Sebenarnya 'kota' M bukan titik sumber daya besar. Peralatan bagus Shiyishao dkk kebanyakan bukan dari sini, tapi setidaknya lebih baik daripada sistem looting acak.
Saat masih berjarak cukup jauh dari 'kota' M, Lu Li sudah memutuskan untuk tidak menggunakan kendaraan lagi.
Suara mesin kendaraan terlalu bising. Pemain berpengalaman bisa dengan mudah menilai kecepatan dan arah kendaraan. Nanti tim yang sudah siap akan menghadapi tim yang tidak waspada. Lagipula kesenjangan peralatan cukup signifikan, strategi frontal jelas bukan pilihan mudah.
Shiyishao dan kawan-kawan masih mencari. Yang mereka butuhkan sekarang adalah komponen, terutama laras senjata.
Karena berada di area aman, mereka berencana melakukan pencarian menyeluruh di 'kota' M yang jauh dari rute pelayaran. Bermain game ini tidak boleh terus-terusan ingin membunuh orang. Menunggu sampai orang lain selesai saling bunuh lalu membersihkan sisa-sisa lebih mudah untuk makan ayam.
Rumah-rumah di 'kota' M cukup berantakan, struktur bangunannya tidak mengikuti pola yang jelas sehingga mudah tersesat saat berjalan di dalamnya.
Untungnya Xiao Ba Jiang tidak memainkan game ini!
"Pintu rumah di area kita masih terbuka dan barang-barang di dalamnya utuh, berarti mereka belum menyisir ke sini. Aku dan Kak Ji akan naik ke atap. Xue'er cari semak-semak untuk jadi tank ilusi. Kakak Feng... kamu juga jebak pemain di bawah, usahakan sekaligus knockdown dua orang." kata Lu Li.
Para pelaku lainnya tidak keberatan, bahkan LYB Mo Wangfeng pun merasa strategi ini yang terbaik saat ini.
"Pencarian mereka benar-benar lambat. Apa Kakak Feng mau melihat lagi livestream Shiyishao?" ujar Tongyan Wuji.
“Jangan lah, tidak baik melakukan ini.” Lu Li akhirnya masih memiliki batas. Jika terus-terusan mengintip posisi lawan, game ini jadi tidak seru.
“Baiklah.” Tongyan Wuji juga tak ambil pusing, yang penting tahu Shiyishao dan kawan-kawan ada di 'kota' M.
“Kemarin aku masuk squad sendirian, membuka saluran party. Ternyata ketiga rekan satu timku orang...” Sambil mengamati situasi musuh, Mo Wangfeng mengobrol karena bosan.
Di dalam game menemui orang asing memang normal, tapi bertemu tiga orang sekaligus cukup langka. Rupanya tiga orang ini memilih mode squad bersama, lalu Sistem menambahkan satu orang yaitu Mo Wangfeng.
“Apa kalian berhasil makan ayam?” Elf Air bertanya.
“Tidak.” Mo Wangfeng melanjutkan dengan datar: “Setelah mengambil senjata, aku Bunuh mereka semua.”
Semua orang diam seribu bahasa... Sungguh tak terduga hasilnya begini. Sebenarnya orang Jepang hanya merajalela selama dua ratus tahun lebih, dua abad terakhir ini mereka jinak seperti cucu. Perilaku Kakak Feng seperti ini benar-benar mengganggu orang.
"Bicara soal random match, terakhir aku main di server Amerika. Orang sana suka main kasar. Bahasa Inggrisku payah banget..." Tongyan Wuji mulai bercerita pengalamannya.
"Payah apanya? Selain 'no' dan 'hi', kamu bisa ngomong apa lagi?" Mo Wangfeng merendahkan dia.
"Shit!" Tongyan Wuji mengabaikan ejekannya, melanjutkan: "Salah satu anggota tim ngomong Inggris, lalu yang lain ikutan. Aku diam terus. Beberapa saat kemudian, seseorang tiba-tiba ngomong Mandarin, lalu semua langsung pake bahasa Mandarin."
