Hari kedua melanjutkan serangan ke Naga Merah Kecil.
Ini hari terakhir dari BUFF Geraman Penakluk Naga tiga hari. Jika hari ini pun tidak bisa membawanya turun...
Lu Li sudah bisa membayangkan mereka harus membuka lahan baru hari demi hari, mungkin sampai sepuluh hari atau setengah bulan — itu masih perkiraan optimis. Kalau pesimis, mungkin butuh beberapa bulan tak bisa ditaklukkan. Semua yang dibangun Lu Li ini seperti kastil di pantai, sama sekali tak tahan gempuran apa pun.
Ketika serikat yang sering meraih Pembunuhan Pertama terjebak di percepatan dungeon, apa lagi yang bisa menarik perhatian?
Saat baru masuk dungeon, energi semua orang sedang puncak. Dari awal pertandingan sudah berjalan lancar. Di satu sisi, Lu Li menjanjikan berbagai keuntungan, di sisi lain memberi tekanan persaingan pada mereka.
Kita ini Tim Satu! Kalau sampai didahului Tim Dua, Tim 3, bahkan Tim Empat, apa lagi makna keberadaan Tim Satu ini?
Tahap satu hampir tak ada yang mati. Tahap dua beberapa tewas, tapi yang utama masih hidup. Masuk tahap tiga, semangat semua orang makin membara. Lu Li sampai suaranya serak berteriak, khawatir ada yang berpikir nyeleneh dan melakukan kesalahan kecil.
Sayangnya kondisi baik semua orang tetap tidak bertahan sampai pertarungan terakhir.
Satu persen!
Percayakah? Darah tinggal seulas, HP hanya tersisa satu persen, semua orang dihabisi.
BOSS bahkan tidak masuk Amuk sama sekali!
Jika kemarin kegagalan di empat persen memberi Lu Li harapan, maka satu persen hari ini membuatnya menyaksikan kejahatan yang kental.
Bukan hanya kehilangan kesempatan mengalahkan Naga Merah Kecil, kerugian pertempuran juga besar. Dua Darkmoon Card yang sudah hampir habis terpakai semua, satu adalah kesempatan terakhir, satunya lagi hanya bisa dipakai sekali lagi. Kerugian ini jauh lebih menyakitkan daripada kehilangan ramuan atau biaya perbaikan.
Di tim saat ini, Lu Li tidak mungkin menempatkan banyak Druid dan penyihir gelap. Delapan pencuri, delapan prajurit, delapan Pastor, total sudah 24 orang. Sisanya masih harus ada posisi untuk beberapa Ksatria Suci, kalau tidak aura tidak bisa mencakup semua.
Pentingnya Darkmoon Card tidak perlu dijelaskan lagi.
"Sial, Tim Dua maju! Apapun timnya, selama bisa mengalahkan Naga Merah Kecil hari ini, klub akan memberikan hadiah tambahan." Lu Li memutuskan untuk meredam gejolak hatinya. Meski Tim Satu baru bertarung sekali hari ini, dengan kondisi mental anggota seperti sekarang, estimasi ulang menunjukkan performa akan semakin memburuk.
Frustasi ini begitu mengakar, bahkan ketahanan mentalnya pun tak luput terpengaruh.
Sekarang dia akhirnya paham, mengapa di kehidupan sebelumnya begitu banyak serikat besar bubar karena gagal menaklukkan Naga Merah Kecil. BOSS ini selama periode panjang bahkan menjadi tanda pengenal kelayakan sebuah serikat.
Naga Merah Kecil saja tak sanggup ditaklukkan, 'itu' masih berani menyebut diri sebagai serikat besar?
Saat bertarung tadi Lu Li mematikan semua sistem informasi. Kini saat diaktifkan kembali, beberapa pemberitahuan langsung melesat keluar.
Ada informasi persiapan logistik yang dikirim Genhao San. Lu Li meliriknya. Karena tiga serikat besar bersatu, ramuan dan peralatan tentu tak perlu dikhawatirkan. Setidaknya cukup untuk empat tim. Inilah keunggulan klub senior atau klub kaya - mereka tak perlu pusing memikirkan logistik. Sedangkan Lu Li harus menghitung dengan cermat, setiap koin tembaga harus digunakan untuk bilah tajam.
Informasi dari Genhao San membuat hati Lu Li sedikit lebih tenang.
Tapi tak lama kemudian, dia menjadi sedikit bersemangat karena pesan dari seseorang lain.
Berasal dari Mo Wangfeng, tokoh sentral Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir. Dia membawa kabar yang mengejutkan bagi Lu Li.
"Menurutku, dia ingin menghubungimu. Saat ini masih sebatas niat." Setelah menerima permintaan komunikasi Lu Li, Mo Wangfeng menjelaskan hipotesisnya. Sebelumnya dia mengirim pesan bahwa Tongyan Wuji ingin bermain PUBG bersama Lu Li.
