Secara teknis, Rexxar bukanlah pemburu sejati. Ia hanya bisa membawa hewan peliharaan, sedangkan sebagian besar skillnya lebih condong ke prajurit gila.
Maka, Lu Li melihat campuran darah orc-ogre berpostur raksasa ini menarik dua kapak besar secara terbalik dengan kecepatan maju ke medan tempur prajurit, masuk ke kerumunan lalu mengayunkan kapak besar untuk melancarkan serangan angin puyuh.
Bukan hanya para pemburu yang mengagumi Rexxar karena berhasil menangkap Misha sebagai hewan peliharaan legendaris, para prajurit pun sama-sama memuja Rexxar.
Terutama prajurit dari faksi Horde, selain segelintir pemain yang bingung dengan profesi Thrall lalu menyembahnya sebagai prajurit, banyak yang setelah menyaksikan keganasan Rexxar menjadikannya pemimpin semangat prajurit gila idaman mereka.
Lembah Tombak yang sudah malam hari sebenarnya tidak terlalu suram, cahaya samar bulan sabit menyinari Tanah Berduka, bintang-bintang pun berkedip-kedip di ketinggian.
Namun, ketika kilatan cahaya putih kematian bermunculan satu per satu, barulah lembah ini benar-benar menjadi terang benderang bak siang hari. Lu Li bahkan mengangkat tangan untuk meneduhkan matanya. Bukan karena tak tega menyaksikan, melainkan intensitas kematian yang sedemikian menyilaukan.
Hanya dari satu gelombang serangan ini saja, setidaknya tiga puluh pemain dari Ibu Kota Kejayaan meregang nyawa di tempat.
Ini masih berkat kesadaran pertempuran klub besar yang luar biasa hebat. Pemain-pemain berusaha memposisikan diri secara tersebar, sehingga area yang terkena imbas skill hanya mencakup puluhan orang saja.
"MT, para pejuang, maju! Maju! Yang lain mundur!" Xishan Bai sampai seakan-akan arwahnya hampir terlepas, meski responsnya cukup cepat. Dia tahu BOSS level setara ini mustahil dilawan, yang bisa dilakukan hanyalah meminimalisir kerugian.
"Bunuh kerabatku, serang Mishaku, yang paling parah malah bangunkan tidurku. Siapa yang beri kalian nyali?" Rexxar mengaum lagi, mengangkat kapak besarnya tinggi-tinggi lalu menghujamkannya ke arah posisi pemain. Skill ini termasuk tipe garis lurus dengan lebar yang cukup, semua pemain di jalur skill kecuali yang pertahanan tinggi atau membuka keringanan damage tepat waktu, sisanya langsung dihabisi total.
"Gila, benar-benar monster!" Lu Li tertegun seperti patung menyaksikannya.
Lu Li tahu Rexxar kuat, tapi tak menyangka sampai segitu. Soalnya di kehidupan sebelumnya, dia cuma baca deskripsi bos besar ini dari thread forum yang isinya kabar burung - itu pun kejadian di era level 70.
Dulu banyak orang iseng yang membuat daftar NPC tangguh di "Fajar", meski Rexxar tidak masuk ranking teratas, tapi umumnya dianggap setidaknya selevel dengan Jaina.
Sekarang Lu Li percaya, tidak percaya pun tidak bisa, dan dia juga mulai menghindar ke segala arah untuk bertahan hidup.
Rexxar tidak memperhatikannya, mungkin dalam pandangan half-orc campuran darah ini, semua yang hadir hanyalah sampah. Kalau semuanya payah, buat apa repot memperhatikan apakah Lu Li dari Alliance atau NPC? Pokoknya semua sampah harus mati.
Lu Li tidak ingin mati, setidaknya tidak sekarang. Selama dia masih hidup, Ibu Kota Kejayaan akan terus menyimpan secercah harapan untuk menyelesaikan tugas.
Meski Xishan Bai menyuruh semua kabur, dia tetap membuat dua persiapan. Masih memerintahkan MT untuk mencegah BOSS. Menurutnya, selama bisa menahan BOSS dan menahan serangannya, tidak ada BOSS yang tidak bisa ditaklukkan.
"Kembalikan padaku!" Rexxar menghentakkan kaki dengan keras (berbasa-basi?), lalu pemain yang sudah lari 100 yard dan hampir bisa menggunakan hearthstone untuk teleportasi, tiba-tiba terteleportasi ke sisinya.
Akhirnya, keputusasaan mulai menyebar di hati semua orang, seolah-olah bahkan melarikan diri pun menjadi harapan yang mustahil.
"Lawan mereka habis-habisan!" Xishan Bai menggigit giginya, berteriak: "Serang terpusat beruang itu, meski tak bisa membunuhnya, setidaknya bunuh hewan peliharannya!"