"Gak lucu sama sekali." Mo Wangfeng menggelengkan kepala.
Sebenarnya jadi LYB itu membosankan, butuh kesabaran ekstra. Banyak yang tidak suka jadi LYB bukan karena masalah teknikal.
Bermain game itu untuk bersenang-senang, tentu lebih seru kalau langsung berantem habis-habisan.
“Ssst, ada orang, arah W285, rumah atap hijau.” Lu Li melihat siluman melintas, dia tidak menemukan kesempatan untuk menembak, lawan melonjak dari satu rumah ke rumah lain.
“Setelah keluar mau langsung mengalahkannya?” Arah Tongyan Wuji juga cukup bagus, dua orang menembak mudah menjatuhkannya.
“Tunggu sebentar, lihat apakah bisa menemukan orang kedua.” Lu Li berkata.
“Harapanku momen ini bisa kubunuh Shiyishao.” Mo Wangfeng mengasah pisau sambil mengutuk: “Yang pakai bagian punggung merah menyala itu Shiyishao, kalian jatuhkan dia, aku bawa wajan untuk menghabisi. Setelah berhasil, hero Stormwind di lantai atas traktir minum.”
“Meski cuma empat orang, itu kan konsumsi satu peralatan legenda. Kakak Feng, Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir kalian miskin begitu, sanggup traktir?” Tongyan Wuji terkejut.
"Heroes' Tower" adalah restoran baru yang menawarkan hidangan lezat tingkat tinggi. Tak hanya menyajikan pertunjukan virtual dengan wanita cantik luar biasa menari dan menyanyi, tapi juga pertunjukan bakat dari pemain wanita imut di dunia nyata. Meski hanya bisa memuaskan nafsu makan secara virtual di dalam game, sensasi yang dirasakan benar-benar berbeda.
"Aku punya uang sendiri, tidak bolehkah?" kata Mo Wangfeng kesal.
Memang benar Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir mereka miskin, itu fakta yang tak bisa disangkal. Tapi ordo itu bukan milik pribadinya. Pendapatan pribadinya cukup baik, setidaknya menawarkan hadiah peralatan legenda untuk merancang cara membunuh Shiyishao sama sekali bukan masalah.
"Baiklah, nyalakan lilin untuk Shiyishao." Lu Li mengangguk setuju.
"Lilin dinyalakan." Elf Air mengikuti suaminya.
"Tapi kita harus menemukan posisi Shiyishao dulu." Tongyan Wuji menghela napas.
Menjebak pemain level setara Shiyishao saja sudah sulit, sekarang harus merancang cara membunuhnya? Ini semakin sulit.
“Masih melihat seseorang lagi, tapi sepertinya bukan Shiyishao. Orang ini aneh, cuaca panas terik malah memakai mantel tebal.” Lu Li mengungkapkan penyesalannya. Dari sudut pandangnya, target ini sebenarnya mudah di-knockdown.
“Ada yang mendekat di sisiku, terdengar langkah kaki.” Elf Air menunjukkan sedikit kecemasan.
Dia berjongkok di semak-semak menyamar jadi tank ilusi. Dalam kondisi normal orang tidak akan melihatnya, tapi tetap ada kemungkinan ada yang sengaja mengawasi semak-semak.
Untungnya posisi Shiyishao dan kawanannya cukup menyimpang dari rute pelayaran. Mereka mengira untuk sementara belum ada yang mendekat, jadi mustahil mereka memeriksa setiap semak-semak yang tingginya kurang dari setengah badan orang.
Orang ini bahkan tidak mengeluarkan senjatanya, dua laras senjata masih digendong di punggung. Dengan sikap percaya diri dia melintas di samping Elf Air.
“Shiyishao, itu Shiyishao!” Elf Air berbisik pelan.
