Setelah urusan benteng terselesaikan, Lu Li segera pergi menemui Mayor Soromon.
Ramuan yang mereka rampas dari semi-lich semuanya masih berada di sisi Lu Li. Tidak mungkin Lu Li menyembunyikan benda-benda ini. Bukan karena tidak ingin, tapi semua benda ini jelas-jelas ditandai sebagai benda tugas. Sekalipun Lu Li mengambilnya, tidak akan berguna.
"Elf sialan, kau datang terlambat sekali." Mata Soloromon yang tampan dipenuhi urat darah, suaranya penuh amarah.
"Terlambat lebih baik daripada tidak datang sama sekali." Lu Li berkata dengan santai.
Dia mengeluarkan kotak-kotak satu per satu dan menatanya rapi di depan Soloromon. Ekspresi perwira bangsawan itu langsung berubah cerah.
"Syukurlah! Kukira kau celaka. Bagaimana caramu kabur waktu itu? Aku dikejar-kejar beberapa Ksatria Kematian. Andai bukan karena profesiku sebagai Pengintai - pekerjaan yang biasa diremehkan anak muda bangsawan ini - nyaris saja aku tidak bisa kembali." Soloromon sangat bersyukur atas pilihan profesinya yang menyelamatkan nyawanya.
Satu pun Ksatria Kematian, ia tidak bisa mengalahkan, namun justru bisa lolos dari kejaran beberapa Ksatria Kematian sekaligus.
"Setidaknya aku berdiri di sini bukan?" Lu Li mengingatkan: "Kurasa sekarang kita harus menyerahkan tugas. Pasti markas militer sangat ingin melihat ramuan-ramuan ini."
"Hah, aku sendiri yang akan pergi." Ekspresi Soloromon sedikit berubah warna.
Ia sama sekali tidak berniat membagi kejayaan ini dengan Lu Li. Hadiah dari kotak ramuan ini lebih menguntungkan jika dinikmati sendiri daripada dibagi dua. Meski tak bisa meningkatkan pangkat militernya, setidaknya bisa melepaskannya dari pekerjaan berbahaya sebagai pengintai.
"Kamu tak sanggup melakukan ini sendirian. Jika tidak ada yang memberi tahu guildnya, saat kau mencoba merampas barang-barang ini sendirian, itu berarti kau meninggalkan pos tanpa izin." Lu Li berkata santai.
"Kamu mengancamku!" Soloromon membentak marah.
"Jangan bercanda, bagaimana mungkin aku mengancammu, Komandan? Kita adalah mitra." Lu Li menjawab dengan sopan.
"Jangan terlalu serakah, aku sudah memberikan hadiah yang seharusnya untukmu. Keserakahan akan membuatmu kehilangan nyawa," kata Soloromon kesal. Meski berterima kasih atas kontribusi Lu Li dalam misi ini, dia merasa tidak berutang budi padanya.
"Mungkin. Tapi aku sangat ingin menemui Komandan bersamamu," jawab Lu Li acuh tak acuh.
Akhirnya, Soloromon membawa Lu Li menemui komandan.
Jenderal Halford Rebane adalah Komandan Utama nominal pasukan Alliance. Disebut nominal karena kewenangannya sebenarnya hanya mencakup Legiun Ketujuh, mungkin ditambah beberapa pasukan rendahan manusia. Baik para kurcaci yang sombong maupun prajurit Alliance yang keras kepala, diperkirakan tidak akan mematuhinya.
Lu Li mengikuti Soloromon masuk ke markas, dan berhasil menemui pemimpin Legiun Ketujuh ini.
Posisinya saat ini adalah Kapten Regu Pengintai Legiun Ketujuh, dalam arti tertentu Jenderal Halford Rebane adalah komandan tertingginya.
Sang komandan tertinggi ini menerima Soloromon dan Lu Li dengan setengah hati. Bukan berarti dia sombong, melainkan karena jadwalnya benar-benar padat sampai tidak punya waktu untuk menerima perwira junior. Pangkat mayor sendiri sudah rendah, apalagi Soloromon hanya mendapat promosi ke mayor karena latar belakang bangsawan dan kelulusan akademi militer.
Apalagi Lu Li yang berpangkat letnan dua, statusnya sama sekali tidak berbeda dengan prajurit penjaga.
"Lho, kenapa kamu bisa ada di sini?" Suara berat bergema di tenda.
Lu Li yang sedang memberi hormat bersama Soloromon baru menyadari ada orang lain di dalam tenda. Matanya menelusuri sumber suara, menyapu siluet yang mulai terlihat familiar.
