MT yang disebut sebelumnya langsung menyebar.
Monster kecil langsung ditarik grup, healer yang sudah dijadwalkan segera menjaga HP MT, profesi kontrol area juga akan membantu mengoordinasi irama pertempuran, profesi AOE menutupi kerusakan area. Meskipun monster di Tanah Wabah sudah ditingkatkan drastis, tetap tak mampu menahan intensitas skill setinggi ini.
Gerombolan monster kecil terus menerjang, pergerakannya dibatasi, diserang skill area, bahkan jika ada yang berhasil menerobos akan langsung ditarik oleh warrior.
Taktik permainan ini sama sekali tidak kalah dengan pasukan militer sebenarnya.
Solomon sekali lagi merasa malu karena telah meremehkan kumpulan amatiran ini.
Sebenarnya koordinasi antar pemain jauh lebih harmonis dibanding pasukan NPC.
Pertama, pasukan NPC tidak punya voice chat, komunikasi murni mengandalkan teriakan: Jenderal berteriak, Herald berteriak, kurir berteriak, perwira lapisan bawah berteriak, teriak sana-sini sampai perintah akhirnya berubah bentuk.
Masa berlaku perintah juga tidak sesuai.
Kedua, prajurit NPC hanya punya satu nyawa.
Bagaimana mungkin mereka bisa seperti pemain yang bisa mati dan hidup kembali, dari awal sampai akhir tetap orang yang sama, sulit untuk tidak melihat. Latihan chemistry gay yang bahkan bisa terlihat dalam mimpi tentang rekan satu tim, tidakkah mungkin koordinasi mereka harmonis?
Terakhir, adalah kondisi mental para pemain ini.
Mereka tidak memiliki rasa takut, hanya akan mematuhi perintah komandan tanpa syarat.
Bahkan prajurit NPC paling berani sekalipun, mereka harus melakukan persiapan mental sebelum mati dengan gagah berani.
Tentu saja, jika pengaturan sistem mengharuskan pasukan NPC memiliki keharmonisan 100%, itu cerita lain. Setidaknya dalam game "Fajar" tidak seperti itu, setiap prajurit NPC menggunakan otak mereka sendiri untuk mengendalikan diri.
"Untuk kemuliaan-Mu, Mentor!" teriak Anglish dengan suara serak.
Dia segera mengeluarkan teriakan mengerikan jiwa lagi, jelas menyadari situasi semakin buruk. Meskipun kelompok kuat ini telah mengalihkan perhatian mayat hidup rendahan, mengurangi tekanannya dengan memisahkan banyak pasukan, tapi ini solusi sementara. Jumlah musuh benar-benar terlalu banyak.
Di luar ada beberapa mayat hidup yang tidak bisa masuk, yang di dalam terjebak mati, lawan jelas berniat menyelesaikan semi-lich ini terlebih dahulu.
Mengapa?
Mengapa ini terjadi? Perang besar baru saja dimulai, kenapa langsung menargetkan semi-lich ini?
Di markas besar Wabah di Tanah Wabah, dia bahkan tidak masuk 10 besar, tidak, bahkan 20 besar pun bukan gilirannya.
Mengapa tidak memberinya lebih banyak waktu? Andai kekuatannya meningkat satu tingkat lagi, meski jumlah musuh hari ini dua kali lipat, asal dia bisa naik level menjadi lich sejati dalam waktu dekat, dia bisa meminta tolong ke mentor barunya dari kedalaman jiwanya.
Bukan seperti sekarang yang hanya mengeluarkan rengekan marah yang menyedihkan seperti binatang buas.
Hanya saat kematiannya, orang yang memimpin ritual akan merasakan akhir kehidupannya.
Sekalipun akhirnya dendamnya terbalas, dia tetap telah meninggalkan dunia yang indah ini.
Tidak terima!
"Perhatikan BOSS mungkin akan memancing kemarahan, hunter siapkan Tembakan Penenang." Lu Li langsung menyuruh hunter mengambil alih begitu melihat BOSS mulai tak beres.
Benar, satu kemarahan yang hampir terakumulasi langsung dipaksa mereda.
Saat beberapa skill ultimate berturut-turut gagal mengatasi krisisnya, saat mayat hidup penyelamat di pinggiran semakin menipis, amarah terakhir Angrish sirna, yang tersisa hanya keputusasaan.
Dan kebencian!
Ia bukan hanya membenci orang-orang yang datang mengakhiri kehidupannya yang gemilang, tapi juga memendam kebencian pada Kel'Thuzad, mentor barunya. Mengapa mengirimnya menyelesaikan tugas pengawalan rendahan? Mengapa tak mempercepat promosinya menjadi lich?
