Begitu mendengar ada yang bisa dibunuh, semangat Elf Air langsung bangkit. Dia berlari kencang ke arah Lu Li.
Entah kebetulan atau tidak, salah satu target tiba-tiba melihat Elf Air yang sedang berlari. Melihat situasi genting, Lu Li langsung menembak tanpa ragu - kalau tidak sekarang, akan terlambat. Dia tidak tahu seberapa mahir musuh ini dalam keahlian tembak, apalagi pepatah "tinju acak bisa mengalahkan guru tua" itu benar. Dia tidak mau mengambil risiko dengan Elf Air.
Kepala meledak!
Meski dalam tekanan, bidikan Lu Li tetap stabil ditambah faktor hoki. Maka terjadilah headshot sempurna.
Sensasi puas menyaksikan kepala target meledak bersama kabut darah begitu intens. Lu Li menarik napas dalam untuk menenangkan diri sebelum ganti ke AKM, membidik sasaran kedua yang sedang berusaha berlindung.
Dasar orang bodoh!
Kata "Han Bao" ini baru dipelajari Lu Li, karena target ini entah bagaimana menilainya, malah menampakkan seluruh tubuhnya ke Lu Li - termasuk kepala yang menggoda itu.
Sudahlah, kalau tidak menembak dalam situasi seperti ini, itu sungguh melanggar kehendak Tuhan.
Di sisi lain Elf Air sudah menyelesaikan mayat yang tergeletak, Lu Li pun membunuh si Han Bao ini dengan mudah.
Merampas tas adalah hal yang menyenangkan, mirip perasaan Can Meng si jago ketika meraba mayat. Lu Li berjaga di atas kontainer dengan senjata siap, memastikan Elf Air bisa merampas dengan nyaman.
"M416 dengan komponen lengkap, sungguh hebat! Ada kaca pembesar empat kali, kotak pengobatan juga. Orang ini benar-benar kaya. Painkiller dan energy drink total 13 botol, nanti kubagi beberapa untukmu. Menurutmu senjata cadangan pakai apa ya?" Elf Air tampak bimbang.
"S12K-ku kuberikan untukmu, lebih praktis untuk pertarungan jarak dekat. Nanti kucarikan komponen magasin ganda." Saran Lu Li.
S12K dijuluki "Ayah Pertarungan Jarak Dekat", bisa membunuh musuh dengan dua tembakan di tubuh. Dengan magasin ganda, kapasitasnya mencapai 10 peluru. Karena keahlian tembak Elf Air masih biasa, senjata ini lebih baik dibanding senapan patah lain yang daya hancurnya besar tapi kapasitas peluru terbatas.
Senapan serbu juga cukup bagus saat disetel mode otomatis untuk menyapu musuh, sayangnya tetap membutuhkan skill kontrol recoil yang memadai.
"Kukumpulkan monopod pipi, kompensator muzzle, dan potion ini untukmu." Elf Air memberikan barang-barang itu ke Lu Li. Lu Li juga menjarah banyak peluru 7.62 dari dua peti abu ini, karena AKM dan 98K di tangannya menggunakan amunisi jenis ini.
Sayangnya, kedua mayat ini tidak memiliki helm tingkat tiga maupun rompi anti peluru.
"Ayo kita berburu! Zona racun muncul di area kita." Elf Air bersemangat seperti anak kecil yang dapat mainan baru.
"Aku juga helm pengampunan, cari helm dulu baru pergi. Sudah membunuh empat orang, perkiraanku di area kontainer ini sudah sepi. Asal berhati-hati pasti aman." Lu Li sangat kejam saat membunuh, tapi tidak terburu-buru melakukannya. Sikap Elf Air seperti ini sangat langka, sedikit berbeda dengan citra Sang Dewi yang dingin dan anggun dalam "Fajar".
Mungkin, dia benar-benar menyukai game ini.
Namun, game niche seperti PUBG tidak akan pernah bisa memenuhi kebutuhan besar lingkar profesi. Jadi Elf Air tidak bisa fokus pada game kesukaannya ini.
"Haa, oke. Kamu bahkan tahu soal helm pengampunan." Elf Air tak bisa menahan tawa.
Di game ini ada banyak jenis helm, tapi yang utama adalah helm antipeluru tingkat satu, dua, dan tiga. Sedangkan helm tingkat empat - wajan - adalah artefak suci pelindung pantat, dipasang di bokong saat digunakan.
Helm antipeluru tingkat satu berwarna hijau, dijuluki "helm pengampunan" oleh para pemain.
Setelah mencari sebentar, Elf Air membantu Lu Li menemukan sebuah helm tingkat dua. Helm tingkat tiga memang sulit ditemui, Lu Li juga tidak terlalu ngotot.
