Sebenarnya hasil pertarungan sudah jelas. Pencuri dari Bangsawan Jiangnan ini saat pensiun dulu levelnya cuma kelas dua-tiga. Setelah tiga tahun absen dari panggung, kemampuannya pasti turun—mana mungkin ada kejutan?
Tapi Blood Dagger hari ini bertarung sangat brutal, lebih mirip prajurit gila daripada pencuri.
“Jangan-jangan dia gila?” Jiu Feng bingung.
Lu Li mulai menebak alasan kegilaan Blood Dagger—dia sudah menjebak lawannya dengan banyak peralatan, bahkan sampai membunuh Blood Dagger—wajar saja kalau Blood Dagger jadi gila, kalau dipendam bisa-bisa sakit hati.
Jika yang membunuh Blood Dagger adalah lawan setingkat Lu Li atau Sangat Takut Seperti Kayu, dia mungkin akan bersikap kikuk namun menghibur sambil saling mengagumi dengan pelaku - "Hanya kalian yang layak membunuhku, jika diganti orang lain aku mustahil mati, kita adalah lawan abadi."
Namun kenyataannya tidak demikian, yang membunuh Blood Dagger bukanlah lawan beridentitas mana pun yang dikenalnya.
Itu adalah sekumpulan pencuri kecil tak terkenal yang mengelilinginya, saling menusuk dengan belati hingga akhirnya menggerogoti nyawanya.
Ini benar-benar tujuan gila yang tak terbayangkan.
Sebagai perumpamaan yang kurang tepat, jika Blood Dagger adalah seorang gadis atau memiliki hati feminim, dan yang 'menaikinya' adalah pria tampan, mungkin dia akan setengah menolak setengah menerima. Namun kenyataannya 'yang menaikinya' bukan pria tampan, melainkan pria mesum - sekelompok pria mesum.
Aib karena terbunuh oleh akun-akun baru ini membuatnya ingin balas dendam.
Maka, panggung kecil pun menjadi tempat pertunjukannya, dan pencuri malang dari Bangsawan Jiangnan ini menjadi sasaran pelampiasan amukannya.
Siapa suruh main Pencuri, siapa suruh jadi Kurcaci!
Yang bunuh kamu kan Kurcaci, urusan sama Kurcaci apa?
Badan pendek begini masih nekat keluyuran, mati aja sana!
"Sebenarnya, menurutku strategi Blood Dagger ini cukup efektif." Lu Li pura-pura tak sadar telah memicu amukannya, lalu berlagak analitis: "Pencuri Kurcaci memang spesialis PVP, terutama duel internal antar Pencuri. Pencuri ras lain takkan bisa mengontrol Pencuri Kurcaci sampai akhir. Bakat rasnya kebal pendarahan dan racun, dalam kondisi apapun bisa merebut inisiatif pertempuran. Lihatlah atlet dari Bangsawan Jiangnan ini - langsung serang frontal jelas lebih efisien. Senior Blood Dagger benar-benar genius!"
Meski begitu, lawan Blood Dagger ini masih punya perlawanan.
Karena gaya bertarung Blood Dagger yang kacau seperti ini, dia malah menemukan beberapa kesempatan untuk menyerang. Ketika akhirnya tumbang, HP Blood Dagger tersisa kurang dari sepertiga, sedikit lebih banyak dari seperempat.
Dengan demikian, anggota kedua dari Bangsawan Jiangnan yang tampil berikutnya mendapat keuntungan secara menguntungkan.
Ini adalah penyihir elemen es, profesi yang dianggap paling meng-counter pencuri di versi saat ini, bahkan lebih profesional dibanding prajurit gila.
Blood Dagger tidak menjadi tenang meski HP-nya tipis. Karena tujuan utamanya mencari pelampiasan amarah, dia bertarung sangat agresif melawan ice mage ini sampai-sampai si penyihir es muda hampir kabur, untungnya cepat menyadari kalau HP-nya masih penuh.
"Blood Dagger akan tumbang," desah Elf Air.
