Sebenarnya, meski ada sedikit kesenjangan kekuatan, tembok benteng tidak akan semudah ini dihancurkan...
Fat Monkey sangat merendahkan perhitungan rumit Lu Li dan kawan-kawan. Menurutnya semua sistem ngasih yang berantakan ini lebih baik diganti dengan bertarung langsung yang lebih realistis.
"Bro tentara bayaran, sejak kita terima tugas ini, jangan sampai diremehkan." Semut Hitam Cacat membokir senjata lawan, lalu menjaring dengan Whirlwind. Sebenarnya dia sudah Mati sekali dan kehilangan peralatan Emas Gelap bagus, sekarang posisinya diganti peralatan cadangan dengan sifat yang agak lebih buruk.
Tentara bayaran membawa peralatan dan ramuan sendiri untuk ikut bertempur, kemudian menerima imbalan. Ini adalah mode paling umum di dunia tentara bayaran.
Tentu saja, jika bertemu majikan super kaya (), ada kemungkinan mereka menyediakan ramuan bahkan peralatan. Jelas Pedang Penghakiman tidak sekaya itu.
"Benar! Jangan takut-takut! Keluarkan status terkuat kalian! Jika kalah, kita tidak dapat apa-apa. Tapi jika menang, kita berarti membantu Pedang Penghakiman mengusir pasukan gabungan Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir dan Penjaga Biru Murni. Pasti kita akan terkenal di seluruh dunia!" Seorang prajurit gila yang sedang berbalik arah untuk kembali, berteriak setuju.
Tubuhnya berkedip beberapa kali. Sebelum memasuki status pertempuran, dia menggantikan beberapa peralatan termasuk senjatanya.
Fat Monkey matanya hampir melotot keluar, Aduh, ternyata ada yang menyembunyikan kekuatan! Barang baru yang dia ganti ini jangan-jangan set armor baru dari Zul'Gurub ya——Sudah beberapa hari sejak Pedang Penghakiman meraih Pembunuhan Pertama di Zul'Gurub, banyak tim yang sudah berhasil menembus dungeon ini berdasarkan panduan yang beredar di pasaran.
"Pada digiring seperti bebek kabur, mati saja tak apa! Mati tetap jantan, sembunyi di belakang wanita itu memalukan! Raba-rabalah di bawah, kalau dua buah zakar masih ada, mending cari kain merah tutup muka biar orang tak lihat wajah jelekmu."
Baru buka mulut langsung bikin orang——termasuk anggota Pedang Penghakiman——pengen mencekiknya, tak lain tak bukan adalah penyair pengembara Li Dagou.
"Sial, Li Dagou, Kamu kejam!" Hanya sedikit yang bisa tahan. Hampir semua dari sepuluh tentara bayaran itu berbalik arah, aktif menyerbu ke posisi celah untuk menghadapi pasukan pengejar yang hampir menerobos masuk ke benteng.
"Orang-orang seperti ini banyak yang menyembunyikan peralatan. Yang dipakai di badan adalah cadangan, sementara yang terbaik disimpan di tas."
Dalam "Fajar", saat kehilangan peralatan, prioritas jatuh pada peralatan yang sedang dipakai di badan, kemudian alat/ramuan di tas, baru terakhir peralatan cadangan.
"Aku juga ikut! Kalian terus kabur saja." Fat Monkey ikut berbalik arah. Dia memang bukan tipe yang suka melarikan diri, apalagi dalam situasi ini - yang dihadapinya adalah Mo Wangfeng.
Sudah lama ingin bertarung dengan Dewa Sihir legendaris ini. Melihat wajah feminimnya saja rasanya tidak nyaman.
"Wah, semangat sekali ya. Mau memberi peralatan ya?" Mo Wangfeng tertawa terbahak-bahak. Melawan Fat Monkey dia cukup percaya diri - bagaimanapun pengalaman tak tergantikan, apalagi semangat timnya sedang melonjak.
Tapi, desir angin di belakang kepalanya itu apa?
Mo Wangfeng secara tidak sadar memiringkan kepala untuk menghindar, nyaris lolos dari serangan curang si pencuri. Begitulah mekanisme kesadaran - seringkali lebih cepat memerintahkan raga daripada niat.
Pencuri itu tidak berkecil hati meski gagal dalam penyergapannya.
Pisau belati muncul dari kekosongan, menyentuh bahu Mo Wangfeng dengan ringan dan mengurangi sedikit HP-nya.
Mo Wangfeng tak menyangka serangan berikutnya akan selewat ini. Dengan sigap ia melangkah mundur, karena telah melihat wujud Lu Li si pengecut sejati yang muncul tiba-tiba.