Old Fordring!
“Yang Mulia Sang Atasan!” Lu Li terkejut berseru, terkejutnya bukanlah pura-pura, ia memang benar-benar tak menyangka bisa bertemu Old Fordring, apalagi di tempat ini.
Ia masih ingat pertama kali melihat anggota senior itu: sebilah kapak tumpul, tumpukan kayu, seorang ksatria veteran yang sedang membelah kayu.
Lu Li memicu misi "Cinta dan Keluarga" yang hanya bisa diaktifkan Ksatria Suci, ia masih ingat ucapan Old Fordring saat itu: "Kejayaan sejati tak bisa ditentukan oleh ras atau profesi, tapi harus dinilai dari perilaku dan prinsip manusia!"
Sayangnya, Lu Li gagal menyelamatkan anaknya, Fordring Muda akhirnya mati.
Setelah kematian anaknya Thalan, Tirion Fordring bertekad membangun kembali Ksatria Tangan Perak. Ia mulai mengumpulkan mantan anggota Tangan Perak yang tersebar di berbagai wilayah. Seharusnya proses pengumpulan masih berlangsung, Lu Li tak menyangka justru bertemu dengannya di sini.
“Bertemu lagi, temanku. Kamu belum menjawab pertanyaanku, mengapa muncul di wilayah ini.” Old Fordring berkata sambil tersenyum.
Dibandingkan pertemuan pertama Lu Li dengannya, ia terlihat semakin menua puluhan tahun, namun semangatnya sangat baik.
"Dia sekarang adalah Kapten Regu Pengintai Letnan Dua Legiun Ketujuh, Yang Mulia." Soloromon menjawab dengan patuh mewakili Lu Li.
"Ya, saya datang untuk melapor informasi intelijen militer." Lu Li merespons sama.
"Rupanya kalian mengenal Yang Mulia Sang Atasan. Ini akan lebih mudah. Teman-temannya selalu dapat dipercaya." Jenderal Halford Rajendra mengamati Lu Li, lalu berkata: "Katanya kalian punya laporan intelijen untukku. Sekarang bisa disampaikan."
"Saya... tanpa sengaja menemukan rute transportasi Legiun Bencana yang mengangkut ramuan berbahaya." Soloromon berpikir sejenak, akhirnya memutuskan untuk mengklaim prestasi besar ini sendirian. Kenyataannya memang dialah yang menemukan rute ini.
Lu Li hanya diam memperhatikan tanpa bereaksi apapun.
“……Aku menemukan Letnan Dua Lu Li, kami menemukan beberapa petualang. Dengan bantuan mereka, kami melakukan serangan mendadak pada mayat hidup yang mengawal itu kemarin sore.” Soloromon menegakkan postur tubuhnya: "Kami meraih kemenangan, Yang Mulia."
“Oh, ada orang apa saja yang bertugas mengawal?” tanya Haleford Rayburn.
“Unit mayat hidup, Mayat hidup, monster jahitan semacam itu. Yang memimpin adalah semi-lich, Yang Mulia!” Soloromon tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.
“Semi-lich.” Haleford Rayburn mulai menunjukkan ketertarikan. Jika pengawalan dilakukan oleh semi-lich, setidaknya membuktikan ramuan ini memiliki nilai tertentu.
“Aku menemukan banyak ramuan terkait wabah di dalamnya.” Soloromon semakin berbangga diri.
“Apa?!” Haleford Rayburn berdiri tiba-tiba, sama sekali tak bisa tetap tenang mendengar kata 'wabah'.
“Ada beberapa jenis ramuan yang digunakan untuk propagasi wabah, Yang Mulia. Saya bawa semuanya, ada di luar. Asalkan ada apoteker yang bisa mengidentifikasi, saya pikir kita bisa mulai dari ramuan-ramuan ini untuk membuat senjata khusus dengan daya mematikan ekstra terhadap mayat hidup.” Soloromon berkata.
“Bukankah seharusnya kita menghentikan penyebaran wabah?” Lu Li tidak tahan lagi bertanya.
“Tentu saja, ini harus dilakukan.” Halford Rebane dan Soloromon saling memandang, serentak menjawab.
Lu Li menghela napas dalam hati. Dia tahu bos besar militer ini mungkin lebih memilih untuk mempelajari senjata daripada menghentikan wabah. Atau bisa juga dikatakan, selama semua mayat hidup dibunuh, secara situasi tertentu wabah pun akan terhenti.
