Namun Lu Li tetap akan menarik seluruh pasukan berkudanya ke sana.
Tujuannya sederhana: Merebut Musuh!
Begitu banyak mayat hidup di Tyr's Hand. Hanya pemain yang membunuh monster-monster ini yang akan mendapat peralatan rontok dan menambah reputasi untuk semua.
Jika semuanya dibunuh oleh kurcaci dan Ksatria Suci Tangan Perak, tidak ada hubungan emosional sama sekali dengan Lu Li, maka apakah semua kerja kerasnya, pengorbanan belasan tong minuman, hanya untuk mendapatkan persahabatan Tirion Fordring?
Lagipula, berjuang bersama sebagai rekan satu tim yang berjuang bersama adalah tempat terbaik untuk membangun persahabatan.
Bagaimanapun, pernah memikul senjata bersama, pernah berbagi "pengalaman" tertentu, pernah membagi jarahan - inilah tiga cara mengangkat persahabatan ke tingkat lebih tinggi.
Selama pasukan Lu Li terlibat dalam pertempuran Tyr's Hand, setidaknya dua dari tiga kriteria tersebut akan terpenuhi. Maka dengan penuh semangat Lu Li menyatakan kesediaannya menyumbang tenaga untuk menyerang Tyr's Hand, sambil menantang bahwa menolak bantuannya berarti meremehkan kemampuannya.
Dua atasan dari Hearthglen dan Eagle's Peak tersentuh oleh sikapnya, tentu saja tidak menentang permohonannya untuk berperang.
Tirion Fordring memang kekurangan personel di sekitarnya, sementara Penguasa Mei Zi De tidak tega mengirim kurcaci Martir-nya maju ke medan tempur.
Tentu saja, mustahil sama sekali tidak mengirim personel. Belasan petualang Kurcaci Martir bergabung dalam pasukan.
Belasan Kurcaci Martir, belasan Ksatria Suci Tangan Perak, serta sosok level BOSS Tirion Fordring menjadi kekuatan elit dalam perang besar Tyr's Hand ini. Untuk mencegah kemungkinan buruk seperti transfer Ksatria Suci yang ditawan, Tirion Fordring memutuskan segera berangkat.
"Xue'er, kamu bantu mengatur personel di sini. Nanti di sana aku akan menyuruh orang menarikmu." Lu Li ragu sejenak, lalu menolak Elf Air ikut.
"Kenapa? Bukankah Piao Ling ada di sini?" Elf Air bertanya bingung.
"Tidak perlu terlalu banyak orang yang ikut. Cukup Tangan Kiri dan Tang Yuan." Membuka portal membutuhkan tiga orang, ditambah Lu Li sudah cukup. Tapi ini bukan alasan utama Lu Li melarang Elf Air ikut. Lu Li menghela napas: "Lorong bawah tanah itu penuh kotoran burung, bahkan mayat hidup pun mungkin enggan masuk."
Begitu mendengar bahwa jalan itu penuh dengan kotoran burung, wajah kecil Elf Air langsung semburat keputihan.
Coba bayangkan saja sudah membuat takut, pantas saja Lu Li tidak mengizinkannya ikut. Dia lebih memilih menghadapi monster kuat.
Tangan Kiri Kain dan Sesame Paste Tangyuan yang lebih menderita. Mereka tidak menyangka kepercayaan Lu Li akan membawa konsekuensi seperti ini. Meski menutup semua indera, apa yang terlihat oleh mata dan terinjak oleh kaki tetap membuat mereka jijik tak tertahankan.
Para Ksatria Suci Tanpa Ketakutan, kemauan mereka begitu teguh. Mustahil mereka mengerutkan kening hanya karena persoalan kecil seperti ini.
Adapun para Kurcaci Martir, mereka sudah lama terbiasa dengan aroma seperti ini. Bahkan jika disuruh makan di tengah tumpukan kotoran, estimasi mereka tetap bisa menyantap dengan lahap.
Rombongan menyelinap melalui lumpur kotoran burung yang berjejal sangat rapat, sementara di atas langit berkerumun griffin dalam jumlah yang sangat padat.
Griffin yang sombong telah menjadi simbol semangat pantang menyerah Alliance. Kini griffin bahkan menjadi alat transportasi utama Alliance. Di setiap titik penerbangan di pelosok benua Azeroth, bayangan griffin akan terlihat membopong para petualang Alliance melayang ke seluruh penjuru benua.
Faktanya, griffin berasal dari wilayah timur Kalimdor Kuno. Setelah malapetaka Telaga Keabadian, habitat mereka hancur parah dan populasinya menyusut drastis. Mayoritas griffin yang ada sekarang, selain yang dipelihara kerajaan-kerajaan besar, berasal dari Pegunungan Alterac dan wilayah Hinterland.
Tebing hutan lebat yang dilalui Lu Li dan kawan-kawan ini merupakan lokasi terkonsentrasi sarang griffin.
