Namun ia tidak punya alasan untuk protes. Kenyataannya, rasa kagumnya pada Lu Li justru semakin besar.
Mungkin karena inilah Lu Li mampu membawa Pedang Penghakiman sampai tahap ini. Jika digantikan olehnya, mustahil tercapai. Makanya ia bahkan tak sanggup memimpin unit tentara bayaran kecil - inilah kesenjangan kemampuan kepemimpinan.
Anggota lain tak memiliki visi sebaik itu. Beberapa bahkan puas diri, merasa diri mereka memainkan peran penting dalam hal ini.
“Apa maksudnya sebenarnya?” Mo Wangfeng berjalan keluar dari titik regenerasi, terus bergumam sendirian. Jika ingin menjebaknya, perlukah membayar harga sebesar itu?
“Apa kau tak perhatikan teriakan mereka tadi?” Jubu Tanhan mendekatinya sambil mengingatkan.
Jubu Tanhan adalah salah satu dari dua pemain bintang Penjaga Biru Murni. Hubungan baik mereka dengan Mo Wangfeng menjadi dasar kerja sama antara Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir dan Penjaga Biru Murni. Pemain bintang lainnya, Xingchen Yinhuui, gagal masuk saat acak delapan puluh ke-200.
“Elus bagian bawahmu, masih adakah buah zakar di sana?” Mo Wangfeng semakin bingung.
“Sial! Dasar bangsat! Siapa yang bilang begitu? Yang kukatakan adalah——'saudara-saudara tentara bayaran', 'bantu Pedang Penghakiman memukul mundur'. Ini membuktikan mereka bukan anggota Pedang Penghakiman.” Jubu Tanhan merasa percakapan ini tak bisa dilanjutkan.
“Memang benar, di sini tidak semuanya anggota Pedang Penghakiman.” Mo Wangfeng tersadar.
“Katanya Pedang Penghakiman sebelumnya memasang pesanan di papan tugas tentara bayaran, merekrut sepuluh orang untuk membantu bertahan. Mungkin itu mereka?” Jubu Tanhan mengingatkan.
“Itu pasti tentara bayaran. Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang sibuk dengan urusan sendiri. Tapi tidak, tetap saja ada yang janggal.” Mo Wangfeng menarik-narik rambutnya, masih bingung.
“Apa yang janggal? Apa kita masih mau bertarung?” tanya Jubu Tanhan.
“Mengapa ada perbedaan besar sebelum dan sesudah? Mengapa membiarkan tembok benteng dihancurkan? Tipu muslihat apa yang dimainkan Lu Li ini?” Mo Wangfeng tidak menghiraukan rekan, merasa pola perilaku Lu Li tidak sesuai logika.
“Apa menurutmu tentara bayaran ini punya kemampuan sebenarnya?” Jubu Tanhan juga tak terburu-buru, toh masih banyak waktu dalam pertempuran ini, dan tembok Pedang Penghakiman sudah runtuh.
“Mengapa dia merekrut tentara bayaran, mereka tidak kekurangan anggota, mengapa membiarkan kita menghancurkan tembok benteng? Kekuatan yang mereka tunjukkan belakangan tidak jauh kalah dari kita, setidaknya menjaga tembok bukan masalah. Sebenarnya apa alasannya? Dan bagaimana Lu Li tahu kita menyerang Blackshore bersama...”
“Kakak Feng, bisakah kita berhenti berhitung seperti ini? Perhitunganmu membuat buah zakarku sakit.” Jubu Tanhan ingin mati karena pertanyaan "mengapa" yang terus diulang.
“Jika dia sudah tahu sebelumnya, kemungkinan Shanghua Pinyu yang menjebak kita. Jika dia tidak tahu, berarti Shanghua Pinyu yang dijebak Lu Li. Tapi entah dia tahu atau tidak, penjadwalan tentara bayaran ini tetap tidak masuk akal.” Mo Wangfeng mulai menunjukkan gejala kerasukan.
Sebagai orang yang cukup percaya diri, dia sulit menerima kenyataan bahwa strateginya kalah dalam waktu dekat.
“Kamu yakin aku tidak akan Berbalik Melawan?” Jubu Tanhan membentak marah.
"Jika dia kehilangan benteng, tentara bayaran ini tidak akan mendapatkan banyak imbalan. Jika dia mempertahankan benteng, mereka bisa mendapat imbalan yang cukup. Mengapa memberikan imbalan seperti ini kepada tentara bayaran? Menggunakan orang dalam pasti lebih murah. Artinya, dia berencana mendapatkan sesuatu dari para tentara bayaran ini..."
"Apa yang dimiliki tentara bayaran? Mereka bisa disewa untuk bekerja, mengerjakan tugas, menjaga kota, masuk dungeon, bertarung... Lho, agak aneh. Hal-hal seperti ini bisa dilakukan oleh anak buahnya sendiri. Tentara bayaran... orang dalam..."
