Karena dia tidak takut, maka ini akan lebih mudah.
Seorang MT menahan BOSS di posisi yang ditentukan Lu Li, sementara yang lain menyerang. Posisi awal Piao Ling berada di area karakter jarak jauh. Begitu BOSS mengikat Hai Feng dengan kusut melilit dan mencoba menyerang karakter jarak jauh, Piao Ling harus mengangkat tangan untuk mengejek BOSS.
Dengan demikian BOSS akan lupa target aslinya dan berlari untuk memukul Piao Ling.
"Jangan menarik monster sambil memejamkan mata, nanti dihabisi dan DKP-mu dipotong!" suara Lu Li meninggi, jangan dikira dia tidak tahu hanya karena membelakangi: "Tarik monster ke posisi Feng Shao. Hai Feng, setelah efek lilitanmu hilang, pergilah ke area karakter jarak jauh dan siaga!"
Terciptalah siklus di mana dua MT berdiri di posisi berbeda. Begitu satu terikat, yang lain akan mengejek BOSS, lalu keduanya bertukar posisi.
Guide semacam ini sangat umum di kehidupan sebelumnya Lu Li, hampir menjadi pengetahuan yang diketahui semua orang.
"Tapi sekarang semua baru saja mulai mengenal dungeon Zul'Gurub, efek kusut melilit dari Imam Besar Mar'li belum pernah muncul dalam mekanisme dungeon sebelumnya. Kapan orang pertama yang 'makan anggur' ini akan muncul masih menjadi misteri."
"Mungkin ada yang langsung mendapat pencerahan, atau mungkin kita harus mengalami wipe berulang selama belasan hari."
"Namun, Lu Li tak pernah meremehkan orang lain. Kelompok panduan BOSS yang terdiri dari ribuan orang ini mampu memanfaatkan berbagai profesi dalam tim, membuat berbagai strategi sesuai lingkungan dalam hitungan menit."
"Dua MT yang bertukar posisi sesekali bukanlah hal yang mulia."
"Kenapa MM Air hari ini diam saja? Apa sedang chat pribadi dengan Lu Li?" Tampaknya aktivitas dungeon memang tidak memberikan tekanan berarti bagi atlet esports, Fat Monkey tak bisa diam terlalu lama.
"......" Air MM melirik Fat Monkey sejenak lalu tetap diam.
“Bicara apa lagi sama kamu, urusan chat pribadiku sama Lu Li ngapain kamu ikut campur, orang lajang!” Lu Li tentu harus membela pacarnya saat ini, mengejek tanpa ampun si anggota yang mengganggu chat pribadinya dengan Hai Feng.
“Haa.” CRIT 10.000 damage, Fat Monkey yang cuma punya 3-4 ribu HP hampir tumbang.
“Waduh, buat apa sih sakiti orang segitu, kemarin Kakak Senior masih mentraktir kita makan.” Biru Muda Laut Angin tidak tega melihatnya, menurutnya sikap Lu Li belakangan semakin keterlaluan dan tidak peduli perasaan orang lain.
“Diamlah orang lajang, fokus tarik monstermu!” Lu Li melototi dia.
Biru Muda Laut Angin sempoyongan, merasa hatinya juga terluka. Saat menengok ke anggota lain, masing-masing bertarung dengan penuh keseriusan, seolah sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.
Mau gimana lagi, sebagian besar anggota memang lajang. Siapa yang mau mendekat hanya untuk dilukai oleh Lu Li?
Baik anggota Pedang Penghakiman, tim Kota Wushuang maupun Paviliun Hujan Ringan, semua merasa klub ini sudah tidak bisa dipertahankan. Dua kapten terus-menerus memberi makanan anjing tanpa kendali, belum lagi sekarang mulai melukai anggota lainnya.
Klub yang tidak tahu menghargai orang lajang, apa lagi makna untuk bertahan?
Mungkin emosi menggerutu inilah yang membuat semua orang mengeluarkan damage maksimal. Malangnya Imam Tingkat Tinggi Marlo, meski Sistem telah memberitahunya bahwa dia adalah BOSS luar biasa yang bisa membuat petualang tak tahu diri ini merasakan ketakutan, fakta justru menamparnya keras. Dia merasa tubuhnya terasa kosong, sama sekali tidak bisa mengeluarkan tenaga.
Saat HP turun sampai 25%, Imam Tingkat Tinggi Marlo mulai memanggil anak buah secara gila-gilaan.
