Area aman kali ini agak jauh, Lu Li memilih sebuah mobil kelabu.
Sempat terpikir untuk memilih jeep hardtop di sebelah, sayangnya mobil itu tampaknya kena tembakan dengan banyak lubang peluru di bodinya dan HP kendaraan yang tinggal sedikit.
Pertahanan mobil memang tak sekuat jeep, tapi kelebihannya terletak pada kecepatan yang cukup memadai.
“Bagaimana kalau aku yang nyetir, di ronde ini aku fokus di logistik.” Elf Air bersemangat ingin mencoba.
Hingga kini dia hanya berhasil membunuh satu orang, merasa diri sangat percuma.
“Hah… Aku… Kalau begitu, aku cari mobil lain saja, bisa bantu bagi-bagi gaya api.” Skill nyetir Elf Air jelas bukan rahasia lagi, bahkan Tongyan Wuji yang tahu, tanpa sadar dia mencari alasan yang sempurna untuk diri sendiri.
Memang bagus kalau pakai dua kendaraan saat main mode squad.
Ketika menghadapi serangan musuh, empat peluru mudah menghancurkan satu mobil, tapi kalau mau hancurkan dua sekaligus, kesulitannya naik dua kali lipat.
“Lebih baik aku yang nyetir, ayo naik dan berangkat.” Lu Li ingin kasih kesempatan Elf Air unjuk gigi - kalau main duo, mati di tangan gadis ini pun disebut mati gaya, tapi ini mode squad dengan dua orang luar di tim, kalau mau menang sebaiknya jangan ambil risiko seperti ini.
Nyuruh Elf Air nyetir, lebih berbahaya daripada lompat parasut di Bandara.
Bandara yang diisi 20 orang saja berhasil ditembus pasukan, tapi Lu Li sama sekali tidak yakin bisa bertahan hidup jika berhadapan dengan kendaraan Elf Air.
Elf Air tak bisa berkutik, terpaksa membiarkan Lu Li mengemudi. Melihat sopirnya Lu Li, Tongyan Wuji juga batal mencari kendaraan lain. Bertiga mereka melaju menuju area aman, meninggalkan tumpukan kotak - milik Shiyishao dkk, tak bersalah, serta LYB Mo Wangfeng.
Memang disayangkan Mo Wangfeng tewas. Tim lain masih berempat, sementara mereka kini cuma bertiga.
Mobil melintasi padang rumput, dikemudikan Lu Li menuju bukit. Rencananya masuk area aman lewat gunung agar bisa kuasai titik tinggi dan tak jadi sasaran mudah seperti di tanah datar.
Tapi ini juga berisiko. Bagaimana jika di atas sudah menunggu sistem grup musuh?
Persis seperti dugaan, situasi yang dihadapi Lu Li cs ternyata demikian.
"Ada yang lain!" teriak Tongyan Wuji keras.
Lu Li sudah melihat mereka, empat orang menampakkan diri. Jelas-jelas mereka ingin menyerang mobil kami. Sambil terus menyesuaikan arah kemudi, dia berusaha mencari posisi yang bisa menghindarkan mereka dari hujan peluru.
Namun pilihan empat orang ini untuk menyergap di sini juga bukan tanpa alasan.
Setidaknya Lu Li tidak menemukan tempat perlindungan yang memadai. Bahkan satu peluru berhasil mengenainya. Meski serangan itu tidak terlalu melukai berkat rompi zirah tingkat tiga dan cangkang kepala tingkat tiga yang dipakainya, sayangnya mobil mereka tidak dilengkapi perlindungan serupa.
Begitu musuh menyadari sulitnya menembak penumpang, mereka mungkin akan menjadikan kendaraan itu sendiri sebagai sasaran.
"Bersiap untuk lompat!" teriak Lu Li.