"Iya, tumbang," kata Lu Li dengan wajah masam penuh penyesalan, menggunakan nada bicara berkabung yang sangat mengharukan, sama sekali tidak terdengar bergembira.
Tanpa Blood Dagger, anggota tersisa di kamp pelatihan hampir semuanya pemula. Dibandingkan dengan para pemain lama Bangsawan Jiangnan yang berpengalaman di lingkaran tentara bayaran, mereka jauh tertinggal. Rekrut baru dari Ibu Kota Kejayaan yang naik panggung berikutnya terus melakukan kesalahan, dan akhirnya bahkan kalah dari si Ice Mage kecil itu.
"Aduh, cuma selisih sedikit! Sayang sekali. Pemain baru ini sebenarnya bibit unggul, cuma ketahanan mentalnya kurang." Lu Li hampir-hampir ingin naik sendiri menggantikannya bertarung.
"Kenapa aku merasa kamu berpihak pada Blood Dagger?" Jiu Feng bertanya dengan bingung.
"Tidak juga. Kita ini komentator, harus adil dan objektif. Mana ada yang berpihak pada satu kubu." Lu Li menjawab dengan sangat tidak serius karena tak ingin melanjutkan topik ini.
"Sekarang di kalangan game, Xiao Mo dan kamu dianggap sebagai musuh bebuyutan. Apa kamu tidak merasa mungkin bukan lawan Xiao Mo?" Jiu Feng yang tidak menyukai Ibu Kota Kejayaan sengaja mengajukan pertanyaan provokatif ini, berharap Lu Li akan merendahkan Xiao Mo.
Jika Xiao Mo marah, diperkirakan akan terjadi konflik dengan Pedang Penghakiman yang pasti merugikan dirinya sendiri.
Kalau tidak marah pun tidak masalah.
"Tentu saja mungkin, menurutku saat ini aku belum bisa menandingi Xiao Mo. Dia pantas menyandang gelar pemain nomor satu dalam game. Kekuatan pribadinya tak tertandingi, kemampuan kepemimpinannya tak terbantahkan..." Lu Li sepertinya berniat memuji Xiao Mo habis-habisan.
"Ahem." Jiu Feng sudah tidak tahan mendengarnya.
Akhirnya dia paham mengapa selalu gagal mengkalkulasi Lu Li - karena Lu Li sama sekali tidak punya prinsip dan batas bawah.
"Air MM, kamu harus berhati-hati. Sekarang ini tren pria menyukai sesama pria juga populer. Lihatlah dia sangat mengagumi Xiao Mo, bisa saja suatu hari mereka pergi sejauh mungkin bersama."
"Oh, saat itu terjadi, aku akan memberikan restu mereka." Elf Air tersenyum manis, gelombang matanya berkilauan dengan cahaya yang membahayakan.
"Aduh, merencanakan ya sudah merencanakan, tapi kenapa harus menjebak orang? Lu Li benar-benar heran, kembali memahami betapa benarnya ungkapan 'hati wanita paling beracun' itu.
"Haha, pertarungan arena Ibu Kota Kejayaan kalah." Jiu Feng sama sekali tidak menyamarkan kesenangannya melihat orang lain celaka. Dia tipe orang yang langsung mengekspresikan suka dan duka, meski tetap rasional. Bahkan jika komentar sarkastik ini sampai ke telinga Xiao Mo, paling-paling dia hanya akan tersenyum kecut.
"Kekalahan ini... seharusnya tidak terjadi." Lu Li tidak bisa lagi memuji Blood Dagger berhasil dengan baik.
Sebenarnya, jika Blood Dagger menggunakan pendekatan stabil, dengan kekuatannya bertarung 1 vs 3 di arena sama sekali bukan hal sulit. Bahkan jika Lu Li yang turun ke medan pertempuran, dia yakin bisa menyelesaikan akumulasi poin pertarungan arena sendirian.
"Untung masih ada pertandingan tim, percayalah performa Ibu Kota Kejayaan tidak akan mengecewakan semua orang." Elf Air melanjutkan dengan senyum manis.
