"Sial, aku dikepung!" Xianhong Youyue berteriak minta tolong di saluran party.
Lu Li dan yang lain merayap mendekat, baru menyadari bahwa tanpa disadari Xianhong Youyue telah masuk ke dalam kepungan beberapa anjing pemakan bangkai. Menerobos lingkaran kepungan ini pasti akan memancing perhatian salah satu dari mereka.
"Sepertinya tanpa sengaja kamu terkepung. Hokimu benar-benar sial." Setelah mengamati situasi, Tangan Kiri Kain menyampaikan cemoohan.
"Kepadatan anjing pemakan bangkai di area ini cukup tinggi, menandakan target kita sudah dekat." Lu Li justru melihat sesuatu yang lain. Ia mengeluarkan sepotong daging kadal segar dari tasnya dan melemparkannya ke rumah rusak di sebelah. Kadal jenis ini banyak ditemukan di sekitar Icecrown, sering diburu pasukan untuk bahan makanan. Sate kadal panggang khas Icecrown memang hidangan istimewa di sini.
Anjing pemakan bangkai tidak bisa menahan godaan daging segar beraroma darah ini. Mereka tidak hanya memakan mayat - nyatanya tidak cukup banyak kekuatan di alam ini yang bisa menyediakan bangkai untuk mereka.
"Jemaat kutukan akan berburu persediaan makanan berupa daging untuk memelihara stamina fisik anjing pemakan bangkai ini."
Beberapa anjing pemakan bangkai dengan bodohnya menerobos masuk ke rumah reyek 'itu'. Lu Li melesat menghampiri, menutup pintu reyek yang sudah terhuyung-huyung itu. Meski terlihat bisa hancur kapan saja, setidaknya bisa menahan anjing-anjing itu keluar dalam jangka pendek.
"Sempurna, tampaknya persahabatanmu dengan NPC 'itu' tidak sia-sia usaha," puji Tongyan Wuji.
Meski ini game virtual, sebagian besar orang tetap menganggap game sekadar hiburan. Jarang ada yang seperti Lu Li. Orang normal juga tidak akan membiarkan lawan asal mengeluarkan ramuan lalu menguras begitu banyak uang dengan lubang plot.
"Waktu tidak banyak. Pintu reyek ini tidak sanggup bertahan lama." Lu Li memerintahkan semua orang untuk mengangkut beban berat seperti kayu dan sampah tak berguna untuk menutupinya.
Di tas para pelaku lainnya juga terdapat daging segar jenis ini. Mereka masing-masing mencari tempat untuk memancing anjing pemakan mayat tersebut. Anjing gereja yang dipelihara Kultus Kutukan Tuhan ini segera terkunci di beberapa bangunan.
Prosesnya agak menegangkan dan merepotkan, tapi jauh lebih sederhana dibandingkan harus menyapu bersih satu per satu.
Lu Li dan kawan-kawan juga menemukan markas Kultus Kutukan Tuhan. Yang seharusnya menjadi gereja kota kecil ini, kini telah berubah menjadi tempat ritual kultus tersebut. Dari pengamatan di area pinggir, hanya terlihat sedikit anggota Kultus Kutukan Tuhan, namun tidak ada yang tahu situasi di dalam.
Oleh karena itu, Lu Li memutuskan agar yang lain menunggu terlebih dahulu sementara ia memulai pengintaian.
Jika Lu Li melakukan pengintaian sendirian, ia tidak perlu terlalu berhati-hati. Sebagai pasukan pengintai trilogika darat-laut-udara, cukup dengan bertransformasi menjadi burung gagak, ia bisa terbang ke langit dan mengintip melalui kubah tengah gereja untuk melihat situasi dalam.
Dia mendarat di atas atap, melalui celah langsung melihat sebuah kuali besar di tengah gereja. Di dalamnya bergolak cairan hijau yang mendidih, aromanya sangat menyengat.
Di atas kuali tergantung seorang manusia yang terus-menerus meronta.
Di sekelilingnya terlihat beberapa mayat hidup yang bergerak-gerak. Daging dan darah mereka masih relatif utuh, wajah tidak berbeda jauh dengan orang biasa - jelas baru saja diubah menjadi mayat hidup.
Beberapa anggota sekte berjubah sedang menambahkan berbagai barang ke dalam kuali. Salah satu dari mereka memegang pena dan mencatat di atas perkamen, mungkin ini bagian dari ritual atau eksperimen mereka.
Meski berada dalam game, Lu Li tetap merasakan kulit kepalanya bergidik.
Ini jelas percobaan wabah menggunakan manusia hidup. Isi kuali besar di tengah itu pasti bukan sesuatu yang lezat.
Lu Li melakukan pengamatan dan segera memahami kelompok musuh yang harus dihadapi. Jemaat kutukan di luar gereja perlu disingkirkan terlebih dahulu, karena jika terjadi pertempuran di dalam gereja, mereka akan nekat menerobos masuk untuk membantu.
