Tepatnya, mereka langsung menuju bengkel tukang besi - lokasi yang akan menjadi medan pertempuran paling sengit di seluruh Arathi.
Lu Li dan Elf Air tidak ikut keramaian itu. Mereka menuju tambang emas di area cekungan - jelas lebih rendah dibanding bengkel tukang besi di tanah datar dan penggergajian kayu di dataran tinggi.
Tak ada pemain Alliance di sini - begitulah tim acak. Mereka sama sekali tidak mempertimbangkan strategi, asal bisa bertarung sudah puas. Tapi kali ini Horde berbeda. Dua orang mereka datang, setidaknya yang terlihat adalah satu Mage dan satu Ksatria Suci.
Ksatria Suci saat ini menjadi primadona medan perang seperti prajurit gila, tapi sama-sama bergantung pada peralatan berkualitas.
Ksatria Suci dengan efek tambahan dan skill keren abis lebih sulit ditaklukkan dibanding prajurit gila karena sulit dibunuh. Adapun Ksatria Suci dengan peralatan biasa—itu hanyalah penghargaan berjalan di medan perang, hanya sedikit lebih baik dari Pastor.
Profesi seperti Druid justru lebih mudah menyusup dengan peralatan bagus, bisa mencari sisa-sisa yang bisa dimanfaatkan di medan pertempuran.
Lu Li dan Elf Air tak perlu diskusi. Mereka langsung menuju si penyihir "itu", sementara Ksatria Suci dengan sikap percaya diri pergi membuka bendera—cara menduduki titik sumber daya. Melihat tak ada yang di sini, prioritas mereka adalah mengaktifkan bendera terlebih dahulu.
Bendera memiliki tiga tahap: Tahap satu kelabu mewakili tak ada pemilik. Setelah diaktifkan berubah warna, lalu mempertahankan warna tersebut selama waktu tertentu sebelum berubah menjadi merah atau biru.
"Tolo..." Penyihir diserang begitu tiba-tiba. Dia baru menyadari HP-nya terkuras drastis. Sebelum sempat berteriak minta tolong, tubuhnya sudah hancur. Ksatria Suci yang belum selesai membuka bendera terpaksa menghentikan proses dan beralih menyerang dua pencuri.
Sambil bertahan dengan susah payah, dia berusaha memanggil bala bantuan.
Pasukan Horde ini merupakan tim terorganisir - 15 anggota yang saling mengenal dan bergabung dalam formasi tempur. Dengan komando terpusat, tingkat kemenangan mereka biasanya jauh lebih tinggi dalam kondisi normal.
Komandan awalnya menganggap remeh laporan dua pencuri di tambang emas. Instruksinya tetap: rebut Penggergajian Kayu terlebih dahulu, lalu bengkel tukang besi, baru ke tambang emas. Dengan menguasai titik sumber daya di Farm milik serikat, mereka akan mendominasi empat perlima wilayah. Sisanya tinggal menjebak pemain Alliance.
Namun diluar perkiraan, tak lama setelah instruksi dikeluarkan, dia menyaksikan Ksatria Suci itu terpaksa regenerasi di titik kebangkitan.
“Apa sebenarnya yang terjadi di Tambang Emas? Bukannya kalian berdua yang pergi ke sana?” Komandan berteriak: “Kirim satu Druid lagi, bertigalah kalian bersihkan Tambang Emas untukku!”
Penyihir, Ksatria Suci, dan Druid - kombinasi tiga profesi ini seharusnya bisa menghadapi bukan cuma dua pencuri, bahkan tiga pun masih mudah. Meski Ksatria Suci dan penyihir merasa intuisi mereka kurang yakin, dalam situasi seperti ini mereka harus maju dengan gigih untuk menyerang.
“Ada dua lagi yang datang?” Elf Air berdiri di jalan wajib menuju Tambang Emas dari pihak Horde, sementara Lu Li sedang membuka bendera.
“Kurang tepat perkiraan, pasti ada unit tersembunyi. Entah pencuri atau Druid, mungkin bahkan keduanya. Halangi mereka di depan, jangan sampai mengganggu proses buka benderaku.” Membuka bendera membutuhkan bilah baca - serangan akan menyela. Karena itu Lu Li meminta Elf Air mengulur waktu.
Meski harus menghadapi dua lawan atau lebih sendirian, tak ada secuil ketakutan terlihat pada Elf Air.
Jika gadis normal, mungkin akan berpura-pura lemah: "Musuh banyak sekali, Kak Lu Li, aku takut~" - Jelas Elf Air bukan tipe seperti ini. Dia masuk game untuk membunuh dan melampiaskan frustasi, tentu semakin banyak lawan semakin baik.