"Aduh, aku tahu! Saudara Jubu, ke mana perginya kamu?" Mo Wangfeng terkejut menemukan Jubu Tanhan yang semula menunggu perintah di sisinya telah menghilang.
Di depan, teriakan pembunuhan mengguncang langit!
Jubu Tanhan telah meninggalkannya dan memimpin bro-bro langsung meningkatkan serangan.
Menghela napas, tampaknya mengetahui atau tidak sama-sama tidak bermakna. Mo Wangfeng tak menyangka dirinya suatu hari akan menjadi batu asah orang lain.
Akhirnya dia tersadar akan strategi apa yang direncanakan Lu Li.
Segalanya seolah memiliki penjelasan logis - Lu Li sama sekali tidak benar-benar ingin menyerang tanah tandus, mungkin dia bahkan tidak memperkirakan siapa musuh yang datang, dia hanya menunggu kedatangan seseorang.
Siapa pun itu, setidaknya bisa membantunya menguji keandalan dan kekuatan tentara bayaran ini.
Kemudian berdasarkan hasilnya, dia bisa merekrut tentara bayaran ini menjadi anggota Pedang Penghakiman, tanpa menggunakan orang dalam untuk bertahan - justru dia ingin mengubah tentara bayaran terbaik menjadi orang dalamnya.
Prinsip dasar yang sederhana ini, tapi tak ada yang mencoba melakukannya.
Sebagian mungkin benar-benar tidak terpikir, sebagian merasa terlalu sulit dioperasikan, sebagian menganggap tentara bayaran tidak bisa dipercaya, sebagian bahkan meremehkan para jagoan di dunia tentara bayaran. Sebenarnya alasan utamanya adalah tak ada yang bisa melakukan strategi Lu Li yang begitu sempurna.
Mungkin ini pertama kalinya dia begitu mengagumi Lu Li.
“Juhua, kembalilah, kita menyerah.” Mo Wangfeng berteriak, membawa pasukannya mundur perlahan lalu meninggalkan medan pertempuran benteng lebih awal.
Sebenarnya tembok benteng sudah dihancurkan, jika benar-benar ingin bertarung habis-habisan, ini mungkin kesempatan langka yang sangat baik.
Namun, Mo Wangfeng yang terkalkulasi hingga babak belur telah kehilangan keyakinan. Dia tidak ingin kehilangan peralatan lagi, langsung menyerahkan kesempatan emas penyerangan kali ini. Menurutnya dalam pertempuran ini dirinya bukan tanpa hasil.
Satu-satunya yang agak menghantui mungkin siapa yang akan dijadikan batu asah berikutnya.
Lu Li tidak memburu mereka. Hubungan antar kelompok pada dasarnya sudah baik, buat apa melakukan Pembersihan Total? Apalagi dalam urusan Tong Yan Wuji, dia benar-benar berterima kasih pada Kakak Feng.
Begitu pasukan penyerang mundur tuntas, Sistem mengumumkan pertahanan Benteng Blackshore berhasil.
Benteng Lembah Abu-abu, Bingtang Xueli diam-diam memandangi tembok benteng yang masih berdiri tegak, menoleh melihat rekan-rekannya yang kepalanya tertunduk lesu di sisinya - termasuk perwakilan yang dikirim dewan direksi - akhirnya menunjukkan senyum pahit.
Di benteng Tanah Tandus, Xiao Mo sudah tidak ada lagi.
Hanya Xishan Bai yang duduk di ambang tembok, kedua kakinya berayun-ayun di luar tembok, terlihat sangat santai.
Masih di area di luar dua menara panah, Wei Yun Dan Yue sedikit menengadah, seolah mengamati seberapa jauh pergerakan beberapa gumpalan awan putih di langit selama rentang waktu ini.
Paviliun Hujan Ringan berhasil mempertahankan benteng mereka.
Kota Wushuang berhasil mempertahankan benteng mereka.
Ibu Kota Kejayaan mempertahankan Lembah Duri - Fajar Bersayap sama sekali tidak memperebutkan wilayah ini, mereka juga menipu Shanghua Pinyu dengan mengambil alih salah satu peta baru yaitu Pilar Batu Seribu.
Kawah Anjungan jatuh ke tangan Hongtu Baye, klub baru ini minggu lalu melempar Bukit Hillsbrad yang susah payah direbut, kali ini kembali mengganas ternyata sukses lagi, hanya belum tahu apakah benteng akan terlepas lagi nanti.
Serikat Xuese Zhanqi—yang waktu itu merampas Bukit Hillsbrad dari Hongtu Baye—yakni guild tempat Shanghua Pinyu bernaung.
Masih menjadi milik Xuese Zhanqi, Shanghua Pinyu sebenarnya juga tidak dirugikan.