Di dalam ruangan terdapat delapan jemaat kutukan yang harus dihadapi - tiga sedang memasukkan material ke kuali besar, satu merekam data eksperimen, sedangkan empat lainnya memegang tongkat sihir sambil memandu mantra ke arah kuali.
Jika beruntung, delapan jemaat ini bisa dibagi dua kelompok untuk ditaklukkan. Harapannya keempat jemaat yang memandu mantra itu akan fokus pada tugas mereka sendiri.
Selain itu ada belasan mayat hidup. Berdasarkan hasil eksperimen awal, meski tidak membawa ancaman fatal, membiarkan mereka tanpa pengawasan akan menjadi masalah. Adapun orang yang tergantung di kuali ini——Lu Li menduga untuk saat ini mungkin masih berada di pihak manusia, mengingat kesadarannya terlihat cukup waras.
"Bersiaplah masuk untuk berburu monster, selesaikan dulu keempat anggota Kultus Kutukan Tuhan yang sedang waktu bebas." Lu Li menjelaskan situasi dalam gereja kepada semua orang, lalu mulai mengajak mereka memulai pertempuran.
Tidak perlu menunggu, tidak akan ada kesempatan yang lebih baik muncul, dan Lu Li yang sedang mengawasi pria yang sedang direbus di atas kuali besar itu tiba-tiba memiliki ide yang sangat brilian.
Dengan pasukan sekuat ini, tentu tidak mungkin mengandalkan satu orang untuk menarik monster sementara yang lain memberikan damage. Mereka semua adalah pencuri - profesi yang dijuluki raja kendali. Empat pencuri sempurna untuk memberikan Pukulan mematikan ke empat anggota kultus, lalu menerjang keempat anggota kultus yang sudah berhenti memandu mantra.
Lu Li memberikan Blind kepada targetnya, lalu berhenti memberikan damage.
Dia melompat menerjang pria di atas kuali besar itu - manusia yang masih bergulat. Pertama memotong tali yang mengikatnya, menariknya dan menyeretnya ke zona aman, terakhir mengeluarkan sebotol ramuan dan meminumkannya.
Ini adalah beberapa botol ramuan yang diberikan Ashram Varofister kepada Lu Li, konon bisa menyembuhkan wabah.
Lu Li tak sempat memperhatikan efek ramuan itu, karena rekan-rekannya di sana sudah dalam situasi sangat kritis.
Para jemaat kutukan ini levelnya cukup tinggi, HP tebal, resistensi juga tinggi. Baik efek Pukulan mematikan maupun Blind menjadi kurang efektif. Beberapa pencuri lain di TKP harus menghadapi dua atau lebih jemaat kutukan sekaligus, sementara belasan mayat hidup di sana mulai mengepung perlahan.
Andai saja kecepatan pergerakan mereka tidak lambat, mungkin pengalaman ini akan lebih buruk lagi.
Serangan jemaat kutukan sangat mematikan, sekali pukul bisa menguras setidaknya seperempat HP semua orang. Lu Li sekali lagi merasa lega telah membawa penyembuh, karena hanya mengandalkan potion darah tentu seperti setetes air di padang pasir.
Lu Li menghadang seorang jemaat kutukan sambil bertarung sambil berkata: "Semua perhatikan pergerakan, Kak Ji periksa darah semua orang, kamu sendiri juga jaga diri, kalau benar-benar tidak kuat prioritaskan keselamatan, kalau perlu kita kabur saja." Dia benar-benar khawatir terjadi pengurangan anggota tim di sini, dengan begitu banyak mayat hidup di sekeliling, dia dan Tongyan Wuji sama sekali tidak punya kesempatan menggunakan skill menghidupkan kembali dalam pertempuran.
Hujan Kekacauan!
Ini adalah skill AOE Kultus Kutukan Tuhan, terlihat mirip dengan badai salju penyihir, bisa menyebabkan kerusakan kelompok pada semua orang.
Damagenya tidak terlalu tinggi, rata-rata per orang mungkin lebih rendah dibanding damage skill individu, tapi yang menyebalkan adalah skill ini bisa menyembuhkan monster, dan itu juga menyembuhkan kelompok, Lu Li langsung merasa kesulitan tugas ini berlipat ganda.
Haruskah segini menyebalkannya? Tugas pertama saja sudah susah begini, bagaimana bisa bermain dengan gembira ke depannya nanti.
“Mungkin lebih baik mundur dulu, sepertinya tidak bisa frontal seperti ini.” Tongyan Wuji buru-buru menyembuhkan semua orang sambil berlari kencang menghindari monster mayat hidup yang mengepung.
Lu Li agak enggan, tapi dia juga sadar harus melakukan transfer strategis.
Tepat saat dia akan memberi perintah mundur, perubahan drastis tiba-tiba terjadi di medan gaya.
Manusia yang tadinya terbaring di tanah itu tiba-tiba melompat bangkit.