Dengan maneuver drift tajam, dia melompat keluar sambil mengerem mendadak. Mobil yang terparkir miring itu berubah menjadi bunker darurat. Tongyan Wuji dan Elf Air juga segera menyusul melompat. Kini tiga orang berjongkok di balik sedan kecil itu - satu ledakan pada kendaraan akan mengakhiri segalanya dalam sekejap.
Dan selama proses ini, HP tiga orang juga mengalami pengurangan hingga tingkat tertentu. Jika bukan karena mereka semua menggunakan set armor tingkat tiga, mungkin gelombang ini akan membuat guild mereka dihabisi.
"Tekan mereka, mundur perlahan. Xue'er, hancurkan kendaraan!" Karena mobil setiap saat bisa diledakkan lawan, lebih baik kita sendiri yang meledakkannya. Setelah meledak, kendaraan menjadi rongsokan yang bisa dijadikan pelindung aman.
Lu Li dan Tongyan Wuji membentuk formasi kiri-kanan, sambil mundur sambil menembaki dengan suara 'tut-tut-tut' ke posisi musuh.
Setiap yang menjulurkan badan langsung dipukul mundur. Salah satu yang terlambat menarik diri bahkan tergeletak knockdown. Para pelaku lainnya langsung takut mengangkat kepala. Mereka menunggu, menanti Lu Li dan Tongyan Wuji mengganti magasin. Bagaimanapun, senapan otomatis dengan magasin ekstensi pun hanya muat 40 peluru.
Boom!
Elf Air menghancurkan mobil sedan. Cahaya api besar menyembur, melontarkan kendaraan itu tinggi-tinggi sebelum jatuh ke tanah mengeluarkan asap tebal.
Karena trio ini telah mundur ke jarak aman, ledakan seperti ini tidak menyebabkan luka sedikit pun pada semua orang.
Detik berikutnya, ketiganya segera merapat kembali di belakang mobil rusak sambil mengganti magasin dan memberi darah tambahan. Sambil menambahkan darah, mereka juga terus mengawasi apakah lawan akan tiba-tiba menerjang keluar.
Untungnya dalam game ini kita hanya bisa melihat apakah tembakan kita mengenai, tidak bisa melihat HP lawan. Jadi mereka sama sekali tidak tahu kalau Lu Li cs sudah darah tersisa. Jika sekarang menerjang, belum tentu bisa lenyapkan Lu Li cs, tapi setidaknya peluang menang lebih besar dibanding nanti setelah semua sudah minum obat siap tempur.
Lu Li menggunakan kotak P3K kemudian meminum minuman, HP-nya perlahan kembali ke posisi aman.
Dia menyimpan senjata dan mengeluarkan bom fragmen. Melihat ini, Tongyan Wuji dan Elf Air tanpa ragu mengeluarkan granat koleksi bertahun-tahun, lempar!
Boom! Boom! Boom!
Setelah melempar, mereka terus melempar, diselingi bom kilat di tengah-tengahnya. Bom fragmen terutama untuk daya pukau, sementara bom kilat bisa membuat lawan kehilangan penglihatan.
Setelah bom kilat dilempar, Lu Li dan Tongyan Wuji langsung maju mengapit kiri-kanan. Hanya tersisa dua orang yang masih hidup, salah satunya kehilangan pandangan dan sembarangan menembak. Lu Li khawatir dengan rekan setimnya - dalam situasi seperti ini masih nekat menembak sembarangan, tidak takut kena tembak rekan sendiri?
Mengumpulkan empat kill itu, mereka hanya mengambil sedikit peluru. Lingkaran racun sudah mulai menyempit ke posisi mereka.
Keempat musuh itu tidak punya kendaraan. Rencana mereka jelas ingin membunuh Lu Li dan kawan-kawan, merebut mobil lalu kabur ke area aman. Sayangnya Lu Li cs terlalu tangguh, mereka sama sekali tidak mampu melawan.
Tapi mobil Lu Li cs juga hancur. Sekarang mereka harus lari kaki menuju zona aman.
Pertempuran kali ini benar-benar merugi besar.
