Ketika Farm beralih menjadi wilayah Alliance, tambang emas yang sebelumnya diduduki Lu Li dan Elf Air pun berganti pemilik.
Lalu Lu Li dan Elf Air menuju Penggergajian Kayu, berhasil menguasainya dengan mulus. Selanjutnya mereka menuju bengkel tukang besi. Keikutsertaan mereka berdua mengubah keseimbangan kekuatan di bengkel yang sebelumnya stagnan, akhirnya berhasil merebut bengkel tersebut...
Tapi semua ini tidak ada gunanya.
Medan pertempuran membutuhkan koordinasi ketat, heroisme individual semata tidak memiliki pengaruh konklusif terhadap situasi perang secara keseluruhan.
Begitu mereka pergi, pemain Horde langsung berlari merebut kembali titik sumber daya. Sisi Alliance bertarung berantakan, Lu Li pun malas mengatur mereka. Lagi pula tujuan mereka hanya untuk membunuh saja.
Sisi Horde melihat sumber daya semakin banyak, akhirnya1500. Di skor segini sudah sulit di comeback, apalagi lawannya jelas amatiran. Tapi mereka sama sekali tak bahagia, dua pencuri luar biasa berkeliaran di sekeliling mereka.
Rata-rata mereka terbunuh 3-4 kali. Ada anak paling sial yang mati 8 kali, baru keluar dari titik regenerasi langsung dikalahkan.
Di akhir pertempuran, pemain anonim peringkat pertama (profesi pencuri) berhasil membunuh 24 orang. Peringkat kedua sedikit lebih rendah, tetap mencapai 18. Ini jarang terjadi di medan Basin Alterac biasa.
Dalam kondisi normal, bisa membunuh tujuh delapan orang saja sudah bagus.
Berbagai asosiasi kreatif dengan kekuatan serikat mereka, para pemain Horde akhirnya menemukan alasan untuk menenangkan diri - ini pasti karya atlet esports profesional, kalau tidak mustahil sebuah tim bisa membunuh begitu banyak orang.
Berbagai pukulan mental, kebimbangan yang menghantui, hipotesis yang tak berujung - semua persoalan ini tak mampu mengganggu Pasangan Anjing, sang pahlawan sejati tak pernah menoleh untuk menyaksikan ledakan di belakangnya.
Setelah beberapa kali bertarung yang fokusnya hampir seluruhnya pada pembantaian, bahkan sampai malas mengaktifkan mekanisme membuka bendera sekalipun.
Di pihak Alliance pun tak semuanya kacau-balau, Lu Li dan Elf Air segera menemukan tim sepuluh orang dari serikat besar. Tim ini biasanya bermain di Lembah Warsong dan Arathi Basin. Di Arathi, mereka harus berkolaborasi dengan lima individu tanpa serikat, sehingga tingkat kemenangannya tak terlalu tinggi.
Kali ini, komandan regu Alliance melihat dua pencuri level 60 - meski nama tak terlihat karena anonim, tapi pemain level 60 hanya akan masuk antrian pertempuran sesama level 60 - setidaknya ada sedikit kelegaan dalam hatinya.
Profesi pencuri memang sangat cocok untuk medan pertempuran, setidaknya tak akan menjadi beban bagi tim.
“Pencuri pria dari Tim Tiga itu sudah membuka titik sumber daya di rumah kita, pencuri wanita pergi ke Penggergajian Kayu, tiga anggota sisanya menuju tambang emas……” Komandan regu mulai mengeluarkan perintah.
Ini termasuk taktik konvensional, banyak pasukan tanpa komandan juga akan melakukan hal serupa.
Tapi sang Komandan segera berteriak: "Dua pencuri di Tim Lima! Kalian ngapain? Perintah tadi tidak kalian dengar?!"
Lu Li dan Elf Air sama-sama mengabaikannya. Keduanya langsung menuju tambang emas. Dengan kecepatan mount yang mereka miliki, saat regu lain tiba, hanya tersisa satu mayat di lokasi. Alasan hanya ada satu korban karena faksi Horde tidak menjadikan tambang emas sebagai target serangan utama - hanya mengirim satu pengintai: jika kosong akan dikuasai, jika ada orang hanya akan diganggu.
Malangnya pencuri ini. Sebelum sempat memutuskan untuk bertarung atau tidak, dia sudah ditemukan oleh lawan dan dibunuh.
Bendera tambang emas tidak dibuka, sehingga orang yang dikirim ke sini mendapat keuntungan tak terduga.
“Ke mana perginya dua pencuri itu!” Komandan terus berteriak sambil menyerang bengkel tukang besi di posisi tengah.
Setiap komandan punya gaya khas berbeda, dan komandan ini jelas tipe yang suka berteriak - ada karena watak aslinya buruk, ada juga karena kurang persiapan/keyakinan diri.
