Lu Li menjelaskan isi dua tas di depannya, lalu memilih beberapa peralatan secara selektif, juga membawakan Elf Air sebuah komponen senjata api.
Masalah apakah dia akan menyusup sendiri atau lari mencari Elf Air selanjutnya, masalah ini Elf Air juga tidak bisa menjawab.
Daya tarik utama game survival ekstrim ini adalah ketidakpastian, misalnya saat Lu Li keluar dari pintu ini, bisa saja langsung disergap dan ditembak mati, mengingat letupan berisik tembakan tadi sudah lama mengekspos posisinya.
"Aman di situ?" tanya Lu Li.
"Aman kok. Cuma ada empat rumah di sini, cuma aku yang melompat ke bawah. Kalaupun ada yang mendekat dari tempat lain, masih perlu waktu." Elf Air asyik mengais empat gubuk kecil, meski sebenarnya tidak ada barang bagus - titik sumber daya lebih kaya seperti Kota M tempat Lu Li sekarang pasti sudah ramai dikunjungi.
Tapi empat gubuk kecil ini cukup untuk menghidupi Elf Air seorang diri.
Sekarang dia memegang AKM di satu tangan dan S12K di tangan lainnya. Yang pertama adalah senapan otomatis dengan daya hancur besar, bisa menjatuhkan musuh dengan 4 tembakan ke badan atau 2 tembakan ke kepala. Tapi recoilnya terlalu besar dan bidikan kurang stabil, sulit dikendalikan oleh pemula. Elf Air cukup terampil menggunakan senjata ini.
S12K yang di belakang dan S686 di tangan Lu Li termasuk dalam kategori shotgun, biasa disebut "shotgun", memiliki daya hancur kuat dalam pertarungan jarak dekat.
Selain itu Elf Air juga memiliki rompi antipeluru tingkat satu dan helm antipeluru.
Setelah menerima dua "paket", Lu Li tidak lagi miskin. Pertama ada shotgun yang dianggapnya sakti, kemudian UMP9, serta SCAR yang diambil dari korban kedua.
SCAR-L termasuk dalam kategori senapan panjang, bisa digunakan untuk jarak jauh maupun dekat seperti AKM, cukup cocok untuk pemula.
Keduanya tidak memiliki rompi antipeluru, tapi ada helm tingkat dua. Beberapa komponen senjata yang berguna dikumpulkan oleh Lu Li sesuai ajaran Elf Air.
Lalu dia tidak melanjutkan pencarian di ruangan yang belum disisir, setelah melakukan pengamatan sekeliling, dia langsung melompat turun dari jendela.
Meski Elf Air menyuruhnya terus mencari, dan komentar langsung di bawah juga mendukungnya terus mencari, tapi dia sudah merasakan manfaat membunuh, jadi memutuskan mencari wilayah untuk membunuh dan merampas. Dengan begitu bisa cepat mengumpulkan lensa empat kali (bidik) yang dibutuhkan Elf Air, lalu pergi melindungi pacarnya.
Peta Juejing Qiusheng Dataosha adalah sebuah pulau besar, ditambah pulau kecil yang dihubungkan dua jembatan.
Sesuai pengaturan game, bangunan di pulau tak berpenghuni ini sudah rusak, tapi di berbagai wilayah ini penuh peralatan militer, area liar dan garasi akan diulang kendaraan, di air akan diulang kapal laut.
Sekeliling rumah ada tembok pendek, ditumbuhi semak-semak, Lu Li bersembunyi-sembunyi di antara semak tersebut.
"Dia mengamati rumah-rumah lain, terutama posisi pintu dan jendela. Jika ada yang sedang melakukan pencarian di ruangan, mustahil tidak meninggalkan siluet. Sementara di satu sisinya ada tembok rendah, di sisi lain tumbuh semak besar. Selama tidak diamati seksama, posisinya sulit ditemukan."
"Benar-benar LYB sejati! Anggota ini terlalu mesum. Aku tidak percaya ini permainan pertamanya—pasti sedang mempermainkan kita."
"Kamu tidak paham! Inilah LYB alamiah yang legendaris itu. Aku mulai agak mengaguminya, tapi kenapa di tangannya tidak diganti ke SCAR-L? Apa senapan sawit itu memang sebegitu ampuhnya?"
"Paling sebel sama yang sok tahu begini. Tanpa bidikan optik, bawa tombak panjang pun belum tentu efektif. Mengenal 'karakter asli' LYB ini, mungkin dia akan menunggu sampai target berada di depannya baru menyemprotkan racun..."
"Aku curiga korban jebakan ini akan trauma psikologis. Berjalan biasa tiba-tiba dari semak di sisinya melesat peluru."
Lu Li tidak sempat melihat komentar langsung. Ia fokus penuh mengamati sekeliling. Sebagai pencuri, menyusup dan menunggu adalah hal biasa. Ia tidak merasa bosan. Sambil mengamati, ia mempelajari komponen senjata di tas. Semua bagian yang bisa dipasang langsung dipasangnya.
Dalam proses ini, benar-benar terlihat olehnya seorang manusia.
Orang itu membopong dua senjata di punggung, dengan gaya melompat keluar dari jendela.
Lu Li refleks mengarahkan senjata dan langsung menembak.
Lalu... tidak ada kelanjutannya.