"Baju zirah tingkat tiga Lu Li dan yang lain semuanya mengalami kerusakan. Sebenarnya kami sudah sangat kaya, tidak butuh persediaan tambahan, malah kehilangan kendaraan sendiri."
"Untungnya gelombang racun kali ini tidak terlalu kuat. Obat yang kami bawa cukup banyak, jadi tidak perlu khawatir tidak bisa sampai ke area aman."
"Ada mobil, bukan hasil spawn." Lu Li berlari sambil menatap ke kejauhan, dan benar-benar melihat sebuah mobil.
"Bagaimana kamu tahu itu bukan spawn? Mobil di pinggir jalan biasanya hasil spawn kan?" Elf Air mengamati dengan scope high-magnification, tapi tidak melihat masalah apapun pada mobil itu.
"Mobil spawn di jalan liar semuanya menghadap ke E. Kapal spawn semua haluannya ke W. Kalau tidak, berarti sudah ada yang memodifikasi. Mobil ini mungkin ditinggalkan karena kehabisan bensin, atau sedang dipakai untuk memancing ikan."
Tongyan Wuji: "……"
Elf Air: "……"
Ternyata ada pola seperti itu. Bahkan Tongyan Wuji yang sudah sering main game ini pun menunjukkan wajah kebingungan total.
Jika benar, maka Lu Li benar-benar sangat detail dalam pengamatan. Lagipula orang ini baru bermain PUBG beberapa hari saja kan.
"Lalu sekarang harus bagaimana?" tanya Tongyan Wuji. Meski serangan racun tidak terlalu berakibat fatal, tapi pengurasan darah seperti ini terlalu menyakitkan. Apalagi zona berikutnya juga segera akan diulang.
"Kak Ji merayap lewat tanjakan kecil di sebelah kiri untuk menarik garis tembakan. Beri tahu saat sudah di posisi strategis. Xue'er yang mengendarai kendaraan, aku yang jaga tembakan." Dengan cepat Lu Li menyusun strategi. Sebagai salah satu Komandan terbaik di "Fajar", menyusun taktik sederhana di PUBG bukan hal sulit baginya.
Bakat dalam game semacam ini sebenarnya sudah ditemukan Lu Li di kehidupan sebelumnya.
Kalau tidak, mustahil dia yang terlambat masuk game satu tahun bisa perlahan berkembang. Sebagai pemain soliter yang bisa hidup berkecukupan, ini sudah sangat luar biasa.
Di kehidupan sebelumnya dia sama sekali tidak punya kesempatan menggali bakat memimpinnya, sampai akhirnya di kehidupan ini berhasil membentuk tim sendiri.
"Elf Air dengan sikap percasa diri kabur ke sana untuk mengendarai kendaraan - jika mereka tahu skill nyetir Elf Air, pasti tidak akan menganggap ini sebagai irama pencurian kendaraan."
"Setiap yang memancing menggunakan kendaraan di zona racun, paling takut mobilnya dicuri orang."
"Karena itu, ketika melihat Elf Air melonjak-lonjak mendekat untuk menaiki kendaraan, mereka langsung menyembul dari persembunyian ingin menembak Elf Air."
"Pada momen seperti inilah dua orang dengan keahlian tembak hebat bisa bersinar."
"Lu Li langsung menghabisi satu orang dengan satu tembakan, Tongyan Wuji juga berhasil knockdown satu musuh. Korban yang ditumbangkan Lu Li langsung kabur, ini menunjukkan pasukan lawan mungkin sudah mengalami pengurangan anggota tim akibat pertempuran sebelumnya, sekarang hanya tersisa dua orang."
"Ayo pergi, jangan menjarah tas. Cepat naik!" Lu Li menyapu pandangannya ke mayat-mayat di tanah yang kebanyakan memakai set tingkat dua dengan senjata jenis M16 dan SKS, lebih buruk dari perlengkapan yang dipakai Lu Li dan kawan-kawan. Sama sekali tidak perlu dijarah, apalagi mereka sedang berada di zona racun dimana setiap penundaan berarti darah terus terkuras.