Lu Li dan Elf Air saat ini sudah muncul di Farm, membunuh dua orang yang berjaga di sana.
Kali ini pemain di belakang akhirnya menyaksikan mereka menyerang.
Ganas!
Pencuri yang sangat-sangat kejam, terutama pencuri wanita itu. Dengan koordinasi dari pencuri pria, dia membunuh secara kejam kombinasi prajurit gila dan Pastor.
Pastor plus prajurit gila bisa disebut mesin abadi medan pertempuran. Bahkan tiga-empat orang belum tentu bisa mengeliminasi mereka dalam waktu dekat, tapi dari awal sampai akhir mereka hampir tak bisa melawan.
Meski sudah mendapat Intervene dari prajurit gila, Pastor tetap dipukul hingga pingsan sampai mati.
Prajurit gila yang kehilangan Pastor hanyalah bak daging berlapis armor tebal, dia segera dibunuh oleh Elf Air dengan tusukan.
Lu Li menyadari bahwa cewek yang dia sukai sebenarnya sangat brutal. Semakin banyak orang yang dibunuhnya, kondisi hatinya justru semakin membaik. Ini agak mengkhawatirkan. Bagaimana jika di masa depan suasana hatinya memburuk... Kabarnya Elf Air menerima pendidikan elit sejak kecil, kemampuan bela dirinya sangat tinggi, bahkan beberapa orang biasa bukanlah tandingannya.
Tanpa alasan, bayangan dirinya yang babak belur tiba-tiba muncul di hadapannya. Lu Li langsung merasa tidak nyaman.
Para pemain yang mengikuti dari belakang untuk membuka bendera dan memanfaatkan celah, menyaksikan pencuri pria itu juga menjadi semakin brutal. Kemudian mereka membersihkan Penggergajian Kayu, lalu melanjutkan ke bengkel tukang besi.
"Hari ini kita ketemu jagoan, kalian perhatikan buka bendera, jaga titik sumber daya, kita ikut jagoan serang balik, sampai ke rumah mereka." Komandan emang nggak punya kemampuan, jalan kaki aja buat bergerak, ngomongnya cuma bisa teriak-teriak, tapi setidaknya dia masih menyadari batas diri sendiri.
Keberadaan Lu Li dan Elf Air benar-benar merusak keseimbangan dua pasukan yang seimbang kekuatannya.
Tapi, jagoan kayak gini emang sulit ditemui.
Dengan status anonim, bukan nggak ada yang curiga sama identitas Lu Li dan Elf Air. Pemain wanita di profesi pencuri itu jarang, apalagi yang main bareng pencuri cowok. Mungkin semua sempat mikir "Pasangan anjing", tapi mereka langsung nggak yakin sama tebakan sendiri.
Soalnya Lu Li udah dapet BUFF Roar Sang Pembantai Naga, semua tahu pasti dia bakal buka lahan baru di dungeon baru.
Setelah bermain beberapa ronde, Lu Li beristirahat. Piao Ling memimpin beberapa pertempuran dan juga memasuki Tahap dua, lalu digantikan oleh Tim 3 yang masuk dungeon. Komandan Paviliun Hujan Ringan membantu Wei Yun Dan Yue dalam memimpin, sementara Lu Li tidak perlu masuk.
Ketika Lu Li kembali masuk dungeon, pemahaman semua orang tentang BOSS ini sudah sangat mendalam.
Melalui siaran sudut penuh di dalam dungeon, berbagai profesi semakin paham akan tanggung jawab masing-masing kelas saat menghadapi Naga Merah Kecil di Sarang Sayap Hitam, serta kesalahan-kesalahan umum yang mudah dilakukan.
Setelah menyaksikan strategi orang lain lalu mencobanya sendiri, dalam satu kali percobaan, setidaknya semua orang tidak memiliki masalah besar di Tahap satu.
Namun sepanjang hari ini hingga waktu bermain game berakhir, semua orang baru bisa masuk Tahap tiga dengan upaya setengah hati — yang mengejutkan, pencapaian pertama masuk Tahap tiga ini bukan dari Tim Utama, melainkan Tim Dua yang dipimpin Piao Ling.
Cara bergantian memimpin ini tidak hanya tidak mengurangi efisiensi, malah membuat Lu Li melihat prospek yang lebih cerah.
"Bagaimanapun, gaya dirigen setiap orang berbeda, setiap individu memiliki keunggulan masing-masing."
Saat bergantian beristirahat, Lu Li dan Elf Air sudah pulang-pergi ke medan pertempuran puluhan kali, sampai sebuah thread muncul di forum yang menuduh atlet esports tidak punya muka, setiap hari mengganggu pemula, bahkan tak segan menyasar cewek imut, pantas lajang seumur hidup.