“Knockdown dia!” Lu Li memberi perintah tanpa ragu.
Elf Air sebenarnya masih sedikit kalah dibanding Shiyishao, tapi dalam situasi seperti ini bahkan pemula pun bisa menjatuhkan jagoan—inilah daya tarik game ini, banyak hal tak terduga bisa terjadi di sini.
Dak-dak-dak!
Tiga tembakan langsung menjatuhkan, apapun Armor dan helm yang dipakai takkan tahan semburan seperti ini.
"Xue'er jangan beri tambahan, jangan sampai dia melihatmu, putar balik ke rumah tembok biru lantai dua. Kak Ji, kamu bunuh orang sebelah kiri, aku yang kanan. Mereka pasti akan menyelamatkan Shiyishao. Kakak Feng, sekarang giliranmu." Lu Li terkejut ternyata semuanya berjalan lancar.
Shiyishao merayap, merangkak sampai ke posisi sudut dinding.
Dia juga tidak yakin dari mana peluru itu mengenainya, tapi dengan cara ini setidaknya masih ada kesempatan menunggu rekan tim datang menyelamatkan.
Di sisi yang dijaga Lu Li, orang yang masuk ke rumah itu keluar terlebih dahulu. Dia memang sangat hati-hati, memeriksa semua arah, baru berlari keluar setelah memastikan keamanan. Dan dia juga tidak langsung menuju ke arah Shiyishao dengan bodoh.
Saat ini Lu Li tidak menggunakan senapan runduk, dia memakai M16. Diperkirakan butuh tiga atau empat tembakan untuk mendapatkan hasil.
Karena itu, Lu Li menunggu dengan sabar sampai postur orang ini sepenuhnya terekspos, memberinya waktu tembak yang cukup. Baru pada saat itulah dia mulai menembak.
Satu peluru mengenai kepala, sayang helm tingkat tiga ini jadi rusak.
Kemudian tembakan berikutnya menyasar, membuat orang ini mulai melakukan pergerakan ular, mencoba menghindari pukulan terakhir Lu Li dengan langkah aneh.
Lu Li terkekeh, beralih ke mode otomatis dan mulai menyemprotkan peluru secara acak.
Perasaan inilah yang paling dia sukai, baik saat menyerbu jarak dekat dengan tembakan menyapu, maupun menyemprot acak dari jarak jauh - selalu memberinya sensasi darah berdesir panas seperti di medan pertempuran.
"Begitu banyak peluru yang ditembakkan, entah peluru mana yang tepat sasaran, intinya orang ini berhasil di-knockdown."
Peringatan sistem menyatakan Meng Hui Shisan di-knockdown oleh Lu Li menggunakan M16.
"Apa yang di sisiku ini harus dibunuh?" Tongyan Wuji ragu-ragu: "Jika pasukan ini hanya tersisa tiga orang, begitu kubunuh yang ini, Shiyishao juga akan tamat riwayatnya."
"Bunuh saja." kata Lu Li.
Meski sudah sepakat membantu Mo Wangfeng menyiksa Shiyishao, tapi kenyamanan bersama tetap yang utama. Jika orang ini tidak dibunuh, dikhawatirkan dia akan menunjukkan kekuatan dahsyat yang menyebabkan korban jiwa pada Lu Li dan kawan-kawan.
Tinju acak saja bisa membunuh guru tua, apalagi tembakan acak.
Situasi di sisi Tongyan Wuji tidak diketahui Lu Li, tapi tak lama kemudian dia menerima pemberitahuan bahwa Tongyan Wuji berhasil meng-knockdown Sarang Tawon. Tampaknya masih tersisa Midnight Ghost yang lokasinya tidak jelas.
“Kakak Feng, cepatlah, jangan ngobrol di sana, berhati-hati menjadi bumerang.” teriak Lu Li.
Mo Wangfeng saat itu sedang memegang wajan, mengelilingi Shiyishao sambil mempermainkannya.
Memalukan!
