“Sial, kalau sampai aku tak berani terima tantangan meskipun sudah dikasih keringanan satu peralatan, bukannya itu berarti aku pengecut? Lebih baik kalah tapi tetap punya harga diri.” Fat Monkey berseru keras, jelas terlihat kesombongan dalam dirinya.
Sudah sampai di titik ini, meski Piao Ling tak yakin padanya, yang bisa dilakukan hanya memberi dukungan diam-diam.
Area ini sudah bersih dari monster, cocok dijadikan arena PK. Keduanya cepat memasuki status pertempuran. Begitu PK resmi dimulai, Lu Li langsung masuk status penyamaran.
Wajar saja pencuri berlaku mesum saat duel dengan penyihir. Meski sudah melepas satu peralatan, bahkan di masa kejayaannya pun dia tak berani frontal menyerang penyihir sekelas Fat Monkey.
Dalam kondisi apapun, begitu pertempuran mulai, Lu Li selalu mengerahkan sepenuhnya. Saat sparing dengan Elf Air pun dia jarang memberi keringanan – Elf Air yang sombong juga tak suka diberi kelonggaran sengaja – apalagi terhadap maniak pertempuran seperti Fat Monkey.
Fat Monkey siaga penuh, waspada setiap saat terhadap kemungkinan Lu Li memutari punggung dan menyergapnya.
Saat ini yang diuji adalah kesabaran dan kemampuan pengamatan, serta kemampuan persepsinya. Fat Monkey diam-diam telah mengganti dua peralatan cadangan penambah persepsi, sangat cocok untuk melawan pencuri dengan kemampuan penyamaran luar biasa seperti Lu Li.
Secara samar-samar, Fat Monkey sudah merasakan ada yang mendekati dirinya.
Seperti ada bayangan kabur yang muncul di otaknya, tepat di sebelah kiri belakangnya. Tanpa pikir panjang, dia langsung menyapu area tersebut dengan Ice Cone, semburan angin berputar-putar menggulung wilayah itu.
Namun, Lu Li tidak terpancing keluar.
Ekspresi Fat Monkey berubah serius, tongkat sihirnya disentakkan keras ke belakang. Prediksinya tidak salah - saat dia menyapu area dengan Ice Cone, Lu Li sudah berhasil melesat ke belakangnya.
Mungkin, bahkan persepsi akan kehadiran Lu Li yang dirasakannya barusan, sengaja diizinkan oleh Lu Li sendiri demi menyergap bagian belakang Fat Monkey.
"Bagus." Respons Fat Monkey sungguh mengagumkan, bahkan para ahli seperti Moonlight pun memuji. Pasalnya Fat Monkey menggunakan serangan biasa dengan tongkat sihirnya. Sekocokan tongkat beruntung ini bisa menyedot Lu Li keluar dari kondisi menyelinap, sehingga skill menyergap tidak bisa digunakan. Kalau kurang beruntung, setidaknya bisa menyela skill yang sedang dipersiapkan.
Jika skill terkena serangan, Sistem akan menghakimi skill tersebut sebagai gagal atau mengurangi efeknya.
Bila dihadapkan pada jagoan PK biasa, mungkin mereka takkan memilih mengocok dengan tongkat. Mereka akan memakai Bintang Es Baru untuk membekukan Lu Li, lalu kabur dengan kilatan cahaya—hasil asumsi sembarangan yang nyaris mustahil terwujud.
Lu Li si jagoan level dewa, mana mungkin kalah dengan respons level medioker seperti itu?
Jadi dengan Houzi menggunakan tongkat untuk menyerang, sementara Bintang Es Baru tetap ditahan di tangan, ia dapat mempertahankan kekuatan menggentarkan yang cukup terhadap Lu Li. Lu Li harus mempertimbangkan kemungkinan kapan saja Houzi akan menggunakan Bintang Es Baru yang masih disimpannya.
Pisau belati Lu Li berhasil ditahan oleh tongkat sihir Houzi. Sistem menghakimi skill-nya gagal, hanya menyebabkan kerusakan lemah pada Houzi, bahkan tidak berhasil membuatnya Pusing meski sedetik pun.
Tapi responsnya cukup cepat. Ketika Houzi berbalik badan, Lu Li sudah menghilang lagi.
Selanjutnya mereka bertarung beberapa putaran lagi, pada dasarnya imbang. Bahkan ketika Houzi terdesak, ia selalu bisa membalikkan situasi tanpa terjebak dalam kondisi sudah pasti mati. Orang yang awam PK pun mulai percaya Houzi telah mencapai tingkatan yang mampu menghadapi lawan sekelas Lu Li - mengingat sebelumnya saat melawan Xiao Mo, Houzi hampir selalu terdesak dalam pertarungan.
