Dengan hampir seluruh peralatan Tier 2 dan senjata Pedang Persaudaraan, Mu Qiu hanya dengan equipment saja sudah berada di puncak tertinggi versi saat ini.
Lalu, Ksatria Suci sekuat ini akan menunjukkan performa seperti apa di panggung kecil?
Banyak orang memperhatikan pertandingan level rendah ini, selain para pemain Ksatria Suci, juga termasuk banyak tokoh penting di lingkar profesi. Yang mereka perhatikan bukanlah hasil kemenangan/kekalahan, melainkan apakah lompatan Mu Qiu dari peran penyembuh ke damage akan sukses.
Jika Mu Qiu benar-benar berhasil, maka semua strategi penargetan terhadap Pedang Penghakiman harus disesuaikan ulang.
Pasukan Pedang Penghakiman semakin kuat. Awalnya hanya formasi damage dari Lu Li dan Moonlight yang mudah dilawan, kemudian ditambah Fat Monkey dan Mao Mao Ai Chi Rou. Meski kemampuannya mungkin belum matang sepenuhnya, performa mereka semua cukup menonjol.
Di mata banyak orang, posisi Mu Qiu hampir sama dengan Luo Ying Hui Yi - berada di ambang pinggiran.
Kini, figur pinggiran ini ingin menghancurkan stereotip diri mereka di benak orang lain. Lompatan dari penyembuh ke damage benar-benar sebuah transisi konseptual yang besar.
Lawan pertama adalah seorang penyihir, penyihir mengalahkan Ksatria Suci dengan mudah, setidaknya versi saat ini memang seperti itu.
Penyihir yang turun ke arena agak gugup, bukan karena merasa bukan tandingan Mu Qiu. Dengan semangat membara, ia mulai berimajinasi tentang kemuliaan setelah mengalahkan seorang pemain bintang - meski sang pemain bintang ini nekat memaksakan diri bermain sebagai damage dealer.
Pertempuran pun pecah. Mu Qiu langsung menerjang ke depan lawan, pedang besarnya memancarkan cahaya putih yang dihujamkan ke arah kepala.
Sang penyihir kaget, buru-buru melepas Cincin Es dan teleportasi untuk menjaga jarak.
Sayangnya responsnya terlambat. Sabetan pedang itu langsung menghabiskan seperempat HP-nya yang belum sempat diberi perisai. Dari area penonton terdengar rintihan tertekan, diselingi sorakan gembira para Ksatria Suci yang melihat keyakinan dari serangan Mu Qiu ini.
Ksatria Suci memang lemah, sangat sedikit profesi yang lebih lemah darinya.
PvP liar jauh lebih lemah dibandingkan pejuang dan pencuri, apalagi menyamai penyihir yang hampir sempurna meng-counter mereka. Di dungeon mereka hanya punya sedikit ruang bertahan hidup, nilai utama mereka terletak pada aura, penyembuhan suci, dan kemampuan melindungi.
Adegan yang disaksikan semua orang sekarang ini membuktikan: dengan peralatan bagus, Ksatria Suci bisa menguras separuh nyawa penyihir hanya dengan sekali tebas.
Tentu saja, mereka yang benar-benar punya visi strategis tidak segitu optimisnya. Perbedaan tingkat peralatan, penyihir yang tidak membuka perisai - dipotong senjata langka dari profesi jarak dekat seperti ini, bahkan tanpa Pedang Persaudaraan di tangan pun damage-nya kurang lebih segini.
Penyihir dari Three Palaces and Six Courtyards ini mulai panik.
Hilang sudah kewibawaannya yang dulu meremehkan profesi Ksatria Suci. Dengan tergopoh-gopoh dia memberikan buff pada diri sendiri, memasang perisai, baru kemudian mulai menyerang lawan.
Sepanjang proses ini, Mu Qiu tetap menunggu dengan sabar. Baru setelah serangan itu benar-benar menghantam tubuhnya, dia mulai membalas.
Kerusakan yang ditimbulkan penyihir pada tubuhnya sangat minim, mengingat ini adalah profesi armor plat dengan pertahanan tinggi dan darah tebal. Ditambah kesenjangan peralatan yang signifikan - setidaknya penyihir ini tidak memiliki satupun peralatan T2, atau bahkan peralatan legenda. Setelah menilai kerusakan yang diterima, Mu Qiu kembali mempersempit jarak antara mereka.
Dalam PK melawan karakter jarak dekat, penyihir harus selalu menjaga jarak yang aman.
Namun penyihir ini jelas tidak memiliki kemampuan pergerakan yang memadai. Selanjutnya, Mu Qiu terus menempel dan menghajarnya tanpa ampun, mengakhiri pertempuran dengan cepat.
Lawan kedua adalah prajurit. Kapten tim Three Palaces and Six Courtyards mungkin menyadari ketidakunggulan karakter jarak jauh, sehingga memutuskan untuk mengerahkan karakter jarak dekat untuk bentrok langsung dengan Mu Qiu.