"Airdrop, airdrop, di depan mata!" Dalam gemuruh suara pesawat terbang, mata berair Elf Air memancarkan cahaya impian. Airdrop adalah persediaan yang dijatuhkan pesawat di pulau tak berpenghuni, berisi banyak barang bagus. Siapa yang ambil jadi miliknya. "Di depan mata" berarti jarak yang sangat dekat, misalnya musuh ada di depan mata, airdrop ada di depan mata.
Tapi, airdrop ini sebenarnya tidak bisa dibilang di depan mata.
Wajah Si Kaya... agak terlalu besar.
"Cek garasi apakah ada kendaraan. Kalau ada mobil, kita bisa cepat sampai." Si Kaya tampaknya menyadari "di depan mata"-nya yang berlebihan. Tapi dia segera menemukan gagasan: Dengan mobil, memang ada kesempatan merebut barang di kotak airdrop sebelum orang tanpa kendaraan.
"Oke." Yang penting mainnya senang, Lu Li tidak menolak usulan pacarnya.
Di garasi terdapat sebuah mobil sedan biru.
"Ini termasuk kendaraan empat penumpang, lebih dari dua ratus tahun yang lalu orang sudah menggunakan alat transportasi seperti ini untuk melesat di permukaan tanah."
"Duduk yang baik, segera berangkat. Saat aku menyetir jangan turun ya, bisa memakan korban jiwa." Elf Air juga sangat tertarik dengan menyetir mobil. Industri otomotif yang telah berkembang selama dua tiga abad, di dunia nyata semua proses mengemudi sudah sepenuhnya dikendalikan kecerdasan buatan, menghilangkan kesenangan mengemudi aslinya.
"Dewa berkendara login!"
"Sopir wanita mulai mengemudi lagi!"
"Driiit, kartu pelajar!"
"Driiit, kartu lansia!"
"Lu Li mungkin tidak tahu betapa mengerikannya istrinya saat menyetir, ketidaktahuan memang sebuah kebahagiaan!"
"Semuanya, saya wartawan lapangan, sedang berada di garis depan untuk siaran langsung. Selanjutnya akan ditampilkan aksi keempat puluh enam Sang Dewi sebagai sopir. Adegan yang sudah lama dinantikan ini akan segera dimulai. Menurut laporan tidak resmi, 45 sebelumnya pernah menyebabkan Sang Dewi sendiri dan cewek Xingxing Nannan total 37 kali mengalami kendaraan hancur dan penumpang tewas."
Pada awalnya Lu Li tidak menangkap sesuatu yang aneh.
Paling-paling cuma merasa Elf Air mengendarai kendaraan agak oleng, seperti orang mabuk. Lu Li mencari alasan untuk Air MM: ini kan cuma game, perlu segitu patuh aturan lalu lintas?
Maka dengan tenang dia duduk di atas kendaraan.
Sampai kendaraan melesat ke ketinggian, lalu nyungsep jatuh. Lu Li merasa dunia berputar, dan menyadari darahnya tinggal seulas.
"Insiden, insiden!"
Elf Air dan Lu Li saling membalut luka sambil berusaha menjaga harga diri.
Sayangnya komentar langsung yang membanjir telah membongkar semua rahasianya. Lu Li bahkan tahu dirinya korban ke-46. Mungkin ini benar-benar kecelakaan - jika bukan, mungkin dia sudah tewas.
"Aku saja yang nyetir." Lu Li benar-benar tak berani naik lagi.
"Tidak apa, kali ini aku pelan-pelan." Elf Air menggunakan nada manja sedikit.
“Kalau mau ambil airdrop, biar aku yang nyetir. Mungkin ada barang bagus di airdrop.” Lu Li menggunakan airdrop sebagai godaan.
Sebenarnya Elf Air tidak peduli isi airdrop, dia hanya ingin mengambilnya. Sekarang Lu Li menawarkan airdrop, tanpa ragu dia langsung menjadi penurut dan duduk di posisi penumpang, membiarkan Lu Li menguasai kendaraan ini.
Operasi dasar mengemudi tidak sulit - percepatan, belok, mundur, maju.
Cara mengemudi Lu Li lebih stabil. Setidaknya dia tidak seperti sopir wanita tertentu yang nekat ngebut meski lihat tanjakan curam.
Di sebuah bukit tinggi dekat airdrop, Lu Li menghentikan kendaraan lalu mengarahkan senjata ke area sekitar airdrop.
"Serbu ambil! Ambil terus kabur!" Bahkan Elf Air sampai ingin menyebut liciknya Lu Li.
Memanfaatkan airdrop untuk "menunggu kelinci menabrak pohon" dan memancing mangsa, bakat mesum beberapa orang memang sungguh mencengangkan. Tapi dia juga tahu menyerbu langsung penuh risiko, sehingga hanya bisa memasang senjata dengan patuh dan menjebak musuh bersama Lu Li.
Benar-benar terpengaruh buruk!