Bersamaan dengan berakhirnya nyawa, kebencian dan keengganan ini akhirnya mencapai puncaknya.
Boom!
Lich yang hanya tersisa tulang putih itu berubah menjadi debu, bayangan putih melesat ke angkasa menuju langit Tanah Wabah.
"Tidak baik, manusia hasil konversi semi-lich akan segera datang, ayo kita pergi." Solomon langsung menerjang ke kereta kuda, berusaha mengangkat kotak di atasnya. Melihat semua orang masih diam berdiri, matanya hampir memerah karena panik: "Cepat bantu pindahkan barang-barang ini! Apa kalian mau menunggu Lich Agung datang mengejar kita?"
Lu Li sepertinya memahami maksudnya.
"Maksudmu nanti akan ada yang datang? Raja Lich? Atau Kel'Thuzad?"
"Tidak tahu. Yang penting lihat siapa yang melakukan ritual konversi untuknya. Siapapun itu, kita pasti tidak bisa melawan." Suara Solomon mulai gemetar.
"Kenapa semua kotak ini benda tugas, sialan!" Setelah memeriksa, Lu Li baru menyadari sesuatu tidak beres. Di satu kereta ada delapan kotak, semuanya benda tugas. Bahkan tidak bisa dibuka, bagaimana mau membagikan barang?
"Ini saat genting macam apa masih memikirkan itu? Bantu pindahkan! Kalian ini..." Solomon membentak marah.
"Dasar kau! Kalau nggak bagi-bagi ramuan, kerja kita sia-sia!" Lu Ba Pi membanting kaki dengan wajah galak: "Bagi barang dulu! Barang-barang ini aku jamin bakal sampai ke markas dengan selamat."
Tadi dia coba memasukkan kotak tugas ke dalam tas. Satu kotak isi satu slot.
Jangankan cuma 32 kotak (tuh kan hitungannya 4×8), sepuluh kali lipat pun 500 orang kita pasti sanggup angkut semuanya.
"Ya sudah, sudah! Aku bagi dulu!" Soloromon kaget melihat keganasan Lu Li. Secara tak sadar ia membayangkan jika tak memberi imbalan pada kelompok Lu Li, nasibnya mungkin akan sama seperti lich setengah jadi itu.
Sebenarnya Lu Li memang punya dorongan itu - meski hanya sekilas. Tak mungkin dia membunuh sekutu hanya demi ramuan dengan sifat tak jelas. Padahal dengan HP Soloromon yang masih tersisa sedikit setelah melawan lich setengah itu, mungkin cuma butuh beberapa menit saja untuk menuntaskannya.
Namun, Lu Li benar-benar mengeluarkan darah-darah untuk operasi kali ini.
Biaya waktu 500 elit guild ini, ini bukan 500 pemain biasa yang bisa menghasilkan banyak koin emas dengan mudah, bahkan sekadar menjadi pekerja leveling di desa pemula pun bisa.
Lalu, untuk menghemat waktu dan menyelesaikan pertempuran secepatnya, 500 orang ini semua mengonsumsi ramuan selama bertarung.
Ramuan untuk 500 orang, jumlah yang fantastis.
Rugi sih tidak sampai, Can Meng di sana sudah mulai meraba peralatan, dari ekspresi gadis itu sepertinya hasilnya cukup bagus.
Dia terutama berpura-pura, meski tidak mendapat ramuan, setidaknya harus membuat Solomond mengeluarkan darah—seorang perwira bangsawan, asal memberi keuntungan apa saja sudah cukup untuk mereka mendapat untung besar.
Namun yang mengejutkan Lu Li, Solomond ternyata langsung membuka kotak yang di matanya adalah benda tugas.
Di dalamnya penuh botol-botol dan guci, semua yang diambil Lu Li adalah benda tugas.
Benar-benar menaklukkan seluruh kebun binatang, kamu kejam!
"Astaga, ramuan sejahat ini tidak boleh digunakan, ini harus dimusnahkan... Yang ini masih bisa, mungkin berguna untuk kalian... Oh, akhirnya aku menemukan ramuan jenis ini, haha, Yang Mulia Pangeran pasti akan senang..." Soromon telah melupakan ketakutan akan kedatangan Lich Agung, mulai menyelami kebahagiaan meraba peralatan.
Dan dari gumamannya yang cerewet, Lu Li menemukan bahwa sepertinya orang ini bukanlah pemilik 'tangan jahat'.