Meski populasi makhluk ini tidak sebanyak dulu, konsentrasi mereka di satu tebing ini setidaknya bisa digambarkan sebagai "menyelimuti langit dan bumi".
Griffin adalah makhluk yang sangat kuat, ditambah keunggulan udara, bahkan Bencana Mayat Hidup pun tidak ingin menantang mereka. Selain itu, griffin tidak akan terinfeksi wabah - setidaknya Lu Li belum pernah melihat griffin yang terinfeksi wabah.
230 tahun sebelum Gerbang Kegelapan diaktifkan, Kurcaci Martir yang telah melewati Perang Tiga Palu dan Perang Besi Hitam pertama, karena tanah air mereka terkena kutukan, terpaksa dengan berat hati meninggalkan rumah dan bermigrasi ke utara ke benua Lordaeron, menetap di Hinterland. Dalam kehidupan sehari-hari di sana, kurcaci yang berasal dari pegunungan selatan ini perlahan menyatu dengan alam, dan menjadi partner terbaik dengan griffin yang hidup di daerah tersebut.
Sejak saat itulah Kurcaci Martir memanfaatkan teknologi canggih mereka untuk memungkinkan griffin mengangkut manusia, dan menyebarkan teknologi ini melalui saudara Tembaga dari Kaz Modan ke seluruh penjuru Eastern Kingdoms. Sejak itu, ksatria griffin mulai muncul dalam pandangan masyarakat.
Bisa dikatakan, tanpa izin Kurcaci Martir, Lu Li dan kawan-kawan meski tahu jalur ini tetap saja sia-sia.
Griffin akan mencabik-cabik orang luar yang masuk ke wilayah mereka.
"Aku tidak akan pernah datang ke tempat ini lagi." Sesame Paste Tangyuan tidak tahan lagi: "Setidaknya tiga hari ke depan aku tidak bisa makan."
"Bangsat, Yuanzi tolong jangan sebut kata 'makan' lagi di sini." Tangan Kiri Kain menahan keinginan muntah: "Lu Li kau keterlaluan, tega membiarkanku ikut! Kenapa harus aku, kenapa?!"
"Banyak omong! Jangan lihat ke bawah. Lihatlah langit biru ini, udara segar ini..." Lu Li mengepakkan sayapnya yang merah darah, hinggap di kepala kuda seorang Ksatria Suci lalu malas-malasan mengetuk bulunya.
Benar, orang ini sama sekali tidak merasa jijik karena mematikan fitur penciuman, dan sedang berubah menjadi burung gagak yang terbang bebas.
Saluran ini sangat panjang, sebagian merupakan habitat griffin, beberapa bagian harus melewati gua, sungai, bahkan ada bagian kecil rawa di lembah gunung. Rombongan ini berjuang selama lebih dari satu jam menembus hutan sebelum akhirnya memasuki Tanah Wabah.
Di area topografi yang luas namun tersembunyi, Lu Li dan Tirion Fordring sementara berpisah jalan. NPC pergi memata-matai kondisi musuh di depan, sementara Lu Li bertanggung jawab memanggil pasukan dua puluh ribu-nya.
Dua puluh ribu orang ini berasal dari aliansi tiga guild: Pedang Penghakiman, Paviliun Hujan Ringan, dan Kota Wushuang. Meski tidak semuanya anggota elit guild, setidaknya semua karakter sudah mencapai level maksimum dengan peralatan bagus. Tanpa itu, mustahil memberikan daya pukau efektif terhadap monster yang telah ditingkatkan di Tanah Wabah saat ini.
Pertama-tama menarik penyihir gelap yang bisa memanggil pintu teleportasi, kemudian membuat beberapa pintu teleportasi lagi secara berturut-turut.
Cara ini meningkatkan kecepatan menarik orang. Meski begitu, memunculkan dua puluh ribu orang di Tanah Wabah tetap memakan waktu cukup lama.
Lu Li sebagai Komandan berada di udara untuk memimpin, dia bisa mendapatkan pandangan yang lebih luas, sementara pekerjaan memimpin tim konkret semuanya didelegasikan.
"Piao Ling, kamu perlu membawa pasukan bergerak ke arah Kapel Ibadah Cahaya Suci, lalu membentuk formasi kipas di tepian Celah Pedang Iblis, jangan biarkan satu pun mayat hidup kabur. Wei Yun Dan Yue akan membawa pasukan ke arah Danau Mirada, kawal ketat Tanda Silang Corin, jangan izinkan mayat hidup masuk atau keluar..." Lu Li mulai membagi pasukan dan menyusun formasi. Target utama adalah Tyr's Hand, tapi juga harus waspada terhadap kekuatan Wabah dari arah lain yang mungkin memberi bantuan.
Saat mengepung semi-lich sebelumnya, gerakan licik si semi-lich memanggil mayat hidup itu masih membuatnya trauma.
