Sekarang si XXX benar-benar tidak bergerak lagi. Di tanah selain mayat XXX, ada tambahan sebuah kotak. Lu Li mempelajarinya sebentar lalu membuka kotak tersebut. Di dalamnya terdapat pistol bernama P1911, senjata serbu UMP9, serta perban, kotak P3K, dan komponen senjata.
Lu Li mengambil semuanya sekaligus, termasuk tas yang dibopong di punggung lawannya.
"Kecepatan tangannya luar biasa, pasti sudah lajang bertahun-tahun ya." Penonton livestream tertegun seperti patung.
"Gerakannya sangat mahir! Katanya dia bahkan tidak bisa terjun payung dan pertama kali main game ini? Jangan-jangan di dunia nyata dia perampok beneran!"
"Jangan berisik, ada suara langkah kaki!"
Lu Li tiba-tiba menghentikan gerakannya. Ketika menengadah, dia melihat seorang pemain muncul di luar pintu. Lawannya membeku sejenak, lalu mengangkat senjata untuk menembak Lu Li.
Sebenarnya Lu Li lebih dulu menembak, tapi senjata di tangannya mengeluarkan suara 'klik-klik' kosong.
Sial, senjata ini belum diisi peluru! Senjata apa ini? Baru menembak dua kali sudah harus isi ulang. Tapi responsnya benar-benar cepat, langsung melompat bersembunyi di balik tembok, mengisi peluru, menunggu suara tembakan lawan mereda, lalu melesat keluar menyemprotkan racun tepat ke kepala lawan.
Dijatuhkan!
Dalam game survival ekstrim seperti ini, biasanya tidak ada konsep pembunuhan sekejap. Kehabisan darah pertama disebut 'terjatuh', rekan tim bisa datang menyelamatkan. Tapi jika tinggal sendirian tanpa tim, sekali kehabisan darah langsung mati.
Benar-benar senjata dewa!
Mata Lu Li berbinar-binar memandang tombak panjang sebesar tongkat kayu di tangannya, merasa game ini benar-benar seru.
Meski Elf Air tidak bisa melihat kejadian di sisi Lu Li, tapi mereka sedang terhubung voice chat. Seluruh proses bisa didengarnya, dan melalui komentar langsung dia juga bisa mengetahui situasi di sana.
Lu Li ternyata sudah dua kill!
“Aku harus bagaimana sekarang?”
Tepat saat Elf Air hampir berubah menjadi pengagum Lu Li, dia mengajukan pertanyaan yang sangat idiot.
"Ada orang lain di sekelilingmu?" tanya Elf Air.
"Tak tahu. Aku sudah membunuh dua. Kalau satu tim dua orang, seharusnya sudah tidak ada lagi."
"Tidak bisa. Posisimu masih cukup berbahaya. Suara tembakan bisa terdengar jauh. Orang-orang di area itu mungkin sudah tahu posisimu." Elf Air mengungkapkan kekhawatirannya sambil terus mencari perlengkapan.
"Tapi aku tidak bisa terus bersembunyi. Aku akan coba mencari barang." Meski menggunakan rute aliran mesum, Lu Li bukanlah pengecut. Setelah memeriksa trofi, dia berkata: "Ngomong-ngomong, ada dua mayat di sini. Tas mereka berisi barang yang bisa diambil. Kau mau apa? Aku bawakan."
"Wah." Elf Air merasa senang, ada sedikit perasaan dimanja: "Sebutkan saja barang-barang apa saja itu."
