Ia dicium, secara logika ini adalah ritme di mana ia diganggu.
Tapi masalahnya kiss ini seolah-olah adalah inisiatifnya, sementara Lu Li tidak melakukan apa-apa—kecuali sedikit memutar kepala, yang terlihat seperti ketidaksengajaan. Dari ekspresi Lu Li, jelas terlihat Air MM-lah yang mengganggu dirinya.
"Ahem, sebagai pacar, berciuman itu wajar," kata Elf Air berusaha tampak kalem.
Andai bukan karena pipi yang memerah bagai senja dan gelombang mata yang berkilauan seperti air musim gugur, pernyataannya mungkin akan lebih meyakinkan. Pada akhirnya, inilah pertama kalinya ia melakukan kontak sedekat ini dengan seorang pria.
Beruntung orangnya adalah Lu Li.
Si Kaya yang semula berduka atas hilangnya ciuman pertamanya, perlahan mulai bersuka cita. Setelah dipikir-pikir, ternyata ia sama sekali tidak merasa menyesal.
Bertahun-tahun ini, juga sering melihat banyak pasangan pria-wanita berpelukan dan berciuman di depan umum. Saat itu, Elf Air hanya lalu dengan acuh tak acuh dan merendahkan, selalu merasa deskripsi kesetiaan perkawinan terlalu dibesar-besarkan. Kalau serikat lain, pasti membuatnya jijik tak tertahankan.
Sedangkan sensasi baru saja terasa sangat indah.
Seperti bulu mengelus hati, atau seperti tertidur lelap di awan, seolah seluruh alam semesta menjauh darinya.
Sayangnya waktu terlalu singkat. Si Kaya menekan bibir bawahnya dengan jari telunjuk, menahan dorongan untuk menjilatnya. Ia melangkah dengan langkah melengking, menuju keluar kerumunan.
Lu Li mengikuti dari belakang, bagai kucing yang sukses mencuri ikan kering kecil.
Sepertinya ada penyair berkata: Musim dingin tiba, apakah era kejayaan masih jauh?
Lu Li merasa meski perkataan penyair itu tidak punya keahlian teknisi, tapi benar-benar tepat. Beberapa bulan lagi akan masuk musim semi.
Lomba Domba bisa dilakukan berulang kali, namun hadiah semakin menurun setiap kali. Hari ini kemungkinan besar sudah tidak mungkin merebut skill point lagi, apalagi aturan Lomba Domba saat ini ada masalah. Sekalipun pihak resmi melakukan penyesuaian, setidaknya baru akan berlaku besok.
Lebih baik melakukan hal-hal lain.
Game memang penting, tetapi menemani pacar juga sama pentingnya.
"Mau minum?" Elf Air sudah kembali normal, seolah-olah kiss tadi tidak pernah terjadi. Hanya saja dia tidak terlalu berani menatap mata Lu Li, sorot matanya selalu melengking ke pihak lain secara alami.
"Bukannya kamu baru saja minum, masih mau minum lagi." Lu Li mengernyitkan dahi heran.
Jangan-jangan dia dapat pacarnya Si Pemabuk. Entah seperti apa wujudnya saat mabuk di dunia nyata - apakah akan mabuk berulah, memukul orang? Sekedar membayangkan saja sudah terasa mengerikan.
"Benar-benar bisa minum sampai dapat skill point, aku dengar ada yang memang berhasil." Elf Air masih belum menyerah.
“Biarkan Meng Meng yang minum, bukankah kita akan tahu hasilnya?” Lu Li juga tidak yakin apakah bisa mendapatkan skill point, tapi jika bahkan Can Meng tidak bisa mendapatkannya, maka dia dan Elf Air sebaiknya tidak mencoba, agar tidak sampai perut mereka pecah.
Elf Air membayangkan wajah kecil Can Meng yang memelas saat minum, sangat tidak tega, tapi tetap tidak menentang.
Beberapa hal tetap membutuhkan verifikasi dari orang yang teknis.
“Apa yang harus kita lakukan?”
“Ini kan Festival Anggur, festival untuk bersenang-senang. Ikuti saja kerumunan dan bermain bersama.” Lu Li secara alami menggenggam tangan Elf Air dan menyelusup ke kerumunan, sepenuhnya tenggelam dalam atmosfer festival.
Festival Anggur memang mengeluarkan skill point, tapi positioning utamanya tetaplah festival hiburan semata.
Selain gelar juara pacuan kambing yang memiliki probabilitas tertentu untuk mendapat skill point, misi maupun aktivitas lain hampir tidak memiliki aspek yang bisa di-guide. Jika tidak ada cara untuk meng-guide skill point, lebih baik fokus mendekati Elf Air.
