Tanpa perlu komunikasi, dua jagoan ini hampir secara tidak sadar menyelesaikan koordinasi setingkat ini.
Lu Li memeriksa tas mayat tersebut, menyita sebuah kotak P3K dan sekaleng minuman. Selain itu hanya ada sebuah senjata serbu yang dijuluki "Raja Kendaraan". Lu Li membuang senapan semburan dan menggantinya dengan senjata serbu ini — karena pada tubuh mayat ini terdapat magasin ganda untuk senjata serbu serta sebuah silencer.
Dengan demikian, Lu Li kini memegang "Raja Kendaraan" di satu tangan dan 98K di tangan lainnya. Meski tidak bisa menyaingi kekayaan Si Kaya seperti Tongyan Wuji, setidaknya dia sudah mampu menangani semua situasi yang mungkin terjadi.
"Tep tep tep." Dentuman senjata bergema. Pada posisi yang ditunjukkan sistem, Lu Li melihat notifikasi Mo Wangfeng membunuh seorang musuh. Saat dia mengalihkan pandangan, terlihat jelas pria ini sedang berjongkok di antara semak-semak bertindak sebagai tank ilusi, sikap mesum yang menyedihkan. Dia juga tidak berani menjarah tas mayat, jelas-jelas khawatir bisa dijatuhkan saat sedang sibuk mengambil barang.
"Bunuh berapa orang, Kakak Feng." Tongyan Wuji menambahkan tembakan penyelesaian kepada korban yang masih merangkak di tanah. Angka pembunuhan yang muncul menunjukkan angka 4, setara dengan seorang individu yang membabat habis satu regu.
"Jangan bandingkan, kalau berani bandingin sama Lu Li. Berapa orang yang Lu Li bunuh?" Mo Wangfeng bertanya.
"Delapan." Lu Li menjawab.
"Dasar hewan 'bodoh'! Di sini sepertinya ada empat tim yang terjun. Kalian berdua sudah mengalahkan tiga tim. Aku cuma bunuh satu, tinggal tiga orang lagi." Mo Wangfeng merasa keduanya bukan orang baik, benar-benar merusak pengalaman bermain.
"Aku belum membunuh siapa-siapa." Elf Air berkata.
"Aku akan mencari musuh. Kalian boleh terus mengumpulkan barang dengan tenang. Nanti ada kesempatan di konten selanjutnya." Lu Li menenangkan istrinya. Andai tidak khawatir melukai harga diri sang istri, dia akan menyarankan Elf Air bermain sampai akhir tanpa satupun kill.
"Tak perlu cari. Mereka kabur pakai kendaraan. Aku cena jatuhkan satu orang." Tongyan Wuji berkata dengan penyesalan.
"Wah, berarti kita bisa asal menjarah saja!" Mo Wangfeng tiba-tiba tidak lagi berhati-hati. Bandara yang awalnya dipenuhi banyak pemain, akhirnya pada mati atau kabur. Tinggal tersisa tim kita saja.
“Aku cuma butuh scope zoom tinggi dan helm tingkat tiga. Zona lingkaran muncul di area kita. Habis looting mau ngapain?” tanya Tongyan Wuji.
“Cari orang untuk dibunuh saja.” Memang tak ada hal lain, kelompok mereka di game ini murni cuma ngebully newbie.
“Banyak yang ngetik Shiyishao di livestream-ku.” kata Elf Air. “Entah dia dipairkan sama kita atau nggak.”
“Kalian lanjut looting, aku mau cek livestream-nya. Lihat siapa yang dipairin sama dia.” ujar Mo Wangfeng.
“Dia pasti mau nyari ribut.” Tongyan Wuji sangat paham karakter Mo Wangfeng.
“Gimana skill Shiyishao?” Lu Li kadang main solo buat latihan tembak, tapi jarang ketemu jagoan sejati di game ini. Soalnya sistem pairing-nya acak, maksimal 100 orang per match. Susah nebak siapa yang akan dipairkan.
“Shiyishao cukup kuat. Kakak Feng aja beberapa kali dibunuh dia.” Tongyan Wuji berhenti sejenak, lalu menambahkan: “Aku juga pernah beberapa kali kena.”
Saat ini dia berada di peringkat pertama Area Hua Xia PUBG, tapi posisi pertama tidak berarti setiap game dia bisa bertahan sampai akhir dan makan ayam. Kenyataannya, tingkat kemenangannya juga tidak jauh lebih baik dibanding tim lain di sepuluh besar.
"Haha, memang mereka. Barusan aku cek, yang main bareng dia Midnight Ghost, Meng Hui Shisan, Sarang Tawon. Hari ini kita harus menghancurkan mereka!" Mo Wangfeng penuh keyakinan. Tongyan Wuji tidak kalah dari Shiyishao, Lu Li sebanding dengan Midnight Ghost, kemampuan Sarang Tawon bahkan lebih rendah dari Elf Air. Dirinya sebagai Raja Anjing pasti bisa menghancurkan Meng Hui Shisan dengan mudah.
Lu Li malas menghiraukannya. Di tangannya tidak ada teropong jarak jauh, apalagi teropong 8x. Punya 98K tapi tanpa teropong 8x, percuma saja.