Dia sama sekali tidak bermaksud menjelekkan Ibu Kota Kejayaan. Bagi Si Kaya ini, lawan harus dikalahkan lalu diinjak-injak di bawah kaki. Menjelekkan mereka tidak ada artinya, toh celaan takkan membuat daging mereka terkikis.
Dalam pertandingan tim, Blood Dagger akhirnya tidak lagi bertindak sembrono.
Mungkin karena telah mendapat peringatan, kali ini dia secara sempurna menafsirkan posisi pencuri dalam pertempuran tim - begitu ideal sampai layak disebut buku panduan.
Setelahnya, seseorang menulis artikel berjudul [Peran Seorang Pemain Bintang] yang menganalisis pertandingan tim ini.
Mungkin calon-calon muda Ibu Kota Kejayaan suatu hari nanti bisa menjadi Blood Dagger, Xishan Bai, bahkan pilar penting seperti Xiao Mo. Tapi saat ini mereka masih hijau, baik dalam kesadaran operasional maupun koordinasi tim - performanya benar-benar amburadul.
Sementara anggota baru yang direkrut guild Bangsawan Jiangnan semuanya adalah pemain senior.
Ada yang mundur dari kompetisi karena berbagai alasan, ada yang direkrut dengan biaya dari tempat lain, juga ada jagoan dari komunitas. Singkatnya, kemampuan individu mereka jauh melampaui para rekrutan kamp pelatihan.
Mereka berharap bisa melumpuhkan Pastor Penyembuh Ibu Kota Kejayaan dengan serangan terpusat, namun kehadiran Blood Dagger membatasi performa mereka. Pencuri ini selalu berhasil mengacaukan formasi mereka, membuat serangan kelompok mereka gagal di ujung tanduk. Ketika mereka menyadari strategi perlu disesuaikan, irama pertandingan sudah lepas dari kendali mereka.
"Apa tidak terasa Blood dagger di sini sedang mengganggu orang?" tanya Jiu Feng.
"Memang benar terasa seperti mengganggu orang," Elf Air pun harus mengakui.
Sebagian besar klub tidak memperhatikan peringkat Donghua Cup. Ini hanyalah lapangan latihan untuk rekrutan, meski beberapa atlet esports liar berharap bisa menemukan mentor melalui kompetisi semacam ini.
"Dalam situasi seperti ini jarang terlihat pemain bintang, pertama karena pemain bintang tidak mau mengikuti lomba seperti ini, kedua juga untuk memberi kesempatan para anggota baru menunjukkan kemampuan. Blood Dagger jelas merupakan orang aneh di Donghua Cup, dia sendiri mungkin tak sadar sedang mengganggu newbie."
Hasil akhir poin kompetisi: Ibu Kota Kejayaan mendapat dua poin di pertarungan arena, Bangsawan Jiangnan mengumpulkan tiga poin. Namun dalam pertandingan tim, Ibu Kota Kejayaan meraih lima poin sedangkan Bangsawan Jiangnan hanya mendapat dua poin yang menyedihkan.
"Pertandingan ini sebenarnya cukup spektakuler. Blood Dagger memperlihatkan kesenjangan antara atlet esports profesional dengan biasa, sekaligus mengungkap bahaya tersembunyi di tim Bangsawan Jiangnan." Lu Li mulai menganalisis. Sebagai komentator profesional, bahkan pertandingan paling absurd pun harus dijelaskan dengan gaya mewah dan megah.
"Bahaya apa?" Elf Air dengan kompak melanjutkan dialog layanan pelanggan standar.
"Kekuatan beberapa orang yang bertempur ini cukup bagus, tapi kurang koordinasi dan tidak memiliki inti tim. Saat melawan lawan yang lebih lemah, mereka masih bisa mempertahankan keunggulan. Begitu muncul lawan yang terlalu kuat, ruang untuk mengoptimalkan kemampuan mereka tidak ada," kata Lu Li.
Ucapannya ini bukanlah sekadar tipuan belaka, bisa dibilang ini merupakan komentar paling teknis sepanjang pertandingan.