Zona racun benar-benar agak jauh, di tengah jalan harus minum potion dua kali baru bisa kabur keluar.
Setelah keluar, mereka langsung tiarap di tanah untuk menggunakan medkit. Tapi tiba-tiba dua granat langsung dilempar ke depan mereka. Butuh waktu untuk bangun, bahkan setelah bangun masih ada efek kekakuan sementara. Saat efek kekakuan sudah hilang, masih harus menghadapi tembakan menyapu dari musuh.
Kok bisa banyak banget LYB sih? Siapa sangka kalau kabur dari zona racun malah tiarap tepat di depan mata semua orang.
Di situasi seperti ini tidak ada pilihan selain pasrah menerima takdir.
Elf Air darahnya kosong kena ledakan, Tongyan Wuji juga darah kosong. Lu Li karena posisinya lebih jauh, jadi selamat dari ledakan.
Ini hasil dari kebiasaan pribadinya saat keluar zona racun. Dia udah dari dulu tahu pola ini: kalau tiarap di ambang area aman, selama dada masuk area aman, tidak akan kena racun. Meskipun pinggang ke bawah masih di zona racun juga aman. Makanya dia suka cuma menyembunyikan separuh badan di dalam area aman.
Keamanan Lu Li tidak masalah besar. Jaraknya sangat dekat dengan kendaraan, tinggal bersembunyi di belakang kendaraan itu.
Sekarang masalahnya terletak pada Tongyan Wuji dan Elf Air yang terekspos di depan mata orang, mereka tidak punya pelindung dan sudah dalam status knockdown, apakah bisa bertahan hidup masih sulit diprediksi. Lu Li tidak tahu berapa jumlah musuh sebenarnya, juga sama sekali tidak bisa mengontrol recoil senjata untuk memungkinkan dua orang merangkak ke posisi aman.
Hanya bisa bertarung habis-habisan.
Lu Li membopong senapan otomatis, langsung menyerang ke belakang pohon tempat bom dilempar. Bahkan sebelum melihat musuh, senapan otomatisnya sudah mulai menembak.
Dak-dak-dak!
Seseorang mengarahkan senapannya ingin menembak Lu Li, tapi justru tumbang oleh hujan peluru ini.
Orang di balik pohon lain yang berbalik ingin menyelamatkan rekan setimnya, juga tewas dihujani tembakan Lu Li.
Brak!
Suara 98K, semak-semak di kejauhan memperlihatkan siluet pemain - seorang sniper yang menyamar sebagai tank ilusi. Meski responsnya tidak terlalu cepat, tembakan tepat sasaran yang berhasil mengenainya di momen seperti ini memang cukup mengesankan.
Helm Lu Li hancur tertembak, tapi setidaknya dia sendiri belum jatuh knockdown—jika terjatuh saat ini, bertiga akan mati bersama.
Lu Li tiba-tiba menerjang ke tanah, namun senjatanya terus menembak. Bahkan setelah tiarap, puluhan peluru tersisa di larasnya habis ditembakkan hingga musuh tewas. Rentetan peluru melesat di atas kepalanya, membuat barisan lubang peluru di mobil di belakangnya.
Sistem langsung memunculkan pemberitahuan kill, akhirnya Lu Li bisa menarik napas lega.
Dia tak sempat mengisi darah di tempat, harus segera menyelamatkan dua rekannya. Pertempuran sengit di area ini akan segera mengundang pemain lain mencari keuntungan.
Livestream Elf Air, Tongyan Wuji, hingga Mo Wangfeng yang sudah mati dan masuk mode spectator, semuanya dipenuhi dua kata berulang.
Dewa Perang!
Dewa Perang!
Dewa Perang!
Julukan ini sudah mulai ramai dikomentari orang sejak hari pertama Lu Li bermain. Bukankah pantas menyebutnya Dewa Perang jika seseorang bisa bermain sehebat itu di hari pertamanya?