"Dan menambahkan satu kalimat bahwa Tongyan Wuji telah memutuskan untuk meninggalkan Bangsawan Jiangnan."
"Meminta diri sendiri untuk main game bersama di saat seperti ini, apalagi selama periode pembatalan kontrak, implikasinya sudah jelas tanpa perlu dijelaskan."
"Aku ingat dia paling dekat denganmu, kenapa tidak bergabung ke Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir?" Lu Li bertanya bingung.
"Bagaimanapun juga Tongyan Wuji dulunya adalah inti dari Bangsawan Jiangnan. Meski kemudian Xingmeng Qingwu mengambil sebagian perhatian, Ordo Ksatria Suci Dewa Sihirku tidak akan bisa menampungnya." Mo Wangfeng tersenyum pahit. Ucapannya agak hiperbolis tapi tak bisa disangkal mengandung kebenaran.
"Dari Bangsawan Jiangnan pindah ke Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir hanya untuk berada di bawah atlet esports senior? Tongyan Wuji harus otak kemasukan air baru mau melakukan itu."
"Bahkan secara ekonomis sekalipun, Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir tidak sanggup membayar Tongyan Wuji. Daerah mereka miskin seperti hantu. Nilai pasar Tongyan Wuji yang dipotong separuh pun masih bisa menghancurkan Mo Wangfeng si 'Dewa Sihir' ini dalam sekejap."
Mungkin Bangsawan Jiangnan punya berbagai kekurangan, tapi mereka kaya sampai menyedihkan, nilai pasar atlet esports mereka yang top di industri.
Apalagi, bahkan dari sudut pandang perkembangan individu, Tongyan Wuji mustahil bergabung dengan Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir yang terhenti. Masa depan atau persahabatan, mana yang lebih penting?
“Tongyan Wuji…” Lu Li ragu-ragu, perlahan mulai tenang.
Dalam kenangan kehidupan sebelumnya, Tongyan Wuji tidak meninggalkan Bangsawan Jiangnan secepat ini, tapi akhirnya tetap pergi juga.
Dia mengubah bakatnya, masuk ke Xuese Zhanqi menjadi Druid damage. Xuese Zhanqi memberinya posisi pasukan inti. Tongyan Wuji bersinar di pertandingan, tak menyia-nyiakan gaji menggiurkan yang diberikan guild itu.
Tak disangka, di kehidupan ini Tongyan Wuji sudah mau meninggalkan Bangsawan Jiangnan begitu cepat.
Namun hal ini sebenarnya tidak sulit dipahami. Pedang Penghakiman hampir bisa dikatakan meraih posisinya dengan menginjak Bangsawan Jiangnan. Situasi Bangsawan Jiangnan semakin sulit, sementara Jinse Wushang sendiri terkenal sebagai ahli lempar tanggung jawab. Beberapa kekalahan dalam pertandingan selalu dialihkan ke Tongyan Wuji yang bertanggung jawab memimpin tim.
Hal ini membuat Tongyan Wuji merasa frustasi, hingga akhirnya tidak tahan lagi mencari jalan keluar baru.
Hanya saja dia tidak langsung mendatangi Xuese Zhanqi. Setelah melakukan analisis, Xuese Zhanqi hanyalah salah satu calon pasangan pilihan. Atau lebih tepatnya, daftar pilihannya kini menambahkan Pedang Penghakiman dengan peringkat yang cukup tinggi. Karena itulah dia meminta bantuan Mo Wangfeng, teman lamanya, untuk menjadi perantara.
Tongyan Wuji dan Lu Li sebenarnya tidak memiliki persahabatan khusus dengan Pedang Penghakiman.
Selama ini, Bangsawan Jiangnan tempat Tongyan Wuji bernaung selalu menjadi lawan sengit Pedang Penghakiman. Di arena bersikap tidak mau kalah, bahkan di area liar pun saling bertarung sengit.
Pemain Pedang Penghakiman yang tewas di tangan regu pimpinan Tongyan Wuji jumlahnya tak kurang dari ratusan. Mendengar nama Tongyan Wuji, banyak anggota Pedang Penghakiman yang sangat membencinya. Jadi kecil kemungkinannya dia langsung kabur menghubungi Lu Li. Dengan adanya perantara sebagai penyangga, bahkan jika negosiasi gagal, reputasi kedua belah pihak tetap terjaga.
Jika Lu Li tidak tertarik pada Tongyan Wuji, dia bisa langsung menolak Mo Wangfeng.
Jika dia tertarik, tentu bisa mencari kesempatan untuk bertemu dan membahas rencana pindah guild ini.