Di momen genting ini, ada yang menganggap Fat Monkey punya kekuatan untuk menjadi Xiao Mo kedua, tapi banyak yang menganggapnya sebagai lelucon kosong.
Bahkan di antara serikat mereka sendiri, ada yang merasa ini hanya cara serikat kami membanggakan diri secara berlebihan.
Beberapa saat kemudian, Fat Monkey mulai limbung. Lu Li tetaplah Lu Li. Seperti kata Moonlight, taktik licik Lu Li mengharuskan lawannya menyelesaikan pertarungan dengan cepat, semakin lama ditunda semakin kecil kemungkinan menang.
Akhirnya Fat Monkey kalah telak. Meski Lu Li melepas sebuah bracer, tak ada yang hadir menganggap Fat Monkey tidak hebat.
"Kemajuan Kakak Senior sangat cepat." Lu Li memberikan penilaian singkat.
Sebagai yang terlahir kembali, Dia tahu betapa mencengangkannya bakat game Fat Monkey. Itulah sebabnya Dia mati-matian menarik Fat Monkey dan Hujan Maret ke kubu-nya. Tapi mengetahui lewat cerita berbeda dengan menyaksikan langsung.
Dia masih sangat terkejut, bahkan ada sedikit rasa iri.
Untuk bisa mencapai tahap seperti hari ini, Lu Li telah mengorbankan banyak usaha dan akumulasi pengalaman dari kehidupan sebelumnya. Dibandingkan Fat Monkey, sebenarnya dia sudah bermain "Fajar" selama hampir tiga tahun.
"Ah, tetap tidak bisa menyaingimu. Bagaimana kalau kau lepas satu peralatan lagi, kita bertarung sekali lagi." Fat Monkey merasa sangat menyesal karena gagal menang.
"Hari ini cukup, sekarang waktunya untuk dungeon." Lu Li menggelengkan kepala menolak.
Level kemampuan Fat Monkey saat ini sudah tetap, tidak akan ada peningkatan kualitatif meski bertarung lagi. Bahkan jika dia melepas satu peralatan lagi, hasilnya tetap sama. Tentu saja, jika dipaksa melepas beberapa peralatan, dia pasti akan kalah, tapi itu tidak ada artinya.
Seorang jagoan tanpa peralatan dan skill, tentu tidak bisa mengalahkan pemula yang memiliki peralatan dan skill.
Tapi hal seperti ini juga tidak bisa membuktikan bahwa pemula lebih hebat dari jagoan.
"Ada yang butuh Batu Sintetis ini?" Lu Li mulai membagikan peralatan. Batu penguat dan material langka langsung dimasukkan ke tasnya, sementara peralatan emas dan Emas Gelap tetap mengikuti aturan lama. Batu Sintetis dibagikan sesuai kebutuhan anggota tim.
Barulah giliran peralatan legenda.
Cincin Zanji'er!
Cincin legenda! Mata Lu Li langsung berbinar. Perhiasan sihir legenda ini pasti tidak akan gagal dilelang lagi.
Tingkat drop perhiasan lebih rendah dibanding peralatan biasa. Ada anggapan bahwa perhiasan secara otomatis naik satu tingkatan - perhiasan legenda bahkan lebih langka daripada komponen set legenda, apalagi perhiasan sihir serbaguna yang persaingannya sangat sengit.
Benar saja, begitu barang ini muncul, semangat semua orang langsung terbakar.
"20." Mao Mao Ai Chi Rou langsung menawar. Dari dua cincin yang dipakainya, salah satunya adalah peralatan Emas Gelap. Melihat peralatan legenda dengan statistik bagus, tentu tidak boleh dilewatkan.
Semakin banyak orang mulai mengajukan nilai poin, skor dengan cepat melonjak di atas seratus poin.
“120！” Mao Mao Ai Chi Rou mengeluarkan skor yang lebih tinggi, para pesaingnya mulai diam.
"Mao Mao, apa kamu tidak ingin mount?" Jievika bertanya bingung. Sebagai Shadow Priest yang juga damage dealer sihir, dia sama-sama mengincar cincin legenda ini. Di luar sana, bahkan kalau bangkrut pun belum tentu bisa membeli equipment seperti ini.
"Nggak mau. Adakah mount yang lebih keren dari mount kita sendiri?" Mao Mao Ai Chi Ro dengan santai memanggil mountnya.
Seekor kuda perang merah tua dengan tapak api neraka, sangat cantik dan epik...
Jievika langsung kehilangan semangat. Baru ingat, Druid dan Ksatria Suci punya mount spesialisasi kelas. Terutama mount Druid, memang lebih bagus dari banyak mount spesial. Mereka memang tidak perlu menyimpan DKP untuk bid mount.