Setiap tim membutuhkan inti. Ambil contoh Pedang Penghakiman, ketika Lu Li ada, dialah inti yang tak terbantahkan. Di Donghua Cup saat dia tidak turun, Fat Monkey dan Mu Qiu menjadi inti tim. Anggota lain bertempur dengan mengoordinasikan diri bersama mereka. Fat Monkey dan Mu Qiu sendiri telah lama bekerja sama sehingga membentuk keharmonisan tak terucap yang mencengangkan.
Xiao Mo dari Ibu Kota Kejayaan adalah inti. Xishan Bai juga bisa menjadi inti. Hari ini Blood Dagger yang memimpin tim, wajar saja dia menjadi inti.
Setiap tim harus memiliki satu inti.
Bangsawan Jiangnan tidak memilikinya!
Di masa lalu, banyak atlet esports mereka yang layak menjadi inti, seperti Tong Yan Wuji dan Xingmeng Qingwu.
Sayangnya semua orang ini telah pergi.
Para jagoan yang direkrut Bangsawan Jiangnan sekarang, kekuatan mereka setara. Tidak ada yang benar-benar bisa memimpin massa. Penentuan inti juga tidak bisa diputuskan hanya dengan tunjuk jari bos di balik layar. Karena itu mereka pasti akan mengalami kekalahan telak dalam pertempuran setingkat.
Analisis Lu Li tentang kelemahan Bangsawan Jiangnan bukan berarti dia membela pihak mereka, atau berniat berdamai dengan Jinse Wushang.
Masalah seperti ini, percayalah Jinse Wushang sendiri juga bisa melihatnya.
Bahkan jika dia tidak melihatnya, sekarang setelah Lu Li memberitahunya, tetap tidak ada solusi yang mungkin dilakukan dalam waktu dekat.
Banyak masalah tercipta dari kompleksitas kemanusiaan. Setiap orang memiliki hati yang serakah. Untuk menyelesaikannya harus dimulai dari sini. Kecuali semua anggota tim melepaskan ambisi menjadi inti, menyuruh jagoan dari luar pun tidak akan berguna.
Tapi jumlah tim yang ikut kompetisi sangat banyak. Belum tentu setiap kali harus berhadapan dengan lawan sekuat Ibu Kota Kejayaan.
Tim baru Bangsawan Jiangnan masuk ke musim reguler sama sekali bukan masalah.
Masa pertandingan Piala Donghua hanya kurang dari 40 hari, total sekitar satu bulan lebih. Dibandingkan dengan liga profesional yang bisa mencapai setengah tahun, ini sama sekali tidak berarti.
Lu Li dan Elf Air bertindak sebagai komentator tamu undangan. Mereka sering diundang untuk memberikan komentar, biasanya dipasangkan dengan rekan seperti Deep Tone Secepat Angin yang suka mengusili, Jiu Feng yang blak-blakan dengan cinta dan benci yang jelas, atau profesional lainnya.
Kadang tim produksi membiarkan mereka memilih sesi pertandingan sendiri, kadang tim produksi yang menentukan sesinya.
Pemilihan mandiri didasarkan pada minat pribadi Lu Li dan Elf Air. Jika dipilih tim produksi, biasanya ada kejanggalan - jika bukan tim yang sangat menarik, pasti tim yang membayar untuk iklan.
Popularitas "Pasangan Anjing" itu sendiri sudah cukup membuat area penonton di arena pertandingan penuh sesak.
Menonton "Pasangan anjing", sekaligus mengetahui tim. Tim yang terkenal baru bisa dapat investasi. Dengan investasi, ada lebih banyak uang untuk beli peralatan dan latih atlet esports, demi meraih kecemerlangan yang lebih luas. Industri game yang telah berkembang selama ratusan tahun sudah punya berbagai alur normal.
Selama periode ini, perang benteng muncul kembali.
Sekali sebulan termasuk jadwal yang jarang, mungkin Sistem juga sudah mengetahui adanya pertandingan besar sedang berlangsung.