Langkah mundurnya itu malah membuatnya berhadapan langsung dengan serangan Nafas Naga dari Fat Monkey.
Pusing!
Sudah terlambat untuk menetralisir efek pusing ini, sebab Lu Li sudah mengkoordinasikan gerakan lanjutan dengan sempurna.
Dia sudah merayap mendekati Mo Wangfeng saat Fat Monkey mulai menyerang, hanya khawatir terdeteksi sehingga tidak terlalu mendekat. Entah semut hitam cacat itu akan kembali atau tidak, pasukan inti Pedang Penghakiman akan mengkoordinasikan serangan balik bersama Lu Li dan Fat Monkey.
Pasukan yang dibawanya memang tidak sekuat formasi terkuat biasa, tapi juga tidak selemah yang dibayangkan Mo Wangfeng.
Setidaknya Hujan Maret, Li Qing, Sesame Paste Tangyuan, Moonlight dan Mu Qiu semua ada di sini. Oh, termasuk si Fat Monkey yang aktingnya payah sampai tak ada batas bawahnya - nyaris merusak pertunjukan ini. Next time pasti tidak akan membawanya lagi.
Tapi koordinasi antara dia dan Lu Li bisa dibilang sempurna tanpa cela.
Lu Li sengaja membiarkan tembok hancur demi mengamati performa tentara bayaran. Bagaimanapun reaksi mereka, dia mustahil meninggalkan celah pertahanan itu.
Sebenarnya, baik tembok benteng fisik maupun tembok dalam hati pemain, hanya akan semakin kokoh setelah melewati pertempuran.
Untungnya, performa tentara bayaran ini cukup memuaskan, terutama Si Semut Hitam yang Cacat. Dari awal hingga akhir dia bertarung mati-matian. Prajurit gila kedua yang bersangkutan juga bagus, meski agak licik, setidaknya perhitungan untung-ruginya sangat rasional.
Hmm, ada juga penyair pengembara Li Da Gou... Hah, boleh dibilang lumayanlah.
Untuk peserta pertempuran selanjutnya, mereka hanya memenuhi syarat sebagai tentara bayaran biasa, tidak memenuhi kriteria bakat sejati yang dibutuhkan Lu Li untuk direkrut. Jika ingin bergabung dengan Pedang Penghakiman, mereka harus mulai dari anggota biasa.
Lu Li menugaskan orang khusus untuk mengamati mereka, dan akhirnya akan membuat analisis yang adil.
"Lu Li, dasar penjebak licik! Tidak bisakah kau lawan aku secara jantan?" Dengan pesan terakhir ini, Mo Wangfeng dikirim kembali ke titik regenerasi. Akhirnya dia sadar telah meremehkan lawan lagi.
Entah kenapa Lu Li ini tiba-tiba jadi gila, baru setelah merobohkan tembok benteng dia menggunakan "Perjuangan Sekarat".
"Cih, sangat rapuh." Fat Monkey dengan angkuh mengacungkan jari tengah. Adegan tadi sudah direkamnya untuk diunggah ke forum, memperlihatkan bagaimana dia mengalahkan Dewa Sihir legendaris.
Apa? Lu Li juga ikut membantu?
Gampang, dihapus dengan P saja bagiannya.
Sebenarnya, sifat tidak bermoral ini tidak hanya dimiliki Lu Li. Seperti virus, kelicikan bisa menular.
Setelah Mo Wangfeng tewas, beberapa anggota yang menyusul masuk juga dibersihkan. Pasukan gabungan akhirnya meninggalkan peralatan dan mundur sementara dari celah pertahanan setelah pertempuran sengit.
Bertarung habis-habisan seperti ini sia-sia. Anggota yang beregenerasi tak mungkin segera tiba, menerobos masuk hanya akan berakhir dikalahkannya.
Lebih baik mundur ke posisi aman dulu. Menunggu anggota yang beregenerasi tiba untuk mengatur ulang, atau membiarkan Pedang Penghakiman mengejar sebelum melancarkan serangan balik.
“Terima kasih atas bantuan Saudara sekalian, kami tidak akan mengecewakan semua orang nanti.” Lu Li menarik napas lega, tentu tidak mengejar, melainkan melakukan sedikit penataan. Dengan memanfaatkan celah di area berbahaya ini, mereka menghambat pasukan gabungan Kuil Dewa Sihir dan Penjaga Biru Murni.
"Sudah seharusnya." Semut Hitam yang cacat itu tampak rumit ekspresinya. Bukanlah ia pemuda bodoh, apalagi kekuatannya yang tertinggi di sini membuatnya menyadari perubahan kemampuan tim Pedang Penghakiman sebelum dan sesudah.