Tentu saja, julukan ini diiringi berbagai cemoohan.
Bisakah membunuh 30 orang dalam satu pertarungan? Memenangkan 20 battle royale beruntun? Menghabisi tujuh lawan sekaligus dengan serangan pamungkas?
Prestasi segitu berani menyandang gelar Dewa Perang? Itu julukan yang jauh lebih megah dibanding Raja Senjata, Raja Anjing, atau Raja Kendaraan. Sebenarnya sudah ada yang mencoba memopulerkan gelar ini sebelumnya, sayangnya streamer yang mereka dukung tak mampu memikul bobot maknanya.
Kini, Lu Li kembali muncul di hadapan penonton - meski sebenarnya dia sudah sering bermain setelah sesi bersama Elf Air, tapi karena tidak live streaming, tak ada yang tahu.
Entah saat menyerang dari atap dengan serangan kiri-kanan, menerobos ruangan untuk menyelamatkan Mo Wangfeng, atau sekarang menghadapi tiga lawan frontal langsung.
Gaya Lu Li yang terlihat tidak peduli apapun, langsung menyerang frontal, sangat disukai penonton. Terutama para penonton di siaran langsung, mereka dibuat darah berdesir panas, merasa Lu Li layak menjadi Nomor Satu di game ini.
Sebenarnya, keahlian tembak Lu Li belum tentu lebih baik dari Tongyan Wuji, kesadarannya kalah dari Mo Wangfeng, skill nyetirnya juga tidak selevel Moonlight sang raja kendaraan. Banyak juga yang movement-nya lebih baik darinya.
Tapi tidak ada satupun gaya mereka yang sepanas darah Lu Li.
Langsung terjun menghujani peluru, melihat musuh langsung bunuh! Tuhan menghalangi bunuh Tuhan, Buddha merintangi bunuh Buddha!
Gaya seperti inilah yang paling cocok untuk live streaming, paling mudah menarik fans. Makanya di live stream ketiga rekan timnya, banyak yang bertanya di mana siaran Lu Li, bagaimana cara menyaksikan pertempuran dari sudut pandangnya.
Ketiga orang itu berdiri kembali, bagai terlahir kedua kali setelah bencana.
Sekarang mereka terpaksa menjarah tas, meski obat dan senjata tidak kurang, tapi rompi antipeluru dan helm hancur berantakan. Helm Lu Li langsung hancur, di dalam game ini tidak pakai helm adalah hal yang sangat mengerikan, senapan otomatis bahkan bisa menjatuhkan orang tanpa tengkorak dengan satu peluru.
Lu Li mengambil helm tingkat dua yang dayanya sudah berkurang setengah.
Elf Air menggunakan alasan Lu Li mau main sniper untuk memberikan helm tingkat tiganya yang masih relatif utuh kepadanya.
Tongyan Wuji sangat ingin bilang: "Kepalaku juga hancur, aku juga main sniper", sayangnya performanya baru saja tidak sebagus Lu Li, sama sekali tidak bisa mengungkit masalah ini. Apalagi dua orang itu sedang mesra-mesraan, buat apa ikut campur.
Lu Li melihat waktu lingkaran yang mulai menyempit, memutuskan untuk tetap melanjutkan berkendara.
Lari ke sana terlalu membuang-buang waktu, bagaimana jika di tengah jalan dihadang orang, nanti malah harus makan racun lagi di belakang.
"Di peta aku tandai titik kuning, langsung tutup rumah itu. Kalau ada orang di dalam kita serang, kalau kosong kita berjongkok di situ dulu." Lu Li menyusun strategi berikutnya. Rumah itu sudah dipelajarinya, bisa didekati dari lereng kontinu. Jika ada penghuni pun sulit menyapu kendaraan.
"Aku ikuti sarannu." Tongyan Wuji tidak keberatan.