Dengan penyamaran, Elf Air mendekati penyihir dan Ksatria Suci. Dia tidak terburu-buru menyerang. Setelah eksplorasi singkat, ditemukan musuh yang sedang menyamar.
Dari penampilannya menyerupai seekor anjing - tentu saja Druid kucing yang sedang menyamar.
Setelah paham situasi, Elf Air langsung memberikan Pukulan mematikan ke penyihir, membutakan Ksatria Suci, lalu membalikkan pisau belati ke Druid yang mencoba mengelilingi punggungnya.
Druid kucing di versi ini ofensifnya lumayan, tapi skill kontrol yang sedikit. Elf Air menantang frontal tanpa kesulitan sama sekali.
Tapi tentu saja sang Mage dan Paladin tidak mungkin hanya diam melihat Cat Druid kecil itu dipukul—pemain ini adalah seorang cewek, semua orang sangat menyayanginya. Jadi keduanya langsung membatalkan kontrol pada diri mereka sendiri, lalu menerjang Elf Air.
Di sisi Lu Li yang sudah menyelesaikan tugas membuka bendera, dia malah tidak menyamar, justru memanggil mount dan langsung mendekat.
Ditantang frontal oleh dua pencuri, ketiga pemain ini merasa ngeri. Cat Druid kecil yang sudah setengah HP karena serangan Elf Air, sekali lagi menyesal kenapa tidak tetap main sebagai healer. Dia juga tidak paham kenapa pencuri wanita ini begitu hebat, dan kenapa selalu menyerangnya.
Alasan Elf Air memilih Cat Druid—dia malas mengganti target.
Sedangkan untuk Mage dan Paladin yang mengejarnya, dia sangat mempercayai Lu Li. Jadi saat dikendalikan, dia langsung membatalkan kontrolnya, dan tetap terus mengejar Cat Druid.
“Druid kucing tidak punya pilihan selain kembali ke wujud manusia. Hanya dalam bentuk ini dia bisa menyembuhkan diri sendiri.”
Ksatria Suci dan penyihir terkejut menemukan bahwa mereka berdua ternyata tidak bisa membunuh seorang pencuri yang tidak melawan. Mobilitasnya seperti hantu, sesekali menggunakan skill teleportasi atau efek tambahan, keringanan damage-nya sangat banyak, dan taktik untuk membatalkan kontrol juga beragam.
Mereka tidak punya kesempatan lagi untuk unjuk gigi. Kehadiran Lu Li yang baru bergabung membuat mereka menyadari apa arti "cabang" yang lebih ekstrem.
Tak lama, ketiga orang itu dikirim ke titik regenerasi.
“Jangan ke tambang emas, ada jagoan. Kita fokus ke wilayah lain saja.” Sang Komandan juga tidak bodoh. Jika orang yang dikirimnya bisa dieliminasi secepat ini, mengirim dua orang tambahan pun percuma. Apalagi lawannya adalah profesi pencuri yang muncul dan menghilang secara misterius.
Di Arathi ada lima titik sumber daya. Kehilangan satu pun tetap sepele.
Mereka telah mendominasi di beberapa titik sumber daya lainnya. Kemenangan di medan pertempuran akan tercapai begitu akumulasi sumber daya mencapai dua ribu.
Bendera di tambang emas telah berganti menjadi bendera perang Alliance berwarna biru. Namun Lu Li dan Elf Air tidak bertahan di sana. Tujuan utama mereka bukan bertarung di medan perang, melainkan membunuh. Target berikutnya langsung mereka kunci ke Farm Horde yang terletak di posisi belakang garis pertahanan.
Seorang prajurit menjaga bendera di sini - praktik umum tim dengan dirigen yang selalu menempatkan penjaga setelah merebut titik sumber daya.
Tak perlu basa-basi. Meski versi saat ini prajurit gila bisa menahan pencuri, tapi tetap tergantung kualitas kedua belah pihak. Setidaknya prajurit gila yang bahkan tak memiliki satu pun peralatan legenda ini hanyalah target mudah bagi Pasangan anjing.
"Pemimpin tim! Ada musuh di Farm! Aku tumbang!"
"Bangsat, kamu yang pakai plate armor bisa tumbang gitu, masih berani ngomong." Pemimpin tim membentak marah: "Tim Satu ke tambang emas, Farm kita lepas saja, kalau bukan lawan yang bisa dihadapi, mending kita hindari."