"Lu Li, aku ada teropong 8x di sini. Aku bawa dulu buatmu." Benar-benar game kendali suara. Baru saja Lu Li memikirkan tidak ada teropong 8x, Elf Air langsung menemukannya.
“Aku juga tidak punya teropong 8x.” Suara Mo Wangfeng penuh kepedihan tersembunyi.
“Aku juga tidak punya teropong 8x.” Tongyan Wuji ikut-ikutan.
Bercanda tentang Lu Li dan Elf Air, hal seperti ini jika dilakukan orang biasa - terutama anggota baru yang ingin bergabung dengan Pedang Penghakiman - mungkin tidak punya nyawa. Tapi Tongyan Wuji berbeda, statusnya hari ini sudah memiliki kelayakan untuk bercanda.
Tapi ini juga tergantung jenis candaan seperti apa. Mengikuti Mo Wangfeng dalam candaan seperti ini tidak masalah, justru jika Tongyan Wuji ragu-ragu malah tidak bagus.
"Kalian juga tidak punya 98K, ngapain minta teropong 8x?" Elf Air berargumen penuh keyakinan.
Meski Bandara luas, pemain yang terjun sangat banyak. Setelah mencari beberapa menit, semuanya sudah habis. Rupanya set perlengkapan tingkat tiga kali ini banyak muncul. Lu Li sendiri setidaknya melihat tiga helm tingkat tiga, anggota lain juga banyak menemukan. Rompi tingkat tiga ada di setiap orang, kecuali Mo Wangfeng yang menolak tas tingkat tiga, yang lain semuanya memakainya.
"Satu-satunya yang agak disayangkan adalah kekurangan parah kaca pembesar. Normalnya seharusnya setiap orang punya satu kaca pembesar empat kali."
"Setelah menjelajahi Bandara, ternyata bahkan kaca pembesar kedua pun tidak terlihat."
"Ayo bunuh orang dan rampas milik mereka." Lu Li melihat lingkaran racun kedua, merasa lebih baik semua meninggalkan Bandara.
"Dengan banyaknya orang yang turun di Bandara, pasti ada yang menyekat jembatan." Tongyan Wuji membuat penilaiannya.
"Sekat jembatan? Haha, silakan saja. Justru aku kesulitan mencari orang untuk dirampok." Mo Wangfeng menunjukkan kesembronoannya: "Bagaimana kalau aku mengintip di mana Shiyishao dan kawan-kawan, kita rampok mereka."
"Hah, Kakak Feng, masih punya prinsip tidak sih?" Elf Air mengolok: "Tidak mungkin menyaksikan siaran langsung lalu melakukan snipe."
Meski bukan penyiar yang profesional, Elf Air juga takut pada orang-orang yang menonton siaran langsung lalu menolak ini. Mereka tahu posisi penyiar, kemudian menyelinap mendekati, entah mengirim kematian cepat atau menjebak penyiar hingga mati. Yang terakhir biasanya membuat penyiar terkejut setengah mati.
"Baiklah, baiklah." Mo Wangfeng mengangkat tangan tanda menyerah.
Sekelompok orang menemukan mobil, langsung meluncur ke kepala jembatan. Adapun opsi mencari kapal di sepanjang garis pantai untuk menyebrangi sungai dengan cara mesum, Lu Li dan kawan-kawan sama sekali tidak memikirkannya.
Meski perkataan Mo Wangfeng terdengar sembrono, sebenarnya bukan tanpa dasar. Dengan kemampuan mereka, bahkan jika menghadapi penyergapan di jembatan, selama ada sedikit kewaspadaan pasti bisa melakukan pembalasan.
Mobil hitam tiba di kepala jembatan dengan mulus, langsung berhenti dengan gaya drifting.
Keempat orang berduyun keluar, segera mencari perlindungan dan bersiap mengamati posisi mobil-mobil rusak di tengah jembatan apakah ada penyergapan. Namun tepat saat itu, suara tembakan terdengar dan Mo Wangfeng langsung terjatuh ketakutan.
98K！
Lu Li mengarahkan Raja Kendaraan dengan gila-gilaan menembaki satu posisi, langsung menekan lawan hingga tak bisa mengangkat kepala. Barulah Mo Wangfeng punya waktu untuk merayap ke tempat yang lebih tersembunyi.
Kalau dia tidak merayap ke posisi aman, estimasi ulang musuh pasti akan memberinya tambahan mati.
Tak disangka kemampuan perampok di jembatan begitu tinggi, satu tembakan langsung menjatuhkan satu orang.
"Goblok, Shiyishao dasar bodoh, kau ternyata men-snipe aku!" bentak Mo Wangfeng sambil merayap sambil mengumpat.
Shiyishao?
Semua orang baru melihat petunjuk khusus Sistem tadi, di bagian atasan tertulis Mo Wangfeng di-knockdown oleh Shiyishao dengan 98K kepala meledak. Pantas saja Mo Wangfeng begitu marah, karena situasi seperti ini kemungkinan besar Shiyishao kabur diam-diam ke pihak Elf Air untuk mengintip posisi Lu Li dan kawan-kawan, lalu lebih dulu lari ke jembatan untuk merampok.