Karakternya suka bertarung tapi enggan berpikir. Baik di "Fajar" maupun PUBG sama saja. Di "Fajar" dia tak memikul tanggung jawab komando, sedangkan di PUBG komando selalu dipegang Mo Wangfeng.
Lu Li terus menginjak gas, semburan udara bertubi-tubi membuat mobil melesat dari lereng rendah. Saat belok tajam, kendaraan nyaris "dihujamkan" ke tembok rumah. Ketiga orang itu langsung melonjak turun.
Performa Tongyan Wuji sebelumnya biasa saja. Sebagai Raja Senjata, nyaris sepenuhnya tertutupi sorotan Lu Li.
Bahkan jika Lu Li nantinya menjadi bosnya, saat ini dia tak bisa menahan ambisi kompetitifnya. Lagipula, untuk membuat bos mementingkanmu, minimal kamu harus menunjukkan kekuatan yang sepadan, bukan?
Membuka pintu, Tongyan Wuji langsung melakukan lompatan berputar 360 derajat, lalu senjata di tangannya dengan cepat menyapu area belakang pintu.
Malangnya anak ini, mengira bersembunyi di belakang pintu bisa menjebak lawan. Siapa sangka kecepatan tembakan lawan begitu cepat, sehingga dia GG tuntas tanpa sempat menembak sekali pun. Tongyan Wuji berjongkok mengarahkan laras senjata ke posisi tangga, siap menyapu siapa pun yang turun.
Dak-dak-dak!
"Wah, aku berhasil knockdown satu! Ada yang langsung melompat di depanku dari luar, bikin kaget!" seru Elf Air dengan girang.
Inilah yang disebut rezeki nomplok dari langit - orang ini melompat dari jendela lantai dua tapi tertembak mati oleh Elf Air yang berada di titik buta pandangan. Pasti hatinya sedang kesakitan luar biasa.
“Kak Ji, berhati-hati dengan bomb.” Lu Li melemparkan bomb ke dalam lantai dua dari jendela.
“Aku juga lempar, kulempar ke kamar mandi.” Elf Air sendiri memiliki beberapa bomb, sementara mayat yang baru saja dikalahkannya juga membawa banyak bomb. Tanpa ragu, Pasangan anjing ini seketika berubah menjadi pelempar bom, melemparkan bomb demi bomb dari berbagai sudut pandang.
Tongyan Wuji berjongkok di dekat tangga untuk mencegah ada yang kabur.
Dia mendengar langkah kaki yang berantakan dan panik menghindar di lantai atas, dalam hati tak kuasa menahan air mata belas kasihan - sungguh Memilukan.
Memang benar memilukan. Empat saudara ini sama sekali tidak mengganggu siapa-siapa, hanya diam-diam berjongkok di rumah "mengerami telur". Tiba-tiba ada yang mendekat ingin membunuh mereka. Dalam sepuluh detikan sudah kehilangan dua saudara. Sekarang ada yang menjaga di bawah, tak bisa turun. Ada juga penyergapan di jendela luar. Tinggal merapatkan diri di dalam rumah.
"Tapi di dalam rumah juga tidak aman, satu demi satu bomb ini maksudnya mau bikin apa sih."
Pertempuran yang seperti komedi absurd ini cepat berakhir, dua orang berturut-turut hancur oleh granat. Selain menyumbang helm dan rompi antipeluru mereka, mereka juga menyumbangkan rumah yang bisa dipakai sebagai persembunyian sementara ini.
Oh, tidak, ada juga jeep yang diparkir di lantai bawah.
"Lho, kok jumlah orang jadi sedikit sekali? Lingkaran zona masih besar lho," kata Elf Air dengan terkejut.
"Cih, kamu liat sendiri pasanganmu itu seganas apa. Hitung saja berapa banyak yang dia bunuh sendiri. Sekarang sisa 18 orang saja sudah bagus," kata Mo Wangfeng yang sedang menyaksikan pertarungan dengan kesal. Pertarungan seru begini tapi dia cuma bisa jadi penonton.