Dia merasa dirinya harus menunjukkan eksistensinya, para petualang hina ini harus membayar dengan darah. Sayangnya dia tidak mengerti apa yang dibicarakan pemain, kalau tidak pasti dia akan tahu bahwa yang dihadapinya bukan sekelompok manusia.
Melainkan sistem grup orang lajang!
Bagaimana mungkin laba-laba mengalahkan makhluk anjing!
Labah-labah Kecil dikendalikan dengan gila oleh Fat Monkey melalui AOE, menjadi sasaran pelampiasan kemarahannya.
"Setelah game kita semua makan di Restoran Quanfu, traktiran aku!" teriak Fat Monkey: "Tapi dua orang tertentu dilarang ikut, kalau mau ya bayar sendiri, Hmph!"
"Terkekeh." Lu Li menatapnya sambil mengeluarkan tawa sarkastik: "Acara kumpul-kumpul orang lajang buat apa diikuti? Undang pun belum tentu aku mau. Kakak Senior, jangan lupa persiapan pertandingan nanti, ingat tinggal sekitar sejam lagi jadwal turunmu."
"Kapan keputusan ini diambil? Bukannya sudah disepakati Nuoyu yang akan maju?" Fat Monkey membelalakkan mata penuh keheranan.
"Baru saja diputuskan. Aku sengaja tidak ingin kau tinggal untuk memperebutkan mount." Ekspresi Lu Li memancarkan melankolis terang: "Siapa suruh aku kapten tim? Waktu menghasutku tidak mikir konsekuensi balas dendam ya?"
"Iya, ngapain cari-cari masalah Lu Li sama Air MM? Mereka kan tidak mengganggu siapa-siapa." Begitu melihat pandangan Lu Li, Biru Muda Laut Angin langsung berbalik haluan. Di luar masih banyak orang yang mengantri sebagai pengganti, lagipula tanpa MT nomor satu Fajar pun tidak masalah.
Pembunuhan Pertama memiliki probabilitas tinggi menjatuhkan mount, ini hal yang tidak perlu diragukan lagi.
"Ahem, bos... Kalian berdua memang tidak ingin ikut perkumpulan juga tidak apa. Nanti surat suhu masak hidangan engan dikirim, kalian bisa menikmati makan malam romantis dengan cahaya lilin berdua." Fat Monkey memang bukan tipe orang yang berprinsip.
Seiring canda mereka, HP BOSS semakin mendekati akhir.
Tahap Amuk terakhir menyebabkan banyak korban jiwa, namun akhirnya semua berhasil mengalahkan BOSS. Fat Monkey bergumam: "Mengalahkanmu... mengalahkanmu... kau yang menyiksaku..."
Jelas terlihat, semua secara spontan membayangkan BOSS sebagai Lu Ba Pi yang sedang dipukuli.
"Meng Meng istirahat dulu, baru meraba peralatan." Karena BOSS sebelumnya sudah diraih Pembunuhan Pertama oleh Pedang Penghakiman, tak perlu terburu-buru. Lu Li akhirnya mengizinkan semua bernafas, menunjuk Fat Monkey: "Kakak Senior, jangan pengecut. Kalau ingin duel denganku mudah saja, ayo kita tancapkan bendera duel."
Tancap bendera adalah cara sparing paling adil dan ramah.
Pecundang akhir takkan mati, hanya akan berlutut mengaku kalah dengan serangan terakhir, tanpa kerugian Daya Tahan peralatan - metode PK paling umum di "Fajar".
“Hah, ini namanya bukan mengganggu orang? Bagaimana mungkin aku bisa mengalahkanmu.” Fat Monkey menolak.
Meski ingin menghajar Lu Li seratus kali, dia masih menyadari kemampuan diri. Melawan Moonlight, terkadang dia bisa menang sekali. Tapi melawan Lu Li, jelas dia bukan tandingan. Untuk apa melakukan hal yang membuat diri sendiri diinjak-injak orang, apalagi di depan banyak rekan?
“Bagaimana kalau aku melepas satu peralatan?” Lu Li melepas bracer-nya.
“Ini kan kamu yang melepas sendiri, bukan permintaanku. Jadi bukan kamu mengalah.” Bola matanya berputar licik. Dia mengukur kondisi peralatan Lu Li, merasa melepas satu item memang ide bagus.
“Jangan naif. Meski tanpa satu peralatan, dia tetaplah Lu Li.” Piao Ling tidak tega melihat Fat Monkey, sesama orang lajang, dihajar habis-habisan.