“Yang ini bagus, ayo kita adu siapa lebih cepat.” Elf Air dan Lu Li berkeliling di tengah kerumunan, menyaksikan berbagai pertunjukan, mencicipi berbagai hidangan lezat.
Ketika sampai di area aktivitas pengiriman tong anggur, Elf Air langsung menunjukkan minat besar terhadap kegiatan ini.
Aktivitas ini sangat sederhana: setelah berpartisipasi, pemain yang menunggangi kambing sampai ke posisi gunung tong anggur di kedua sisi pintu Ironforge, NPC penjaga tong akan melemparkan tong kepada pemain. Setelah pemain menerima tong, segera kendarai kambing menuju kota kecil Anvilmar di luar Ironforge untuk melanjutkan pasokan minuman.
Kegiatan ini sebenarnya memanfaatkan pemain sebagai tenaga kerja pengirim anggur untuk Festival Anggur. Untungnya tidak gratis - misi akan memberikan hadiah mata uang terikat yang tidak bisa diperdagangkan, namun bisa digunakan untuk membeli alat khusus dari NPC.
Lomba kambing sebelumnya juga memberikan hadiah mata uang seperti ini, Lu Li dan Elf Air sama-sama juara lomba kambing, keduanya menerima lima puluh koin Festival Anggur.
Selain itu, yang dimaksud Elf Air dengan "berlomba" adalah siapa yang lebih dulu mengirim tong anggur ke kota kecil Anvilmar, siapa yang sampai duluan adalah pemenang, dan pemenang berhak di posisi... ahem, maksudnya berdominasi.
Punya pacar yang suka bersaing keras, hati terlalu lelah.
Apa lagi yang bisa dikatakan Lu Li? Tentu dia tidak bisa mengaku tidak mampu. Bahkan tantangan sulit pun akan diterimanya tanpa ragu, apalagi aktivitas sederhana seperti mengirim anggur ini.
Teknik lomba kambing Elf Air saja diajarkan olehnya, mustahil ada yang berani menantangnya.
"Ahem, lombakan apa?" tanya Lu Li.
"Siapa yang sampai duluan." Elf Air berkata dengan wajar.
"Aku tahu. Maksudku taruhannya. Tidak mungkin tidak ada taruhan, itu terlalu membosankan." kata Lu Li.
“Kamu ternyata merasa tidak seru bermain denganku, hmph, tidak mau peduli lagi padamu.” Elf Air marah.
“Eh, jangan pergi dong, aku hanya bicara, dengan sedikit taruhan baru lebih seru.” Lu Li buru-buru maju menahan, Air MM sedang emosi, sangat mengerikan.
“Lalu kita pakai taruhan apa ya.” Elf Air bertanya polos: “Bagaimana kalau satu peralatan legenda?”
“Hah, sepertinya kita tidak kekurangan peralatan legenda, dan ini terlalu pragmatis.” Lu Li berkata serius: “Bagaimana kalau bertaruh kiss, kalau kamu kalah, biarkan aku menciummu sekali...”
“Kalau kamu yang kalah?” Elf Air menahan dorongan menghunus pedang, bertanya dengan tenang.
“Kalau begitu...biarkan kamu menciumku?” Lu Li berani mati berkata.
Lalu, terciptalah pemandangan klasik dimana pemain pria dikejar-kejar pemain wanita.
Setelah keributan, kedua orang itu akhirnya menyewa kambing. Kambing pengangkut tong anggur memang lebih tahan lama dibanding kambing pacuan, tapi kecepatan dan daya ledaknya kalah, belum lagi harganya yang dua kali lipat.
Taruhan mereka akhirnya tidak seperti yang dikatakan Lu Li—orang ini belakangan semakin hina.
“Satu, dua……”
Elf Air memimpin dengan mengarahkan kambingnya menuju NPC tong anggur.
“Eh... Kenapa tidak ada tiga?” Lu Li membeku sejenak baru menyadari harus mengejar.
“Aku tidak bilang akan berteriak sampai tiga baru mulai.” Elf Air puas dengan posisi terdepannya, berlari bangga di depan, tapi segera wajahnya berubah.
Berbeda dengannya yang berhenti di depan NPC untuk menerima tong yang dilempar, Lu Li justru mulai mengendalikan kambingnya melompat dari jarak 8-10 yard sambil berputar di udara, dan saat mendarat tong sudah di tangannya.
Dengan cara ini, Elf Air menjadi terlalu tertinggal.