Benar, entah apa yang terjadi antara dua orang ini. Dari penuturan Mo Wangfeng tentang pengalaman dibunuh secara kejam oleh Shiyishao sebelumnya, intinya hubungan mereka adalah Cinta dan Pertumpahan Darah.
"Tak kusangka kau akhirnya seperti ini, ahaha." Seketika itu juga ia mengayunkan wajan dan membunuh Shiyishao.
Tewas oleh pukulan wajan, memang sungguh penuh kekesalan.
Mo Wangfeng yang berhasil membunuh Shiyishao dengan kejam merasa sangat puas. Lu Li dan kawan-kawan juga menyelesaikan dua orang tersisa. Satu-satunya penyesalan adalah Midnight Ghost tetap tidak menampakkan diri.
“Mungkin bersembunyi di suatu ruangan menunggu untuk menjebak pemain, haruskah kita cari dia?” Mo Wangfeng cukup menyesal, Midnight Ghost juga sudah membunuhnya berkali-kali. Kelebihan dia dibanding Shiyishao adalah cara membunuhnya yang langsung, setidaknya tidak saling menyiksa seperti dengan Shiyishao.
Mulai dari wajan, golok besar, tinju, linggis, sampai menggilas pakai mobil dll...
“Ngapain dicari? Cepat jarah tas, kita harus segera berkendara.” Lu Li mengambil rompi anti pelurut tingkat tiga yang masih cukup utuh dari Meng Hui Shisan. Dipadukan dengan helm tingkat tiga setengah darahnya, dengan susah payah bisa disebut set tingkat tiga.
Di tubuh Shiyishao ada senapan 98K, Lu Li mengambilnya dan membopong di punggung.
Sebelumnya dikatakan mereka punya dua 98K, satunya pasti ada di Midnight Ghost. Jika orang ini tidak dibinasakan, benar-benar akan menjadi ancaman terbesar.
98K berpemadam suara. Perjalanan ini setidaknya tidak sia-sia.
Para pelaku lainnya juga mendapatkan beberapa barang, sebenarnya yang paling utama adalah di bidang ramuan mengalami Panen Besar. Di tubuh Lu Li terdapat satu kotak pengobatan, empat medical pack, ditambah tiga painkiller dan lima energy drink.
Tak ada waktu untuk menunda, Lu Li dan kawan-kawan segera meninggalkan wilayah ini.
Pergerakan mereka sudah bukan rahasia lagi, jika terlambat pergi akan terjebak. Meski mereka mematikan Siaran Langsung, perlu diketahui mereka sudah membunuh dua kelompok - Empat Pendekar Angin Kencang dan kelompok Shiyishao. Orang-orang ini akan memberi kabar arah kematian mereka kepada para pelaku lainnya.
Kenyataannya, Shiyishao sedang mengoordinasi di berbagai tempat.
"Lu Li dan kawan-kawan sekarang berada di 'kota' M, segera kendarai kendaraan untuk menutupinya! Mereka menuju area aman pasti melalui zona ini. Kalian bisa menutupinya di sini... Nanti akan kuberi kabar yang lain. Saat mereka melewati sini, akan menembak sebagai isyarat - suara AK ditembakkan tiga kali berturut. Biarkan lewat orang yang menembak seperti ini, sedangkan yang tidak sesuai langsung kalahkan!"
"Sebaiknya kalian menunggu di titik ini..."
"Rumah di posisi pusat ini menjadi milik kalian, siapa pun yang mendekat harus dibunuh tanpa ampun."
Terbunuh bukan masalah besar, tapi yang bikin frustasi adalah dibunuh oleh si anjing Mo Wangfeng, apalagi dibunuh pakai wajan. Yang paling menyebalkan, si brengsek ini sempat memprovokasi dengan berbagai kata-kata sebelum membunuhnya.
Kalau ada kesempatan bertemu lagi, pasti akan PK dia secara langsung.
“”