"Mu Qiu sudah bertarung satu ronde, darah tersisa 65%, menurutmu Lu Li apakah dia bisa mengalahkan lawan berikutnya?" Deep Tone Secepat Angin berkomentar dengan penuh semangat. Pria ini mahir menguasai berbagai gaya komentar, setidaknya gaya kekanak-kanakan seperti ini tidak bisa ditiru oleh Lu Li.
"Kau tebak apakah aku mau menebak atau tidak." Lu Li menyelipkan humor kecil.
"Halah, jadi nggak seru dong." Deep Tone Secepat Angin memandang Lu Li dengan kepedihan tersembunyi.
"Kamu saja yang asyik main tebak-tebakan. Menyuruhku menebak hal yang sudah pasti jelas-jelas menghina kecerdasanku." Lu Li enggan menjawab persoalan seperti ini.
"Jangan begitu dong. Meskipun kamu sangat yakin pada Mu Qiu, masa nggak mau nebak sama sekali?" kata Deep Tone Secepat Angin.
"Begini saja. Kita berdua yang nebak. Aku nebak Mu Qiu bisa menuntaskan pertarungan arena. Kamu bagaimana?" Lu Li melontarkan pandangan provokatif.
"Maksudmu merebut efek ketiga dan masih bisa menang?" Deep Tone Secepat Angin awalnya tidak ingin menerima tantangan, tapi perkataan Lu Li ini terkesan berlebihan. Meski Mu Qiu cukup hebat, tapi Sangong Liuyuan masih punya kekuatan. Bukankah mengirim tiga orang dengan strategi efektif masih mungkin kalah?
"Kalau kalah, aku akan menjawab pertanyaan. Kalau menang, aku dapat hak untuk tidak menjawab satu kali. Bagaimana?" kata Lu Li dengan tenang.
"Aku juga ikut bertaruh, sama dengan taruhan Lu Li. Kalau kamu menang, aku jawab pertanyaan. Kalau kalah, aku juga punya hak untuk tidak menjawab satu kali." Elf Air menambahkan sambil mengikuti dari belakang.
"Apa kamu pernah bertarung dengan Mu Qiu sampai tahu kemampuan sebenarnya?" tanya Deep Tone Secepat Angin curiga.
"Tidak." jawab Elf Air.
"Lalu kenapa kamu begitu mempercayainya?" Deep Tone Secepat Angin sama sekali tidak paham.
"Aku tidak mempercayainya. Yang kupercaya adalah Lu Li." Elf Air menjawab dengan logika yang terasa sangat wajar.
"Haa!" Deep Tone Secepat Angin menutupi wajahnya dengan frustrasi: "Gelombang makanan anjing ini benar-benar disebar tiba-tiba. Baiklah, aku setuju. Bagaimanapun aku tidak percaya Mu Qiu bisa membunuh dua. Kalian berdua lihatlah panggung sekarang, darah Mu Qiu sudah hampir habis. Prajurit ini saja belum tentu bisa diselesaikannya."
"Mengapa semua orang mengabaikan fakta bahwa dia pernah menjadi penyembuh?" Lu Li diam-diam menyalakan lilin untuk Deep Tone Secepat Angin.
"Maksudmu...?" Deep Tone Secepat Angin tiba-tiba tersadar.
Di arena, perubahan situasi telah terjadi. Melihat darah Mu Qiu terkuras lebih dari setengah, Prajurit Gila diam-diam bersukacita, mengira atlet esports ini akan berakhir di tangannya.
Tak disangka, Mu Qiu tiba-tiba mengangkat tangan dan memberi diri sendiri heal.
Haa!
Suara memuntahkan darah memenuhi arena, semua orang baru tersadar belakangan bahwa Mu Qiu sebenarnya adalah pemain profesional berorientasi penyembuhan. Meski sudah mengganti peralatan, mempelajari skill baru, bahkan mereset ulang skill point melalui tugas, semua ini tak bisa mengubah fakta bahwa dia pernah menjadi paladin penyembuh.
Skill yang seharusnya dikuasai paladin penyembuh hampir semuanya dia kuasai, dengan teknik yang sangat mahir.
Semburan penyembuhan dari gerakan tangannya ini tak terlalu besar, mengingat seluruh tubuhnya berbalut peralatan damage. Tapi aksi ini cukup untuk menghancurkan hati prajurit gila yang memang sudah resah.
Deep Tone Secepat Angin tahu dirinya telah kalah. Dia menyadari terlalu berbangga diri, mengira bisa mempermainkan Lu Li dan Elf Air dengan mudah, tapi lupa mempertimbangkan common sense bahwa Mu Qiu dulunya adalah paladin penyembuh.
Sebenarnya, orang biasa belum tentu bisa mempertimbangkan hal ini. Meski bisa menyembuhkan diri sendiri, belum tentu bisa mengalahkan tiga lawan. Kalau setiap orang bisa seperti ini, bukankah kelas seperti Ksatria Suci, Druid, atau Shamans akan mendominasi pertarungan arena?
