Setelah pertempuran usai, Pedang Penghakiman mendapat keuntungan gratis lebih dari 10 set perlengkapan.
Lu Li menghentikan niat regu untuk melanjutkan pengejaran. Dalam serangan gelombang tadi, semua kemampuan telah digunakan maksimal. Saat ini banyak skill dan efek tambahan masih dalam masa pendinginan. Meski bisa menyusul, belum tentu bisa memenangkan pertarungan. Bahkan jika menang, estimasi ulang menunjukkan harga yang harus dibayar terlalu besar, sama sekali tidak worth it.
Selain itu, titik regenerasi Pedang Penghakiman berada di dalam kota. Setiap anggota yang mati berarti kekuatan regu langsung berkurang.
Titik regenerasi Fajar Bersayap berada di posisi menara panah sebelumnya, orang-orang yang mati akan segera berbalik ikut bertempur. Semakin lama waktu pertempuran berlangsung, semakin tidak menguntungkan bagi pihak Lu Li.
Meng Hui Shisan mengumpulkan pemain Fajar Bersayap untuk berbalik arah, mencoba mengejar Lu Li dan kawan-kawan. Tapi dia tak menyangka pasukan Lu Li mundur secepat dan setegas ini. Tembok benteng yang tadi hanya diisi satu orang kini sudah dipenuhi kerumunan.
"Tidak bermoral..." Anggota Fajar Bersayap frustasi sampai ingin memuntahkan darah.
Piao Ling kembali menyelip ke barisan depan: "Bagaimana kalau kita lanjutkan? Sudah lama tidak menikmati keseruan bertengkar mulut seperti ini. Kalian senang? Terkejut?"
"Liu Jinzhu, berani tidak aku kejar-kejar kamu sampai mati?" Shiyishao menarik napas dalam-dalam.
"Kalau kamu masih memanggilku Liu Jinzhu, aku akan mengerjaimu lagi. Percaya tidak?" Piao Ling juga tak senang. Kenapa belakangan banyak yang memanggil nama aslinya? Apa nama yang dipilihnya kurang bagus? Untuk menunjukkan sikap rendah hati, dia mengorbankan kata "cantik" dan memilih "Piao Ling" yang lebih puitis dan penuh kegelisahan sok.
"Hah, serangan licik begini bermakna? Hantam! Hantam mereka sampai puas!" Shiyishao membentak marah.
Baru saja 30 lebih anggota tewas, termasuk Shiyishao yang bahkan kehilangan peralatan legenda. Wajar dia kesal. Strategi Piao Ling sebagai umpan yang mengalihkan perhatian, disusul serangan mendadak Lu Li dan pasukannya, berhasil mengalahkan Fajar Bersayap yang sebenarnya tak takut bentrok langsung.
Asalkan pasukan Pedang Penghakiman berani muncul lagi, mereka pasti akan membuat musuh-musuh itu menelan konsekuensinya mentah-mentah.
“Aduh, hampir saja kena aku tahu tidak.” Piao Ling dengan ekspresi meremehkan seolah semua orang di sini idiot, sambil mengambil alih kebencian di atas tembok benteng. Anggota Fajar Bersayap mati-matian menyerang, kereta perang dan pasukan bergerak bersama, sering terjadi orang yang di atas terbunuh.
Setelah terbunuh akan kehilangan peralatan, peralatan yang jatuh berpotensi diambil orang.
Yang bertugas mengumpulkan peralatan adalah Tangan Kiri Kain. Dengan mengenakan peralatan sampah, setelah mengambil barang hasil jarahan biasanya langsung tenggelam oleh skill, tapi kemungkinan peralatan yang sudah diambil kembali terjatuh sangat kecil.
Meskipun sekali serangan hanya bisa merebut satu item, itupun belum tentu berhasil, dalam satu pertarungan sebenarnya bisa dapat beberapa peralatan.
Lu Li mendefinisikan pertarungan ini sebagai membunuh orang dan merampas peralatan.
Tim elit Pedang Penghakiman memang terbatas, persediaan peralatan jauh kalah dibanding serikat besar. Satu pun barang yang bisa direbut tetap berharga.
“Haha, sebentar lagi runtuh, sebentar lagi runtuh.” Setelah bertarung lebih dari satu jam, Fajar Bersayap akhirnya melihat harapan. Sebenarnya mereka juga bingung kenapa bisa menghancurkan tembok benteng hingga darah tersisa, sepertinya Pedang Penghakiman sama sekali tidak membeli kereta perang di ronde ini.
“Aku harus membunuh Piao Ling, langsung menghabisinya secepat mungkin!” kata Shiyishao dengan penuh kebencian.
Dia sebelumnya beberapa kali dibunuh Lu Li, tapi Lu Li selalu membunuh dengan cepat dan langsung pergi, tidak pernah menarik kebencian dengan kata-kata seperti Piao Ling.
Mengingat tembok benteng hampir runtuh, anggota Pedang Penghakiman tentu tidak bisa terus berdiam di atasnya.
