Sebagai BOSS akhir Sarang Sayap Hitam, Nefarian tentu memiliki tingkat kesulitan tertentu.
Namun, BOSS ini berbeda dengan Naga Merah Kecil. Naga Merah Kecil adalah "kamu tidak bisa mengalahkannya ya sudah tidak ada cara", tapi Nefarian agak berbeda karena di BOSS ini kamu bisa memilih untuk menghamburkan uang.
Premisnya adalah kamu harus sangat kaya.
Apakah Lu Li memiliki uang?
Ada, meski tidak banyak, tapi cukup untuk satu dungeon. Lagipula dia hanya perlu mengeluarkan sepertiga biaya, sementara Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang jelas lebih suka menyelesaikan masalah dengan uang.
Banyak boneka mekanik palsu, ramuan dalam jumlah besar terutama ramuan resistansi kegelapan - begitu semua ini dihujamkan, kesulitan Nefarian bahkan jauh lebih rendah dibanding Naga Merah Kecil.
Meski begitu, ingin mengalahkannya tanpa pernah gagal sama sekali jelas lebih tidak realistis.
Lu Li tidak bertindak sebagai dirigen dalam pertempuran melawan Nefarian. Di fase awal yang membutuhkan eksplorasi mekanisme skill BOSS dan lainnya, kehadirannya tidak membuat perbedaan. Ia menyerahkan komando kepada Wei Yun Dan Yue dan Piao Ling untuk berkoordinasi, sementara dirinya harus pergi ke Markas Besar Stormwind yang telah mengeluarkan panggilan resmi tiga hari sebelumnya untuk melapor sebagai perwira Letnan Dua.
Meski menyadari pangkat militer resmi ini tidak sederhana, fokus utama Lu Li tetap pada tim pembuka lahan barunya. Mengingat dungeon sedang berada di momen krusial, jelas tidak mungkin meninggalkan segalanya untuk melapor ke markas militer yang dimaksud.
Kini, klub-klub lain masih terjebak di Naga Merah Kecil, sementara Nefarian juga membutuhkan proses adaptasi. Oleh karena itu, ia bisa pergi ke Markas Besar Stormwind dengan nyaman.
Yang menyambutnya adalah seorang perwira mayor berambut abu-abu keputihan dengan beberapa kerutan di wajah. Postur tubuhnya tidak seperti tentara normal yang atletis - meski tidak bisa dibilang gemuk, Lu Li menduga sang perwira setidaknya sudah bertahun-tahun tidak menyentuh senjata perang.
“Kamu boleh memanggilku Mayor Fink, di sini ada dua surat penugasan. Yang Mulia Adipati Bolvar Fordragon menyatakan kamu bisa memilih salah satu.” Mata perwira tua itu memancarkan secercah iri hati.
Bisa mendapat perhatian langsung dari Wali Kota, sungguh pencapaian yang luar biasa.
Pilihan pertama adalah jabatan sekretaris Batalyon Logistik Legiun Ketujuh, posisi administratif yang cukup bagus. Selain gaji melimpah, juga ada "keuntungan" yang bisa diambil. Yang terpenting, ini memungkinkan Lu Li bertindak sebagai NPC yang bisa mengeluarkan tugas logistik.
Pemain bisa mengambil misi darinya, lalu menyerahkan berbagai materi strategis penting untuk mendapatkan nilai reputasi besar. Berbeda dengan peran mentor skill yang harus dirahasiakan, identitas NPC ini justru bisa dimanfaatkan secara terbuka untuk kepentingan orang dalam.
Di masa sekarang ketika skill penguatan paling disanjung high-end player, nilai reputasi jelas menjadi komoditas paling berharga selain skill point.
Lu Li tak buru-buru menyetujui. Ia membuka surat penunjukan kedua.
"Kapten Regu Pengintai Batalyon Depan Legiun Ketujuh" - jabatan rendah yang bisa diisi oleh pasukan level tinggi sekalipun.
Secara level, jelas posisi sekretaris lebih prestisius. Tapi dari tingkat bahaya, regu pengintai ini lebih pantas disebut regu umpan meriam. Tugasmu cuma mengintai di depan, lalu mati, supaya pasukan belakang tahu: "Oh ada musuh di depan."
"Sulit memilih ya? Sebenarnya posisi sekretaris bagus, ini bentuk kasih sayang Yang Mulia Adipati." Perwira tua itu berkata dengan ketulusan.
Meski berpangkat mayor yang beberapa level di atas Lu Li, jabatannya sekarang cuma posisi pensiunan. Menyebutnya pengirim pesan pun bukan penghinaan.