Masih bisakah disebut pawang kotoran jika tak memiliki tuan?
Lu Li berusaha mempertahankan status penyamaran, seolah melihat harapan untuk bertahan hidup. Ia bergerak di posisi diagonal dengan Rexxar dalam radius 100 yard - cukup jauh untuk menghindari jangkauan skill, namun tidak terlalu jauh sampai ditarik kembali.
Orang-orang Ibu Kota Kejayaan tidak akan sepengecut dirinya.
Mereka telah dibangkitkan semangat kompetitifnya oleh Xishan Bai, tampaknya bertekad bulat untuk mengalahkan beruang amuk Misha, membuat sang pawang kotoran Rexxar juga merasakan sakit yang menusuk.
Mungkin justru karena krisis sang tuan beruang ini membuat Rexxar tenggelam dalam keadaan genting - Ia MENGAMUK!
Rexxar yang tidak Amuk saja sudah bisa membunuh instan, apalagi Rexxar yang sedang Amuk benar-benar mampu menghancurkan langit, bumi, dan segalanya. Pemain Ibu Kota Kejayaan yang tersisa seperti daun kering diterpa angin kencang, ratusan orang dihabisi secara tuntas dalam waktu yang sangat singkat.
Lu Li selalu mempertahankan jarak tepat 100 yard dengan Rexxar.
Setelah pertempuran berakhir, Rexxar memang tidak menyerangnya. Dia justru bergegas mendekati Beruang Buas, dengan penuh kasih membopong sang beruang, lalu buru-buru menuju kedalaman lembah.
Sebelum Rexxar muncul, HP Beruang Buas sudah terkuras lebih dari setengah. Ditambah lagi serangan terpusat yang diterimanya, benar-benar luka parah.
"Cepat masuk dan mulai bekerja, perhatikan penyamaran. Ogres di sini tidak bisa dilawan. Jika ketahuan ogre, jangan melawan, langsung mati saja. Yang lain juga jangan menyelamatkan. Kita hanya mengambil peralatan. Saya estimasi anggota Ibu Kota Kejayaan akan segera kembali." Lu Li memberi kabar pada Serangga dan timnya untuk memasuki wilayah ogre. Mereka sudah lama berada di lembah, hanya saja sebelumnya berkeliaran di area centaur.
"Diterima. Lu Li, kamu sendiri berhati-hatilah." Serangga segera memimpin tim masuk setelah menerima pemberitahuan.
Pertempuran BOSS liar memberikan keuntungan yang tidak kalah dari dungeon. Tapi kompetisi dengan pemain lain berarti risiko sekaligus hasil. Peralatan yang ditinggalkan pecundang akan menjadi imbalan tambahan bagi pemenang, terkadang bahkan lebih melimpah daripada mengalahkan BOSS liar.
Meski pertempuran hari ini gagal, tidak ada yang tahu bahwa Ibu Kota Kejayaan dihabisi total di tempat ini.
Glory Capital hanya perlu mengirim sekelompok pencuri untuk meminimalisir kerugian hingga sangat kecil. Mengingat level maksimum saat ini adalah 60, setelah mencapai level maksimal, kematian tidak akan mengurangi experience. Kerugian terbesar hanya pada ramuan dan daya tahan peralatan.
Sekelompok pencuri yang masuk segera mulai mengumpulkan peralatan di tanah dengan gila-gilaan.
Satu tim elit inti guild, empat tim elit, ditambah beberapa jagoan - lebih dari lima ratus orang tewas di sini. Area yang diterangi sinar matahari dipenuhi mayat, bahkan banyak yang kesulitan bernapas.
Dalam kondisi emosional yang tinggi, seseorang tak sengaja memancing kebencian ogre.
Dia langsung dikepung oleh belasan ogre kuat berbadan besar di tengah kerumunan.
Menghadapi rekan yang kebingungan total ini, semua orang dengan harmonis memalingkan muka sesuai peringatan Lu Li sebelumnya, mengabaikan tatapan tak berdaya sang partner. Sebenarnya cukup dengan menutup mata secepatnya.
Panel statistik ogre sangat tinggi, siapa pun yang terlalu percaya diri dan meremehkan mereka harus membayar harganya.
Beberapa pemain lain kemudian melakukan kesalahan serupa, barulah ritme pasukan pemulung mulai kembali normal.
Saat seorang pencuri lain terbunuh, Serangga berteriak: "Sudah kubilang harus berhati-hati! Kok mati lagi? Kerja nggak pake otak ya!"
"Bukan ogre!" Pencuri yang sudah mati itu tak bisa bicara, tapi pesan teks segera dikirimkan.
Kalau bukan ogre, lalu apa?