Piao Ling dan Lu Li saling memandang lalu mengangguk, sama sekali tidak terlihat gelisah.
Pasukan Fajar Bersayap beristirahat sejenak sebelum menerobos masuk melalui celah yang telah dihancurkan.
Mereka kali ini menebak dengan tepat, anggota Pedang Penghakiman memang bersembunyi di dalam. Jadi yang masuk pertama adalah profesi armor plat seperti Ksatria Suci dan Prajurit. Setelah profesi armor plat menerobos masuk, para anggota lain pun menyusul.
Begitu masuk dan mulai bertarung habis-habisan, kemenangan pun bergantian di kedua pihak.
Secara formal, Fajar Bersayap bisa dibilang meraih kemenangan tahapan. Meski dalam pertarungan frontal pun mereka belum tentu lebih unggul dari Pedang Penghakiman, situasi seperti ini jelas lebih baik daripada terus-menerus diam seperti patung di bawah tembok benteng.
"Tiga, dua, satu!"
Lu Li berteriak di saluran tim, lalu melemparkan sebuah bendera ke tanah.
Pada bendera itu tergambar ular berbisa yang mengerikan melingkar. Setelah diaktifkan oleh Lu Li, bendera itu seolah hidup kembali. Pola-pola tato sihir menyebar dari pusat bendera bagai gelombang.
Bendera Perang Wo Jin (Khusus): Letakkan Bendera Perang Wo Jin yang memberikan tambahan 50% serangan dan 50% pertahanan untuk rekan tim dalam radius 100 yard. Efek bertahan 60 detik, sekaligus memulihkan 5% HP maksimal semua sekutu dalam area setiap 2 detik selama 30 detik. Waktu Tunggu 6 jam, pasti di-drop saat maut.
Mayoritas suku troll di Azeroth kurang terkenal karena kebencian berlebihan mereka terhadap ras lain dan minimnya kerja sama.
Namun Suku Tombak Gelap dengan pemimpinnya Vol'jin merupakan pengecualian. Selama bertahun-tahun, mereka membangun status di Horde melalui tindakan nyata. Vol'jin meroket popularitasnya berkat proposal konstruktif untuk Pemimpin Thrall, sehingga liciknya troll ini menggantikan posisi politik Forsaken dan naik ke panggung sejarah.
Bendera yang dipegang Lu Li ini persis Bendera Perang Wo Jin.
Selama enam puluh detik ini, Pedang Penghakiman hampir kebal dan drastis. Banyak hal bisa diselesaikan dalam enam puluh detik.
"Mundur!"
Meng Hui Shisan juga bukan benar-benar bodoh, dia segera menyadari. Meski tak tahu properti Bendera Perang Wo Jin, setidaknya dia paham betapa dahsyatnya bendera itu. Jika tak segera kabur, mereka akan dihabisi.
"Majukan garis depan, tahan mereka!" Kali ini Lu Li menerapkan strategi berbeda dari sebelumnya.
Alasan mundurnya Pedang Penghakiman sebelumnya adalah titik regenerasi mereka di dalam kota yang tak cocok untuk pertempuran berkepanjangan. Kini dengan tembok benteng yang runtuh, titik regenerasi mereka tepat di samping celah. Bahkan jika ada yang mati, bisa cepat kembali melanjutkan pertempuran.
Skill kendali diluncurkan ke depan, berhasil menahan banyak yang berusaha kabur.
"Terus maju! Yang lain lanjutkan gerakan, gempur sampai ke titik regenerasi pertama mereka!" Lu Li tak puas hanya menahan sebagian, dia ingin lebih banyak darah tertumpah.
Di titik regenerasi pertama sudah banyak yang bangkit kembali. Mereka sama sekali tak menyangka Pedang Penghakiman begitu sombong.
Meskipun di sini sudah keluar dari cakupan Bendera Perang Wo Jin, orang yang baru beregenerasi tidak memiliki BUFF sama sekali, sementara pihak Lu Li memiliki BUFF penuh. Ditambah perbedaan jumlah personil, yang lebih banyak mati tetap anggota Fajar Bersayap.
Orang-orang yang tertahan di belakang telah dibersihkan tuntas, lebih banyak anggota Pedang Penghakiman bergabung dalam pertempuran.
Regenerasi dalam pertempuran benteng dan medan perang memiliki perbedaan kecil. Perbedaannya: regenerasi di medan perang dilakukan di lokasi terdekat, sedangkan di benteng bisa dipilih. Kesamaannya: kedua jenis regenerasi sama-sama membutuhkan waktu tertentu.
Oleh karena itu, proses regenerasi anggota Fajar Bersayap memiliki selisih waktu.
Sebagian dari mereka langsung terbunuh saat baru beregenerasi, sebagian lagi masih dalam proses regenerasi. Secara total, jumlah mereka selalu lebih sedikit daripada Pedang Penghakiman.
Dalam game, ini disebut lubang plot kill!
Orang-orang di titik regenerasi pertama dibunuh habis.