"Terima kasih, Komandan." Lu Li menggelengkan kepala sambil mengembalikan surat pengangkatan sekretaris: "Aku memilih jadi pengintai. Setidaknya bisa memaksimalkan keahlianku sebagai penyamaran. Takdirku berjalan dalam kegelapan, posisi sekretaris tidak cocok."
Perwira tua itu membuka mulit lalu menutupnya lagi, tampak masih belum bisa menerima pilihan Lu Li untuk sementara.
Kenyataannya, menempatkan seorang letnan dua petualang sebagai pengintai yang berisiko tinggi memang gaya khas markas besar. Surat penunjukan sekretaris itu hanya bisa ditandatangani oleh bangsawan penguasa yang layak.
Kapten regu pengintai!
Lu Li meremas erat surat penunjukan di tangannya, dalam hati masih menghela napas.
Benda ini memang tak bernilai prestasi setinggi jabatan sekretaris, tapi bagaimanapun juga mustahil baginya memilih jabatan administratif. Andai dipilih, Adipati Bolvar Fordragon mungkin tak akan mengatakannya, tapi dalam hati pasti meremehkan dirinya.
Seandainya Marsekal Windsor masih ada.
Dia lebih memahami Lu Li dibanding Adipati Bolvar Fordragon, juga lebih bisa mempertimbangkan kepentingan Lu Li.
Sayangnya, Marsekal Windsor sudah tiada. Di bawah semburan api Naga Hitam, akhirnya ia gagal mengubah takdir Windsor.
Itulah pertama kalinya Lu Li menganggap seorang NPC sebagai teman.
Sang Penjaga Hutan Remulos juga baik padanya, namun komunikasi antara mereka selalu diwarnai perbedaan kubu yang jelas. Banyak hal terus mengingatkan Lu Li bahwa Remulos adalah NPC, putra seorang semi-dewa, sekaligus sesepuh penuh kelembutan maternal.
"Jika kamu bersikeras, saya yakin Yang Mulia Berwald akan sangat menyaksikan Keteguhanmu." Perwira senior itu berkata dengan nada mengejek, gembira menyaksikan kesulitan orang lain.
Tugas gemuk seperti ini ditolak? Pasti dia orang bodoh.
"Bolehkah saya tahu pada siapa harus mengambil tugas?" tanya Lu Li. Ia berharap bisa mendapatkan misi bernilai investigasi. Persekutuan Alliance dan Horde melawan wabah ini adalah perang besar milik NPC, di mana para pemain bisa ikut ambil bagian asal saja dan tetap untung berlimpah.
"Simbol rune ini benar-benar barang bagus. Gulungan tugas ini akan memberitahumu apa yang harus dilakukan, sementara semua tindakanmu akan direkam di dalamnya." Perwira itu menjalankan kewajibannya.
"Terima kasih atas jawabannya, sepertinya saya bisa merekrut partner sendiri." Lu Li melihat tugas pertama di gulungan tugas, jelas ini bukan aksi yang bisa ditangani pencuri solo - misi menyusup ke Tanah Wabah Barat untuk menyabotase ritual Kultus Kutukan Tuhan.
Alur cerita utama dalam pembaruan game resmi kali ini sebagian besar terjadi di sekitar wilayah Tanah Wabah.
Peta level 50?
Tentu tidak sesederhana itu. Setelah pembaruan game, Tanah Wabah dan beberapa peta sekitarnya menjadi wilayah terlarang pemain saat ini, dengan banyak monster baru yang direfresh, upgrade sementara untuk monster lama, serta distribusi BOSS dalam jumlah besar.
Legiun Angin Kencang dan Fajar Bersayap, dua klub top, awalnya berharap bisa mengambil perlengkapan dengan membunuh BOSS liar ini, tapi malah kalah telak.
Tidak hanya tangguh, BOSS yang sendirian juga sangat jarang. Asal muncul beberapa monster kecil saja sudah bisa mempengaruhi situasi pertempuran secara signifikan. Dua kelompok 100 orang yang dikirim Legiun Angin Kencang dihabisi total, hanya beberapa pencuri yang berhasil kabur. Fajar Bersayap sedikit lebih beruntung, mereka bertempur di area pinggiran dan kebetulan diselamatkan oleh pasukan patroli Alliance yang lewat.
"Tentu saja, Anda bisa mendapatkan bantuan empat prajurit pengintai, atau merekrut sendiri dari kelompok petualang." Perwira senior itu menjelaskan dengan detail sambil mengeluarkan dokumen pesanan untuk dipilih Lu Li.
Lu Li hampir ingin mengumpat setelah membacanya. Kenapa dia sebagai Kapten Pengintai Legiun Ketujuh malah tidak bisa merekrut prajurit Legiun Ketujuh? Yang bisa direkrut cuma benda-benda aneh - lebih mirip petani yang baru direkrut ke pasukan daripada prajurit sejati.
