"Kayaknya nggak etis deh." Fat Monkey menggaruk-garuk kepala sambil memandangi musuh yang semakin mendekat di bawah tembok, akhirnya tak kuasa menahan diri.
"Apa salahnya? Lihat tuh orang-orang itu, kau kenal? Kali ini Penjaga Biru Murni dan Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir nyaris terjebak taktik mereka. Untung kita sudah siap siaga, pasti mereka nggak nyangka pasukan inti kita ada di sini." Lu Li berkata dengan nada agak berbangga.
Diam-diam mengeluarkan keringat dingin, untungnya Kakak sama tidak bermoralnya dengan kalian.
"Tapi kamu sudah janji ke Shanghua Pinyu untuk menyerang tanah tandus." Fat Monkey mengolok.
Orang ini, bagaimana mungkin mengingkari janji!
"Aku memang sudah menyerang tanah tandus, pasukan sudah dikirim." Lu Li meliriknya sambil menggelengkan kepala, "Strategi perang adalah metode licik, kamu ngerti tidak? Kalau tidak ngerti jangan banyak cakap di sini. Musuh sudah mau datang, cepat pergi sambut tamu."
"Cih, si buta huruf busuk! Menyambut tamu? Dasar kau benar-benar tidak bermoral!" Anak buah sudah menghancurkan dua menara panah, tiba di bawah tembok. Yang memaki ternyata Mo Wangfeng.
"Haha, Kakak Feng masih sehat saja ya? Aku ingat kamu dari Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir, kok bisa ikut campur dengan Penjaga Biru Murni?" Lu Li bersandar di puncak tembok, terus berdebat dengan orang di bawah. Soalnya waktu masih banyak, kedua pihak tidak terburu-buru.
“Bukannya kamu membantu Xuese Zhanqi menyerang tanah tandus?” Mo Wangfeng masih tidak rela.
Lucunya, Shanghua Pinyu di satu sisi menipu Lu Li untuk fokus menyerang Ibu Kota Kejayaan, di sisi lain menjual informasi tentang serangan total Pedang Penghakiman ke Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir, mendesak mereka memanfaatkan kesempatan menyerang Blackshore.
Dia membenci Lu Li yang tidak patuh seperti Fajar Bersayap, sehingga bertekad membuat Pedang Penghakiman menanggung kerugian besar.
Selain itu, dengan menjual informasi ke Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir, kerugian 60.000 koin emas bisa dikurangi separuh. Apapun hasilnya, mereka tidak akan dirugikan.
Pemimpin Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir adalah Mo Wangfeng, seorang yang berpengalaman dan terkenal licik di komunitas. Tentu dia tidak mudah percaya pada perkataan Xuese Zhanqi, maka dia mengajak klub Penjaga Biru Murni untuk bekerja sama membagi-bagi keuntungan Blackshore.
Siapa sangka Lu Li justru berjaga di Benteng Blackshore?
Seandainya difilmkan, pasti jadi drama istana yang epik. Ah bukan, lebih tepatnya pertunjukan intrik yang penuh kelicikan, setara dengan kisah Tiga Kerajaan.
Lalu siapa sebenarnya orang-orang yang menyerang tanah tandus itu? Mo Wangfeng mengamati orang-orang di sekitar Lu Li berulang kali, menemukan banyak wajah asing yang tidak dikenalnya. Kini hatinya mulai mantap, dengan senyum dingin berkata: "Kukira ada trik apa, ternyata cuma tipuan kota kosong. Piao Ling yang memimpin tim kan? Pasukan inti dikerahkan ke tanah tandus, hanya menyisakanmu dengan sekumpulan sampah-sampah untuk menjamu tamu?"
"Sudah cukup untuk menghadapi kalian. Waktu itu Piao Ling hampir membuat Shiyishao dan Meng Hui Shisan terbaring di tempat tidur selama setengah bulan. Kau juga mau mencoba? Untuk lawan kalian, dia bahkan tidak perlu turun tangan." Lu Li berpura-pura tertangkap basah, memperagakan amarah seorang tokoh ambisius yang berusaha menutupi ketakutan dengan tampang galak.
“Ha, kalau begitu mari kita lihat kebenaran mutlak di bawah tangan kita, Serang!” Mo Wangfeng tertawa lebar, memimpin pasukan gabungan mulai menyerang benteng.
Piao Ling sebenarnya juga tidak pergi ke tanah tandus. Dia bersama Wei Lan Hai Feng dan lainnya menjaga Benteng Lembah Abu-abu. Dengan senjata pamungkas Pohon Pengetahuan dan satu tim saudari dryad yang tersenyum telah dikerahkan di tembok benteng ini, secara teori benteng ini sama sekali tidak takut terhadap serangan kekuatan manapun.