Orang itu kaget mendengar suara tembakan. Langsung mengeluarkan salah satu senjata sambil menundukkan pinggang dalam posisi siaga. Sayangnya tidak terlihat apa-apa di sekeliling. Beberapa detik kemudian, tekanan akan peluru yang mungkin datang dari arah tak dikenal membuatnya kembali masuk ke rumah.
Lu Li tidak menembak kedua kalinya. Karena jika tembakan pertama gagal, tembakan kedua jelas belum tentu tepat sasaran.
"Xue'er, kenapa aku gagal menembaknya? Tadi sudah membidang dengan tepat!" LYB merasa tersinggung, lalu mengadu pada Elf Air.
Livestream pun riuh oleh gelak tawa. Elf Air melirik isi komentar langsung, menahan tawa sambil memberi petunjuk pada Lu Li: "Senapan S686 mungkin kebal di jarak dekat, tapi untuk jarak jauh murni bergantung hoki. Bahkan teknisi paling jago pun takkan sanggup menggunakan shotgun mengenai target sejauh itu."
Barulah Lu Li menyadari kebodohan yang dilakukannya. Seketika itu juga dia mengganti senjata di tangannya menjadi SCAR-L.
"Kenapa menurutku orang ini begitu menggemaskan? Imut tapi kikuk." Sebagian penggemar wanita merasa keluguan Lu Li seperti ini sangat menghibur.
"Lebay dan imut-imut konyol？Terkekeh, kalau kamu tahu seberapa hebatnya dia dalam 'Fajar', estimasi ulang kamu tidak akan menyebutnya lebay dan imut-imut konyol!" Ada juga yang main "Fajar", coba pikirkan hal-hal yang Lu Li lakukan, orang cerdas mana pun tidak berani menyebut Lu Li lebay dan imut-imut konyol, apalagi Lu Li sudah merampas Sang Dewi para pecinta game anime, semakin tidak ada yang merasa di mana elemen yang membuatnya sampai berdarah.
Orang yang bersembunyi di rumah itu segera keluar lagi, tapi setelah melakukan pengamatan, Lu Li menemukan rekannya mengintip dari balik rumah lain.
Tindakan Tegas harus diambil saat diperlukan, Lu Li membidik salah satu pemain yang diam statis, dengan tegas menarik pelatuk.
Tep tep, dua kali kena berturut-turut, tembakan ketiga meleset karena bidikan semakin ke Atas, lintasan peluru alami pun kosong. Ini baru kemampuan normal pemula, Lu Li yang sama sekali tidak mengerti apa itu mengontrol recoil senjata jika bisa tep tep beberapa kali mengalahkan dua orang ini, maka dia benar-benar monster.
Namun Lu Li memiliki keteguhan hati yang luar biasa. Saat menyadari kenaikan bidikan, dia langsung menurunkan moncong senjata.
Moncong senjata terus memburu lawannya, menembakkan beberapa peluru lagi dan berhasil mengalahkan target.
Sebenarnya dari posisi ini dia bisa memberikan tembakan tambahan untuk menghabisi lawan, tapi Lu Li memilih menyimpan senjata dan mundur cepat, kemudian berganti posisi dengan cepat.
Dia terus-menerus bergerak sementara moncong senjata tetap mengarah ke orang yang merangkak di tanah.
"Ini taktik memancing! Pemula ternyata paham benda ini, sialan, bertahun-tahun main game jadi sia-sia." Penonton livestream terkesima. Orang yang terkena knockdown harus mendapat bantuan dalam waktu tertentu, kalau tidak akan benar-benar mati. Lu Li sengaja melukai tanpa membunuh, jelas sedang menunggu orang lain muncul untuk menyelamatkan.
"Pergerakannya juga cukup bagus, plus langkah kaki ringan. Dia mungkin mampu menilai ke mana korban knockdown ingin merangkak."
Tim ini satu-satunya yang selamat jelas memahami tujuan Lu Li, tapi dia harus menyelamatkan rekannya. Di satu sisi, mode duo ini sulit dimainkan sendirian, di sisi lain tidak tega membiarkan partner terus mengeluarkan darah hingga mati tanpa pertolongan—itu melampaui batasan psikologisnya.
Saat rekan timnya merangkak pelan kembali ke dalam rumah, dengan terpaksa dia berlari kencang menuju pintu.
Asalkan pergerakannya cukup anggun, kecepatannya cukup gesit, masih ada harapan untuk menyelamatkan teman seperjuangan sebelum benar-benar abadi dengan masuk ke dalam rumah.
Mengikuti instruksi Elf Air, Lu Li menahan napas. Saat musuh muncul, dia melepaskan tembakan bertubi-tubi. Trajektori SCAR-L yang memang stabil, diperkuat dengan teknik kontrol senjata yang bahkan pemain berpengalaman sekalipun belum tentu kuasai—hasil latihan lama.
Tiga tembakan beruntun mengena, salah satunya tepat di kepala, sukses membunuhnya di ambang pintu.
Setelah memastikan tidak ada serangan mendadak di sekeliling, Lu Li berlari ke sana untuk mengumpulkan paket.
"Paket kali ini jelas lebih gemuk dibanding sebelumnya, soalnya dua orang ini sudah mencari lebih lama dan hoki mereka juga sepertinya lebih baik."