Alasan dia memilih menjaga Benteng Lembah Abu-abu sangat sederhana: untuk menghemat tenaga!
Karena itu, dia bahkan tidak melirik orang-orang yang datang menyerang benteng ini. Seberapa kuat pun mereka, takdir mereka tetap akan kembali dengan kekalahan.
Klub yang berhasil merebut slot penyerangan ini bernama Sang Penguasa Terkuat. Mereka juga mengeluh kesulitan. Sebagai serikat baru yang didirikan konglomerat dunia nyata, mereka termasuk industri investasi.
Konglomerat mungkin merasa industri game semakin menjanjikan, akhirnya tidak tahan untuk ikut menancapkan kaki.
Pir salju yang direkrut untuk bertanggung jawab membangun klub dan serikat ini adalah seorang veteran, telah bermain game selama belasan tahun dan pernah menjadi atlet esports selama dua tahun. Tentu saja dia bukan orang bodoh, dia mulai mempersiapkan segalanya dengan teratur bagai roda gigi yang rapi.
Tapi dia tidak bisa menahan tekanan terus-menerus dari atasan, akhirnya terpaksa ikut serta dalam lelang tanah.
Masalahnya terletak pada lelang sebidang tanah itu. Setelah setengah hari meneliti, dewan direksi memilih Benteng Lembah Abu-abu. Alasan mereka: benteng ini merupakan posisi strategis yang bisa mengawasi empat penjuru, memungkinkan serangan ke segala arah.
Selain itu, Benteng Lembah Abu-abu sudah berkembang cukup baik. Menjatuhkannya akan menghemat banyak waktu untuk berkembang.
Setelah protes pir salju dinyatakan tidak valid, dia memilih untuk mengerahkan sepenuhnya pasukan inti Sang Penguasa. Dengan langkah mantap para ksatria, mereka menginjakkan kaki di medan pertempuran untuk menjatuhkan benteng itu. Sebagai profesional yang dipercaya, meski takdir sudah ditetapkan, setidaknya pertarungan harus dilakukan dengan sempurna.
Sekalian, biarkan anggota dewan direksi yang berpikiran sempit ini tahu apa itu klub top sesungguhnya.
Serangan frontal ke Tanah Tandus dipimpin oleh Wei Yun Dan Yue.
Bos besar Pedang Penghakiman yang baru muncul ini perlahan menghilangkan kelihaian awalnya. Dari kejauhan ia mengamati benteng yang belum kokoh di Tanah Tandus, mengangkat tangan menghentikan derap kereta perang yang tepat berada di jarak satu panah dari menara pertahanan terdepan.
Sebaliknya, medan pertempuran Tanah Tandus diliputi senyap. Kedua pihak saling mengawasi di balik dua menara panah yang berjarak jauh.
Sementara medan pertempuran Greyvale bisa disebut Sengit. Pasukan inti Sang Penguasa terus menerjang tembok benteng dengan gelombang serangan, kilatan cahaya putih kematian tak henti berkedip, namun tembok Greyvale tetap tak tergoyahkan. Di puncak tembok, Piao Ling yang setengah memejamkan mata hampir tertidur.
Blackshore tempat Lu Li berada telah memasuki status kebuntuan.
“Dryad dan Pohon Pengetahuan tidak ada di sini, personel inti juga tersebar di tiga wilayah. Selain beberapa anggota inti, ada sepuluh tentara bayaran yang direkrut.”
Pasukan utama dikerahkan, kekuatan asing bergabung, kekuatan tim ini menurun drastis. Tentu tidak mungkin membentuk keunggulan signifikan melawan pasukan gabungan Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir dan Penjaga Biru Murni. Di bawah komando Mo Wangfeng, pasukan gabungan telah mencapai tembok benteng.
“Untung bosmu licik banget.” Fat Monkey berkata dengan wajah masih bergetar.
“Ini namanya strategi. Lihat tua bangka itu? Cepat habisi dia!” Lu Li menunjuk ke arah Mo Wangfeng.
“Bos jaga dulu, tembok mau rubuh. Aku duluan kabur.” Fat Monkey melakukan kilatan cahaya dan terlempar mundur.
“Dasar pengecut! Cuma bisa lari.” Lu Li mengumpat lalu ikut melompat turun. Saat mendarat berubah menjadi macan tutul, berguling-guling lalu menyelinap ke Bayangan.
"Haha, di mana kamu cari bala bantuan, agak tidak sehebat." Mo Wangfeng tertawa terbahak-bahak.
Ini jelas omong kosong, delapan puluh orangnya hampir merupakan inti elit terkuat dari dua serikat lawas Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir dan Penjaga Biru Murni. Bahkan pasukan terkuat Lu Li pun tidak akan lebih unggul, apalagi pasukan Lu Li yang bisa dibilang amatiran.
